40 terletak di daerah gempa dan relatif memiliki potensi likuifaksi karena berada pada
daerah pesisir pantai. Untuk melakukan analisis masalah diatas, maka data-data mengenai karakteristik
tanah pada daerah yang dikaji sangat diperlukan. Beberapa data yang harus diperoleh untuk analisis adalah :
a. Data Gempa
Data gempa sangat diperlukan dalam analisis potensi likuifaksi pada lokasi Proyek Ware House Belawan. Data ini diperlukan untuk mencari percepatan
tanah di permukaan pada daerah yang akan dikaji. b.
Data N-SPT dan data BoringLlog Data N-SPT dan data Boring log diperlukan untuk untuk memberi gambaran
umum mengenai kondisi tanah di sepanjang daerah yang dikaji. c.
Hasil Tes Laboratorium Data hasil tes laboratorium digunakan untuk menentukan karakteristik lapisan
tanah yang akan digunakan dalam analisis.
3.3. Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Data Gempa
Data gempa yang diperlukan dalam analisis ini diperoleh dari situs http:neic.usgs.govneisepic
. Dari situs tersebut, penulis mendapatkan data rekaman
gempa dengan memasukkan beberapa masukan seperti letak koordinat yang ingin ditinjau, interval magnitude gempa, radius gempa terjadi dari pusat lokasi yang dikaji,
serta batas kedalaman yang ingin diketahui.
Universitas Sumatera Utara
41 Dari sumber tersebut, penulis mendapatkan data gempa yang diperlukan untuk
menentukan percepatan batuan dasar, dengan membuat masukan Koordinat lokasi Proyek Ware House Belawan serta interval magnitude diatas 5 SR dengan radius 500
km. Data gempa yang diperoleh adalah data gempa yang pernah terjadi sejak tahun 1973 sampai data gempa tahun 2012.
Data gempa yang diperoleh terdiri dari : a.
Waktu terjadinya gempa b.
Besar Magnitudo gempa serta jenis Magnitudo yang dihasilkan c.
Kedalaman gempa hypocenter d.
Radius gempa terhadap daerah penelitian
Setelah mendapatkan data diatas, maka langkah berikut yang dilakukan adalah menghitung percepatan tanah pada batuan dasar. Untuk menghitung percepatan batuan
dasar, sebelumnya dilakukan perhitungan percepatan maksimum pada setiap gempa yang terjadi, dalam perhitungan percepatan ini, penulis menggunakan Fungsi Atenuase
Joyner and Boore dan Fungsi Atenuase Crouse. Setelah mendapatkan nilai percepatan PGA dari setiap gempa yang terjadi,
maka hal kedua yang dilakukan adalah dengan menentukan percepatan gempa yang mewakili semua kejadian gempa. Untuk mendapatkan nilai ini, penulis menggunakan
Metode Distribusi Gumbel Tipe I. Pada metode ini, diasumsikan bahwa masing-masing kejadian gempa adalah
independen terhadap titik tinjauannya Gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
42 Gambar 3.2. Asumsi Kejadian Menurut Gumble
Distribusi gempa menurut Gumble :
:
M
M e
e M
G
3.1
Dimana :
= Jumlah rata-rata pertahun
= Parameter yang menyatakan hubungan antara distribusi gempa dengan magnitude
M = Magnitudo gempa
Bentuk persamaan 3.2 dapat disederhanakan menjadi persamaan garis lurus :
M e
M G
ln
Universitas Sumatera Utara
43
M M
G
ln
ln ln
3.2 Identik Y
= A + BX Dimana Y
=
ln ln
M G
=e
A
= -B
X = M atau percepatan a
Percepatan garis ini terdiri dari titik – titik Xj dan Yj, dimana :
Xj = PGA gempa ke j J = Nomor urut kejadian gempa yang disusun dari PGA terkecil
Harga j untuk M terbesar = N N = Selang waktu Pengamatan
1 ln
ln ln
ln N
j PGA
Y
j
3.3
Langkah selanjutnya adalah memilih data PGA gempa terbesar setiap tahunnya lalu dimasukkan ke dalam Tabel berikut seperti ketentuan dalam keterangan diatas.
No j
PGA X
j
Y
j
X
j
Y
j
X
j
Y
j
1 .
. .
n -1
N Terkecil
Terbesar
1
ln ln
N j
∑X
j
∑Y
j
∑Xj
2
∑Y
j 2
∑X
j
Y
j
Universitas Sumatera Utara
44 Oleh karena titik-titik ini selalu membentuk suatu garis lurus, maka digunakan
least square untuk menentukan garis yang paling tepat :
2 .
2 .
. 2
. j
X j
X n
j Y
j X
j X
j X
j Y
A
3.4
2 .
2 .
. .
j X
j X
n j
Y j
X j
X j
Y j
X B
3.5
Nilai percepatan gempa diperoleh dari rumus :
. lnT
a
.3.6
Dimana : T = periode ulang
= e
A
β = -B
3.3.2. Data Tanah