Pembuatan animasi 2 dimensi motion graphic frame by frame dengan optimalisasi komposisi di Adobe After Effects CS3
v
Animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati dan diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak. Dengan kemajuan jaman serta berkembangnya dunia komputer atau digital, industri film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat di dunia termasuk di Indonesia yang mulai banyak diminati oleh masyarakat sehingga pada tahun 2009, industri animasi masuk ke dalam 14 subsektor industri kreatif yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Teknik produksi animasi di komputer tidak hanya terdiri dari teknik 2 Dimensi dan 3 Dimensi tapi juga ada teknik motion graphic frame by frame, yaitu membuat sebuah ilusi pergerakan dari sebuah gambar/objek yang diam (still image) frame demi frame seolah-olah gambar tersebut hidup dan bergerak yang bisa dijadikan alternatif pilihan dalam membuat animasi. Teknik ini merupakan perkembangan dari Desain grafis yang merupakan gabungan dari potongan-potongan desain/animasi yang berbasis media visual yang menggabungkan film dengan desain grafis dengan memasukkan sejumlah elemen yang berbeda seperti objek 2 dimensi atau 3 dimensi, animasi, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan musik. Teknik yang digunakan motion graphic biasanya berupa teknik frame by frame, yaitu salah satu teknik animasi yang menggunakan perubahan bentuk pada setiap frame-nya agar hasil gambar lebih halus dan realistis sehingga tujuan akhir dalam membuat animasi dapat tercapai yaitu menghasilkan animasi gambar yang bergerak hidup atau nyata sesuai dengan 12 prinsip animasi. Metode pembuatan film animasi motion graphic memiliki tahap yang sama seperti film animasi lain, tahapan yang perlu dilakukan adalah membuat konsep ide cerita, sinopsis, storyline, skenario, storyboard, animatic storyboard, pengumpulan materi gambar dan suara, pembuatan animasi, komposisi, editing, rendering, dan packaging. Namun, pembuatan animasi motion graphic diperlukan penekanan khusus pada saat melakukan komposisi di Adobe After Effects CS3 yang berfungsi sebagai perangkat lunak yang bisa melakukan animasi dan komposisi karena bahan yang digunakan adalah gambar diam yang dibuat secara manual sehingga diperlukan optimalisasi komposisi agar menghasilkan output film animasi yang bisa menyampaikan informasi dan isi pesan dari film yang dibuat serta tidak kalah menariknya dengan animasi yang dibuat di perangkat lunak seperti Flash atau pun 3DMAX.
Kata Kunci : Animasi, Motion Graphic, Frame by Frame, Komposisi, Adobe After Effects CS3.
xviii + V BAB + 150 halaman + 66 gambar + 8 tabel + 7 lampiran Daftar Pustaka : 36 (1993-2009)
(2)
Animating is an activity to gave life, moving a dead object and urging it with
power, passion and emotion to become alive and moving. As the progress of the age
along with the developing of the computer and digital world, animation film industry is
already rapidly advanced in the world including Indonesia. There, as the peoples have an
enormous interest on the industry of animation film, it set position on 14 sub-sector
creative industry developed by Indonesian government. In computer, techniques that
produce animation not only consist by using 2 dimension and 3 dimension techniques,
but also using a motion graphic frame by frame technique that can be used as an
alternatives on creating an animation. Motion graphic frame by frame technique creates
an illusion of movement from a drawing/still image frame by frame as if those drawing is
alive and moving. This technique is a development from graphic design that features a
mixing of design/animation scraps based on visual media that incorporating film with
graphic design and give it a number of different element like a 2 dimension or 3
dimension object, animation, video, film, typography, illustration, photograph, and
music. Motion graphic is using a frame by frame technique, one of a technique in
animating that uses a changes of form from each frame so that the result of the drawing
will become more fluid and realistic and the goal according to 12 principal of animation
on creating a realistic and alive animation drawing can be achieve. Methods on creating
animation film using motion graphic technique using same steps as the other animation
film technique uses, important steps that has to be done are the story idea concept,
synopsis, storyline, scenario, storyboard, animatic storyboard, sound and drawing
material collection, making of animation, compostition, editing, rendering and packaging.
Because the material that has been used is a manually created still image, the making of
motion graphic animation using Adobe After Effects CS3 as an animation and
composition software needs a specific suppression. It needs a composition optimalization
so that it will output a form of animation film that can deliever information and the core
message from the film, and also it will not become less-attractive than an animation
created by using Flash or 3DMAX as an animating software.
Key Words : Animation
, Motion Graphic, Frame by Frame,
Composition
,
Adobe
After Effects CS3.
xviii + V BAB + 150 pages + 66 pictures + 8 tables + 7 appendixs
Daftar Pustaka : 33 (1993-2009)
(3)
MOTION GRAPHIC FRAME BY FRAME DENGAN
OPTIMALISASI KOMPOSISI
DI ADOBE AFTER EFFECTS CS3
DISUSUN OLEH : FETY FITHRIYA
104093002994
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(4)
i
DI ADOBE AFTER EFFECTS CS3
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
FETY FITHRIYA
104093002994
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(5)
ii Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Fety Fithriya 104093002994
Menyetujui,
Pembimbing I
Yasni Djamain, M.Kom NIP.
Pembimbing II
Mohammad Yusuf, S.Kom NIP. 1970818 200910 1002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP. 150411252
(6)
iii
Frame dengan Optimalisasi Komposisi di Adobe After Effects CS3” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Rabu, tanggal 16 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada program studi Sistem Informasi.
Jakarta, Juni 2010 Menyetujui,
Penguji I
Qurrotul Aini, MT NIP. 19730325 200901 2001
Penguji II
Dr. Eko Syamsuddin Hasrito, M. Eng NIP.
Pembimbing I
Yasni Djamain, M.Kom
NIP.
Pembimbing II
Mohammad Yusuf, S.Kom NIP. 1970818 200910 1002 Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 20112 1 001
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP. 150411252
(7)
iv
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANA PUN.
Jakarta, Juni 2010
Fety Fithriya 104093002994
(8)
v
Animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati dan diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak. Dengan kemajuan jaman serta berkembangnya dunia komputer atau digital, industri film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat di dunia termasuk di Indonesia yang mulai banyak diminati oleh masyarakat sehingga pada tahun 2009, industri animasi masuk ke dalam 14 subsektor industri kreatif yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Teknik produksi animasi di komputer tidak hanya terdiri dari teknik 2 Dimensi dan 3 Dimensi tapi juga ada teknik motion graphic frame by frame, yaitu membuat sebuah ilusi pergerakan dari sebuah gambar/objek yang diam (still image) frame demi frame seolah-olah gambar tersebut hidup dan bergerak yang bisa dijadikan alternatif pilihan dalam membuat animasi. Teknik ini merupakan perkembangan dari Desain grafis yang merupakan gabungan dari potongan-potongan desain/animasi yang berbasis media visual yang menggabungkan film dengan desain grafis dengan memasukkan sejumlah elemen yang berbeda seperti objek 2 dimensi atau 3 dimensi, animasi, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan musik. Teknik yang digunakan motion graphic biasanya berupa teknik frame by frame, yaitu salah satu teknik animasi yang menggunakan perubahan bentuk pada setiap frame-nya agar hasil gambar lebih halus dan realistis sehingga tujuan akhir dalam membuat animasi dapat tercapai yaitu menghasilkan animasi gambar yang bergerak hidup atau nyata sesuai dengan 12 prinsip animasi. Metode pembuatan film animasi motion graphic memiliki tahap yang sama seperti film animasi lain, tahapan yang perlu dilakukan adalah membuat konsep ide cerita, sinopsis, storyline, skenario, storyboard, animatic storyboard, pengumpulan materi gambar dan suara, pembuatan animasi, komposisi, editing, rendering, dan packaging. Namun, pembuatan animasi motion graphic diperlukan penekanan khusus pada saat melakukan komposisi di Adobe After Effects CS3 yang berfungsi sebagai perangkat lunak yang bisa melakukan animasi dan komposisi karena bahan yang digunakan adalah gambar diam yang dibuat secara manual sehingga diperlukan optimalisasi komposisi agar menghasilkan output film animasi yang bisa menyampaikan informasi dan isi pesan dari film yang dibuat serta tidak kalah menariknya dengan animasi yang dibuat di perangkat lunak seperti Flash atau pun 3DMAX.
Kata Kunci : Animasi, Motion Graphic, Frame by Frame, Komposisi, Adobe After Effects CS3.
xviii + V BAB + 150 halaman + 66 gambar + 8 tabel + 7 lampiran Daftar Pustaka : 36 (1993-2009)
(9)
vi
rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pembuatan Animasi 2 Dimensi Motion Graphic Frame by Frame dengan Optimalisasi Komposisi di Adobe After Effects CS3” untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penyusunan skripsi, peneliti banyak mengalami hambatan dan keterbatasan dalam penyusunan dan penyelesaian. Oleh karena itu, dengan selesainya penyusunan skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan sabar menghadapi peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. 3. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi
yang telah memberi izin kepada peneliti untuk mengganti judul skripsi.
4. Ibu Yasni Djamain, M.Kom dan Bapak Mohammad Yusuf, S.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah sabar dan penuh pengertian memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
(10)
vii urusan birokrasi dan surat menyurat.
6. Mas Wahyu Aditya dan Mas Firman Widyasmara selaku mentor Hellomotion Academy yang telah memberikan ilmu dan berbagi pengalaman mengenai animasi berikut informasi perkembangannya.
7. Keluarga tercinta, terutama Mama dan Baba yang sudah memberikan dukungan moril dan materi serta sabar menunggu putri tercintanya untuk menyelesaikan pendidikan S1.
8. Endang Hastriana selaku adik perempuan yang peneliti temukan di kampus, Saskia Wulandarie selaku sahabat bertukar pikiran, Maya Kumalasari selaku sahabat rohani dan penyejuk hati, Edwin Adhiputra selaku sahabat pengasah kreatifitas dan membantu membuat lagu My Bonnie. Terima kasih sudah membantu, mendukung dan menyemangati peneliti hingga detik ini dan percaya bahwa suatu saat peneliti akan meraih mimpi sebagai seorang animator handal. 9. Sahabat-sahabatku tercinta yang saling memotivasi agar lulus tahun ini, Wawa,
Fahri, Santo, Irfan, Ichal, Agus, Dudunk dan lainnya. Terima kasih atas acuan liburan ke pulau Tidung dan Bali bila lulus. Ayo lulus!
10.Sahabat-sahabatku tercinta yang telah lulus terlebih dahulu, Qiqi, Putri, Dicky, Piyopi, Etu, Sulthon, Yuni, Sarah, Kaut, Tanta, Teza, Dhika, Rian, Gizza dan semuanya yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu. Terima kasih sudah memberi pengarahan dan nasehat dalam melaksanakan penelitian skripsi.
(11)
viii
Tasya, Gita, Vega, dan Icha) dan teman bermain sejak jaman SD hingga sekarang (Tika, Medin, Dian, dan Vina). Terima kasih sudah menemani hari-hari peneliti dengan penuh canda, tawa, suka dan duka.
12.Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja dan tentunya agar dapat dikembangkan lebih baik di masa mendatang. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas akhir ini semoga mendapat limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, Juni 2010
(12)
ix
Halaman Judul
...
i
Lembar Persetujuan Pembimbing
...
ii
Lembar Pengesahan Ujian
...
iii
Lembar Pernyataan
...
iv
Abstrak
...
v
Kata Pengantar
...
vi
Daftar Isi
...
ix
Daftar Tabel
……….……..………...
xiii
Daftar Gambar
……….…..……….…………..
xiv
Daftar Lampiran
………..…..………...
xix
BAB I
PENDAHULUAN
………..
1.1
Latar Belakang..………
1.2
Perumusan Masalah..………...…………....
1.3
Batasan Masalah .……..…………...…..………...
1.4
Tujuan Penelitian ………..…………...…..………...
1.5
Manfaat Penelitian ………..……...………..……...
1.6
Metode Penelitian ……...……..……...………..……...
1.7
Sistematika Penulisan .……..…………...…………...
1
1
4
4
5
6
6
8
(13)
x
2.2.1 Multimedia Linear ...
2.2.2 Multimedia Interaktif ...
2.3
Teks ...
2.3.1
Text Types
...
2.3.2
Text Display
...
2.4
Grafik ...
2.4.1 Kategori Gambar ...
2.4.2 Format Gambar ...
2.4.3 Resolusi ...
2.5
Suara ...
2.6
Animasi ...
2.6.1 Pengertian Animasi ...
2.6.2
Motion Graphic
...
2.6.3
Frame by Frame
...
2.6.4 Jenis Teknik Animasi ...
2.6.5 Proses Produksi Animasi ...
2.6.6 Prinsip Animasi ...
2.6.7 Teori Dasar Pembuatan Film Animasi ...
10
10
11
11
11
12
13
14
15
15
18
18
18
18
19
23
24
27
(14)
xi
2.8.2 Konsistensi ...
2.8.3 Estetis ...
2.9
Manfaat dan Kegunaan Multimedia ...
2.10
Adobe Creative Suite 3
…..………..………...
2.10.1
Adobe Photoshop CS3
…....………
2.10.2
Adobe After Effects CS3
…...………
2.10.3
Adobe Premiere Pro CS3
…...………
37
37
39
40
40
43
45
BAB III METODE PENELITIAN
………...
3.1
Metode Pengumpulan Data………...………
3.2
Metode Pembuatan Film Animasi ……….………..
3.2.1
Pra Produksi ...………...…………..
3.2.2
Produksi ...………...………
3.2.3
Pasca Produksi ...
48
47
48
48
50
50
BAB IV
PEMBAHASAN
………..
4.1
Fase Menentukan Tujuan dan Syarat ………...
4.1.1
Tujuan Informasi ………...………....
4.1.2
Syarat-Syarat Informasi ………...…………...
4.2
Pra Produksi ...
52
52
52
52
54
(15)
xii
4.2.4
Storyline
...
4.2.5 Skenario ...
4.2.6
Concept Art
...
4.2.7
Storyboard
...
4.2.8
Animatic Storyboard
...
4.2.9
Material Collecting
...
4.3
Produksi ...
4.3.1 Komposisi dan Animasi ...
4.3.2
Rendering
...
4.4
Pasca Produksi ...
4.4.1
Editing
...
4.4.2
Rendering
Akhir ...
4.4.3 Mempaketkan Film (
Packaging
) ...
57
58
64
67
73
74
80
80
92
94
96
100
103
BAB V
PENUTUP
………...
6.1
Kesimpulan...
6.2
Saran...
104
105
105
DAFTAR PUSTAKA
………..………...
LAMPIRAN
…...……….………...
108
113
(16)
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel Spesifikasi
Notebook
Acer Aspire 4520 ……….
Tabel Konsep
My Bonnie Lies Over The Ocean
………..
Tabel Lirik Lagu
My Bonnie Lies Over The Ocean
………..
Tabel
Storyboard Thumbnail
Beserta Keterangan ………
Daftar Efek Suara dan Musik yang Digunakan dalam Film
Animasi
My Bonnie Lies Over The Ocean
Berdasarkan S
cene
…
Tabel Lirik Lagu
Mother Goose
oleh Rie Tomosaka …………...
Susunan
Layer
Komposisi Adegan Bonnie Melempar Apel ……
Rancangan
Editing
Bahan Film Animasi
My Bonnie Lies Over
The Ocean
………..
53
55
56
68
78
79
85
(17)
xiv
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Contoh
Text Types
……...……….
Contoh
Display Types
……..………...
Contoh Perbandingan Gambar
Bitmap
(bawah) dan Vektor (atas)
yang Diperbesar ………...
Contoh Gambar Vektor yang Dibuat oleh Peneliti
Berjudul
Surrender
...
Gambar Animasi
Frame by Frame
Gerak Anjing Berlari ………...
Cuplikan Adegan Film Animasi 2 Dimensi
Sprited Away
Karya
Hayao Miyazaki …….……….………
Film Animasi 2 Dimensi Teknik Cut Out ………
Film Animasi Teknik Kolase oleh Alexey Devyanin ………..
Animasi Teknik Penggambaran Langsung pada Film oleh Wahyu
Aditya Berjudul Pacarku yang Baik (TIPE-X) ………
Tokoh Utama Film Animasi Clay Wallace and Gromit ………….
Film Animasi Teknik Pixilasi Berjudul
The Secret Adventures of
Tom Thumb
oleh Bolexbrothers ………..
Gambar Alur Searah Cerita ………
Gambar Alur Mundur Cerita ………..
11
12
13
14
19
20
20
21
22
22
23
29
29
(18)
xv
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Gabar 2.21
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar
Tool Bar
dan Fungsinya di
Adobe Photoshop CS3
…...
Bagian Area Kerja di
Adobe After Effects CS3
……...………
Pilihan Transform di
Layer
Komposisi pada
Adobe After
Effects CS3
……..……….
Pilihan Transform di
Layer
Komposisi pada
Adobe After Effects
CS3
yang Sudah Dianimasikan …….………...
Bagian Area Kerja di
Adobe Premiere Pro CS3
….……….
Tampak Depan Gedung Lama
Hellomotion
...
Gambar Susunan Metodologi Pembuatan Film Animasi
Motion
Graphic
……….………...………
Contoh Gambar
Light Box
……..……….
Rancangan Karakter Bonnie Versi Awal dan Terakhir
…..….…….
Hasil Gambar Seluruh Properti Berdasarkan Skenario ….………...
Hasil Gambar yang Di-
scan
dan Belum Di-
edit
di
Adobe
Photoshop CS3
…….………
Hasil Gambar yang Sudah Di-
edit
di
Adobe Photoshop CS3
….…
Format
Storyboard Thumbnail
……….
Gambar Alur
Animatic Storyboard
……….………….
42
43
44
45
46
48
52
55
65
67
67
68
68
75
(19)
xvi
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Gambar 4.23
Kumpulan Gambar Objek Animasi Tokoh Bonnie ………
Sound Recorder
di
Windows
7 …..………...
Contoh Objek yang Memiliki Gerak ………..
Langkah Kerja Membuat Animasi dan Komposisi ……….
Membuat Komposisi Baru di
Adobe After Effects CS3
……..…….
File
Objek Gambar yang Berurut ………...
Jendela
Import Multiple Files
dengan Perintah Pengambilan
File
PNG
Sequence
……….….…
Jendela Kerja
My Bonnie Lies Over The Ocean
…………...….…..
Salah Satu Timeline
My Bonnie Lies Over The Ocean
………
Gambar Susunan Komposisi
Layer
dari Jendela
Preview
Adegan
Bonnie Melempar Apel ………....
Susunan Tingkat
Layer
Bila Dilihat dari Samping ……….
Sketsa Gerak Animasi Sampah Apel di Buang ke Laut
Berdasarkan Prinsip Animasi ………..
Animasi dan Komposisi Gerakan Membuang Apel ………...
Animasi dan Komposisi Gerakan Apel Mencebur ke Laut ………
77
77
82
82
83
84
84
85
86
87
88
89
89
90
(20)
xvii
Gambar 4.26
Gambar 4.27
Gambar 4.28
Gambar 4.29
Gambar 4.30
Gambar 4.31
Gambar 4.32
Gambar 4.33
Gambar 4.34
Gambar 4.35
Gambar 4.36
Gambar 4.37
Gambar 4.38
Gambar 4.39
Gambar 4.40
Gambar 4.41
Jendela
Time Control
………..
Alur Tahapan
Rendering
di
Adobe After Effects CS3
……...……...
Pengaturan di Jendela
Render Queue
……….
Pengaturan Format Kompresi dari Pilihan
Output Module
………
54 Video Hasil Rendering Komposisi Adegan Film Animasi
My
Bonnie Lies Over The Ocean
………..
Pilihan
Load Project
di
Adobe Premiere CS3
………..………
Cara Memanggil Semua File dengan Pilihan
Import File
….……..
Beberapa
Tool
yang Ada di
Tool Box
……….…….
Efek
Time Remapping
untuk Meningkatkan Durasi ………….…...
Cara
Edit
Suara Menggunakan
Audio Gain
……….…
Bahan Film
My Bonnie Lies Over The Ocean
pada
Timeline
Adobe
Premiere Pro CS3
…………..………..
Tampilan Layar Monitor untuk Menjalankan Hasil
Edit
………….
Langkah
Export Movie
di
Adobe Premiere Pro CS3
….…………..
Jendela Pemilihan Penyimpanan
File
Hasil
Render
…..…………...
Tampilan Pengaturan
Export Movie
di
Adobe Premiere Pro CS3
…
Langkah
Adobe Media Encoder
di
Adobe Premiere Pro CS3
…….
93
93
94
95
95
96
97
98
99
99
100
101
101
102
102
103
(21)
(22)
xix
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Lampiran VII
Storyboard
My Bonnie Lies Over The Ocean
…….………
Skenario My Bonnie Lies Over The Ocean
……..……..…………
Gambar Objek Animasi ………..
Surat Penelitian ………...
Sertifikat Kelulusan dari
Hellomotion Academy
………
Pertanyaan Kuesioner .………
Hasil Kuesioner ………..
113
129
137
142
143
144
145
(23)
1 1.1 Latar Belakang
Animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak (Djalle, 2007:5). Karena itulah animasi menjadi salah satu dari lima elemen multimedia serta menjadi salah satu teknik yang banyak digunakan dalam dunia industri film agar informasi dan pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dan dicerna dengan mudah oleh masyarakat.
Dengan kemajuan jaman serta berkembangnya dunia komputer atau digital, industri film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat di dunia termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri sejak tahun 2009 telah mencanangkan program industri kreatif yang mencakup 14 subsektor yaitu, periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, riset dan pengembangan, serta video, film dan fotografi.
Animasi mulai dilirik sebagai sebuah industri sejak masuknya film animasi luar ke Indonesia, baik berupa film animasi 2 dimensi atau 3 dimensi yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia sejak tahu 1980-an, sebut saja film Doraemon, Spongebob Squarepants, Crayon Shin-chan, Upin dan Ipin, Toy Story, dan Avatar. Melihat banyaknya peminat animasi di Indonesia, maka
(24)
hadirlah studio dan komunitas animasi yang kemudian memproduksi karya animasi lokal seperti Homeland (Studio Kasat Mata), Kabayan dan Liplap (Castle Production), Meraih Mimpi atau Sing to The Dawn (Infinite Frame Works Studio), Catatan Dian (Kdeep Animation Studio) dan masih banyak lagi.
Peneliti juga melihat bahwa animasi juga merupakan salah satu elemen multimedia yang banyak digunakan sebagai objek penulisan skripsi, diantaranya penelitian yang berjudul “Perancangan Animasi 2 Dimensi dengan Menggunakan Macromedia Flash di Basic Studio” oleh Rayi Umar Halim yang membahas perancangan pembuatan animasi frame by frame di Macromedia Flash. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rayi Umar Halim, peneliti mengembangkan objek penelitian menjadi pembuatan animasi 2 Dimensi dengan menggunakan Adobe After Effects CS3 karena jenis film animasi yang bisa diproduksi oleh pembuat animasi (animator) sebenarnya tidak hanya berupa animasi murni 2 dimensi atau 3 dimensi yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak komputer seperti Adobe Flash (nama Macromedia Flash saat ini.red) atau 3DMAX tapi juga bisa berupa gambar manual dan hasil fotografi yang kemudian dikomposisikan di Adobe After Affect CS3, yaitu sebagai perangkat lunak yang bisa melakukan animasi dan komposisi motion graphic yang biasa digunakan dalam film, periklanan, dan pasca produksi video.
Adobe After Effects adalah perangkat lunak animasi bukan image editing, sehingga untuk mengolah gambar bitmap perlu menggunakan Adobe Photoshop. Adobe After Effects pun bukan perangkat lunak untuk video editing, sehingga untuk merangkai video dengan durasi relatif panjang (1 menit atau lebih) perlu
(25)
menggunakan Adobe Premiere. Adobe After Effects bukan perangkat lunak animasi 3 dimensi, sehingga umtuk membuat animasi 3 dimensi yang powerful akan lebih baik jika menggunakan 3DMAX. Adobe After Effects merupakan aplikasi grafis dengan format bitmap, tidak seperti Flash yang lebih mengutamakan format vektor. Dengan format bitmap maka perlakuan kita pada file sumber harus disesuaikan, karena jika file bitmap diperbesar ukurannya maka akan terlihat kasar dan pecah (Djalle, 2007: xxvii).
Motion Graphic pada umumnya merupakan gabungan dari potongan-potongan desain/animasi yang berbasis media visual yang menggabungkan film dengan desain grafis dengan memasukkan sejumlah elemen yang berbeda seperti objek 2 dimensi atau 3 dimensi, animasi, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan music (Motion by Design, 2010: 7). Dalam pembuatan animasi motion graphic biasa digunakan teknik frame by frame, yaitu salah satu teknik animasi yang menggunakan perubahan bentuk pada setiap frame-nya agar hasil gambar lebih halus dan realistis sehingga tujuan akhir dalam membuat animasi dapat tercapai yaitu menghasilkan animasi gambar yang bergerak hidup atau nyata.
Dalam buku Art of Animation , Disney menerapkan 12 prinsip animasi supaya tujuan animasi tercapai, yaitu pose to pose, timing, stretch and squash, anticipation, secondary action, follow through and over lapping action, easy in and easy out, arch, exaggeration, staging, appeal dan personality yang semuanya diterapkan dalam proses pembuatan film animasi pra produksi, produksi dan pasca produksi (Djalle, 2007: 29-82) yang dilakukan oleh penulis sebagai metode penelitian.
(26)
Hal inilah, yang melatar-belakangi penulis untuk melakukan penelitian pembuatan film animasi 2 Dimensi motion graphic dari gambar manual dan dikomposisikan ke dalam Adobe After Effects CS3 dengan teknik frame by frame sebagai alternatif pilihan dalam pembuatan film animasi bagi para animator Indonesia dan diberi judul: ”Pembuatan Animasi 2 Dimensi Motion Graphic Frame by Frame dengan Optimalisasi Komposisi di Adobe After Efffects CS3”, sebagai tugas akhir untuk menempuh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan yang dipaparkan pada latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:
Seperti apa pembuatan film animasi motion graphic.
Bagaimana cara membuat film animasi motion graphic yang sesuai dengan prinsip animasi.
Bagaimana cara mengoptimalisasikan teknik animasi dan komposisi sehingga film animasi yang dibuat dapat mencakup elemen multimedia (teks, suara, gambar, animasi dan video).
1.3 Batasan Masalah
Untuk mengoptimalkan pembahasan maka penulis membatasi penulisan dan penelitian ini meliputi:
(27)
Tahapan pembuatan objek animasi motion graphic dengan menggunakan Adobe Photoshop CS3.
Teknik Animasi frame by frame dan komposisi dengan menggunakan Adobe After Effects CS3.
Editing dan rendering film animasi dengan menggunakan Adobe Premiere Pro CS3.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah mengoptimalisasi teknik komposisi di Adobe After Effects CS3 agar menghasilkan sebuah animasi motion graphic yang sesuai dengan prinsip animasi.
1.5 Manfaat Penelitian
Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini :
Bagi Peneliti
Menerapkan dan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar S1 (Strata 1) pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Jakarta.
Bagi Universitas
Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh masa kuliah.
(28)
Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
Sebagai gambaran bahwa mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta bisa memasuki dunia industri kreatif di Indonesia.
Bagi Pengguna
Mengetahui bagaimana langkah pembuatan animasi motion graphic.
Calon animator lokal mempunyai alternatif lain dalam membuat film animasi yang tidak hanya terpaku pada perangkat lunak pembuat animasi seperti Flash atau 3DMAX.
Menangkap pesan moral yang disampaikan oleh film animasi motion graphic.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Metode Pengumpulan Data 1) Studi Lapangan
Dalam hal ini penulis terlibat langsung di dalam kegiatan lapangan yang berhubungan dengan penelitian. Dengan menggunakan metode ini, penulis mengumpulkan data dengan melakukan kursus animasi di sekolah animasi Hellomotion Academy.
(29)
2) Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan membaca buku-buku referensi dan situs internet yang berhubungan dengan multimedia, animasi dan perangkat lunak yang digunakan agar dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
3) Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab responden sebagai interview tertulis di mana responden dihubungi melalui daftar pertanyaan (Hariwijaya, 2007: 61). Isi pertanyaan yang diberikan peneliti kepada responden adalah pertanyaan mengenai minat responden terhadap animasi.
b. Metode Pembuatan Film Animasi
Dalam membuat animasi diperlukan beberapa tahap. Berikut adalah tahapan pembuatan film animasi yang dikemukakan Djalle (2007: 77): 1) Pra produksi
Pada tahap ini, film belum dibuat tapi persiapan apa saja yang dibutuhkan sudah direncanakan mulai dari ide cerita, lalu dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan lagi menjadi storyline, storyboard, hingga ke tahap animatic storyboard, dimana pada tahap tersebut merupakan draft dari film yang akan dibuat. 2) Produksi
(30)
pembuatan gambar, dilanjutkan dengan penganimasian gambar dan terakhir adalah menghasilkan ouput dengan cara proses rendering. 3) Pasca produksi
Setelah melewati tahap produksi, selanjutnya adalah tahap penyelesaian yang terdiri dari hal yang paling utama yaitu pengomposisian dan editing, kemudian diakhiri dengan rendering.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca alam penulisan skripsi ini, maka penulis membagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, sejarah animasi, pengertian animasi, prinsip animasi, istilah-istilah yang ada di animasi.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam pembuatan film animasi.
BAB IV PEMBAHASAN
(31)
pembahasan produksi film animasi motion graphic dari tahapan pra produksi, produksi hingga pasca produksi.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi uraian tentang kesimpulan-kesimpulan yang didapat serta mengemukakan saran yang dianggap perlu.
(32)
10 2.1 Komposisi
Komposisi menurut kamus bahasa Indonesia berarti gubahan atau susunan. Sedangkan, secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap (Wuysang, http://fotografer.net/isi/ artikel/lihat.php?id=212).
2.2 Multimedia
Secara harfiah kata multimedia terdiri dari kata multi yang berarti banyak dan media yang berarti alat atau sarana untuk menyampaikan informasi. Sehingga multimedia dapat dikaitkan dengan lima elemen media yang digabungkan. Dengan demikian, pengertian multimedia adalah penyajian dari suatu aplikasi komputer, biasanya interaktif, yang menggabungkan elemen media seperti teks, grafik, video, animasi, dan suara pada komputer (McGloughlin, 2001:2).
Sutopo (2003: 7) mengemukakan bahwa multimedia terdiri dari dua macam jenis, yaitu:
2.2.1 Multimedia Linear
Media presentasi yang pada umumnya berjalan sekuensial dan digunakan bila jumlah audiens lebih dari satu orang.
2.2.2 Multimedia Interaktif
(33)
sehingga diperlukan keyboard, mouse, atau alat input lainnya sebagai media kontrol. Dalam multimedia interaktif, user dapat memilih apa pilihan selanjutnya, dan mempengaruhi komputer dengan memberikan pertanyaan sehingga mendapatkan jawaban sesuai dengan keinginan user.
2.3 Teks
Teks merupakan elemen paling awal dan sederhana dalam multimedia, yang biasanya mengacu pada kata, kalimat, alinea, atau segala sesuatu yang tertulis atau ditampilkan. Menurut Sitepu dalam e-book Panduan Mengenal Desain Grafis, berdasarkan fungsinya teks dibagi menjadi dua jenis, yakni:
2.3.1 Text Types
Tipe ini merupakan jenis teks yang digunakan dalam teks bacaan. Biasanya text types berukuran 8 pt hingga 12 pt (point).
Gambar 2.1 Contoh Text Types
(Sumber: http://justskins.com/date/2008/08/page/2)
2.3.2 Text Display
(34)
ditampilkan sebagai headline atau penyajian yang bersifat menunjukan kata penting. Biasanya display types berukuran lebih dari 14 pt.
Gambar 2.2 Contoh Display Types
(Sumber: http://nzetc.org/etexts/GriHand/GriHand193a.jpg)
2.4 Grafik
Grafik atau gambar merupakan hal yang paling penting dalam multimedia karena apabila tidak ada grafik dalam multimedia, berarti tidak ada foto, tampilan, tombol, toolbar, dan tidak ada gambar yang menyenangkan untuk dilihat (McGloughlin, 2001: 68).
Grafik juga memberikan pemahaman tentang maksud penggunaan visual untuk menerangkan konsep yang tidak dapat diterangkan oleh teks, sehingga dapat mempercepat penyampaian suatu pesan yang jelas dan tepat kepada individu yang berbeda. Gambar merupakan elemen grafik yang terpenting dan menurut kamus bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang,
(35)
tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan cat, tinta, coretan, potret, dan sebagainya.
Berikut ini adalah macam-macam kategori gambar dan format gambar yang sering digunakan dan resolusi gambar :
2.4.1 Kategori Gambar a. Gambar Bitmap
Gambar bitmap juga dikenal dengan nama gambar raster yang mewakili suatu gambar sebagai suatu susunan titik-titik yang dikenal dengan nama piksel (pixel).
Gambar 2.3 Contoh Perbandingan Gambar Bitmap (bawah) dan Vektor (atas) yang Diperbesar
(Sumber: http://help.adobe.com/en_US/Director/11.0/ help.html?content=06_bitmaps_01.html)
b. Gambar Vektor
Gambar vektor juga dikenal dengan gambar yang object oriented, yaitu gambar yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi komputer dalam bentuk geometri (garis lurus, oval, lengkungan, lingkaran, dan sebagainya) berdasarkan garis vertikal dan horizontal.
(36)
Gambar 2.4 Gambar Vektor yang Dibuat oleh Peneliti Berjudul Surrender
2.4.2 Format Gambar a. Bitmap (.BMP)
Merupakan format standar Windows yang belum terkompresi dan menggunakan sistem warna RGB (Red, Green, Blue).
b. Graphics Interchange Format (.GIF)
Format GIF yang dibuat oleh Compurserve pada tahun 1987 merupakan file format terkompresi yang paling tua digunakan dalam website serta memiliki warna maksimal sebanyak 256 warna.
c. Portable Network Graphics (.PNG)
Merupakan format yang memiliki persamaan dengan GIF, yaitu multiple images dan terkompresi. Namun, kelebihan dari PNG yaitu adanya gamma storage, full alpha, true color support, dan error detection.
(37)
d. Joint Photographic Expert Group (.JPEG/JPG)
Merupakan format terkompresi yang sering digunakan pada saat ini karena sudah mendukung 24 bit color depth atau sama dengan 16,7 juta warna serta bekerja dengan baik pada gambar foto atau pekerjaan seni yang menginginkan gambar nyata.
2.4.3 Resolusi
a. Resolusi Warna (Color Resolution)
Resolusi warna juga bisa disebut dengan color depth. Resolusi warna merupakan sekumpulan warna yang ada dalam gambar format atau pengaturan tampilan layar komputer (McGloughlin, 2001: 68).
b. Resolusi Gambar (Image Resolution)
Resolusi gambar sangat jauh berbeda dengan resolusi warna karena resolusi gambar merupakan sekumpulan pixel (elemen gambar, atau disebut dot) yang digunakan untuk menampilkan sebuah gambar yang biasanya diperlihatkan oleh ukuran pixel lebar dan pixel tinggi (McGloughlin, 2001: 71) .
c. Resolusi Pengamatan Sekilas (Scanning Resolution)
Resolusi pengamatan sekilas merupakan pendefinisian secara dots per inch (dpi) pada saat diputuskan untuk mengamati (scan) sebuah gambar.
2.5 Suara
(38)
efek suara atau penggabungan di antara ketiganya. (Sofyan, 2008: 3). Berikut adalah format suara menurut Gugun (http://go-gun21.blogspot.com/ 2008/02/perkembang-sistem-audio-sungguh-pesat.html):
Mpeg Audio Layer 3 (.MP3)
Merupakan file dengan lossy compression sehingga walau dikompresi, mp3 tetap memiliki kualitas yang baik. Sebab pengkompresian file ini dilakukan dengan membuang bagian-bagian suara yang tak bisa didengar telinga. Hasilnya, file mp3 bisa jauh lebih kecil hingga skala 12:1 dari ukuran sebenarnya.
Waveform Audio (.WAV)
WAV merupakan kependekan dari wave. File ini diciptakan oleh Microsoft dan IBM untuk PC. WAV adalah data tidak terkompres sehingga ukurannya cukup besar.
Audio CD (.CDA)
Format untuk mendengarkan CD Audio stereo berkualitas sama dengan WAV yang memiliki sampling rate 44100 Hz, 2 Channel (stereo) pada 16 bit.
Music Instrument Digital Interface (.MIDI)
Merupakan media penghubung atau protokol yang menghubungkan komputer dan alat musik untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Ukuran file MIDI tidak terlalu besar.
Advanced Audio Coding (.AAC)
(39)
medium dan high bit rates. Kelebihan AAC dari MP3 yaitu, sample ratenya antara 8 Hz – 96 kHz sedangkan MP3 16 Hz – 48 kHz, suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (di bawah 16 Hz).
Audio Interchange File Format (.AIF)
Merupakan format standar Macintosh, perangkat lunak pendukung: Apple QuickTime.
OGG VORBIS
Ada yang menyebutnya sebagai file ogg, ada juga yang vorbis. Yang jelas keduanya sama-sama berekstensi ogg. Ogg di kembangkan oleh Chris Montgomery di MIT (Massachussets Institute of Technology), Amerika Serikat. File ini berukuran kecil ketimbang mp3, namun kualitasnya lebih bagus dibandingkan mp3. Kualitas ogg tidak didasarkan pada bit rate melainkan berdasarkan skala yang totalnya ada 10 skala. Kebanyakan yang dipakai adalah skala 3 yang setara dengan bit rate 128 Kbps.
Windows Media Audio (.WMA)
Merupakan temuan Microsoft, yang mempunyai hak cipta. Seperti mp3, wma menggunakan bit rate 128 Kbps kualitasnya sama tapi ukurannya lebih besar dari mp3.
Adaptive Multi Rate (.AMR)
AMR adalah speech codec ke-4 diperuntukkan bagi sistem GSM. Dengan AMR, operator jaringan dapat menambahkan kapasitas suara dalam jaringan mereka dengan leluasa dan efisien.
(40)
2.6 Animasi
2.6.1 Pengertian Animasi
Menurut Encyclopedia Americana, Animasi merupakan gerakan beberapa gambar yang dibuat dari sketsa tangan secara konsisten, di mana posisi dan gerakannya bervariasi dari sketsa satu ke sketsa lainnya, kemudian diurutkan menjadi sebuah film dan diproyeksikan dalam layar sehingga terlihat seperti gambar yang bergerak (Djalle, 2007: 4).
2.6.2 Motion Graphic
Motion Graphic merupakan gabungan dari potongan-potongan desain/animasi yang berbasis media visual yang menggabungkan film dengan desain grafis dengan memasukkan sejumlah elemen yang berbeda seperti objek 2 dimensi atau 3 dimensi, animasi, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan musik (motion by design, http://issuu.com/motionbydesign/docs/mbd1).
2.6.3 Frame by Frame
Menurut Wahyuni dalam belajardesain.net frame by frame adalah salah satu teknik dalam membuat animasi menggunakan perubahan bentuk pada tiap frame. Dan menurut Stevano, animasi frame by frame adalah animasi dengan memaksimalkan penggunaan frame. Dalam setiap frame terdapat objek-objek yang berbeda dan mempunyai hubungan gerakan animasi antara frame awal sampai akhir (2006: 1).
(41)
Gambar 2.5 Gambar Animasi Frame by Frame Gerak Anjing Berlari (Sumber:
http://jayadidaengtutu.blogspot.com/2009/05/animasi-frame-by-frame-pada-flash-8-pro.html)
2.6.4 Jenis Teknik Animasi a. Animasi 2 Dimensi
Jenis teknik animasi ini disebut juga dengan flat animation karena menggunakan bahan datar sebagai media tempat menggambar animasi. Selain itu, hasil teknik animasi ini juga berbentuk flat karena sudut pandang hanya bertumpu pada x dan y. Beberapa jenis animasi 2 dimensi menurut Djalle (2007: 12-16), yaitu:
1) Animasi sel, yaitu memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat di atas lembaran plastik tembus pandang yang kemudian disebut sel. Animasi ini merupakan teknik dasar yang biasa digunakan pada film animasi kartun.
(42)
Gambar 2.6 Cuplikan Adegan Film Animasi 2 Dimensi Sprited Away Karya Hayao Miyazaki
(Sumber: http://grainsfrommybrain.wordpress.com)
2) Animasi potongan, merupakan teknik animasi yang paling mudah dan sederhana karena teknik animasi potongan menggunakan objek animasi yang telah dirancang dan digambar pada lembaran kertas yang kemudian dipotong dan diletakkan sesuai dengan bentuk dan bidang latar belakangnya.
Gambar 2.7 Film Animasi 2 Dimensi Teknik Cut Out (Sumber:
(43)
3) Animasi bayangan, yaitu menggunakan objek bayangan atau bahan kertas yang berwarna gelap dengan latar belakang yang lebih terang dari objek animasi yang kemudian dianimasikan. Secara teknik, animasi bayangan sama seperti teknik pembuatan animasi potongan. 4) Animasi kolase, merupakan sebuah teknik bebas dalam
mengembangkan keinginan si pembuat dalam menggerakkan objek animasi. Maksudnya, gambar dan berbagai bahan yang dipakai, disusun lalu diubah menjadi bentuk susunan baru sehingga perubahan yang terjadi menjadi suatu bentuk animasi yang bebas.
Gambar 2.8 Film Animasi Teknik Kolase oleh Alexey Devyanin (Sumber: http://www.behance.net/Gallery/stud-island/202357) 5) Penggambaran langsung pada film, yaitu menggunakan teknik penggambaran objek animasi yang langsung dibuat pada pita seluloid baik positif atau negatif, tanpa melalui pemotretan kamera (stop frame).
(44)
Gambar 2.9 Animasi Teknik Penggambaran Langsung pada Film oleh Wahyu Aditya Berjudul Pacarku yang Baik (TIPE-X) (Sumber: http://www.photo400.com/howto/index.php?key=dapupu)
b. Animasi 3 Dimensi
Jenis teknik animasi ini disebut juga object animation karena menggunakan bahan yang berwujud 3 dimensi dan secara nyata membentuk objek riil dengan sudut pandang x, y dan z. Menurut Djalle (2007: 16-18), jenis animasi 3 dimensi terdiri dari:
1) Animasi boneka, objek animasi yang dipakai animasi ini adalah boneka yang mudah digerakkan seperti kayu, kain, kertas, lilin, tanah lempung, dan sebagainya sebagai simplikasi dari bentuk benda aslinya.
Gambar 2.10 Tokoh Utama Film Animasi Clay Wallace and Gromit (Sumber: http://stopmotioncentral.com)
(45)
2) Animasi model, disebut juga animasi non-figur. Pada animasi ini keseluruhan cerita tidak membutuhkan tokoh atau figur lainnya karena animasi ini hanya bersifat menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan umum.
3) Pixilasi, adalah suatu teknik di mana manusia berbuat atau melakukan sesuatu adegan seperti boneka, sama hanya yang dilakukan boneka dalam film animasi pada umumnya.
Gambar 2.11 Film Animasi Teknik Pixilasi Berjudul The Secret Adventures of Tom Thumb oleh Bolexbrothers
(Sumber: http://www.awn.com/mag/issue3.11/3.11pages/osmondbristol.php3)
2.6.5 Proses Produksi Animasi
Proses produksi animasi menurut Djalle (2007:19-22) dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Animasi Klasik
Jenis animasi klasik mulai berkembang sekitar tahun 1930-an oleh Walt Disney dengan menggunakan teknik animasi sel. Jenis animasi ini dalam
(46)
pembuatannya sudah memiliki perencanaan dan proses gambar yang cukup siap untuk diolah menjadi sebuah film animasi.
b. Animasi Stop-Motion
Jenis animasi stop-motion atau disebut juga frame by frame merupakan teknik animasi yang berhubungan dengan shooting serta penganalisaan langsung gerak animasi yang dihentikan sebentar pada saat merekam objek. Selain itu menurut Wikipedia, teknik animasi ini membuat sebuah ilusi pergerakan dari sebuah gambar/objek yang diam (still image) frame demi frame-nya
c. Animasi Komputer
Animasi komputer merupakan teknik pembuatan animasi dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk memproduksi filmnya, karena banyak memberikan kemudahan dalam mengembangkan imjinasi yang lebih luas dan jauh dari pemikiran rasional manusia, namun dapat diwujudkan dalam suatu bentuk visual nyata yang logis, dapat diterima oleh akal, meskipun hanya ada di dunia maya.
2.6.6 Prinsip Animasi
Prinsip animasi merupakan aturan dasar yang memungkinkan karakter yang diciptakan dapat bergerak dan hidup wajar (Djalle, 2007:29). Dan dalam buku “Art of Animation”, Disney mengemukakan 12 prinsip animasi (Djalle, 2007:29-42), yaitu:
1) Pose to Pose
(47)
between adalah cara animator menentukan posisi gerak karakter dari posisi awal gerak, posisi gerak selanjutnya hingga pada posisi akhir gerak.
2) Timing
Timing adalah satuan waktu yang ada pada gerakan gambar yang hidup atau bergerak di mana gerakan tersebut menghasilkan perubahan bentuk atau posisi.
3) Stretch and Squash
Stretch dan Squash merupakan prinsip animasi yang memberikan sentuhan kelenturan pada suatu benda tertentu sesuai dengan karakter materialnya, sehingga memberikan kesan objek tersebut memiliki bobot dan muatan tertentu bila sedang melakukan gerakan animasi. 4) Anticipation
Anticipation merupakan suatu gerakan ancang-ancang ketika akan melakukan gerakan utama.
5) Secondary Action
Secondary Action atau aksi kedua merupakan gerakan yang muncul dikarenakan adanya akibat suatu gaya dari gerakan atau aksi pertama sebuah objek benda animasi.
6) Follow Trough and Over Lapping Action
Follow trough yaitu benda A akan selalu mengikuti gerakan benda B yang lebih dulu bergerak. Sedangkan, over lapping action adalah hasil gerakan tumpang tindih karena gerakan susulan dari benda A
(48)
mengikuti benda B. Jadi, Prinsip ini melibatkan dua benda yang sama atau berbeda, namun saling berkaitan satu dengan yang lain dan bisa saling mempengaruhi dalam setiap gerakannya.
7) Easy In and Easy Out
Prinsip animasi Easy in dan easy out merupakan suatu aturan animasi yang berprinsip pada hukum ilmu fisika yang berlaku, seperti gaya gravitasi, bobot, kecepatan, percepatan, daya, hukum sebab dan akibat, dan lain-lain. Sehingga gerakan animasi terlihat lebih logis, wajar, berbobot, dan berkesan hidup pada saat dilihat.
8) Arch
Animasi arch atau gerak melengkung merupakan prinsip animasi yang membuat gerak karakter animasi tampak menjadi lebih luwes, dinamis, hidup, dan indah. Contohnya, seperti gerakan menari, melompat, berayun, berbelok, atau gerakan memutar.
9) Exaggaration
Prinsip exaggaration merupakan prinsip yang menggunakan teknik mendramatisasi adegan agar tampak lebih ekspresif dan komunikatif, meskipun gerakannya dibuat agak berlebihan bahkan sangat ekstrem. 10)Staging
Staging yaitu mengatur tata letak objek gambar pada frame gambar sebagai bidang pandangan penonton terisi dengan komposisi yang baik, proporsional, enak dilihat, dan komunikatif, sehingga penonton
(49)
tidak terlalu lelah dalam menyimak jalan cerita dan merasa terlibat di sana.
11)Appeal
Prinsip appeal merupakan cara yang baik untuk menyampaikan sesuatu pesan dalam bentuk kesan yang menarik, cantik dan komunikatif dari sebuah karakter yang ingin disampaikan. Sehingga tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata, pesan dalam gambar tersebut sudah tersampaikan dengan baik.
12)Personality
Prinsip personality merupakan penelurusan pamahaman karakter seperti sifat fisik, sifat psikis, latar belakang ekonomi, sosial budaya, ataupun historisnya, sehingga dapat didieskripsikan dengan baik dalam bentuk karakter yang lebih kuat, bermakna, hidup, dan berkarakter.
2.6.7 Teori Dasar Pembuatan Film Animasi
Film animasi memiliki teori yang yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembuatannya, berikut adalah teori-teori dasar yang ada dalam pembuatan film animasi:
a. Ide Cerita
Menurut James Webb Young dalam buku “The Wizard of Ideas” karangan Jonathan Grumphy (2003: 27):
“Ide tak lain dan tak bukan adalah kombinasi baru dari elemen-elemen lama.”
(50)
Sehingga Jonathan Grumphy menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan ide diperlukan:
1) Pendefinisian masalah;
2) Pengumpulan data, yaitu mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk menganalisa masalah yang ada;
3) Analisa masalah, yaitu memahami permasalahan untuk memperoleh sebuah jawaban yang tepat;
4) Carilah ide, mencari inspirasi seluas-luasnya; 5) Merealisasikan ide yang telah didapatkan.
b. Cerita
1) Pengertian Cerita
Djalle (2007: 83) mengemukan bahwa cerita adalah urutan yang dimulai dengan awal atau permulaan, pertengahan, hingga akhir yang tersusun menjadi sebuah jalinan cerita. Sedangkan menurut pengertian pertama kamus umum bahasa Indonesia, cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu peristiwa atau kejadian. Dan menurut pengertian kedua, cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang dan sebagainya baik yang sungguh-sungguh terjadi ataupun yang hanya rekaan belaka (Poerwadarminta, 2006: 233).
2) Kategori Cerita
(51)
Fakta, yaitu cerita yang berhubungan dengan kejadian sebenarnya, atau biasanya diangkat dari kejadian sebenarnya.
Fiksi, yaitu cerita yang berhubungan dengan kejadian yang dibangun atau dibuat berdasarkan imajinasi.
3) Alur Cerita
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita rekaan (Suyoto, 2008). Berikut adalah dua jenis alur yang telah dikenal secara umum:
Alur Maju
Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian.
Gambar 2.12 Gambar Alur Searah Cerita
Alur Mundur
alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian.
(52)
4) Struktur Cerita
Struktur cerita yang dikemukan oleh Djalle, Porwantoro dan Dasmana (2007: 90) terdiri atas:
Struktur linier, di mana sebuah cerita berkembang secara berangkaian
Struktur paralel, digunakan apabila satu aksi dari satu atau dua atau lebih karakter diperlukan untuk ditampilkan dalam satu waktu yang bersamaan.
Struktur halte bus, merupakan variasi lain dari struktur linier. Di mana sang karakter masuk lalu keluar cerita pada bagian mana saja sesuai kebutuhan dari karakter lain yang membutuhkan.
Struktur zig-zag, yaitu karakter yang baru muncul dan masuk ke dalam cerita, sementara karakter lama meninggalkan cerita.
Struktur lingkaran, adalah ketika sebuah cerita berakhir sama seperti awal cerita.
Struktur bintang, adalah struktur yang sangat rumit dan kompleks karena karakter utama keluar masuk ke dalam berbagai situasi yang mengelilinginya.
Struktur outline, merupakan cerita yang diatur dalam beberapa kalimat yang disebut rangkuman, kemudian divariasikan sehingga dapat menjadi cerita yang baru.
(53)
struktur yang sudah ada sebagai titik awal cerita dan sedikit demi sedikit berubah membentuk cerita yang baru.
c. Karakter
Karakter adalah kepribadian. Setiap karakter memiliki kekuatan, kelemahan, kelakuan, kebiasaan, tujuan yang mendefinisikan apa yang mereka lakukan, mengapa mereka melakukan, dan bagaimana mereka melakukannya (Djalle, 2007:97).
d. Sinopsis
Sinopsis atau synopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan sebagai ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi (Pranoto, 2008).
e. Storyline
Menurut Djalle, Porwantoro dan Dasmana (2007), storyline merupakan garis cerita yang sudah dikembangkan dari sinopsis yang keadaannya sudah menjadi lebih jelas seperti membaca sebuah cerpen, novel atau sejenisnya.
f. Skenario
Skenario sebagai alat untuk memproduksi sebuah cerita dalam bentuk visual, di mana didalamnya terdapat unsur-unsur, verbal (dialog), setting, pergerakan tokoh (action), sampai ke emosi. (dsccfikomunpad.blogspot.com/2007/12/ide-cerita.html). Dalam penulisan skenario terdapat banyak istilah-istilah teknis selain yang telah disebutkan
(54)
sebelumnya, berikut ini adalah istilah-istilah teknis yang umum digunakan, antara lain adalah :
CAMERA FOLLOW, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan objek.
CAMERA PAN TO, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada objek yang dituju dari objek sebelumnya.
CLOSE UP, petunjuk pengambilan gambar secara close-up.
CUT TO, mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi.
CUT TO FLASH BACK, petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back.
FADE IN, petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan.
FADE OUT, petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layer.
FLASH BACK CUT TO, petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back.
INSERT, sama dengan CAMERA PAN TO.
INTERCUT, petunjuk potongan adegan dalam satu adegan (scene).
ZOOM IN, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot objek dari jauh sampai dekat atau close-up.
ZOOM OUT, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot objek dari dekat sampai jauh
g. Storyboard
1) Pengertian Storyboard
(55)
secara keseluruhan dapat dilihat dari apa yang akan disajikan (Sutopo, 2003:34). Sedangkan Djalle (2007:51) mengemukakan bahwa storyboard merupakan area berseri dari sebuah gambar sketsa yang digunakan sebagai alat perencanaan untuk menunjukkan secara visual bagaimana aksi dari sebuah cerita berlangsung. Sehingga tujuan storyboard yang menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah storyline dapat tersampaikan dengan baik.
2) Aspect Ratio
Aspect ratio adalah sebuah ukuran yang berhubungan dengan lebar dan panjang sebuah layar (Djalle, 2007: 63). Sehingga informasi yang dibuat pada medan storyboard dapat sesuai dan tersampaikan pada medan frame yang akan digunakan. Dan standar aspect ratio yang digunakan pada layar televisi dan komputer adalah 1.33:1 atau 1.33 ukuran lebar dari frame berbanding 1 ukuran tinggi frame.
2.7 Video
Menurut Suyanto (2003: 279), video merupakan elemen multimedia paling kompleks karena penyampaian informasi yang lebih komunikatif dibandingkan gambar biasa. Di bawah ini adalah beberapa format file video, sebagai berikut:
Motion Picture Experts Group (.MPEG)
Merupakan format yang paling populer di internet. Ia memiliki sifat cross-platform (dapat dijalankan pada berbagai platform) dan didukung oleh kebanyakan web browser.
(56)
Audio Video Interleave (.AVI)
Format AVI dibangun oleh Windows dan didukung oleh semua komputer yang berjalan dengan sistem Windows, dan oleh kebanyakan web browser. Ia banyak dipakai dalam Internet, tetapi tidak berjalan dengan baik pada komputer non-Windows.
QuickTime (.MOV)
Format QuickTime dibangun oleh Apple. QuickTime adalah format video yang banyak dipakai di Internet, tetapi QuickTime movie tidak dapat dimainkan di Windows tanpa diinstal komponen tambahan untuk mendukungnya. Video yang tersimpan di dalam format QuickTime memiliki extensi “.mov”.
RealVideo
Format RealVideo dibangun oleh Real Media. Format ini memungkinkan melakukan streaming video (on-line video, internet TV) dengan menggunakan bandwidth yang rendah. Oleh karena diprioritaskan pada kemampuannya berjalan pada bandwidth rendah, maka kualitasnya dikurangi. Video yang disimpan dalam format RealVideo memiliki ekstensi “.rm” atau “.ram”.
Shockwave (Flash)
Format Shockwave dibangun oleh Macromedia. Shockwave membutuhkan komponen tambahan untuk memainkannya. Netscape dan Internet Explorer versi yang terbaru telah mendukungnya. Format flash ini memiliki fleksibilitas yang tinggi dengan aplikasi komputer termasuk
(57)
internet. Ia memiliki ukuran file yang kecil. Video yang tersimpan dalam format Shockwave memiliki extensi “.swf”.
Sedangkan, dalam mengambil gambar video terdapat beberapa macam sudut yang dapat diambil menurut Djalle (2007: 67-72), yaitu:
Extreme Close Up, yaitu shot yang menampilkan gambar yang sangat detail.
Very Close Up, yaitu shot yang menampilkan seluruh permukaan wajah dan yang terpotong adalah bagian atas dan dagu.
Big Close Up, yaitu shot yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga ke leher.
Close Up, yaitu shot yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga bahu.
Medium Close Up, yaitu shot yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga lengan atas.
Medium Shot, yaitu shot yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga lengan bawah.
Three Quarter Shot, yaitu shot yang menampilkan badan sampai bagian lutut.
Medium Long Shot, yaitu shot yang menampilkan seluruh badan.
Long Shot, yaitu shot yang menampilkan seluruh badan dalam sepertiga kapasitas seluruh permukaan layar.
High Angle, yaitu shot yang menampilkan gambar objek terlihat dari sudut atas.
(58)
Low Angle, yaitu shot yang menampilkan gambar objek terlihat dari sudut bawah.
Eye Level Shot, yaitu shot yang menampilkan gambar dalam sudut pandang kamera.
Bird’s Eye View, yaitu shot yang menampilkan gambar dalam jangkauan yang sangat luas.
Over The Shoulder Shot, yaitu shot yang menampilkan gambar dalam sudut kamera yang berasal dari belakang objek lain.
2.8 Aspek Perancangan Multimedia
Menurut Linda dalam Sutopo (2003:43), terdapat beberapa aspek penting pada perancangan tampilan, terutama informasi yang ditampilkan pada tampilan teratur, tampilan yang tidak teratur menyebabkan informasi tidak komunikatif, dan sulit untuk mencapai sasaran pengguna.
2.8.1 Kejelasan Visual
Penyajian visual tidak boleh memberikan pengertian ambigu, sehingga membingungkan user. Hal ini berarti bahwa tampilan visual harus jelas.beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kejelasan visual:
Kesamaan, yaitu dua bentuk visual mempunyai properti yang kelihatan dimiliki oleh keduanya.
Pendekatan, yaitu dua bentuk visual mempunyai properti yang dimiliki bersama-sama.
(1)
3 Optimalisasi Komposisi di Adobe After Efffects CS3”, sebagai tugas akhir untuk menempuh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan yang dipaparkan pada latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Seperti apa pembuatan film animasi motion graphic.
2. Bagaimana cara membuat film animasi
motion graphic yang sesuai dengan prinsip animasi.
3. Bagaimana cara mengoptimalisasikan teknik animasi dan komposisi sehingga film animasi yang dibuat dapat mencakup elemen multimedia (teks, suara, gambar, animasi dan video).
3. BATASAN MASALAH
Untuk mengoptimalkan pembahasan maka penulis membatasi penulisan dan penelitian ini meliputi:
1. Tahapan pembuatan objek animasi motion
graphic dengan menggunakan Adobe
Photoshop CS3.
2. Teknik Animasi frame by frame dan komposisi dengan menggunakan Adobe After Effects CS3.
3. Editing dan rendering film animasi dengan menggunakan Adobe Premiere Pro CS3.
4. TUJUAN
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah mengoptimalisasi teknik komposisi di Adobe After Effects CS3 agar menghasilkan sebuah animasi motion graphic yang sesuai dengan prinsip animasi.
5. MANFAAT
Manfaat penelitian tentang pembuatan animasi 2 dimensi motion graphic frame by frame ini adalah:
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh masa kuliah.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
3. Sebagai gambaran bahwa mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta bisa memasuki dunia industri kreatif di Indonesia.
Manfaat laporan pembuatan animasi 2 dimensi
motion graphic frame by frame ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana langkah pembuatan
animasi motion graphic.
2. Calon animator lokal mempunyai alternatif lain dalam membuat film animasi yang tidak hanya terpaku pada perangkat lunak pembuat animasi seperti Flash atau 3DMAX.
3. Menangkap pesan moral yang disampaikan oleh film animasi motion graphic.
7. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam mengumpulkan data untuk pembuatan film animasi 2 dimensi ini dilakukan dengan cara: 1. Observasi (Hariwijaya, 2007: 63)
Mempelajari langsung cara pembuatan animasi 2 dimensi di sekolah animasi Hellomotion Academy guna mendapatkan informasi yang ebrguna bagi penelitian. 2. Studi Pustaka (Hariwijaya, 2007: 63)
Studi kepustakaan, dilakukan dengan membaca buku-buku dan website yang berkaitan.
3. Kuesioner (Hariwijaya, 2007: 61)
Memberikan kuesioner kepada masyarakat untuk mengetahui minat masyarakat terhadap animasi dan pengguna Adobe After Effects untuk mengetahui fungsi Adobe After Effects.
8. METODE PEMBUATAN FILM ANIMASI
Dalam membuat animasi diperlukan beberapa tahap. Berikut adalah tahapan pembuatan film animasi yang dikemukakan Djalle (2007: 77): 1. Pra produksi
Pada tahap ini, film belum dibuat tapi persiapan apa saja yang dibutuhkan sudah direncanakan mulai dari ide cerita, lalu dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan lagi menjadi storyline,
(2)
4
storyboard, hingga ke tahap animatic
storyboard, dimana pada tahap tersebut
merupakan draft dari film yang akan dibuat. 2. Produksi
Pada tahap ini pembuatan animasi mulai dilakukan. Diawali dengan pembuatan gambar, dilanjutkan dengan penganimasian gambar dan terakhir adalah menghasilkan ouput dengan cara proses rendering.
3. Pasca produksi
Setelah melewati tahap produksi, selanjutnya adalah tahap penyelesaian yang terdiri dari hal yang paling utama yaitu pengomposisian dan editing, kemudian diakhiri dengan
rendering.
9. GAMBAR DAN TABEL
Gambar 3.2 Gambar Susunan Metode Pembuatan Film Animasi Motion Graphic
Gambar 4.2 Rancangan Karakter Bonnie Versi Awal dan Terakhir
Tabel 4.4 Tabel Storyboard Thumbnail
Beserta Keterangan (bagian.2)
Gambar 4.9 Edit Gambar dan Memperbanyak Objek Animasi di Adobe Photoshop CS3
(3)
5
Gambar 4.13Langkah Kerja Membuat Animasi dan Komposisi
Gambar 4.18Salah Satu TimelineMy Bonnie
Lies Over The Ocean diAdobe After Effects CS3
Tabel 4.7 Susunan Layer Komposisi Adegan Bonnie Melempar Apel (bagian.1)
Layer Jenis Nama File/Objek
1 Komposisi ombaklaut3 2 Komposisi ombaklaut2
3 Gambar perahu1.png
4 Komposisi ombaklaut1 5 Gambar PNG apelabis.png 6 Gambar PNG expbuangapel2.png 7 Gambar PNG expbuangapel.png 8 Gambar PNG apelabis.png 9 Gambar PNG exptanganapel.png 10 Gambar JPG dasar(2).jpg
Gambar 4.19Gambar Susunan Komposisi Layer
dari Jendela Preview Adegan Bonnie Melempar Apel (bagian.2)
Gambar 4.21Sketsa Gerak Animasi Sampah Apel di Buang ke Laut Berdasarkan Prinsip Animasi (bagian.1)
Gambar 4.22Animasi dan Komposisi Gerakan Membuang Apel (bagian.2)
Gambar 4.23Animasi dan Komposisi Gerakan Apel Mencebur ke Laut (bagian.2)
(4)
6 Gambar 4.27Alur Tahapan Rendering di Adobe After Effects CS3
Gambar 4.28Pengaturan di Jendela Render Queue
Gambar 4.3054 Video Hasil Rendering
Komposisi Adegan Film Animasi My Bonnie Lies Over The Ocean
Tabel 4.8Rancangan Editing Bahan Film Animasi My Bonnie Lies Over The Ocean
Gambar 4.36Bahan Film My Bonnie Lies Over The Ocean pada TimelineAdobe Premiere Pro CS3
Gambar 4.40Tampilan Pengaturan Export Movie di Adobe Premiere Pro CS3
10. HASIL KOMPOSISI ANIMASI DI ADOBE AFTER EFFECTS
Peneliti melakukan enam langkah seperti pada Gambar 4.13 secara berulang-ulang setiap membuat komposisi baru agar sesuai dengan adegan di skenario dan storyboard (Tabel 4.4), sehingga pada akhirnya film animasi ini selesai dibuat dengan jumlah 34 komposisi objek animasi dan 55 komposisi adegan animasi yang kemudian dirender menjadi 54 video animasi tanpa suara
(5)
7 yang kemudian menghasilkan sebuah film yang berformat .vob atau .avi dari hasil render Adobe Premire Pro CS3.
11. CONCLUSION
Kesimpulan dari penelitian tentang pembuatan film animasi My Bonnie Lies Over The Ocean
adalah sebagai berikut:
1. Tahapan pembuatan film animasi seperti pra produksi, produksi dan pasca produksi yang terdiri dari pembuatan konsep ide cerita, sinopsis, storyline, skenario, storyboard,
animatic storyboard, pengumpulan materi
gambar dan suara, pembuatan animasi, komposisi, editing, rendering, dan packaging
sangat penting dilakukan supaya bisa mengontrol daya imajinasi yang luas serta terealisasikannya imajinasi sesuai dengan konsep yang ada.
2. Animasi dengan teknik motion graphic bisa tetap bergerak hidup dengan cara menerapkan 12 prinsip animasi, yaitu pose to
pose, timing, stretch and squash,
anticipation, secondary action, follow
through and over lapping, easy in and esay out, arch, exaggeration, stagging, appeal dan
personality pada setiap adegan dengan
pengaturan komposisi layer dan animasi objek di Adobe After Effects CS3.
3. Optimalisasi komposisi dilakukan dengan cara membuat komposisi adegan per-adegan dengan durasi maksimal 10 detik. Di mana dalama komposisi ini dilakukan penyusunan
layer sesuai konsep yang dibuat pada
skenario dan storyboard kemudian dianimasikan dengan menggunakan pilihan transform yang ada pada setiap layer dan pengaturan waktu pada current time indicator
sehingga gerakan animasi yang dibuat bisa memungkinkan untuk sesuai dengan elemen multimedia lainnya yang akan dimasukkan dalam perangkat lunak editing Adobe Premiere Pro CS3.
4. Dengan melakukan tahapan komposisi yang sudah disimpulkan oleh nomer 2 dan 3, maka benar adanya bahwa membuat animasi
motion graphic dengan menggunakan Adobe
After Effects CS3 bisa dijadikan pilihan bagi animator untuk membuat animasi selain menggunakan perangkat lunak pembuat animasi seperti Flash dan 3DMAX.
5. Pesan dan informasi yang menggunakan video animasi yang sesuai dengan prinsip animasi ternyata bisa efektif untuk
menyampaikan pesan dan sanggup menarik minat masyarakat untuk menontonnya terutama pada bagian yang tidak mungkin atau sulit dilakukan oleh manusia di dunia nyata (fiksi).
REFERENSI
[1] Adobe. Preview Video and Audio,
dokumentasi online dari
http://livedocs.adobe.com/en_US/AfterEffect s/8.0/help.html?content=WS3878526689cb9 1655866c1103906c6dea-7ec9.html diakses tanggal 18 Mei 2010.
[2] Andria, Jeffin. Tentang Animasi,
dokumentasi online dari
http://pdfcast.org/pdf/tentang-animasi diakses tanggal 17 Mei 2010.
[3] Davenport, T.H., (1993), Process Inovation : Reengineering Work Through Information Technology, Boston, MA: Havard Business Press.
[4] Djalle, Zaharuddin G. et al, 2007. 3D Animation Movie using 3DStudioMax Edisi Revisi. Bandung : Informatika Bandung. [5] Gugun. Jenis Format Audio Digital,
dokumentasi online dari http://go- gun21.blogspot.com/2008/02/perkembang-sistem-audio-sungguh-pesat.html di akses tanggal 14 Februari 2008.
[6] Grumphy, Jonathan, 2003. The Wizard of Ideas. Jakarta :Prestasi Pustaka.
[7] Hariwijaya, M dan Triton, P.B, 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, Yogyakarta : Oryza.
[8] Hadi, Ido Priyono. Mengenal Area Kerja Software Adobe Photoshop 6.0, dokumentasi online dari http://faculty.petra.ac.id/ido/ courses/ rafis/photoshop.pdf diakses tanggal 18 Mei 2010.
[9] Harun, Jamalludin dan Zaidatun Tasir. Teknologi Grafik, dokumentasi online dari http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/ gfxtechno/k-v01.htm diakses tanggal 10 Mei 2010.
[10] Hendratman, Hendi, 2009. The Magic of After Effects Edisi Revisi-2. Bandung : Informatika Bandung.
[11] Keraf, Gorys, 1994. Komposisi, Jakarta : Nusa Indah.
[12] Mcgloughlin, Stephen, 2001. Multimedia : Concept and Practice, New Jersey : Prentice Hall.
[13] Motion by Design, 2010. History of Motion
(6)
8 http://issuu.com/motionbydesign/docs/mbd1 diakses tanggal 16 Juni 2010.
[14] Nanang. H.264 (MPEG-4 AVC), dokumentasi online dari http://anangss.blogspot.com/2010/ 04/h264-mpeg-4-avc.html diakses tanggal 22 Mei 2010.
[15] Pattiradjawane, I Rene. Elemen Multimedia
yang Memperbaiki Kehidupan, dokumentasi
online dari http://kompas.com/kompas-cetak/0205/07/iptek/ elem29.htm diakses tanggal 6 Oktober 2006.
[16] Pranoto, Naning, 2008. Strategis Menulis Sinopsis : Dua Versi, dokumentasi online http://rayakultura.net/wmview.php?ArtID=12 1 diakses tanggal 29 Februari 2008.
[17] Poerwadarminta, W.J.S, 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Pustaka.
[18] Sitepu, Vensensius, 2006. Panduan
Mengenal Desain Grafis, dokumentasi online
http://escaeva.com/index2.php?option=com_ docman&task=doc_view&gid=2&Itemid=44 – diakses tanggal 29 Februari 2008.
[19] Soewignjo, Santosa, 2005. Let’s Animate, Jakarta : PT. TriExs Trimacindo.
[20] Sofyan, Amir Fatah, 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing, dan Video Editing, Yogyakarta : Andi.
[21] Stevano, Bayu, 2006. Animasi Teks dengan
Flash 8, Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
[22] Suheri, Agus. Animasi Multimedia
Pembelajaran, dokumentasi online dari
http://unsur.ac.id/images/articles/27_33_pak_ agus.pdf diakses tanggal 20 Agustus 2009. [23] Sutopo, Ariesto Hadi, 2003. Multimedia
Interaktif dengan Flash, Graha Ilmu :
Yogyakarta.
[24] Suyanto, M, 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta : Andi.
[25] Suyoto, AG. Intrinsik, dokumentasi online dari agsuyoto.wordpress.com/intrinsik/ diakses tanggal 20 Agustus 2009.
[26] Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004. Pembuatan CD Interaktif dengan Macromedia Flash MX Professional 2004, Jakarta : Salemba Infotek.
[27] Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2006. Teknik Mengolah Gambar dan Foto dengan Adobe Photoshop 9.0 Creative Suite 2, Jakarta : Salemba Infotek. [28] Tutorial Network. Photoshop Toolbar
Tutorial, dokumentasi online dari
http://www.newtutorials.com/photoshop-toolbar-tutorial.htm diakses tanggal 18 Mei 2010.
[29] Warta Warga Student Jurnalism.
Perkembangan Animasi, dokumentasi online dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/ 04/perkembangan-animasi diakses tanggal 17 Mei 2010.
[30] Wahyuni, 2010. Animasi Frame by Frame, dokumentasi online http://www.belajar desain.net/index.php/tutorial/animasi/289-animasi-frame-by-frame diakses tanggal 16 Juni 2010.
[31] Wavelength Media. Adobe Premiere Tools Panel (Toolbox), dokumentasi online dari http://www.mediacollege.com/adobe/premier e/pro/tool diakses tanggal 20 Mei 2010. [32] Wikipedia The Free Encyclopedia. Adobe
Creative Suite, dokumentasi online dari http://en.wikipedia.org/wiki/Adobe_Creative _Suite diakses tanggal 18 Mei 2010.
[33] Wikipedia The Free Encyclopedia. Adobe
Photoshop, dokumentasi online dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Adobe_Photosho p diakses tanggal 18 Mei 2010.
[34] Wuysang, Jessica Helena. Sekilas Tentang
Komposisi dalam Fotografi, dokumentasi
online dari http://fotografer.net/isi/artikel/ lihat.php?id=212 diakses tanggal 17 Mei 2010.
[35] Wikipedia The Free Encyclopedia. Footage, dokumentasi online dari http://en.wiki pedia.org/wiki/Footage diakses tanggal 19 Mei 2010
[36] Wikipedia The Free Encyclopedia. My Bonnie Lies Over The Ocean, dokumentasi online dari http://en.wikipedia.org/ wiki/My_Bonnie_Lies_over_the_Ocean diakses tanggal 10 Januari 2010.
COPYRIGHT
Dengan ini kami menyatakan bahwa jurnal ini benar-benar hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai jurnal atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Penulis bertanggung jawab dalam menyalin (mereproduksi) gambar atau tabel dan citra yang diperoleh dari pihak lain dengan apresiasi (acknowledgement) yang benar.