commit to user
53
wirausaha
entrepreneur
. Schumpeter tidak terlalu menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk maupun aspek keterbatasan sumber daya
alam dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Schumpeter, masalah penduduk tidak dianggap sebagai aspek sentral dari proses pertumbuhan
ekonomi Boediono, 1985: 47.
2.1.3 Teori Pembangunan Daerah
Pembangunan ekonomi daerah pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu
daerah meningkat dalam jangka panjang Lincolin Arsyad, 1999: 14. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup
pembentukkan institusi-institusi baru, pembangunan industry-industri alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan
jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru. Kesemuanya ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang
kerja untuk masyarakat daerah Lincolin Arsyad, 1999: 108-109 Menurut Blakely 1989 dalam Lincolin Arsyad 1999: 108,
pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada
dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut.
commit to user
54
Pembangunan ekonomi
oleh beberapa
ekonom dibedakan
pengertiannya dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Sadono Sukirno 2000, pembangunan ekonomi diartikan sebagai berikut :
1. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, yaitu tingkat pertambahan
GDPGNP pada suatu tingkat tertentu adalah melebihi tingkat pertambahan penduduk.
2. Perkembangan GDPGNP yang berlaku dalam suatu daerahNegara diikuti
oleh perombakan dan modernisasi struktur ekonominya.
2.1.4 Perencanaan dan Teori Pembangunan Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan berbagai sumber daya yang
tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai-nilai sumber daya swasta secara bertanggung jawab
Lincolin Arsyad, 1999: 127. Teori pembangunan daerah banyak dikemukakan oleh para ahli.
Teori-teori pembangunan daerah oleh para ahli dalam Lincolin Arsyad 1999: 116-118 diuraikan sebagai berikut :
1. Teori basis ekonomi Economic Base Theory
Teori Basis Ekonomi
Economic Base Theory
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh faktor
berhubungan langsung dengan permintaan yang bersifat
exogenus
tidak bergantung pada kekuatan
intern
permintaan lokal akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumber
commit to user
55
daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk di ekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja. Strategi
pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan kepada dunia usaha yang
mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. Model ini menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-
kekuatan pasar secara nasional maupun global, namun model ini sangat berguna untuk menentukan keseimbangan antara jenis-jenis industry dan
sektor yang dibutuhkan masyarakat untuk mengembangkan stabilitas ekonomi.
2. Teori Ekonomi Neo Klasik
Teori ini memberikan dua konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan equilibrium dan mobilitas faktor
produksi. Sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal bias mengalir tanpa restriksi pembatasan. Oleh karena itu,
modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang berupah rendah.
3. Teori Lokasi
Model pengembangan industry kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar.
Perusahaan-perusahaan cenderung
memilih lokasi
yang dapat
meminimumkan biaya namun memaksimalkan peluangnya untuk mendekati pasar.
commit to user
56
4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral
central place theory
menganggap bahwa ada hirarki tempat
hierarchy of places
dimana setiap sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumber daya
industry dan bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang
mendukungnya. Teori ini dapat diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
5. Teori Kausasi Kumulatif
Kondisi daerah-daerah di sekitar kota yang semakin memburuk menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif
cumulative causation
ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderung memperparah ketimpangan antar daerah-daerah tersebut. Daerah yang maju mengalami
akumulasi keunggulan kompetitif dibandingkan daerah-daerah lainnya. 6.
Model Daya Tarik Attraction Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi
pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
2.1.5 Teori interaksi wilayah