Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berfikir

50

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan terhadap penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dengan judul: Pengaruh strategi pembelajaran kontekstual dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar bidang studi pendidikan Agama Islam siswa di SMP Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Pelajaran 20112012. Setelah dilakukannya analisa terhadap hasil penelitian dikemukakan kesimpulan bahwa strategi pembelajaran kontekstual dan kecerdasan jamak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi hasil belajar siswa pendidikan Agama Islam. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif dengan judul : Penerapan Strategi kontekstual dan kecerdasan jamak dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi tabung dan kerucut pada siswa SMP Negeri 1Kecamatan Air Joman Tahun Pelajaran 20092010. Dari hasil analisa data penelitian dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan strategi pembelajaran kontekstual dan kecerdasan jamak mempengaruhi terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi tabung dan kerucut pada siswa SMP Negeri 1 Kecamatan Air Joman Tahun Pelajaran 20092010. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hanik Afifah dengan judul: Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI I’anatul Athfal Cengkalsewu kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 20102011. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa terhadap data penelitian dikemukakan kesimpulan bahwa kecerdasan spiritual mempengaruhi terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI I’anatul Athfal Cengkalsewu kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 20102011. 51

C. Kerangka Berfikir

Dalam upaya meningkatkan efektivitas kegiatan belajar, guru sangat perlu memiliki keahlian memahami dan memilih strategi mengajar untuk membelajarkan siswa-siswanya.Strategipembelajaran hendaknya tidak melupakan karakteristik siswa yang dibelajarkan. Artinya strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswanya. Strategi pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang disusun berdasarkan urutan tertentu dengan media dan alokasi waktu yang digunakan oleh pengajarguru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu pula. Suatu strategi pembelajaran yang efektif apabila dengan menerapkan strategi tersebut, siswa dapat lebih mudah menyerap, memahami dan melaksnakan maksud informasi yang diberikan. Dalam memahami konsep-konsep pembelajaran Akidah Akhlak,proses pembelajaran hendaknya dimulai dari konsep yang jelas. Pembelajaran Akidah Akhlak yang diajarkan dengan strategi kontekstual membantu siswa mengembangkan keterampilan proses dan berfikir kritis. Disamping itu juga dengan strategikontekstual dapat membentuk karakter siswa untuk menemukan sendiri, kreatif, mengaktualisasikan diri, mempraktekkan bahkan mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang tak terhitung banyaknya. Dengan strategi kontekstual seluruh alat panca inderanya akan terasah, kualitas otak akan meningkat, serta akan mampu mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan menggunakan strategi kontekstual dapat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh dalam arti pendalaman dari pengertian, dan strategi kontekstual membangkitkan gairah pada siswa, memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. Strategi kontektual juga menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.Strategi ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan, Strategi kontektual berpusat pada siswa, dan 52 membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak. Pembelajaran dengan strategi ekspositori guru cenderung lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan siswa adalah pasif. Mereka dituntut diam dengan melipat tangan didada melihat dan mendengarkan penjelasan-penjelasan dari guru, kemudian mencatatnya dalam buku catatan. Penjelasan-penjelasan yang diberikan guru tentang materi dicatatkan dalam buku catatan tanpa komentar, karena strategiekspositori ini mengindikasikan bahwa informasi atau penjelasan yang diberikan guru tidak perlu dikomentari karena pasti sudah benar. Posisi siswa dalam pembelajaran adalah sebagai objek pembelajaran saja tanpa berbuat dengan mengeluarkan hasil pemikirannya. Kreativitas siswa terkungkung dan tidak berkembang. Dengan strategi ekspositori tidak membuat perkembangan otak siswa secara maksimal. Dengan demikian hasil belajar Akidah Akhlak siswa pun akan rendah. Dengan strategi kontekstual dalam melakukan aktivitas belajar akan mengembangkan kemampuan belajar siswa secara maksimal, sedangkan strategi ekspositori, siswa akan kurang memiliki perkembangan kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diduga bahwa hasil belajar Akidah Akhlak siswa akan lebih tinggi jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kontekstual dari pada jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Seorang siswa yang memiliki kecerdasan spiritual, maka ia akan senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mengembangkan segenap potensi kebaikan yang eksis pada dirinya, sehingga apa yang diharapkannya menjadi kenyataan come true. Kecerdasan spiritual yang dimiliki siswa dapat memberikan pertolongan kepadanya dalam hal mengatasi berbagai macam dilema, sehingga ia mampu menyikapi kemelut tersebut dengan arif dan bijaksana serta penuh ketenangan. Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan inteligensi dan kecerdasan emosional. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan spiritual, biasanya mempunyai dedikasi kerja yang lebih tulus dan jauh dari kepentingan pribadi selfish, apalagi bertindak dzalim kepada orang lain unfair treatment. 53

D. Hipotesis Penelitian