dan tidak meninggalkan noda pada pakaian serta tidak meninggalkan endapan diseluruh jaringan distribusinya. Maka pada air reservoir yang akan
didistribusikan ke rumah-rumah, kadar mangan yang terkandung tidak lebih dari persyaratan air bersih menurut Permenkes RI No.492MenkesPer2010 yaitu 0,4
mgl, pada tugas akhir ini akan dibahas tentang penetapan kadar Mangan pada sampel air reservoir dengan metode spektrofotometri di PDAM Tirtanadi Instalasi
Pengolahan Air Deli Tua Darmono, 2001
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan Tugas akhir ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui apakah air reservoir memenuhi standar yang telah di
tetapkan PERMENKES RI No.492MENKESPER2010 sebagai air minum atau tidak.
b. Untuk mengetahui kadar logam Mangan Mn yang terdapat dalam air
reservoir melebihi kadar maksimal atau tidak. 1.2.2. Manfaat
Tugas akhir ini bermanfaat untuk : a.
Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang kualitas air minum yang baik.
b. Memberikan informasi tentang pencemaran air dan efek yang
ditimbulkannya pada kesehatan manusia.
Universitas Sumatera Utara
c. Pembaca dapat mengetahui kadar maksimal logam mangan Mn yang
diperbolehkan terdapat didalam air reservoir.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. AIR
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih
sangat didambakan oleh manusia, untuk dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, keperluan industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan
pertanian dan lain sebagainya. Air dalam keadaan normal tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih Wardhana, 2001.
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, berasa, dan berbau. Air minumpun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang
membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara
ekonomis. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh air. Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum
yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di dalam air minum Slamet, 1994.
2.2. Sumber – Sumber Air 2.2.1.Air Laut
Universitas Sumatera Utara
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk
air minum. 2.2.2. Air Atmosfir, air materiologik.
Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industri debu dan lain sebagainya.
Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena
masih mengandung banyak kotoran. Selain itu, air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa
penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi karatan. Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga
akan boros terhadap pemakaian sabun.
2.2.3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan
berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi.
Universitas Sumatera Utara
Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai
berikut : Udara yang mengandung Oksigen atau gas O
2
akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami
pengotoran, karena selama dalam perjalanan, O
2
akan meresap ke dalam air permukaan.
Air permukaan ada 2 macam yakni :
a. Air Sungai b. Air rawadanau.
2.2.3.1 Air sungai.
Air Sungai merupakan aliran yang berasal dari mata air yang kadang- kadang bercampur dengan limbah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan,
termasuk campuran dari air hujan. Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi Sutrisno,2004.
2.2.3.2 Air rawa danau.
Universitas Sumatera Utara
Air permukaan yang tertampung di danau-danau dapat ditumbuhi berbagai macam algae, tumbuhan air seperti enceng gondok, dan berbagai ikan, terutama
apabila air tersebut mengandung banyak nutrien bagi pertumbuhannya. Kesemuanya ini sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Kualitas air di danau
juga terpengaruh oleh cuaca, dan tergantung kedalamannya Slamet, 1994. Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat – zat
organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning cokelat.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaaan kelarutan O
2
kurang sekali anaerob, maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan
timbul algae lumut karena adanya sinar matahari dan O
2.
Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah - tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan
lumut yang ada pada permukaan rawa telaga Sutrisno, 2004.
2.2.4. Air Tanah
Menurut Sutrisno 2004, Air Tanah Terbagi atas :
2.2.4.1 Air tanah dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumber air minum, air
Universitas Sumatera Utara
tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
2.2.4.2 Air tanah dalam
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100 – 300 m akan didapatkan suatu lapis air.
2.3. Kualitas air minum
Berbicara mengenai standar air minum, saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air minum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Standar
kualitas yang bersifat nasional maupun internasional. Standar kualitas yang bersifat nasional hanya berlaku bagi sesuatu negara yang menetapkan standar
tersebut sedangkan yang bersifat internasional berlaku pada berbagai negara yang belum memiliki atau menetapkan standar kualitas secara tersendiri.
Beberapa standar kualitas air minum adalah: 1
World Health Organization’s European Standards For Drinking Water, 1961.
2 World Health Organizatison’s International Standards For Dringking
Warter, 1963. 3
Public Health Service Dringking Water Standards, 1962.
Universitas Sumatera Utara
4 American Water Works Association’s Quality Goals For Potable
Water, 1968 Sutrisno,2004. Sesuai dengan ketentuan badan dunia WHO maupun badan setempat
Departemen Kesehatan serta ketentuanperaturan lain yang berlaku seperti APHA American Public Health Association atau asosiasi kesehatan masyarakat
AS, layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis
suryawiria,2005.
Persyaratan Fisis Untuk Air. Ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan turbidity, warna, bau odor
maupun rasa. Dari keempat indikator tersebut, hanya bau saja penilaiannya ditentukan secara subyektif, dengan jalan air diencerkan secara berturut-turut
sampai pengenceran berapakah ia masih tetap berbau pada larutan yang paling encer.
Umumnya penilaian “bau” maupun “rasa” sering dilakukan bersamaan sebagai suatu indikator, dimana antara keduanya sulit dipisahkan secara kualitatif
bagi air minum persyaratan fisis ditetapkan antara lain oleh faktor-faktor kekeruhan, warna maupun bau Slamet,1994.
Persyaratan Biologis Untuk Air.
Kualitas air secara biologis, khususnya secara mikrobiologis, ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan penghasil
Universitas Sumatera Utara
toksin. Misalnya kehadiran mikroba, khususnya bakteri pencemar tinja Coli di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tesebut untuk kepentingan
kehidupan manusia Rumah Tangga Suryawiria, 2005. . Hadirnya mikro-organisme E.coli sekalipun tidak pathogen dewasa ini masih
tetap bertahan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui sejauh mana air telah dikontaminir oleh bahan buangan organisme, khusunya bahan-bahan
faecal. Dasar penggunaan indikator E.coli ini adalah bahwa secara karakteristik kuman ini adalah merupakan penghuni tetap dari faeces. Sebaliknya faeces
manusia adalah merupakan media penyebaran dari beberapa jenis kuman pathogen, khususnya bila faeces ini berasal dari orang-orang yang disebut karier.
Persyaratan Kimia Untuk Air Minum.
Kualitas air minum secara kimia meliputi nilai PH, kandungan senyawa kimia di dalam air, kandungan residu atau sisa, misalnya residu pestisida, deterjen-
kandungan senyawa toksik atau racun, dan sebagainya Suryawiria,2005. Banyak dijumpai beberapa daerah yang kondisi daya dukung lingkungannya
sudah menurun, sehingga air yang ada sudah tidak lagi memberikan kenyamanan dan penghidupan terutama kesehatan bagi masyarakatnya. Kondisi tersebut
menjadikan air sebagai barang yang mahal, karena air sudah tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia seperti limbah rumah
tangga, limbah industri, limbah pasar, dan limbah dari kegiatan-kegiatan lainnya Sunu,2001.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Deskripsi Unit-unit Tempat Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Medan