Status Gizi Balita Frekuensi
Persentase Status gizi baik 62 72,1
Status gizi lebih 7
8,1 Status gizi kurang
11 12,8
Status gizi buruk 6
7,0
5.1.6. Hubungan
perilaku ibu pengetahuan, sikap, tindakan dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS Dengan status gizi balita di
posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru
Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu
Kecamatan Medan Baru diukur digunakan uji korelasi spearman rank. Hasil uji korelasi antara hubungan perilaku ibu pengetahuan, sikap, tindakan dalam
penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru.
Tabe l 6. Hasil analisa hubungan perilaku pengetahuan, sikap, tindakan ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan
status gizi di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru pada bulan Februari-April 2014 n=86
5.2. PEMBAHASAN
Variabel Kekuatan Korelasi
Nilai P 1.Pengetahuan ibu
0,362 0,001
2. Sikap ibu 0,300
0,005 3.Tindakan ibu
0,361 0,001
Universitas Sumatera Utara
5.2.1 Perilaku ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru
Perilaku merupakan totalitas dari penghayatan dan reaksi yang dapat langsung terlihat overt behavior atau yang tak tampak covert behavior.
Timbulnya perilaku akibat dari interelasi stimulus internal dan eksternal yang di proses melalui kognitif, afektif, dan psikomotor. Perilaku terbagi menjadi tiga
domain yaitu pengetahuan Knowledge, sikap Attitude, dan tindakan Practice Notoatmodjo, 2007.
5.2.1.1 Pengetahuan Knowledge
Hasil analisa data mengenai pengetahuan diperoleh bahwa
pengetahuan ibu
64 orang 74,4 yang memiliki pengetahuan baik, 17 orang 19,8 yang memiliki pengetahuan cukup dan 5 orang 5,8 yang memiliki pengetahuan
kurang.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Mastari 2009 yang mendapatkan hasil hubungan pengetahuan ibu balita dalam membaca grafik
pertumbuhan KMS dengan status gizi balita yakni 91 responden yang memiliki pengetahuan baik dalam membaca grafik pertumbuhan dan perkembangan balita.
Sementara itu, 9 lainnya memiliki pengetahuan yang kurang baik.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini telah terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengamatan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoadmodjo, 2007.
5.2.1.2. Sikap
Universitas Sumatera Utara
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 86 responden terdapat 72 orang 83,7 yang memiliki sikap positif, dan 14 orang
16,3 yang memiliki sikap negatif.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu objek. Sikap secara nyata menunjukkan
arti adanya kesesuaian reaksi terhadap objek tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap objek sosial Notoatmodjo,
2007. Hasil penelitian ini juga didukung oleh studi mastari 2006 mengenai hubungan perilaku ibu dengan status gizi balita, menunjukkan bahwa sikap ibu
sebagian besar mempuyai sikap yang positif terhadap nilai-nilai keesehatan terutama nilai gizi balitanya.
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek tertentu sebagai suatu penghayatan yang terdiri dari menerima, merespon,
menghargai, dan bertanggung jawab Soekidjo, 2003. Menurut Djamaluddin 2002 sikap membuat seseorang untuk dekat atau
menjauhi sesuatu. Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan pada sedikit atau banyaknya pengalaman seseorang. Sikap mempuyai segi motivasi yang
berarti segi dinamis menuju suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif
kecendrungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif kecendungan menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak
menyukai objek tertentu.
5.2.1.3 Tindakan
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu dari 86 responden terdapat 77 orang 89,5 yang mempuyai tindakan positif, dan 9 orang 10,5
yang mempuyai tindakan negatif dalam penggunaan KMS. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan ibu dalam pengunaan Kartu Menuju Sehat KMS di posyandu
Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru 89,5 mempuyai tindakan yang positif. Hal ini sesuai dengan penelitian mastari 2006 tentang hubungan
perilaku ibu dengan status gizi balita menyatakan bahwa ibu-ibu mempuyai tindakan yang baik dalam memantau status gizi balitanya.
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain Notoatmodjo, 2007.
5.2.1.4. Status Gizi Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 86 orang balita terdapat 62 orang 72,1 balita dengan status gizi baik, 11 orang 12,8 dengan status
gizi kurang, 7 orang 8,1 balita dengan status gizi lebih, dan 6 orang 7,0 balita dengan status gizi buruk. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar balita
telah memiliki status gizi yang baik. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian mastari 2009 mengenai pengetahuan ibu balita dalam membaca grafik
pertumbuhan KMS dengan status gizi balita yang menyatakan bahwa sebagian besar status gizi balita dalam keadaan baik. Kondisi ini mungkin dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu yang cukup baik dalam memantau status gizi anak setiap bulannya melalui Kartu Menuju Sehat KMS.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jellife 1994, ada dua faktor penting yang mempengaruhi status gizi anak, pertama adalah faktor eksternal yang mengikuti keadaan infeksi,
konsumsi makanan, kebudayaan, sosial ekonomi, produksi pangan, sarana kesehatan serta pendidikan kesehatan sedangkan yang kedua adalah faktor internal
meliputi faktor genetik dan individual.
5.2.1.5. Hubungan pengetahuan ibu dalam penggunan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah
Hulu Kecamatan Medan Baru
Hasil penelitian pengetahuan ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita berhubungan secara positif dengan interpretasi
nilai kekuatan hubungan lemah r=0,362. Hasil analisa analisa data memiliki nilai signifikasi antara kedua variabel yaitu p=0,001 dimana terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan
Medan Baru.
5.2.1.6. Hubungan sikap ibu dalam penggunan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu
Kecamatan Medan Baru
Hasil penelitian sikap ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita berhubungan secara positif dengan interpretasi nilai
kekuatan hubungan lemah r=0,300. Hasil analisa analisa data memiliki nilai signifikasi antara kedua variabel yaitu p=0,005 dimana terdapat hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
bermakna antara sikap ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru.
5.2.1.7. Hubungan tindakan ibu dalam penggunan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah
Hulu Kecamatan Medan Baru
Hasil penelitian tindakan ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita berhubungan secara positif dengan interpretasi
nilai kekuatan hubungan lemah r=0,361. Hasil analisa analisa data memiliki nilai signifikasi antara kedua variabel yaitu p=0,001 dimana terdapat hubungan
yang bermakna antara tindakan ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan
Medan Baru. Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan dan kekurangan seperti
kecendrungan ibu balita untuk tidak lagi membawa balita ke posyandu setelah anak tersebut menyelesaikan imunisasi lengkap. Kurangnya partisipasi aktif ibu
untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu sehingga peneliti sulit mendapatkan data KMS terutama berat badan anak yang lengkap. Faktor lainnya adalah
kurangnya pemahaman ibu tentang pentingnya KMS sebagai penilaian status gizi balita sehingga KMS tidak disimpan ditempat yang benar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
6.1 Kesimpulan
Terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan ibu dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan
Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru dimana kekuatan hubungannya lemah yaitu r 0,362 dengan tingkat signifikasi P 0,001. Hasil uji korelasi antara sikap ibu
dalam penggunaan KMS dengan status gizi balita di posyandu Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru didapat kekuatan hubungannya lemah r 0,300
Universitas Sumatera Utara