Universitas Sumatera Utara
Usia merupakan salah satu faktor risiko yang cukup berkaitan dengan OMA. Pada anak-anak berusia 6 tahun ditemukan prevalensi OMA sebesar 4
Muhammad, 2010. Kasus OMA sangat banyak terjadi pada anak -anak dibandingkan dengan kalangan usia lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh posisi
tuba Eustachius anak pada fase perkembangan telinga tengah cenderung lebih pendek, lebar, dan terletak horizontal Maqbool, 2000.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko OMA yaitu infeksi saluran napas atas, pajanan pada asap lingkungan, polusi iritan dan bahan -bahan alergen,
kurangnya waktu pemberian ASI esklusif dan pemberian makan dalam posisi terlentang pada anak, riwayat OMA pada keluarga, kelainan kepala dan wajah,
penurunan sistem imun, dan aliran balik dari lambung dan esofagus Burrows et al, 2013.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, dijumpai bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa dalam mengenal dan mengetahui
penyakit OMA masih kurang. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas K edokteran USU
angkatan 2010 terhadap penyakit OMA.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang d i atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU angkatan 2010 terhadap OMA?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010 terhadap OMA .
1.3.2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas K edokteran USU angkatan 2010 terhadap defenisi OMA.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010 terhadap etiologi OMA.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010 terhadap perjalanan penyakit OMA.
d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010 terhadap patogenesis OMA.
e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Faku ltas Kedokteran USU angkatan 2010 terhadap penatalaksanaan OMA.
f. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran
USU angkatan 2010 terhadap komplikasi OMA.
1.4. Manfaat Penelitian
a Bagi Mahasiswa itu sendiri untuk mengetahui sejauhmana pen getahuan
OMA pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU b
Bagi institusimasukan pihak lain adalah s ebagai masukan bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penc iuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia dip eroleh melalui mata dan
telinga Notoadmojo, 2010. Menurut Notoadmojo 2007, pengetahuan yang ter cakup di dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni : 1.
Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukurr bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: Dapat menyebutkan tanda -
tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita. 2.
Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terha dap atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpilkan, meramalkan, dan sebaginya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan
yang bergizi. 3.
Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai suat u kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasu atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi disini
Universitas Sumatera Utara
dapat diartiakan aplikasi atau pengguanaan hokum -hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Mis alnya dapat
menggunakan runus statistik dalam perhitungan -perhitungan hasil penitian, dapat menggunakan prinsip siklus pemecahan masalah problem salving cycle didalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4.
Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen -komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata -kata kerja: dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian -bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan -rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian -penilaian itu
berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri,atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak -anak yang
cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi -gizi,dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab -sebab ibu-ibu tidak mau
ikut KB, dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat -tingkat tersebut di atas.
Universitas Sumatera Utara 2.2.
Anatomi Telinga
1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga d an liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga dibentuk oleh tulang rawan yang dibungkus oleh perikondrium dan
bagian terluar dilapisi oleh kulit. Liang telinga dibagi atas bagian tulang rawan 23 luar dan bagian tulang 13 dal am, panjangnya kira-kira 3,7 cm Ellis,
2006. Seperti yang terlihat pada gambar 2.1 2.
Telinga Tengah Telinga tengah merupakan suatu rongga yang b erisi udara yang terhubung
ke nasofaring melalui tuba eustachius. Rongga telinga tengah terdiri dari mastoid air cells yang berhubungan erat dengan lobus temporalis, cerebellum, bulbus
jugularis dan labirin di telinga dalam. Tiga tulang pendengaran yang berfungsi menghantarkan getaran suara dari membra n timpani ke koklea Dhillon dan East,
1999. Dinding lateral dari telinga tengah adalah membrana timpani, sedangkan bagian medial berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong fenestra ovalis, tin gkap bundar fenestra rotundum dan yang paling dominan adalah promotorium. Seperti yang terlihat
pada gambar 2.2. Di dinding anterior terdapat pintu ke tuba Eustachius, sedangkan di
dinding posterior terdapat aditus ad antrum, yaitu saluran yang menuju k e rongga mastoid. Bagian dasar telinga tengah adalah bulbus jugularis dipisahkan dengan
vena jugularis oleh tulang tipis. Dinding superior berbatasan dengan lantai fosa kranii media yang disebut tegmen timpani Soetirto, 2001 .
Membran timpani berbentu k bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga. Terdiri atas tiga lapisan yaitu :
1. Lapisan luar berupa lanjutan epitel kulit dari liang telinga. 2. Bagian tengah berupa jaringan ikat yang lentur.
3. Lapisan dalam ialah sel kubis yang bersilia. Bagian atas membran timpani disebut pars flaksida yang mengandung dua
lapisan yaitu bagian luar dan dalam, sedangkan bagian bawah disebut pars tensa yang mengandung ketiga lapisan tersebut. Bayangan penonjolan bagian bawah
Universitas Sumatera Utara
maleus pada membran timpani disebut sebaga i umbo. Dari umbo bermula suatu reflex cahaya cone of light ke arah bawah yaitu pada jam 7 untuk membran
timpani kiri dan jam 5 untuk membran timpani kanan Soetirto, 2001. Tuba eustachius ialah suatu saluran yang menghubungkan nasofaring dengan telinga
tengah yang berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. Pada anak tuba lebih pendek, lebih lebar, dan kedudukannya
lebih horizontal dari tuba orang dewasa hingga infeksi dari nasofaring lebih mudah masuk ke telinga tenga h. Panjang tuba orang dewasa kira -kira 3,75 cm dan
pada anak dibawah 9 bulan adalah 1,75 cm Boeis, 1994. Bagian tulang rawan tuba biasanya tertutup dan baru terbuka apabila udara diperlukan masuk ke telinga
tengah atau pada saat mengunyah, menelan atau m enguap. Pembukaan tersebut dibantu oleh kontraksi otot tensor palatinum dan levator palatinum yang masing -
masing dipersarafi oleh nervus mandibu laris dan pleksus faringealis Soetirto, 2001.
3. Telinga Dalam
Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya seh ingga disebut sebagai labirin Boeis, 1994. Telinga dalam terdiri dari koklea rumah siput yang berupa
dua setengah lingkaran dan vestibular yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Koklea berperan dalam fungsi pendengaran dan vestibular
berperan dalam fungsi keseimbangan. Seperti yang terlihat pada gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Anatomi Telinga sumber: Tortora Derrickson, 2009
Gambar 2.2 Anatomi Telinga Tengah dan Dalam sumber: Sobotta, 2006
2.3. Otitis Media Akut