are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Tanggal 30 Juni 2015 dan Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS continued As of June 30, 2015 and
For the Six Months Period Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
22 wajar. Pembayaran sewa minimum harus
dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan
dan bagian
yang merupakan
pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik
yang konstan atas saldo liabilitas. Biaya keuangan dibebankan langsung ke laba rugi.
costs and reduction of the lease liability so as to achieve a constant rate of interest on the
remaining balance of liability. Finance charges are charged directly to the profit or loss.
Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada
akhir masa sewa, aset sewa pembiayaan disusutkan selama estimasi masa manfaat aset
tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset sewa pembiayaan disusutkan selama
periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa pembiayaan atau masa sewa. Laba
atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik
kembali ditangguhkan
dan diamortisasi selama sisa masa sewa.
If there is a reasonable certainty that the lessee will obtain ownership by the end of the lease
term, leased assets are depreciated over the estimated useful life of the asset. In the absence
of such certainty, those assets are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the
asset or the lease term. Any excess of sales proceeds over the carrying amount of an asset in
a sale-and-leaseback transaction is deferred and amortized over the lease term.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan
demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban pada operasi dengan dasar garis lurus
straight-line basis selama masa sewa. A lease is classified as an operating lease if it
does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased
asset. Accordingly, the related lease payments are recognized in profit or loss on a straight-line
basis over the lease term.
Sewa di
mana Kelompok
Usaha tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Leases where the Group does not transfer
substantially all the risks and rewards of ownership
of the asset are classified as operating leases.
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
l. Impairment of Non-financial Assets
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian
tahunan atas penurunan nilai aset tertentu yaitu aset takberwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas, aset takberwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam
suatu kombinasi bisnis diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi atas jumlah
terpulihkan aset tersebut. The Group assesses at each annual reporting
period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication
exists, or when annual impairment testing for an asset i.e. an intangible asset with an indefinite
useful life, an intangible asset not yet available for use, or goodwill acquired in a business
combination is required, the Group makes an estimate of the asset’s recoverable amount.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas “UPK” dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya,
kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari
aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya,
maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan
An asset’s recoverable amount, determined for an individual asset, is the higher of an asset’s or
a Cash Generating Unit’s “CGU” fair value less costs to sell and its value in use, unless the
asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets
or groups of assets. Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the
asset is considered impaired and is written down to its recoverable amount. In assessing the value
are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Tanggal 30 Juni 2015 dan Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS continued As of June 30, 2015 and
For the Six Months Period Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
23 menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Dalam
menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini atas
nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. in use, the estimated net future cash flows are
discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market
assessments of the time value of money and the risks specific to the asset.
Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian
sebagai “rugi
penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi
arus kas
masa depan
neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan
tingkat diskonto
sebelum pajak
yang menggambarkan penilaian pasar kini atas nilai
waktu uang dan risiko spesifik aset. Impairment losses of continuing operations are
recognized in the consolidated statement of comprehensive income as “impairment losses”.
In assessing the value in use, the estimated net future cash flows are discounted to their present
value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of
money and the risks specific to the asset.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran
pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi
tersebut, Kelompok
Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai
untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan- perhitungan ini dikuatkan oleh pengali penilaian
atau indikator nilai wajar yang tersedia. In determining fair value less costs to sell, recent
market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be
identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets.
These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi
aset yang diturunkan nilainya. Impairment losses of continuing operations, if
any, are recognized in the consolidated statements of comprehensive income under
expense categories that are consistent with the functions of the impaired assets.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk menentukan apakah
terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya
untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi
dimaksud
ditemukan, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain
goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi
yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut
sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. An assessment is made at each annual reporting
period as to whether there is any indication that previously recognized impairment lossesfor an
asset other than goodwill may no longer exist or may have decreased. If such indication exists,
the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an
asset other than goodwill is reversed only if there has been a change in the assumptions used to
determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized.
amount, less any residual value, ona systematic basis over its remaining useful life.
Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut
dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah
tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui
untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam
laba
rugi. Setelah
pembalikan tersebut,
penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode If that is the case, the carrying amount of the
asset is increased to its recoverable amount. The reversal is limited, so that the carrying
amount of the assets does not exceed its recoverable amount or the carrying amount that
would
have been
determined, net
of depreciation, had no impairment loss been
recognized for the asset in prior years. Reversal of an impairment loss is recognized in profit or
loss. After such a reversal, the depreciation for
are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Tanggal 30 Juni 2015 dan Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS continued As of June 30, 2015 and
For the Six Months Period Then Ended Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
24 mendatang
untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai
sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
the asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any
residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun pada tanggal 31 Desember dan ketika terdapat
suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill
ditetapkan dengan
menentukan jumlah
terpulihkan tiap UPK atau kelompok UPK di mana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan
UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai
terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
Goodwill is tested for impairment annually as of December 31 and when circumstances
indicate that the carrying value may be impaired. Impairment is determined for goodwill by
assessing the recoverable amount of each CGU or group of CGUs to which the goodwill relates.
Where the recoverable amount of the CGU is less than the carrying amount, an impairment
loss is recognized. Impairment losses relating to goodwill cannot be reversed in the future
periods.
m. Pendapatan dan Beban m. Revenue and Expense