HASIL PENELITIAN Perbedaan Gangguan Tidur Pada Remaja Urban dan Suburban

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap kelompok remaja SMP di daerah urban dan suburban. Daerah urban yaitu Kecamatan Medan Baru dimana SMP yang izin untuk diberikan kuesioner adalah SMP Syaffiyatul Amaliyah dan SMP GPKI sebanyak 350 anak. Kecamatan Medan Baru berbatasan langsung dengan kecamatan Medan Selayang disebelah selatan, kecamatan Medan Petisah di sebelah Utara, kecamatan Medan Sunggal di sebelah Barat dan kecamatan Medan Polonia di sebelah Timur. Kecamatan Medan Baru merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 5,41km 2 . Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar 8 km. Ditinjau dari jarak antara kantor kelurahan dan kecamatan, kantor kelurahan Babura memiliki jarak terjauh dari kantor kecamatan medan Baru yaitu 5,3 km. Daerah suburban yaitu Kecamatan Medan Tunutungan dimana SMP yang izin untuk diberikan kuesioner adalah SMPN 31 Lau Chi sebanyak 350 anak. Kecamatan Medan Tuntungan berbatasan langsung dengan kecamatan Medan Selayang Johor disebelah utara, kabupaten Deli Serdang di sebelah barat dan timur. Kecamatan Medan Tuntungan merupakan salah satu kecamatan di kota Medan yang mempunyai luas sekitar 21,58 km 2 . Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar 18 km. Ditinjau dari jarak antara kantor kelurahan dan kantor kecamatan, kantor kecamatan Simalingkar memiliki jarak terjauh dari kantor kecamatan Tuntungan yaitu sekitar 6 km. Hasilnya didapatkan sebanyak 700 remaja Universitas Sumatera Utara SMP yang diberi kuesioner yang terbagi atas 350 orang di daerah urban dan 350 orang di daerah suburban. Selanjutnya kedua kelompok ini diskrining melalui beberapa pertanyaan atau kuesioner yang diisi oleh remaja dan orangtua dirumah atau pengasuh untuk melihat apakah remaja mengalami gangguan tidur atau tidak. Orangtua atau pengasuh mengisi kuisioner dengan mengingat pola tidur anak dalam 6 bulan terakhir. Setelah itu kuesioner dikembalikan kepada peneliti 3hari kemudian atau maksimal 1 minggu. Gambar 4.1. Remaja urban n=350 Remaja suburban n=350 Kuisioner SDSC diberikan dan dikembalikan 3 hari kemudian Sampel yang memenuhi kriteria inklusi Borderline n=182 Normal n=35 Gangguan tidur n=132 Borderline n=180 Normal n=38 Gangguan tidurn=133 Gambar 4. 1. Profil penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian Karakteristik Urban n=350 Suburban n=350 Umur, rerata SD 12.9 0.98 13.2 0.76 Jenis kelamin , n - Laki-laki - Perempuan 167 47.7 183 52.3 166 47.4 184 52.6 Pendidikan orangtua, n - SD - SMP - SMA - S1 - S2 - S3 9 2.6 28 8.0 152 43,4 122 34.9 35 10.0 4 1.1 16 4.6 36 10.3 210 60.0 82 23.4 6 1.7 Gambaran karakteristik sampel terlihat dari Tabel 4.1. Studi ini memperlihatkan bahwa rerata umur sampel adalah 12.9 tahun pada urban dan 13.2 tahun pada suburban, sementara perempuan adalah jenis kelamin terbanyak untuk kejadian gangguan tidur baik pada kelompok urban maupun suburban. Pendidikan orang tua terbanyak pada kedua kelompok adalah SMA dan S1. T abel 4.2. Kategori klinis tidur urban dan sub-urban Kategori klinis Urban n=350 Suburban n=350 P Gangguan tidur, n 133 38.0 132 37.7 0.195 Borderline, n 182 52.0 180 51.4 Normal, n 3510.0 38 10.9 Perbedaan kategori klinis tidur di daerah urban dan suburban ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tidak dijumpai perbedaan antara kelompok Universitas Sumatera Utara urban dan suburban. Walaupun demikian terlihat pada kedua kelompok yang banyak adalah borderline. Tabel 4.3. Jenis gangguan tidur pada urban dan suburban URBAN SUBURBA N IK 95 P Jenis gangguan tidur Gangguan memulai dan mempertahankan tidur, n 65 48.9 47 35.6 -0.153; -029 0.014 Gangguan pernafasan waktu tidur, n 26 19.5 1813.6 0.023; 0189 0.130 Gangguan kesadaran, n 4533.8 2922.0 -0.059; 0.089 0.685 Gangguan transisi tidur bangun, n 98 73.7 81 61.4 -0.134; 0.017 0.062 Gangguan somnolen berlebihan, n 89 66.9 19 52.3 -0.176; 0.051 0.001 Hiperhidrosis saat tidur, n 16 12.0 12 9.1 0.003; 0148 0.041 Berdasarkan kuesioner SDSC didapati beberapa jenis gangguan tidur yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 dimana terlihat bahwa antara urban dan suburban ada perbedaan jenis gangguan tidur yang signifikan antara kelompok urban maupun suburban. Berdasarkan kuesioner SDSC ada 6 jenis gangguan tidur dimana didapati beberapa jenis gangguan tidur berbeda bermakna antara urban dan sub-urban yaitu gangguan memulai dan mempertahankan tidur, gangguan somnolen dan hiperhidrosis saat tidur. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Faktor yang mempengaruhi gangguan tidur urban dan suburban Faktor yang diamati Urban n = 133 Suburban n = 132 IK 95 P Lama tidur sekolah 88 66.2 6247.0 -0.314; -0.780 0.178 Lama tidur libur 46 34.5 4433.3 -0.121; 0.091 0.778 Jam bangun di hari sekolah 92 69.2 10176.5 -0.034; 0.186 0.175 Jam bangun di hari libur 43 32.3 3426.0 -0.043; 0.166 0.250 Jam tidur di hari sekolah 96 72.2 10075.8 -0.147; 0.071 0.494 Jam tidur di hari libur 90 67.7 8060.6 -0.041; 0.177 0.218 Kegiatan 30-40 menit sebelum tidur 86 64.7 9874.2 -0.20; 0.019 0.103 Aktivitas di tempat tidur 58 43.6 9874.2 -0.193; 0.042 0.205 Konsumsi minuman berkafein 46 34.6 18 13.6 -0.208; 0.009 0.001 Merokok 1 jam sebelum tidur 8 6.0 10.8 -0.097; -0.026 0.128 Minuman beralkohol 1 kali sehari 21.5 10.8 -0.034; 0.018 0.566 Suara bising 74 55.6 6851.5 -0.169; 0.008 0.001 Mematikan lampu 50 37.6 37 28.0 -0.016; 0.213 0.091 Tidur di kamar tidur 112 84.2 11486.4 -0.10; 0.07 0.725 Ada teman tidur 9974.9 8564.6 -0.219; 0.007 0.066 Ada TV di kamar 57 42.9 4534.1 -0.31; -0.115 0.091 Faktor yang mempengaruhi terhadap terjadinya gangguan tidur di urban dan suburban adalah suara bising yang berasal dari lingkungan sekitar yang terlihat pada Tabel 4.4. Di sini terlihat bahwa suara bising signifikan mempengaruhi terjadinya gangguan tidur dengan p=.001. Minuman yang mengandung kafein signifikan mempengaruhi terjadinya gangguan tidur dengan p=.001 Universitas Sumatera Utara

BAB 5. PEMBAHASAN