Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
No. Indikator
Penilaian
Based Learning Menggunakan Algoritma Backtracking mudah dipahami
5. Instrumen Peningkatan Pemahaman Siswa
Untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi maka siswa akan diberi tes. Tes ini terdiri dari tes awal pre-test dan tes akhir
post-test. Sedangkan instrument yang diujikan kepada siswa harus layak, hal ini sejalan dengan pemikiran Sugiyono 2013, hlm. 148 mengatakan
bahwa “Instrumen yang tepat harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel”. Maka soal yang akan digunakan untuk pretest dan posttest harus
diuji terlebih dulu apakah layak dan reliabel.
F. Teknik Analisis Data
1. Instrumen Studi Lapangan
Teknik analisis data instrumen studi lapangan dilakukan dengan merumuskan hasil data yang diperolah melalui wawancara. Hartati 2010,
hlm. 66 mengungkapkan untuk mengukur data angket menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : P = angka presentase,
f = frekuensi jawaban, n = banyak responden jumlah.
Tabel 3.7. Tabel Kriteria Persentase Jawaban
Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Hartati, 2010
2. Analisis Data Instrumen Soal
a Validitas
“Valid memiliki arti bahwa instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” Sugiyono, 2013, hlm.
173. Jadi instrument yang akan digunakan harus bisa mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan untuk menentukan apakah instrument tes
valid atau tidak, Arikunto 2012, hlm. 85 mengatakan “jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium.”
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran menurut Arikunto 2012, hlm. 87 adalah teknik korelasi product moment dengan
angka kasar. Adapun rumus product moment yang dikemukakan Pearson adalah sebagai berikut :
rxy = N Σ X
2
Y – ΣX ΣY .
√ Σ
2
− Σ
2
Σ
2
− Σ
2
Keterangan :
Presentasi Jawaban Krite ria
P = 0 Tak seorang pun
0 P 25 Sebagian kecil
25 = P 50 Hampir setengahnya
P = 50 Setengahnya
50 p 75 Sebagian besar
75 = P 100 Hampir seluruhnya
P = 100 Seluruhnya
Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
rxy = Koefisien korelasi ΣXY = jumlah perkalian antara skor suatu butir dengan skor nomal
ΣX = jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1
soal yang diperiksa validasinya ΣY = jumlah total seluruh responden dalam seluruh soal pada
instrumen tersebut N = jumlah responden uji coba
Tabel 3.8. Klasifikasi Koefisien Validitas
Besarnya rxy Interpretasi
0,80 r
xy
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 r
xy
≤ 0,80 Tinggi
0,40 r
xy
≤ 0,60 Sedang
0,20 r
xy
≤ 0,40 Rendah
0,00 r
xy
≤ 0,20 Sangat rendah
Arikunto, 2012
b Realibilitas
“Realibilitas merupakan ketetapan suatu tes apabila diberikan kepada subjek yang sama “Arikunto, 2012, hlm. 104. Untuk mengetahui
konsistensi alat ukur ketika digunakna pada subyek yang sama, maka digunakan uji realibilitas. Instrumen tes yang digunakan dalam
penelitian ini berupa pilihan ganda . Rumus reliabilitas yang digunakan adalah rumus Kuder Richardson KR-21 yaitu :
�
= −
− −
2
Dengan
Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
= ∑
2
= ∑
2
−
2
− Keterangan :
r
i
= koefisien reliabilitas tes k
= jumlah item dalam instrument s
2
= varians total M
= mean total N
= banyak siswa ∑Y
= jumlah skor total
Kemudian, koefisien yang dihasilkan diinterpretasikan dengan kriteria berikut ini :
Tabel 3.9. Klasifikasi Koefisien Realibilitas
Besarnya S
2
Inte rpretasi
0,80 S2 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 S2 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 S2 ≤ 0,60 Sedang
0,20 S2 ≤ 0,40 Rendah
0,00 S2 ≤ 0,20 Sangat rendah
Arikunto2012
c Uji Tingkat Kesukaran
Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
“Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar ”Arikunto, 2012, hlm. 222. Jadi soal yang baik adalah soal yang
sedang tingkat kesulitannya. Selanjutnya menurut Arikunto 2012, hlm. 223, “bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Indeks tersebut digunakan untuk mengukur apakah soal termasuk pada kategori mudah, sedang, dan sukar. Besarnya
indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00.”
Berikut rumus indeks kesukaran menurut Arikunto :
P = JB
A
+ JB
B
JS
A
+JS
B
Keterangan : P = indeks kesukaran
JB
A
= Jumlah jawaban benar pada kelompok atas JB
B
= Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah JS
A
= Jumlah seluruh siswa pada kelompok atas JS
B
= Jumlah seluruh siswa pada kelompok bawah Kemudian indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 3.10. Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Inte rpretasi
0,00 P ≤ 0,30 Soal sukar
0,31 P ≤ 0,70 Soal sedang
0,71 P ≤ 1,00 Soal mudah
Arikunto 2012
d Uji Daya Pembeda
Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Agar dapat membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa dengan kemampuan rendah, dapat dilakukan
dengan daya pembeda soal, hal ini sejalan dengan Arikunto 2012, hlm. 226”Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk
membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.”
Rumus untuk menentukan Rumus untuk menentukan daya pembeda pada soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
� = �
− �
= � − � Keterangan :
D = indeks daya pembeda B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah Kemudian,
indeks diskriminasi
yang dihasilkan
diinterpretasikan menggunakan kriteria berikut ini : Tabel 3.11. Klasifikasi Daya Pembeda
Arikunto, 2012
Koefisien Daya Pembeda Inte rpretasi
D 0,00 Tidak baik
0,00 D ≤ 0,20 Jelek
0,21 D ≤ 0,40 Cukup
0,41 D ≤ 0,70 Baik
0,71 D ≤ 1,00 Baik sekali
Barep Dimas Nurjiwanda, 2016 PENERAPAN MULTIMED IA PUZZLE GAME BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA BACKTRACKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMKN PAD A MATERI OSI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3. Pemberian Skor