Eksisting Tapak Sirkulasi a. Sirkulasi Kendaraan

54

BAB IV ANALISA

4.1. Analisa Tapak

4.1.1. Eksisting Tapak

 Lokasi tapak : Jl. Letjend. Djamin Ginting, komp. Royal Sumatera  Luas lahan : ± 3 Ha.  KDB : 60  Bangunan Eksisting : Lahan Kosong  Kontur : Relatif datar  Iklim Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minim um antara 23.3°C-24.4°C dan suhu m aksim umnya antara 30.7°C-33.2°C. Gambar 4.1 Exiting Tapak UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55  Potensi Lahan : - Transportasi lancar dan jalan yang lebar. - Berada dekat dengan danau - Kawasan asri - Memiliki jalur utilitas yang baik - Berdasarkan WPP E Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota - Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jl. Letjend. Djamin Ginting, kompleks Royal Sumatera. - Pencapaian site relatif mudah dikarenakan banyaknya angkutan umum yang berada dikawasan tersebut. - Kawasan dekat dengan sarana pendidikan, perkantoran, permukiman. Di bagian barat tapak berbatasan dengan Danau. Di bagian Selatan tapak berbatasan Lahan Kosong Gambar 4.2 Batas Tapak Timur tapak berbatasan dengan lahan kosong Utara tapak berbatasan dengan jalan perumahan royal Sumatera UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 56  Batas Tapak - Batas Utara : Jalan Kompleks Perumahan Royal Sumatera - Batas Selatan : Lapangan Golf - Batas Timur : Jalan Kompleks Perumahan Royal Sumatera - Batas Barat : Danau

4.1.2. Sirkulasi a. Sirkulasi Kendaraan

 Perencanan sirkulasi Departemen Pekerjaan Umum 1. Sirkulasi Kendaraan - Rancangan dari sistem jalan harus membentuk lingkungan yang aman tetapi tidak membatasi akses dan keterbukaan dari luar kawasan. Gambar 4.3 Analisa Sirkulasi kendaraan  Sirkukasi utama kendaraan berada pada Jl.Djamin Ginting yang lebarnya ± 14m dan jl. Komp. Royal Sumatera yang lebarnya ± 10m. juga merupakan jalan 2 arah.  Kondisi jalan pada jl. Djamin Ginting cukup padat pada jam -jam tertentu  Keadaan jl. Komp. Royal Sumatera cukup baik dengan median jalan ±1m. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57 - Pencapaian menuju dan dari bangunan ke dalam kawasan ini harus melalui jalan lingkungan. - Rancangan dari sistem jalan pada banguan harus mempertimbangkan agar tidak menjadi jalan pintas menuju kawasan lain. - Standar lebar jalan lingkungan harus memperhatikan faktor keselamatan, yaitu pencapaian mobil pemakan kebakaran dan ambulan. - Pada jalan lingkungan bangunan perlu mempertimbangkan geometri jalan yang memperlambat kendaraan untuk keamanan pejalan kaki. - Jalan lingkungan harus terintegrasi dengan sistem drainase jalan dan kawasan untuk kualitas jalan dan sistem tata air tetap terjaga 2. Sirkulasi Kendaraan Umum - Jalur kendaraan umum tidak melalui jalan-jalan lingkungan didalam kawasan . - Jarak pemberhentian kendaraan umum dengan kawasan pemukiman memperhatikan kenyamanan pejalan kaki, yaitu dalam jarak 400 m. - Pemberhentian shelterhalte kendaraan umum ditentukan pada titik- titik akses utama menuju banguan. Gambar 4.4 Analisa Sirkulasi kendaraan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58 Resume. - Sirkulasi kendaraan dalam tapak direncanakan memperhatikan faktor keselamatan, yaitu pencapaian mobil pemadam kebakaran dan ambulan. - Pada jalan dalam tapak mempertimbangkan geometri jalan yang memperlambat kendaraan untuk keamanan pejalan kaki. -

b. Sirkulasi Pejalan Kaki