Perancangan Informasi Deteksi Dini Sindrom Asperger Melalui Video Motion Graphic
(2)
(3)
(4)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
a. Nama Lengkap : Arby Fadhil Abdillah
b. Tempat Tanggal Lahir : Lubuk Sikaping, 24 November 1993 c. Agama : Islam
d. Alamat : Jl.Cemara VII No.9 Rt/Rw 003/001 Kel.Pasteur Kec.Sukajadi, Bandung e. Kontak : 082315419817
f. Email : [email protected]
2. Data Keluarga a. Nama orang tua
Ayah : Wawan Gunawan Ibu : Harmalianis b. Agama orang tua
Ayah : Islam Ibu : Islam c. Pekerjaan orang tua
Ayah : Petani
Ibu : Ibu Rumah Tangga d. Anak ke : 1 (Satu)
g. Alamat : Ophir Blok B No.114 Kab.Pasaman Barat, Sumatera Barat.
3. Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN 55 Sarik
b. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Luhak Nan Duo c. Sekolah Menengah Kejuruan : SMAN 1 Luhak Nan Duo
(5)
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN INFORMASI DETEKSI DINI SINDROM ASPERGER MELALUI VIDEO MOTION GRAPHIC
DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016
oleh:
Arby Fadhil Abdillah NIM. 51912044
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(6)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas segala limpahan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir pada jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia dengan judul “Perancangan Informasi Deteksi Dini Sindrom Asperger melalui video Motion Graphic”
Atas dukungan moril dan materil yang selalu orang tua berikan penulis ucapkan banyak terimakasih, serta kepada ibu Tiara Isfiaty, M.SN selaku dosen pembimbing yang memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam pengerjaan makalah ini masih saja ada kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, 02 Agustus 2016 Penulis,
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ...
ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ...
BAB II. INFORMASI DETEKSI DINI SINDROM ASPERGER MELALUI VIDEO MOTION GRAPHIC ... II.1 Pengertian Sindrom ... II.1.2 Pengertian Sindrom Asperger ... II.1.3 Tanda dan Gejala Sindrom Asperger ... II.1.3.1 Pengertian Sosialisasi ... II.1.3.2 Tujuan Sosialisasi ... II.1.3.3 Pengertian Komunikasi ... II.1.3.4 Pengertian Motorik ... II.1.3.5 Pengertian Sensorik ... II.1.4 Definisi Media ... II.1.5 Definisi Informasi ... II.1.6 Definisi Media Informasi ...
i ii iii iv v vi ix xi xii 1 1 3 3 4 4 5 5 5 6 7 8 9 10 11 12 12 12
(8)
II.2 Peran Orang Tua dalam Deteksi Dini Sindrom Asperger ... II.2.1 Penyebab Sindrom Asperger ... II.2.2 Penanganan yang dapat dilakukan ... II.3 Analisa Masalah ... II.3.1 Hasil Kuisioner ... II.4 Kondisi Khalayak ... II.5 Kesimpulan dan Solusi ...
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN ... III.1 Strategi Perancangan ... III.1.1 Tujuan Komunikasi ... III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... III.1.3 Materi Pesan ... III.1.4 Gaya Bahasa ... III.1.5 Khalayak Sasaran ... III.1.6 Consumer Insight ... III.1.7 Consumer Journey ... III.1.8 Pemberi Mandat ... III.1.9 Stratege Kreatif ... III.1.9.1 Konten ... III.1.9.2 Storyline ... III.1.9.3 Storyboard ... III.1.10 Strategi Media ... III.1.11 Strategi Distribusi ... III.2 Konsep Visual ... III.2.1 Format Desain ... III.2.2 Tata Letak (Layout) ... III.2.3 Huruf ... III.2.4 Warna ... III.2.5 Ilustrasi ... III.2.6 Audio ...
13 14 14 15 15 18 18 20 20 20 20 21 21 22 22 22 24 24 25 27 29 30 33 33 34 35 35 35 36 38
(9)
BAB IV. TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... IV.1 Teknis Produksi Media ... VI.2 Media Utama ... VI.2.1 Pra Produksi ... VI.2.2 Produksi ... VI.3 Media Pendukung ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
39 39 42 42 44 52
59 60
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Ilustrasi Gangguan Sindrom Asperger ... Gambar II.2 Ilustrasi anak sedang bersosialisasi ... Gambar II.3 Ilustrasi gangguan komunikasi ... Gambar II.4 Ilustrasi saraf motorik ... Gambar II.5 Ilustrasi saraf sensorik ... Gambar II.6 Neurologis ... Gambar II.7Diagram pengetahuan masyarakat mengenai Sindrom Asperger Gambar II.8 Diagram ketertarikan masyarakat untuk mengetahui tentang Sindrom Asperger ... Gambar II.9 Diagram pendapat masyarakat mengenai Sindrom Asperger ... Gambar II.10 Diagram pendapat masyarakat mengenai pentingnya untuk mengetahui gejala dini Sindrom Asperger ... Gambar II.11 Diagram pendapat masyarakat mengenai pentingnya
keberadaan media informasi ... Gambar II.12 Logo – logo sosial media ... Gambar III.1 Logo Dwipayana ... Gambar III.2 Storyboard ... Gambar III.3 Tampilan saat video diputar ... Gambar III.4 Jenis huruf yang digunakan ... Gambar III.5 Contoh warna yang digunakan ...
Gambar VI.1 Proses pembuatan karakter Andy ... Gambar VI.2 Proses pembuatan karakter Sany ... Gambar VI.3 Proses pembuatan karakter Rudi ... Gambar VI.4 Proses pembuatan karater Ibu ... Gambar VI.5 Proses pembuatan karakter Ayah ... Gambar VI.6 Proses pembuatan karakter Psikolog ... Gambar VI.7 Storyboard ... Gambar VI.8 Setting scene 1 ...
6 8 9 10 11 14 16 16 17 17 18 19 24 30 34 35 36 39 40 40 41 41 42 43 44
(11)
Gambar VI.9 Setting scene 2 ... Gambar VI.10 Setting scene 3 ... Gambar VI.11 Setting scene 4 ... Gambar VI.12 Setting scene 5 ... Gambar VI.13 Setting scene 6 ... Gambar VI.14 Setting scene 7 ... Gambar VI.15 Setting scene 8 ... Gambar VI.16 Setting scene 9 ... Gambar VI.17 Setting scene 10 ... Gambar VI.18 Proses animasi scene 1 ... Gambar VI.19 Proses animasi scene 2 ... Gambar VI.20 Proses animasi scene 3 ... Gambar VI.21 Proses animasi scene 4 ... Gambar VI.22 Proses animasi scene 5 ... Gambar VI.23 Proses animasi scene 6 ... Gambar VI.24 Proses animasi scene 7 ... Gambar VI.25 Proses animasi scene 8 ... Gambar VI.26 Proses animasi scene 9 ... Gambar VI.27 Proses animasi scene 10 ... Gambar VI.28 Proses penggabungan dan proses memberi audio ... Gambar VI.29 Proses rendering video yang sudah selesai ... Gambar VI.30 Poster ... Gambar VI.31 Brosur bagian luar ... Gambar VI.32 Brosur bagian dalam ... Gambar VI.33 Stiker ... Gambar VI.34 Flyer ... Gambar VI.35 Kalender ... Gambar VI.36 Mug ... Gambar VI.37 X Banner ... Gambar VI.38 Gantungan kunci ... Gambar VI.33 Pin ...
44 45 45 45 46 46 46 47 47 48 48 48 49 49 49 50 50 50 51 51 52 53 53 54 54 55 56 56 57 57 58
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Consumer Journey ... Tabel III.2 Storyline ... Tabel III.3 Jadwal distribusi ...
23 27 33
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Storyboard ... Lampiran B Sketsa ...
59 60
(14)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Attwood, Tony., Sindrom asperger:Panduan bagi orang tua dan professional, Terj. Santi Indra Astuti, Jakarta, 2005
Kusrianto, Adi., Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta, 2007
Sumber Jurnal Internet
SOSIALISAI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN. Diambil dari:
https://ikaribajuwanita.files.wordpress.com/2011/05/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian.pdf
Rahayu. KOMUNIKASI . Diambil dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf
Anurogo, Dito., & Ikrar, Taruna. (2015) SINDROM ASPERGER. CDK-225/vol.42 no.2. th 2015. Diambil dari: http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_225Sindrom%20Asperger.pdf
Tanriady, Shella., Hartanti.,& Kartika, Aniva.(2013). PENGARUH SOCIAL
STORIES TERHADAP KETERAMPILAN KOMUNIKASI
PRAGMATIS ANAK DENGAN SINDROM ASPERGER. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya.
Sumber Atikel Internet
The Children Indonesia. (2011). SINDROM ASPERGER, DETEKSI DINI DAN
PENANGANANNYA. Diambil dari:
HTTPS://KLINIKAUTIS.COM/2011/10/23/SINDROM-ASPERGER-DETEKSI-DINI-DAN-PENANGANANNYA/
Teda Ena, Ouda. Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak
(15)
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan psikologis pada anak merupakan proses yang berjalan secara alami, namun dalam hal ini juga diperlukan peran dari orang tua untuk memantau perkembangan psikologis tersebut. Orang tua dituntut untuk teliti agar apabila dideteksi suatu kelainan dalam perkembangan psikologis pada anak, orang tua dapat memberikan pananganan awal yang tepat. Kelainan Psikologis pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam hal pemahaman, komunikasi, dan interaksi. Akan tetapi faktor terbesar yang dapat mempengaruhi kelainan psikologis pada anak adalah faktor genetik yang diturunkan dari orang tua.
Sindrom Asperger merupakan salah satu kelainan psikologis yang dapat diderita anak dan dapat berlanjut hingga dewasa. Sindrom Asperger merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial (Klin & Volkmar, 1997) dalam situs http:// komunitas-puterakembara.net/joomla/sindrom-asperger.html. Pada dasarnya penderita Sindrom Asperger berbeda dengan penderita kelainan psikologis yang lainnya khususnya Autis, karena penderita Sindrom Asperger memiliki IQ. yang normal atau bahkan diatas rata-rata. Beberapa diantaranya memiliki bakat atau keterampilan dibidang tertentu. Hal ini berbeda dengan penderita kelainan Psikologis lainnya yang pada umumnya memiliki IQ. dibawah rata-rata. Namun karena penderita Sindrom Asperger memiliki kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial, menyebabkan mereka kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Secara fisik perbedaan penderita Sindrom Asperger tidak terlihat. Perbedaan akan terlihat saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Penderita Sindrom Asperger cenderung selalu berbicara formal dalam kondisi apapun. Penderita Sindrom Asperger juga sulit untuk melakukan kontak mata saat berkomunikasi atau tidak mempertahankan kontak mata dengan lawan bicaranya. Hal ini disebabkan karena penderita Sindrom Asperger mengalami kesulitan dalam berbahasa dan
(16)
memahami perasaan orang lain, penderita Sindrom Asperger juga cenderung tidak memahami norma- norma yang berlaku didalam lingkungannya. oleh karena itu dalam beberapa kasus penderita Sindrom Asperger mengalami kesulitan dalam berteman, mereka juga sering melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan juga suka menyibukkan diri dengan suatu hal yang menarik minat atau perhatian mereka. Hal ini yang membuat penderita Sindrom Asperger terlihat lebih senang menyendiri dibandingkan bergabung dengan teman sebayanya.
Terdapat beberapa ciri-ciri umum dan ciri-ciri klinis yang dapat dijadikan patokan awal untuk mendiagnosa, diantaranya:
1. Ciri-ciri umum
Kurangnya keterampilan sosial
Kurang mampu melakukan komunikasi dua arah
Minat yang luar biasa pada subjek tertentu
Tidak dapat membaca bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan perasaan orang lain
Lebih senang menyendiri 2. Ciri-ciri klinis
Kurang berempati
Kurang mampu untuk menjalin pertemanan atau persahabatan
Perkataannya menonjolkan pengetahuannya dan dilakukan berulang-ulang
Kurang mengerti bahasa nonverbal
Gerakan-gerakannya kurang terkoordinasi dengan baik, serta sikap tubuh yang ganjil.
Berdasarkan pengajuan pertanyaan kepada Dr.Mesha Syafitra yang penulis lakukan melalui situs www.alodokter.com, Sindrom Asperger termasuk kedalam ruang lingkup Autism Spectrum Disorder (ASD) yaitu gangguan perkembangan yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang mulai dideteksi pada masa kanak-kanak. Gagguan ini tidak dapat disembuhkan, namun
(17)
penderita Sindrom Asperger ini, yaitu dengan bantuan pendidikan dan terapi perilaku khusus.
Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, oleh karena itu ada baiknya bagi orang tua untuk memahami apa saja gejala-gejala dari Sindrom Asperger yang dapat diderita oleh anaknya sedini mungkin. Orang tua dituntut untuk selalu memantau perkembangan anak agar apabila terdeteksi gejala-gejala orang tua dapat mengambil tindakan awal yang tepat. Tetapi dalam hal ini berdasarkan hasil kuisioner yang sudah disebar masih banyak orang tua yang belum mengetahui mengenai Sindrom Asperger ini. Hal ini dapat disebabkan karena belum begitu banyak media yang dirancang untuk memberikan informasi mengenai Sindrom Asperger. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan sebuah media yang dapat memberikan informasi mengenai Sindrom Asperger ini, khususnya mengenai ciri-ciri klinis dan gejala awal anak dapat didiagnosa mengidap Sindrom Asperger.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dari topik Sindrom Asperger ini, yaitu:
Sindrom Asperger merupakan kelainan psikologis yang menyebabkan pengidapnya kesulitan dalam berinteraksi sosial dan secara fisik tidak terlihat.
Masih banyak orang tua yang belum mengetahui mengenai Sindrom Asperger.
Perlunya media yang dapat memberikan informasi kepada khalayak khususnya orang tua dalam mendeteksi Sindrom Asperger, agar apabila terlihat gejala-gejala dapat mengambil tindakan yang tepat.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah adalah bagaimana merancang informasi dengan media yang mudah dipahami, dan berfungsi untuk memberikan informasi mengenai gejala-gejala
(18)
awal Sindrom Asperger dan langkah yang dapat dilakukan apabila terlihat gejala-gejala.
1.4 Batasan Masalah
Karena banyaknya masalah yang diteliti, maka perlu kiranya membatasi permasalahan yang akan diteliti. Masalah akan difokuskan pada informasi deteksi dini gejala-gejala awal Sindrom Asperger dan langkah yang dapat dilakukan.
1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat merancang media informasi mengenai gejela-gejala awal Sindrom Asperger agar dapat membantu orang tua agar dapat mendeteksi sedini mungkin dan mengambil tindakan yang tepat apabila terlihat gejala -gejala. Sedangkan manfaat perancangan adalah:
Manfaat bagi Khalayak
Orang tua dapat memanfaatkan media untuk mendapatkan informasi mengenai gejala-gejala awal sedini mungkin dan dapat melakukan tindakan yang tepat.
Manfaat bagi Penulis
Melalui perancangan media informasi ini, penulis mendapatkan pengalaman dalam merancang sebuah media informasi yang efektif sesuai dengan yang dibutuhkan khalayak.
(19)
BAB II. INFORMASI DETEKSI DINI SINDROM ASPERGER MELALUI VIDEO MOTION GRAPHIC
II.1 Pengertian Sindrom
Sindrom menurut ilmu kedokteran dan psikologi, adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul
bersamaan. Kata sindrom berasal dari bahsa Yunani yang berari “berlari bersama”, seperti yang terjadi pada kumpulan tanda tersebut. Istilah ini sering
digunakan untuk merujuk kumpulan tanda klinis yang masih belum diketahui penyebabnya.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian Sindrom adalah kumpulan gejala atau tanda yang muncul secara bersamaan yang menandai ketidaknormalan tertentu bagi penderitanya.
II.1.2 Pengertian Sindrom Asperger
Berdasarkan pernyataan yang dikutip dari situs komunitas-puterakembara.net, Sindrom Asperger merupakan suatu gejala kelainan perkembangan syaraf otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria yaitu Hans Asperger. Pada tahun 1944 Hans Asperger menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan mengenai pola perilaku dari beberapa anak laki-laki yang memiliki tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, namun memperlihatkan perilaku yang mirip autisme, serta mengalami kekurangan dalam hubungan sosial dan kecakapan komunikasi
Menurut Attwood, penyandang Sindrom Asperger mempunyai IQ.normal sampai dengan diatas rata-rata dan banyak dari mereka memiliki keterampilan atau bakat di bidang tertentu yang dapat menarik minat mereka (Attwood, 1998) dalam situs http:// komunitas-puterakembara.net/joomla/sindrom-asperger.html. Seseorang penyandang Sindrom Asperger memiliki kelemahan dalam berkomunikasi, mereka sering tidak mengerti akan kebiasaan sosial yang ada, sulit ber-empati, tidak peduli dengan perasaan orang lain, terkadang salah menginterpretasikan
(20)
gerakan-gerakan, dan juga memerlukan suatu instruksi yang jelas untuk dapat bersosialisasi.
Gambar II.1 Ilustrasi Gangguan Sindrom Asperger
Sumber: http://khabaranunik.blogspot.co.id/2012/10/peanggulangan-sindrome-asperger.html (Diakses pada12/04/2016)
II.1.3 Tanda dan Gejala Sindrom Asperger
Penyandang Sindom Asperger laki-laki 3-4 kali lebih banyak daripada penyandang Sindrom Asperger perempuan. Sampai sekarang penyebab Sindrom Asperger belum dapat diketahui secara pasti, akan tetapi para ilmuan mayakini faktor keturunan atau genetik dan kelainan struktural pada daerah tertentu diotak sangat berperan penting.
Penyandang Sindrom Asperger dapat dilihat dari beberapa tanda dan gejala, diantanya:
Masalah Sosialisasi
Penyandang Sindrom Asperger sebenarnya ingin berteman tetapi teman-temannya sering menolak dan mengejek.
Penyandang Sindrom Asperger tidak mengerti bagaimana perasaan orang lain.
Penyadang Sindrom Asperger tidak mengerti humor dan norma-norma yang berlaku dilingkungannya.
(21)
Penyandang Sindrom Asperger akan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
Penyandang Sindrom Asperger lebih suka terhadap rutinitas yang menarik perhatian mereka sehingga akan sulit dalam beradaptasi.
Masalah Komunikasi
Dalam percakapan, penyandang Sindrom Asperger akan lebih banyak berbicara tentang hal yang menarik minatnya tanpa berfikir apakah lawan bicaranya tertarik dengan apa yang dibicarakannya.
Sering kali tidak memahami bahasa non verbal seperti ekspresi dan bahasa tubuh orang lain serta kurangnya melakukan kontak mata.
Penyandang Sindrom Asperger akan sangat terobsesi dengan hal-hal yang menarik baginya.
Dalam berbicara sering menggunakan suara yang monoton, datar, formal sehingga akan terlihat aneh dan sulit untuk dimengerti.
Masalah Motorik dan Sensorik
Koordinasi motorik yang kurang (canggung)
Kurang dapat menjaga keseimbangan dan meniru gerakan yang cepat.
Sangat sensitif terhadap suara, raba, rasa, cahaya, bau dan suhu serta tekstur makanan.
II.1.3.1 Pengertian Sosialisasi
Gangguan sosialisasi merupakan salah satu ciri yang dialami oleh pengidap
Sindrom Asperger. Dalam jurnal “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian” dijelaskan “sosialisai adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat.”
Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo dalam “ejurnal ilmu komunikasi,
volume 2, nomor 1,2014:401-418” bahwa sosialisasi mengandung tiga pengertian, yaitu:
(22)
1. Proses Sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi yang mana individu menahan, mengubah dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan yang ada didalam masyarakatnya.
2. Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap-sikap, ide-ide, pola-pola niai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku didalam masyarakat dimana dia hidup.
3. Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan dalam diri pribadinya.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian sosialisasi adalh proses belajar atau penanaman kebiasaan, nilai-nilai, dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok masyarakat.
Gambar II.2 Ilustrasi anak sedang bersosialisasi
Sumber: http://www.merries.co.id/wp-content/uploads/2014/08/35-Tips-Agar-Balita-Mau-Bersosialisasi.jpg (Diakses pada 12/04/2016)
II.1.3.2 Tujuan Sosialisasi
Pada dasarnya setiap orang memiliki tujuan sosialisasi yang sama, yaitu diantaranya:
(23)
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien.
3. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.
II.1.3.3 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses sosial yang mendasar dan vital dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan melakukan komunikasi yang efektif manusia dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Komunikasi adalh proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun langsung melalui media (Effendy, 2006:5) dalam http://repository.usu.ac.id.
Sebagai makhluk sosial komunikasi sangat dibutuhkan sebagai dasar bagi setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi antar manusia bukan hanya saling berbicara, menyapa, ataupun menulis, komunikasi yang dimaksud adalah tentang bagaimana kita memahami orang lain sehingga kita bisa saling memahami antara satu dengan yang lainnya dan mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan orang lain. Hal inilah yang sulit dilakukan bagi penderita Sindrom Asperger karena mereka memiliki kekurangan dalam hal tersebut.
Gambar II.3 Ilustrasi gangguan komunikasi
Sumber: http://www.pijarpsikologi.org/wp-content/uploads/2015/09/Happy-selectivemutism-www.top10magz.com_.jpg (Diakses pada 12/04/2016)
(24)
II.1.3.4 Pengertian Motorik
Menurut Elizabeth B Harlock (1978) dalam http://eprints.uny.ac.id , Motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan adalah :
Otot
Saraf
Otak
Ketiga unsur itu melaksanakan perannya masing-masing dengan saling berinteraksi satu sama lainnya secara positif. Yang artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur-unsur yang lainnya untuk dapat mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Gambar II.4 Ilustrasi saraf motorik
Sumber: http://images.slideplayer.info/11/3204859/slides/slide_14.jpg (Diakses pada 12/04/2016)
(25)
Motorik terbagi dua, yaitu: 1. Motorik Kasar
Adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan otak seseorang.
2. Motorik Halus
Adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk berlajar dan berlatih.
II.1.3.5 Pengertian Sensorik
Berdasarkan ilmu Psikologi Sensorik adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun dari luar tubuh, stimulus tesebut masuk kedalam tubuh melalui organ sensori (Panca Indera). Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sensorik adalah proses masuknya rangsang melalui alat indera keotak kemudian kembali lagi melalui saraf motoris dan berakhir dengan tindakan.
Gambar II.5 Ilustrasi saraf sensorik
Sumber: http://www.aqqila.com/wp-content/uploads/2015/05/Pengertian-Sel-Saraf-Sensorik.jpg (Diakses pada 12/04/2016)
(26)
II.1.4 Definisi Media
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfian berarti perantara atau pengantar. Menurut Bovee (1987) dalam http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc bahwa “media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Jadi, dari pernyataan
diatas dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat yang dijadikan perantara untuk menyampaikan pesan yang bertujuan agar pengguna dapat lebih mudah untuk mencapai suatu tujuan.
II.1.5 Definisi Informasi
Secara umum informasi dapat diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan. Menurut Raymond Mc.Leod dalam
http://www.sarjanaku.com201211pengertian-informasi-menurut-para-ahli.html informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi
penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”.
II.1.6 Definisi Media Informasi
Media Informasi memiliki peran penting dalam penyaluran informasi agar dapat dipahami oleh khalayak. Oleh karena itu sangat penting untuk memilih suatu media informasi yang efektif, karena melalui media informasi manusia dapat mnegetahui informasi dan dapat bertukar pikiran atau berinteraksi satu sama lainnya.
Berdasarkan definisi Media dan Informasi yang sudah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media informasi adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi agar dapat diterima oleh khalayak. Media informasi dapat berbasis digital berupa audio visual, multimedia, web, dan sebagainya atau berbasis cetak berupa buku, poster, flyer, spanduk, dan sebagainya.
(27)
II.2 Peran Orang Tua Dalam Deteksi Dini Sindrom Asperger
Setiap orang tua pasti menginginkan perkembangan anaknya berjalan sebagaimana seharusnya. Namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi gangguan-gangguan tertentu pada anak. Oleh karena itu orang tua dituntut untuk dapat mendeteksi sedini mungkin kemungkinan terjadinya gangguan Sindrom Asperger yang dapat terjadi pada anak, orang tua dituntut untuk teliti dalam memantau perkembangan anak.
Untuk membantu dalam mendeteksi dini Sindrom Asperger, orang tua dapat memperhatikan beberapa tingkah laku anak yang bisa dijadikan patokan awal dalam mendiagnosa Sindrom Asperger sebelum melakukan konsultasi kepada ahli, diantaranya sebagai berikut:
Minat Terbatas
Anak dengan Sindrom Asperger cenderung tertarik pada satu minat saja secara terus menerus dan jarang mengubah ketertarikannya tentang minat tersebut. Sebagai contoh misalnya, anak yang gemar membaca. Anak dengan Sindrom Aperger cenderung memiliki memori hafalan yang telah dibacanya secara detail, namun mengalami kesulitan dalam menyimpulkan apa yang telah dibacanya.
Interaksi dan Komunikasi
Anak dengan Sindrom Asperger cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan karena nak dengan Sindrom Asperger memiliki kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Anak dengan Sindrom Asperger juga mengalami keterbatasan dalm memahami kosa kata yang digunakan dan cenderung mengartikan kosa kata sebagai makna denotatif dibandingkan makna konotatifnya. Sebagai contoh, misalnya kalimat makan bangku sekolahan, diartikan sebagai aktifitas memakan bangku yang ada disekolah, padahal makna konotatifnya adalah mengenyam pendidikan disekolah.
(28)
Kontak mata
Anak dengan Sindrom Asperger cenderung menghindari kontak mata secara langsung ketika sedang berbicara dengan seseorang.
II.2.1 Penyebab Sindrom Asperger
Menurut Attwood hal-hal yang dapat menyebabkan ganguan Sindrom Asperger adalah:
Gangguan pada saat kelahiran atau kehamilan.
Neurologis Sindrom Asperger merupakan suatu gangguan yang mengacu pada disfungsi struktur dan sistem dalam otak.
Faktor genetik yang diturunkan orangtua.
Gambar II.6 Neurologis
Sumber: http://ubpreneur.com/wp-content/uploads/2015/05/pengertian-dasar-neurologi.jpg (Diakses pada 12/04/2016)
Namun berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu psikolog pada salah satu biro konsultasi psikologi, menurut studi terbaru bahwa kedua orangtua yang meiliki IQ diatas rata-rata memiliki resiko memiliki anak pengidap Sindrom Asperger yang lebih besar.
II.2.2 Penanganan yang dapat Dilakukan
Berdasarkan pengajuan pertanyaan yang penulis lakukan kepada Dr.Mesha Syafitra melalui situs www.alodokter.com mengenai metode-metode yang dapat
(29)
dilakukan untuk menangani Sindrom Asperger, ada beberapa jenis penanganan yang biasa diberikan, diantaranya :
Intevensi interaksi sosial, diantaranya Applied Behaviour Analysis (ABA) dengan memberikan tugas tugas sederhana dan Treatment and Education of Autistic and Related Communication (TEACCH) dengan sistem pembelajaran secara komunikasi visual. Pengajaran dan pelatihan untuk orang tua dengan harapan orang tua
berperan aktif dalam membantu meningkatkan kemampuan anak.
Peningkatan kemampuan komunikasi dengan bantuan terapi psikologi, terapi wicara, Picture Excange Communication System (PECS) dengan menggunakan gambar, metode komunikasi makaton yakni dengan menggunakan bahasa isyarat dan simbol.
Penggunaan obat-obatan, namun dengan pertimbangan pemeriksaan jika memang terdapat indikasi.
Dalam menjalani berbagai terapi tersebut, tentunya akan melibatkan berbagai pihak, diantaranya dokter spesialis anak, psikiater, psikolog, ahli terapi wicara dan ahli terapi okupasi. Tentunya, orang tua juga sangat berperan penting agar program yang dilaksakan berjalan dengan baik.
II.3 Analisa Masalah
Secara umum masih banyak orang tua yang belum mengetahui mengenai Sindrom Asperger, diperkuat oleh tanggapan responden dari hasil penyebaran kuisioner. Hal ini merupakan masalah yang perlu diperhatikan karena menyangkut perkembangan anak agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.
II.3.1 Hasil Kuisioner
Hasil kuisioner yang sudah didapat menggambarkan bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai Sindrom Asperger. Hasil yang didapatkan dari kuisioner akan dijadikan panduan dalam menentukan media yang akan digunakan. Berikut adalah beberapa pertanyaan kuisioner:
(30)
Tahukah anda apa yang dimaksud dengan sindrom asperger?
Gambar II.7 Diagram pengetahuan masyarakat mengenai Sindrom Asperger
Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih masih banyak yang belum mengetahui mengenai Sindrom Asperger. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil 84,6 % menjawab tidak tahu.
jika tidak, apakah anda tertarik untuk mengetahui tentang sindrom asperger?
Gambar II.8 Diagram ketertarikan masyarakat untuk mengetahui tentang Sindrom Asperger
Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
(31)
bagaimana sikap anda jika dilingkungan anda ada seseorang yang bertingkah laku tidak seperti pada umumnya ? misal, suka menyendiri, berkomunikasi dengan cara yang cenderung sulit untuk dipahami, sulit untuk berempati, cenderung tidak memahami norma-norma yang berlaku dilingkungan sekitar.
Gambar II.9 Diagram Pendapat masyarakat mengenai Sindrom Asperger Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa masih cukup banyak masyarakat yang ingin mencari tahu penyebab perilaku yang diperlihatkan oleh penderita Sindrom Asperger.
Setelah mengetahui sedikit tentang Sindrom Asperger ini, menurut anda apakah penting khususnya bagi orang tua untuk mengetahui gejala awal sedini mungkin untuk dapat melakukan tindakan secara tepat?
Gambar II.10 Diagram Pendapat masyarakat mengenai pentingnya untuk mengetahui gejala dini Sindrom Asperger.
(32)
Dari hasil diatas dapat daitarik kesimpulan bahwa masyarakat yang menganggap perlu khususnya orang tua untuk mengetahui gejala awal sedini mungkin sangat tinggi.
Menurut anda apakah penting keberadaan suatu media khusus yang menginformasikan tentang sindrom asperger?
Gambar II.11 Diagram Pendapat masyarakat mengenai pentingnya keberadaan media informasi.
Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menganggap pentingnya keberadaan suatu media yang menginformasikan tentang Sindrom Asperger sangat tinggi.
II.4 Kondisi Khalayak
Khalayak yang dijadikan target sekunder dalam penelitian ini pada umumnya adalah remaja dan orang tua. Sedangkan target primer dalam penelitian ini adalah orang tua usia 23-35 tahun, karena orang tua dengan kisaran umur tersebut cenderung masih memiliki anak usia dibawah 6 tahun. Sehingga perlu bagi orang tua untuk teliti dalam mendeteksi Sindrom Asperger pada anak, agar apabila terlihat gejala-gejala orang tua dapat langsung mengambil penanganan yang tepat dengan cara konsultasi dengan ahli.
II.5 Kesimpulan dan Solusi
(33)
sebuah media yang sesuai dengan kedaaan zaman. Dikarenakan pada zaman modern seperti saat sekarang perkembangan teknologi sudah sangat maju, maka kemajuan teknologi itu dapat dijadikan alat untuk memberikan informasi tentang Sindrom Asperger ini. Perkembangan sosial media pada zaman sekarang seperti facebook, twitter, instagram, dan sebagainya bisa dijadikan alat untuk membagikan media informasi yang akan dirancang.
Media informasi yang akan dirancang adalah video Motion Graphic yang berisikan informasi mengenai gejala-gejala dan panduan bagi orang tua untuk mendeteksi dini Sindrom Asperger pada anak. Video Motion Graphic akan dibagikan melalui sosial media yang dapat mendukung pemutaran video. Video
Motion graphic dirasa dapat digunakan oleh semua kalangan dan diharapkan mampu menyampaikan informasi secara efektif. Pemilihan sosial media sebagai alat didasarkan atas tingginya pengguna sosial media di Indonesia. Berdasarkan data pada tahun 2013 dalam website resmi KEMENKOMINFO jumlah pengguna sosial media diIndonesia sangat tinggi, dan Indonesia menempati peringkat 5 terbesar pengguna sosial media didunia. Hal ini yang menjadikan dasar penulis dalam memilih sosial media sebagai alat untuk membagikan informasi melalui video Motion Graphic.
Gambar II.12 Logo-logo Sosial Media
Sumber: http://www.jordysaragih.pro/wp-content/uploads/2014/05/sosmed.jpg (Diakses pada 12/04/2016)
(34)
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan ini merupakan langkah awal dalam pembuatan karya, strategi perancangan pada permasalahan ini adalah agar karya yang dihasilkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya kepada para orang tua agar dapat mengetahui informasi mengenai ciri-ciri awal yang dapat dijadikan acuan awal untuk mendiagnosa Sindrom Asperger. Dalam hal ini ditetapkan Video Motion Graphic sebagai media untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak. Penggunaan Video Motion Graphic ini sebagai media utama didasarkan pada perkembangan Sosial Media pada zaman sekarang ini. Karena pada umumnya sebagian besar masyarakat sudah menggunakan Sosial Media untuk mencari informasi-informasi yang dibutuhkan. Dengan media Video
Motion Graphic ini diharapkan dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh khalayak.
Dalam perencanaan Strategi ini juga perlu dilakukan beberapa pendekatan diantaranya, melalui pendekatan komunikasi, gaya bahasa, khalayak sasaran, strategi kreatif, strategi media, strategi distribusi, waktu penyebaran media.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Dalam perancangan ini, tujuan komunikasi yang ingin dicapai adalah memberikan informasi kepada orang tua yang memiliki anak usia balita agar dapat mengetahui ciri-ciri pengidap Sindrom Asperger, agar apabila terlihat ciri-ciri yang telah disampaikan pada anak, orang tua dapat mengambil tindakan yang tepat sehingga anak masih dapat dilatih untuk mengembangkan kemampuannya.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Untuk mempermudah perancangan maka perlu dilakukan pendekatan komunikasi yang sesuai dengan tujuan dan target sasaran yang ingin dicapai. Dalam hal ini digunakan dua pendekatan komunikasi, yaitu pendekatan Verbal dan pendekatan Visual.
(35)
Pendekatan Verbal
Dalam perancangan ini digunakan pendekatan verbal menggunakan bahasa Indonesia dengan penyampaian bahasa yang informal. Penyampaian informasi dilakukan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan menarik sehingga informasi yang disampaikan dapat melekat diingatan khalayak.
Pendekatan Visual
Pendekatan Visual yang digunakan dalam video Motion Graphic ini adalah dengan menyajikan karakter-karakter yang ada dalam sebuah keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adik, dimana dalam hal ini kakak diilustrasikan sebagai salah satu contoh pengidap Sindrom Asperger. Karakter-karakter tersebut dikemas dalam visual 2 dimensi. Pemilihan gaya visual 2 dimensi didasarkan pada, karena gaya visual 2 dimensi sedang berkembang dan banyak digunakan pada saat ini serta terkesan simpel dan modern.
III.1.3 Materi Pesan
Pesan yang akan disampaikan pada perancangan ini adalah informasi tentang Sindrom Asperger yang meliputi, pengertian, ciri-ciri, bagaimana mendeteksinya, dan bagaimana langkah yang harus diambil bila terlihat gejala-gejala. Selain hal-hal tersebut dalam perancangan ini juga diharapkan mampu memberikan pesan kepada khalayak khususnya kepada orang tua mengenai:
Pentingnya memantau perkembangan anak apabila terjadi kelainan dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Memberikan informasi kepada masyarakat melalui visual yang menggambarkan pengidap Sindrom Asperger agar tidak terjadi salah persepsi terhadap perilaku yang diperlihatkan oleh pengidap Sindrom Asperger.
III.1.4 Gaya Bahasa
Pemilihan gaya bahasa yang tepat berfungsi agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak tanpa menimbulkan persepsi atau arti yang berbeda diantara satu sama lainnya. Dalam perancangan ini digunakan gaya bahasa berupa tulisan yang diiringi dengan narasi, dan menggunakan bahasa Indonesia yang
(36)
tidak terlalu formal serta penyampaian yang sederhana, singkat, jelas, dan juga mudah dipahami.
III.1.5 Khalayak Sasaran
Dalam penyusunan sebuah perancangan maka perlu dilakukan penetapan khalayak sasaran, agar informasi yang akan dirancang dapat terfokuskan pada khalayak yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini dibuat segmentasi sebagai berikut :
Demografis
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 23 - 35 tahun
Sasaran : Orang tua yang memiliki anak balita
Kelas ekonomi : Menengah keatas
Status : Menikah
Pendidikan : SMA, Perguruaan tinggi
Agama : Semua Agama
Geografis
Primer : Masyarakat Kota Bandung
Sekunder : Masyarakat Indonesia
Psikografis
Orang tua yang terbiasa mencari informasi mengenai kesehatan melalui internet.
III.1.6 Consumer Insight
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebar, didapatkan hasil bahwa masih banyak yang belum mengetahui mengenai Sindrom Asperger ini.
III.1.7 Consumer Journey
Consumer Journey sangat bermanfaat untuk menentukan konten apa saja yang akan dimasukkan kedalam video motion graphic sesui dengan target sasaran. Target sasaran dari perancangan ini adalah orang tua yang memiliki anak balita, untuk menentukan media yang akan digunakan dapat dilihat dari aktivitas target
(37)
Tabel III.1 Consumer Journey
Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
waktu Aktivitas Tempat Point Of Contact
05:00 Bangun tidur, wudhu, shalat
Kamar tidur Handphone, Poster, Kasur,
05:30 Beres-beres kamar, mandi.
Kamar tidur, kamar mandi
Bantal, selimut, peralatan mandi
06:30 Sarapan bersama keluarga, Jalan-jalan pagi, mengobrol Meja makan, Ruang tengah, Halaman rumah
Piring, mug, kalender, jam dinding, televisi, stiker.
07:00 – 10:00 Bersih-bersih rumah, memasak, bersantai Dapur, Ruang tengah, ruang tamu, halaman depan
Poster, Kalender, Gantungan kunci, sapu. 10:00-13:00 Makan siang, bersantai, ngemil Ruang tengah, Halaman rumah
Meja, kursi, televisi, mug, gantungan kunci, buku, Smartphone.
13:00-15:30
Tidur siang Ruang tengah, kamar
Jam dinding, mug, kalender, smartphone, poster, pin. 15:30 Bangun tidur,
Mandi
Kamar, Kamar mandi
Poster, handuk, gayung, baju
15:30-18:00 Jalan-jalan, mengobrol, minum teh, memasak Halaman depan, supermarket, ruang tengah, dapur
Piring, sendok, sofa, mug, Poster, Kalender, X banner, stiker, gantungan kunci, Pin, Flyer, Brosur. 18:00-19:00 Makan malam, bersantai, mengobrol Dapur, Ruang tengah
Buku, jam dinding , kalender, gantungan kunci, Pin, televisi, mug.
19:00-21:00
Tidur Ruang tengah, Kamar tidur.
Kalender, mug, gantungan kunci, bantal, kasur.
(38)
III.1.8 Pemberi Mandat
Dalam perancangan Video motion grapic ini bekerja sama dengan pihak terkait yang memberikan informasi mengenai Sindrom Asperger ini, Yaitu Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana yang berdomisili dikota Bandung.
Gambar III.1 Logo Dwipayana Sumber : www.dwipayana.com
III.1.9 Strategi Kreatif
Strategi kreatif merupakan langkah penunjang bagi perancangan yang sudah ditentukan sebelumnya. Strategi kreatif yang tepat diharapkan dapat membantu menjadikan media yang sudah ditentukan agar dapat berfungsi sebagaimana seharusnya, dan dapat menjadi media yang efektif untuk membantu memberikan informasi. Dalam perancangan informasi Sindrom Asperger ini akan dikemas dalam sebuah cerita tentang seorang anak yang mengidap Sindrom Asperger kedalam sebuah video Motion Graphic yang terdiri dari, ilustrasi, teks,ikon-ikon, animasi, narasi, dan musik. Dalam hal ini diharapkan khalayak lebih mudah untuk memahami dan mengingat informasi yang disampaikan didalamnya, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai dengan baik.
Video diawali dengan ilustrasi tangan yang seolah menekan tombol Play untuk memutar video, dan setelah itu akan muncul ilustrasi foto keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, Kakak, dan adik dimana dalam foto tersebut kakak yang
(39)
datar, sementara yang lainnya terlihat gembira. Lalu video dilanjutkan dengan cerita mengenai perbedaan pengidap Sindrom Asperger dengan yang bukan dalam scene yang sama dan frame yang terbagi menjadi dua. Setelah itu berisi penjelasan singkat dan ciri-ciri, dilanjutkan dengan langkah-langkah mendiagnosa, dan diakhiri dengan himbauan untuk tidak perlu khawatir apabila anak terdiagnosa mengidap Sindrom Asperger.
III.1.9.1 Konten
Dalam video Motion Graphic ini terdapat 10 adegan yang masing-masing adegannya memberikan informasi tentang Sindrom Asperger yang berbeda-beda.
Scene 1
Scene 1 adalah cerita singkat mengenai perbedaan anak-anak pada umumnya dengan anak yang mengidap Sindrom asperger. Dalam scene 1 frame dibagi mejadi 2, dalam frame 1 diceritakan adik sedang bermain dengan temannya seperti anak-anak lain pada umumnya, sedangkan frame 2 adalah kakak yang mengidap Sindrom Asperger sedang bermain sendiri dengan koleksi tutup botolnya.
Scene 2
Dalam scene 2 berisi tentang penjelasan singkat tentang Sindrom asperger, yang dikemas dalam tulisan bergerak yang seolah-olah sedang diketik. Bersamaan dengan itu terdapat narasi yang seolah membaca tulisan tersebut. Dalam scene 2 juga terdapat sosok Psikolog yang seolah sedang memberikan informasi.
Scene 3
Scene 3 berisi informasi yang menjelaskan bahwa kakak adalah salah satu contoh pengidap Sindrom asperger. Pada scene 3 terdapat Screen shoot frame 2 pada
scene 1 yang menjelaskan kegiatan kakak yang sedang asyik dengan koleksi tutup botolnya. Terdapat tulisan bergerak dan narasi pada scene ini yang menjelaskan mengenai visual- visual yang ditampilkan.
(40)
Scene 4
Scene 4 berisi informasi yang menjelaskan bahwa adik adalah contoh anak pada umumnya. Pada scene 4 terdapat Screen Shoot frame 1 pada scene 1 yang berisi kegiatan adik yang sedang bermain dengan temannya. Terdapat tulisan bergerak dan narasi pada scene ini.
Scene 5
Pada scene 5 adalah penjelasan mengenai ciri-ciri selanjutnya yang meliputi ciri umum dan ciri klinis. Terdapat tulisan dan narasi yang menjelaskan ciri-ciri tersebut, dan terdapat ilustrasi papan tulis beserta sosok psikolog.
Scene 6
Scene 6 berisi informasi mengenai bagaimana langkah-langkah untuk mendiagnosanya melalui pengamatan perilaku sosial yang ditunjukkan anak. Dalam scene ini terdapat narasi dan ikon-ikon yang seuai dengan penjelasan yang diberikan, dan terdapat ilustrasi sosok kakak yang mengidap Sindrom asperger.
Scene 7
Scene 7 berisi informasi mengenai bagaimana langkah-langkah untuk mendiagnosanya melalui pengamatan kemampuan berbahasa yang ditunjukkan anak. Dalam scene ini terdapat narasi dan ikon-ikon sesuai dengan penjelasan yang diberikan.
Scene 8
Dalam scene ini berisi informasi mengenai bagaimana langkah-langkah untuk mendiagnosanya melalui pengamatan minat & rutinitas dan masalah koordinasi gerak. Dalam scene ini terdapat narasi dan ikon-ikon yang sesuai dengan penjelasan yang diberikan, serta terdapat ilustrasi sosok kakak yang mengidap Sindrom Asperger.
(41)
Scene 9
Scene 9 berisi himbauan agar tidak perlu khawatir apabila anak terdiagnosa mengidap Sindrom Asperger.
Scene 10
Berisi himbauan agar apabila terlihat gejala-gejala segera menghubungi psikolog atau biro konsultasi psikologi unutuk penanganan lebih lanjut.
III.1.9.2 Storyline
Storyline sangat bermanfaat sebagai acuan dalam pembuatan video Motion Graphic agar dalam pembuatan video tidak mengalami kebingungan. Storyline
merupakan garis besar cerita yang sudah disusun sebagai panduan dalam perancangan.
Tabel III.2 Storyline
Sumber: Dokumen pribadi (2016)
SCENE PENJELASAN TULISAN VISUAL AUDIO KETERANGAN
1 Video diawali dengan sebuah icon play yang muncul ditengah, kemuadian ada tangan yang seolah mengklik tombol play itu. Lalu muncul ilustrasi foto keluarga andy, dan dilanjutkan dengan frame yang terbagi menjadi 2, dalam frame 1 adalah adik dan 2 temannya yang sedang bermain mobil-mobilan. Frame 2 andy(pengidap sindrom asperger) yang sedang sibuk sendiri dengan koleksi tutup - Background - Tombol play - Vektor
tangan
- Jendela - Jam dinding - Meja - Lampu
gantung
- Vas bunga - Foto dinding - Lemari kecil - Matahari - awan
Frame 1
- Karakter sany
- Karakter
Rudi
- Mobil-mobilan
- Tombol play
Frame 2
- Karakter
andy
- Koleksi tutup botol
- Tombol play
- Background
music
- Suara
tombol play
- Bumper - Cerita awal
(42)
botolnya. Frame 1 diputar terlebih dahulu, setelah berhenti, baru frame 2 diputar 2 Muncul
karakter psikolog yang menjelaskan tentang sindrom asperger
-SINDROM ASPERGER
-Apa yang anda fikirkan tentang sindrom asperger?
-Sindrom asperger merupakan kelainan psikologis yang ditandai dengan kemampuan berinteraksi sosial yang kurang baik, kecenderungan untuk berbicara mengenai hal – hal tertentu yang sangan diminati, dan ketertarikan pada hal – hal tertentu saja.
- Karakter psikolog - ikon kaget
- Background musik
- Narasi - Efek suara
- Penjelasan singkat mengenai sindrom asperger
3 muncul karakter psikolog yang akan memberitahu bahwa andy adalah salah satu contoh anak yang mengidap sindrom asperger. Saat menjelaskan muncul screnshoot akhir cerita dipojok kanan atas dan kiri atas serta tulisan penjelasan muncul disebelahnya.
- Andy adalah contoh
pengidap sindrom asperger yang berusia 5 tahun
- Andy selalu sibuk dengan koleksi tutup botolnya, andy juga lebih senang menyendiri daripada bermain bersama dengan teman sebayanya
- Sany adalah adik andy, berbeda dengan andy, sany lebih senag bermain dengan rudi seperti anak – anak lain pada umumnya.
-Screenshoot
akhir cerita andy
-Icon sedih
-Screenshoot akhir cerita sany dan rudi
-Icon senang
- Background
musik
- Narasi
- Efek suara
- Penjelasan
cerita singkat
4 Ciri- ciri selanjutnya
- Lalu bagaimana ciri – ciri selanjutnya?
- Karakter psikolog
- Ikon tanda tanya
- Background musik
- Narasi
- Efek suara
- Pertanyaan ciri – ciri selanjutnya 5 Psikolog
menjelaskan ciri umum dan dilanjutkan dengan ciri klinis.
Ciri ciri umum: 1. Kurangnya
keterampilan sosial 2. Minat yang luar
biasa pada subjek tertentu 3. Tidak dapat
membaca bahasa tubuh, ekspresi wajah dan perasaan orang lain 4. Lebih senang
menyendiri Ciri ciri klinis :
1 Kurang berempati 2 berinteraksi 1 arah
- Karakter
psikolog
- Papan tulis
- Background
musik
- Narasi
- Efek suara
- Penjelasan ciri
umun dan klinis
(43)
pertemanan 4 Perkataannya menonjolkan pengetahuannya dan dilakukan berulang-ulang 5 Kurang mengerti
bahasa nonverbal 6
Gerakan-gerakannya tidak terkoordinasi Dengan baik, serta sikap tubuh yang ganjil
6 Menjelaskan langkah awal untuk mendiagnosa bagi orang tua
- Bagaimana langkah
awal
mendiagnosanya
- 1.Perilaku sosial
- Karakter
andy
- Ikon – ikon
yang mendukung penjelasan - Background musik - Narasi - Efek suara
- Penjelasan
langkah awal mendiagnosa melalui perilaku sosial
7 Menjelaskan langkah awal mendiagnosa melalui kemampuan berbahasa
- Bagaimana langkah awal
mendiagnosanya?
- 2.kemampuan
berbahasa
- Berbicara formal
- Berkomentar yang tidak berhubungan
- Nada bicara datar
- Ikon – ikon yang mendukung penjelasan - Background musik - Narasi - Efek suara
- Penjelasan langkah awal mendiagnosa melalui kemampuan berbahasa
8 Menjelaskan langkah awal mendiagnosa melalui minat dan rutinitas
- Bagaimana langkah awal
mendiagnosanya?
- 3.Minat dan
rutinitas
-- Karakter andy
- Ikon – ikon
yang mendukung penjelasan - Background musik - Narasi - Efek suara
- Penjelasan langkah awal mendiagnosa melalui minat dan rutinitas 9 Menjelaskan
langkah awal mendiagnosa melalui melalui masalah koordinasi gerak
- Bagaimana langkah awal mendiagnosanya? - 4.Masalah koordinasi gerak - Karakter andy
- Ikon – ikon
yang mendukung penjelasan - Background musik - Narasi - Efek suara
-Penjelasan langkah awal mendiagnosa melalui masalah koordinasi gerak. 10 Ajakan bagi
orang agar tidak perlu khawatir, dan arahan untuk menghubungi biro konsultasi psikolog apabila terlihat gejala – gejala.
- Bangunan biro konsultasi psikologi - Awan - Langit - Pohon - Cahaya matahari - Background musik - Narasi
- Efek suara
-Penjelasan apa yang harus dilakukan apabila terlihat gejala - gejala
III.1.9.3 Storyboard
Perancangan storyboard dengan mengikuti alur cerita yang sudah disusun didalam
storyline sebelumnya sangat bermanfaat sebagai acuan dalam layouting
(44)
Gambar III.2 Storyboard
Sumber: Dokumen pribadi (2016)
III.1.10 Strategi Media
Pemilihan media yang tepat sangat berperan penting dalam perancangan agar informasi yang ingin disampaikan dapat tercapai dengan baik. Video Motion Graphic diharapkan dapat menjadi media yang tepat dalam permasalahan ini. Dalam hal ini video motion graphic ditempatkan sebagai media yang memberikan
(45)
Dengan kemajuan teknologi pada zaman sekarang video Motion Graphic dapat dimanfaatkan sebagai media utama, karena target sasaran adalah masyarakat menengah keatas yang pada umumnya adalah pengguna aktif sosial media. Hal ini dapat memudahkan dalam penyebaran video Motion Graphic ini. Namun sebagai pendukung diperlukan beberapa media tambahan yang berfungsi sebagai pendukung dalam penyebaran video Motion Graphic ini.
a. Media Utama
Motion Graphic merupakan media yang sedang berkembang dan banyak digunakan dalam memberikan informasi pada saat ini. Video Motion Graphic
ini nantinya akan disebar dengan memanfaatkan Sosial media yang sedang berkembang saat ini.
b. Media Pendukung
Media pendukung berfungsi sebagai media pelengkat yang dapat membantu dalam penyebaran video Motioon Graphic ini. Dalam hal ini terdapat beberapa media pendukung yang digunakan, diantaranya:
Media Cetak
Poster
secara garis besar poster merupakan media publikasi, sosialisasi, pemberitahuan yang terdiri dari kata-kata, gambar-gambar atau gabungan antara keduanya yang umumnya dipasang ditempat-tempat umum. Poster merupakan media yang cukup efektif untuk menyebarkan informasi mengenai keberadaan video Motion graphic ini. Poster dapat ditempel ditempat-tempat umum sehingga semua orang dapat membaca dan mengetahui informasi mengenai video Motion Graphic ini.
Brosur
Brosur juga merupakan media cetak yang lebih kecil dan berisi informasi mengenai video Motion Graphic ini. Penyebaran brosur dapat dilakukan
(46)
dengan membagikan kepada khalayak ditempat-tempat umum seperti Car free day, taman-taman kota, dan tempat berkumpul lainnya.
Stiker
Stiker digunakan sebagai media pengingat bagi khalayak mengenai video
Motion Graphic ini. Stiker juga dapat dibagikan ditempat-tempat umum seperti Brosur.
Flyer
Flyer akan dibagikan di tempat-tempat umum, flyer berisi informasi yang lebih singkat dibandingkan dengan brosur.
Kalender
Kalender yang berisi informasi mengenai keberadaan video motion graphic,
juga berfungsi sebagai informasi tanggal.
Mug
Mug berisi informasi mengenai keberadan video motion graphic dan juga dapat difungsikan sebagai tempat minum.
X banner
X banner akan ditempatkan pada tempat-tempat umum agar setiap orang yang melihatnya dapat mengetahui informasi mengenai video ini.
Gantungan kunci
Gantungan kunci dapat dibagikan pada tempat-tempat umum sebagai media yang dapat mengingatkan tentang keberadaan video motion graphic.
Pin
Pin juga dapat dibagikan pada tempat-tempat umum sebagai media yang dapat mengingatkan tentang keberadaan video motion graphic.
Media Online
Poster digital
Dapat memanfaat sosial media untuk penyebarannya, poster digital ini berisi informasi singkat mengenai Sindrom Asperger dan berisi link yang langsung menuju kehalaman tempat video Motion Graphic ini di upload,
(47)
Memanfaatkan sosial media
Dengan membuat akun sosial media diharapkan dapat membantu khalayak untuk mengakses link yang sudah dibagikan melalui sosial media tersebut. Sosial media yang dapat dimanfaatkan diantaranya Twitter, Facebook, Instagram, Line, dll.
III.1.8 Strategi Distribusi
Video Motion Graphic ini akan didistribusikan dengan memanfaatkan media
online youtube, youtube merupakan media online pendukung pemutaran video yang merupakan media online paling banyak diakses. Adapun waktu penyebaran video Motion Graphic ini adalah 3 bulan.
Untuk waktu penyebaran dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel III.2 Jadwal distribusi Sumber: dokomen Pribadi (2016)
Media Agustus September Oktober
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Video
Poster, mug, pin, gantungan kunci, x banner,
Brosur, flyer, kalender
Stiker Poster digital Sosial media
III.2 Konsep Visual
Dalam perancangan video ini digunakan gaya animasi 2D yang sedang berkembang pada saat ini, dengan menggunakan gaya animasi 2D, video yang dibuat akan menjadi terkesan modern, simpel, dan lebih terlihat menarik. Warna yang digunakan adalah jenis warna pastel, warna-warna pastel yang terkesan
(48)
lembut akan membuat video lebih nyaman untuk dilihat, sehingga menimbukan suasana yang tenang, rileks, dan tidak membosankan.
III.2.1 Format Desain
Video dibuat dalam format aspek rasio, aspek rasio adalah perbandingan antara panjang dan lebar dalal suatu frame. Video Motion Graphic ini menggunkan perbandingan aspek rasio 16:9 dengan ukuran lebar 1920px dan tinggi 1080 px. Ukuran ini mendukung pemutaran dalam media monitor widescreen yang banyak digunakan pada saat ini.
Format desain yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan memberikan contoh cerita yang memperlihatkan salah satu perilaku yang biasa diperlihatkan oleh penderita Sindrom Asperger. Dengan begitu khalayak dapat mengerti dan memahami tanpa harus berfikir terlebih dahulu. Dengan memperlihatkan perbedaan ekspresi wajah penderita Sindrom Asperger dengan yang tidak, juga sangat membantu khalayak untuk langsung mengerti perbedaannya. Informasi yang disampaikan melalui video juga tidak terlalu panjang, dengan kalimat yang singkat namun informasi yang disampaikan tetap jelas.
Video disajikan dengan visual-visual yang sederhana namun tetap jelas maksud dan tujuannya, membuat khalayak tidak jenuh dan bosan dalam melihat video ini. Untuk durasi juga tidak terlalu lama yaitu 4 menit 23 detik, hal ini dipertimbangkan agar khalayak tidak merasa bosan saat melihat video ini.
(49)
III.2.2 Tata Letak (Layout)
Untuk tata letak dalam video ini adalah landscape. Untuk penempatan elemen-elemen visual yang terdapat dalam video diatur sedemikian rupa agar video tetap terlihat simpel dan tidak membosankan saat diputar. Penempatan huruf juga disesuaikan agar tidak terkesan terlau penuh.
III.2.3 Huruf
Dalam perancangan video ini, huruf yang digunakan hanya satu jenis huruf yaitu:
Typograph Pro
Gambar III.4 Jenis huruf yang digunakan Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Huruf Typograph Pro yang simpel, jelas, dan tegas, sehingga khalayak dapat dengan mudah mengerti pesan yang disampaikan.
III.2.4 Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dll (Kusrianto, 2007). Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah karya desain. Oleh karena itu pemilihan warna yang sesuai dengan konsep sangat penting, agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan maksimal. Warna yang digunakan dalamperancangan ini adalah warna-warna pastel yang berkesan simpel, ringan, dan tidak membosankan, warna pastel juga tidak membuat mata cepat lelah. Warna yang digunakan adalah:
(50)
Gambar III.5 contoh warna yang digunakan Sumber: Dokumen pribadi (2016)
III.2.5 Ilustrasi
Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atau maksud atau tujuan secara visual (Kusrianto, 2007). Ilustrasi digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, dengan melihat ilustrasi yang disajikan dalam video akan membuat khalayak mengerti apa yang disampaikan melalui ilustrasi tersebut. Ilustrasi dapat mewakili keadaan yang sebenarnya. Dalam video Motion Graphic ini, dari awal sampai akhir merupakan ilustrasi baik gerak dan juga statis, yang dirancang untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Pembuatan ilustrasi dimulai dari proses ide, dilanjutkan dengan membuat sketsa, dan proses digital dari sketsa yang dilakukan di komputer dengan menggunakan software adobe ilustrator. Ilustrasi flat Design
menjadi pilihan karena untuk menunjukkan kesan simpel dan modern. Dalam video motion graphic ini terdapat 6 karakter sebagai penunjang dalam penyampaian informasi, karakter tesebut diantaranya:
(51)
Andy
Karakter Andy digambarkan sebagai pengidap Sindrom Asperger, Andy digambarkan dengan ekspresi wajah yang datar sebagai ciri-ciri Sindrom Asperger.
Sany
Karakter Sany adalah adik dari Andy, Sany digambarkan sebagai anak yang ceria seperti anak-anak pada umumnya.
Rudi
Karakter Rudi adalah sebagai teman Sany yang digambarkan sebagai anak yang ceria seperti Sany.
Ayah
Karakter ayah digambarkan sebagai ayah yang ceria.
Ibu
Karakter ibu juga digambarkan sebagai ibu yang ceria.
Psikolog wanita
Karakter ini digambarkan sebagai seseorang yang memberikan informasi dalam video motion graphic ini.
Selain karakter, dalam video juga terdapat visual lainnya, diantaranya:
Setting ruangan
Setting ruangan yang dipilih dalam video ini adalah ruangan yang rapih, bersih dan terkesan modern. Hal ini disesuaikan dengan pemilihan target khalayak yang sudah ditentukan sebelumnya.
Properti
Properti yang dipilih adalah properti yang simpel dan terkesan modern. Properti tersebut diantaranya, mainan, meja, photo, vas bunga, lemari, jam dinding,lampu gantung,lukisan, dan jendela.
Ikon dan Simbol
Icon dan simbol digunakan sebagai penunjang dalam memberikan informasi, icon dan simbol yang digunakan sesuai dengan poin-poin yang ada didalam video.
(52)
III.2.6 Audio
Audio digunakan sebagai pelengkap dalam video agar informasi yang akan disampaikan lebih jelas dan lebih menarik . Audio yang digunakan dalam video adalah narasi yang direkam untuk menjelaskan ilustrasi yang ada didalam video, efek-efek suara yang muncul bersamaan dengan ikon-ikon yang ada agar video lebih menarik, dan suara latar berupa instrumen musik yang mewakili suasana yang gembira.
Narasi berisi informasi yang menjelaskan mengenai Sindrom Asperger yang dirangkum menjadi poin-poin penting yang singkat namun jelas maksud dan tujuannya. Instrumen musik yang digunakan adalah “santo rico”, musik ini dapat mewakili kesan ceria dan gembira. Terdapat beberapa efek suara yang digunakan, efek-efek tersebut dimunculkan saat animasi teks bergerak dan ikon-ikon yang muncul.
(53)
BAB IV. TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA
IV.1 Teknis Produksi Media
Proses pembuatan video Motion Graphic dimulai dengan membuat sinopsis terlebih dahulu, sinopsis digunakan sebagai patokan cerita agar tidak bingung saat proses pembuatan video. Setelah sinopsis selesai dibuat, lalu sinopsis dikembangkan menjadi storyline. Lalu storyline dijadikan patokan untuk menyusun storyboard yang berisi sketsa-sketsa antar scene yang akan ada didalam video. Dalam pembuatan karakter yang ada didalam video, dilakukan sketsa terlebih dahulu, dan nantinya akan dilakukan proses scanning untuk memudahkan dalam proses digital pembuatan karakter.
Proses pembuatan karakter kedalam digital dilakukan dengan menggunakan software adobe ilustrator cs6 dengan proses tracing dari sketsa yang sudah dibuat.
Karakter Andy
Karakter andy adalah karakter Sindrom Asperger dengan ciri-ciri ekspresi wajah yang datar.
Gambar Gambar VI.1 proses pembuatan karakter Andy Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Karakter Sany
Karakter Sany digambarkan sebagai adik dari Andy yang ceria, hal ini ditujukan untuk membedakan antara pengidap Sindrom Asperger dengan anak-anak pada umumnya.
(54)
Gambar Gambar VI.2 proses pembuatan karakter Sany Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Karakter Rudi
Karakter Rudi adalah teman Sany yang digambarkan sebaga anak yang ceria seperti Sany.
Gambar Gambar VI.3 proses pembuatan karakter Rudi Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Karakter ibu
Karakter ibu digambarkan sebagai ibu yang ceria dan digambarkan sebagai ibu yang modern.
(55)
Gambar Gambar VI.4 proses pembuatan karakter Ibu Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Karakter Ayah
Karakter ayah digambarkan sebagai ayah yang ceria dan terkesan modern.
Gambar Gambar VI.5 proses pembuatan karakter Ayah Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Karakter Psikolog
Karakter psikolog dimunculkan seolah sebagai pemberi informasi didalam video, karakter psikolog adalah karakter yang ceria.
(56)
Gambar Gambar VI.6 proses pembutan karakter Psikolog Sumber: Dokumen pribadi (2016)
Setelah karakter selesai, proses dilanjutkan dengan menggunakan software adobe after effect cs6 untuk proses penganimasian karakter dan visual-visual yang telah dibuat. Proses animasi dilakukan per scene sesuai dengan storyboard yang sudah disusun agar tidak bingung dalam proses pembuatannya. Setelah semua scene
selesai dianimasikan, lalu proses dilanjutkan dengan menggunakan software
adobe premiere cs6 untuk melakukan proses penggabungan dan pemberian audio baik berupa narasi, efek suara, dan latar musik.
VI.2 Media Utama
Media utama adalah video Motion Graphic dengan spesifikasi sebagai berikut: Format : Wide screen 16:9
Ukuran frame : 1920 px X 1080 px Teknis produksi : Digital
Jenis : Animasi 2D
VI.2.1 Pra Produksi
Tahap pra produksi adalah tahap awal yang harus dilakukan sebagai patokan untuk proses selanjutnya. Dalam tahap ini diawali dengan membuat sinopsis yang berisi ide cerita dari awal sampai akhir secara singkat. Lalu sinopsis
(57)
storyline yang berbentuk sketsa yang akan dijadikan patokan dalam proses produksi kedalam proses digital.
Gambar VI.7 Storyboard
(58)
VI.2.2 Produksi
Proses produksi merupakan proses eksekusi ide-ide yang sudah disusun dalam proses pra produksi sebelumnya.
Proses pembuatan visual berdasarkan scene
Pembuatan visual-visual pendukung dan karakter yang akan dimunculkan dalam setiap scene nya dilakukan dengan menggunakan software adobe ilustrator cs6. Setiap visual yang ada didalam setiap scene ditempatkan dalam
layer yang berbeda agar mudah dalam proses animasi yang akan dilanjutkan setelahnya.
Gambar VI.8 Setting scene 1 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.9 Setting scene 2 Sumber: dokumen pribadi (2016)
(59)
Gambar VI.10 Setting scene 3 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.11 Setting scene 4 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.12 Setting scene 5 Sumber: dokumen pribadi (2016)
(60)
Gambar VI.13 Setting scene 6 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.14 Setting scene 7 Sumber: dokumen pribadi (2016)
(61)
Gambar VI.16 Setting scene 9 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.17 Setting scene 10 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Proses Animasi
Setelah proses tracing dan proses pembuatan visual sesuai dengan scene
selesai, lalu dilanjutkan dengan proses animasi yang dilakukan menggunakan
software adobe after effect cs6. Proses animasi dilakuakan sesuai dengan scene
yang sudah disusun agar lebih mudah dan tidak bingung dalam penganimasiannya. File adobe ilustrator yang sudah disimpan lalu diimport
kedalam software adobe after effet cs6, lalu proses animasi dilakukan per layer
(62)
Gambar VI.18 proses animasi scene 1 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.19 proses animasi scene 2 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.20 proses animasi scene 3 Sumber: dokumen pribadi (2016)
(63)
Gambar VI.21 proses animasi scene 4 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.22 proses animasi scene 5 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.23 proses animasi scene 6 Sumber: dokumen pribadi (2016)
(64)
Gambar VI.24 proses animasi scene 7 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.25 proses animasi scene 8 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Gambar VI.26 proses animasi scene 9 Sumber: dokumen pribadi (2016)
(65)
Gambar VI.27 proses animasi scene 10 Sumber: dokumen pribadi (2016)
Proses penggabungan dan pemberian audio
Setelah semua scene selesai dianimasikan, proses selanjutnya dalah proses penggabungan setiap scene yang sudah selesai. Setelah digabung, video diberi audio yang berupa narasi yang sudah direkam sebelumnya, efek suara yang sesuai dengan ikon-ikon yang muncul dalam setiap scene nya, dan latar musik yang memiliki kesan bersemangat dan gembira. Proses ini dilakukan dengan menggunakan software adobe premiere cs6. Setelah semua selesai video tinggal dirender dan video telah selesai dibuat.
Gambar VI.28 proses penggabungan dan proses memberi audio Sumber: dokumen pribadi (2016)
(66)
Gambar VI.29 proses rendering video yang sudah selesai Sumber: dokumen pribadi (2016)
VI.3 Media Pendukung
Dalam penyebaran video Motion Graphic tentunya akan sulit apabila tidak didukung dengan media pendukung yang dapat membantu dalam memberikan informasi tentang keberadaan video Motion Graphic ini. Dalam hal ini maka dibuat beberapa media pendukung yang dapat membantu, diantaranya:
Media cetak
Poster
Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung atau ditempel didinding atau permukaan lain. Poster merupakan alat untuk mengiklankan sesuatu , sebagai alat propaganda, dan protes, serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan berbagai pesan. Selain itu, poster juga digunakan sebagai sarana dekorasi yang murah meriah terutama bagi anak muda (Kusrianto, 2007).
Poster merupakan media yang cukup efektif dalam memberikan informasi, poster dapat ditempel ditempat-tempat umum agar khalayak dapat melihat dan mengetahui informasi mengenai video Motion Graphic ini.
Spesifikasi poster:
(67)
Gambar VI.30 Poster Sumber: dokumen pribadi (2016)
Brosur
Brosur merupakan media pendukung yang dapat membantu penyebaran informasi, brosur dapat dibagikan kepada khalayak pada tempat-tempat umum. Spesifikasi brosur:
Ukuran : A4/2 (15 cm x 21 cm)
Teknis produksi : cetak 2 muka, kertas art paper
Gambar VI.31 Brosur Bagian Luar Sumber: dokumen pribadi (2016)
(68)
Gambar VI.32 Brosur Bagian Dalam Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
Stiker
Stiker dapat digunakan sebagai media pengingat bagi khalayak mengenai keberadaan video Motion Graphic ini. Stiker dapat dibagikan kepada khalayak ditempat-tempat umum.
Spesifikasi stiker:
Ukuran : 13cm x 5 cm Teknis produksi : cetak, kertas stiker
(69)
Flyer
Flyer berfungsi seperti brosur, namun berisi informasi yang lebih singkat, flyer juga dapat membantu penyebaran informasi, flyer dapat dibagikan kepada khalayak pada tempat-tempat umum.
Spesifikasi Flyer:
Ukuran : A5 (15 cm x 21 cm) Teknis produksi : Cetak, kertas Art paper
Gambar VI.34 Flyer Sumber : dokumen pribadi (2016)
Kalender
Kelender dapat menjadi media pengingat bagi khalayak yang dapat disimpan dirumah.
Spesifikasi Kalender:
Ukuran : A3 (42 cm x 29,7 cm) Teknis produksi : cetak, kertas art paper
(70)
Gambar VI35 Kalender Sumber : dokumen pribadi (2016)
Mug
Mug berguna untuk media pengingat, mug sangat berguna karena dapat digunakan setiap hari.
Teknis produksi : Print Khusus
Gambar VI.36 Mug
Sumber : dokumen pribadi (2016)
X Banner
(71)
Spesifikasi X banner:
Ukuran : 60 cm x 160 cm Teknis produksi : Cetak, bahan korea
Gambar VI.37 X banner Sumber : dokumen pribaadi (2016)
Gantungan Kunci
Penggunaan gantungan kunci cukup efisien karna dapat dibawa dan disimpan dengan mudah. Gantungan kunci berisi informasi tentang keberadaan video
motion graphic ini.
Spesifikasi Gantungan kunci: Ukuran diameter : 4,5 cm
Teknis produksi : Print khusus, bahan plat tipis
Gambar VI.38 Gantungan Kunci Sumber : dokumen pribadi (2016)
(72)
Pin
Kegunaan pin hampir sama dengan gantungan kunci, Pin juga berisi informasi yang memberitahukan informasi keberdaan video motion graphic ini.
Spesifikasi Gantungan Pin: Ukuran diameter : 4,5 cm
Teknis produksi : Print khusus, bahan plat tipis
Gambar VI.39 Pin
Sumber : dokumen pribadi (2016)
Media Online
Selain media cetak, media digital yang memanfaatkan sosia media juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi.
Poster digital
Poster digital dapat memanfaat sosial media untuk penyebarannya, dan dalm poster tersebut berisi link yang langsung menuju kehalaman tempat video Motion Graphic ini di upload, yaitu halaman Youtube.
Memanfaatkan sosial media
Dengan membuat akun sosial media diharapkan dapat membantu khalayak untuk mengakses link yang sudah dibagikan melalui sosial media tersebut. Sosial media yang dapat dimanfaatkan diantaranya Twitter, Facebook, Instagram, Line, dll.
(1)
Gambar VI.30 Poster Sumber: dokumen pribadi (2016)
Brosur
Brosur merupakan media pendukung yang dapat membantu penyebaran informasi, brosur dapat dibagikan kepada khalayak pada tempat-tempat umum. Spesifikasi brosur:
Ukuran : A4/2 (15 cm x 21 cm)
Teknis produksi : cetak 2 muka, kertas art paper
Gambar VI.31 Brosur Bagian Luar Sumber: dokumen pribadi (2016)
(2)
Gambar VI.32 Brosur Bagian Dalam Sumber : Dokumen Pribadi (2016)
Stiker
Stiker dapat digunakan sebagai media pengingat bagi khalayak mengenai keberadaan video Motion Graphic ini. Stiker dapat dibagikan kepada khalayak ditempat-tempat umum.
Spesifikasi stiker:
Ukuran : 13cm x 5 cm Teknis produksi : cetak, kertas stiker
Gambar VI.33 Stiker Sumber: dokumen pribadi (2016)
(3)
Flyer
Flyer berfungsi seperti brosur, namun berisi informasi yang lebih singkat, flyer juga dapat membantu penyebaran informasi, flyer dapat dibagikan kepada khalayak pada tempat-tempat umum.
Spesifikasi Flyer:
Ukuran : A5 (15 cm x 21 cm) Teknis produksi : Cetak, kertas Art paper
Gambar VI.34 Flyer Sumber : dokumen pribadi (2016)
Kalender
Kelender dapat menjadi media pengingat bagi khalayak yang dapat disimpan dirumah.
Spesifikasi Kalender:
Ukuran : A3 (42 cm x 29,7 cm) Teknis produksi : cetak, kertas art paper
(4)
Gambar VI35 Kalender Sumber : dokumen pribadi (2016) Mug
Mug berguna untuk media pengingat, mug sangat berguna karena dapat digunakan setiap hari.
Teknis produksi : Print Khusus
Gambar VI.36 Mug
Sumber : dokumen pribadi (2016)
X Banner
X banner dapat diletakkan ada tempat-tempat umum sebagai media yang memberikan informasi mengenai keberadaan video motion graphic ini.
(5)
Spesifikasi X banner:
Ukuran : 60 cm x 160 cm Teknis produksi : Cetak, bahan korea
Gambar VI.37 X banner Sumber : dokumen pribaadi (2016)
Gantungan Kunci
Penggunaan gantungan kunci cukup efisien karna dapat dibawa dan disimpan dengan mudah. Gantungan kunci berisi informasi tentang keberadaan video motion graphic ini.
Spesifikasi Gantungan kunci: Ukuran diameter : 4,5 cm
Teknis produksi : Print khusus, bahan plat tipis
Gambar VI.38 Gantungan Kunci Sumber : dokumen pribadi (2016)
(6)
Pin
Kegunaan pin hampir sama dengan gantungan kunci, Pin juga berisi informasi yang memberitahukan informasi keberdaan video motion graphic ini.
Spesifikasi Gantungan Pin: Ukuran diameter : 4,5 cm
Teknis produksi : Print khusus, bahan plat tipis
Gambar VI.39 Pin
Sumber : dokumen pribadi (2016)
Media Online
Selain media cetak, media digital yang memanfaatkan sosia media juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi.
Poster digital
Poster digital dapat memanfaat sosial media untuk penyebarannya, dan dalm poster tersebut berisi link yang langsung menuju kehalaman tempat video Motion Graphic ini di upload, yaitu halaman Youtube.
Memanfaatkan sosial media
Dengan membuat akun sosial media diharapkan dapat membantu khalayak untuk mengakses link yang sudah dibagikan melalui sosial media tersebut. Sosial media yang dapat dimanfaatkan diantaranya Twitter, Facebook, Instagram, Line, dll.