2.3 Gizi 2.3.1 Pengertian Gizi
Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan optimal. Sedangkan menurut WHO menyatakan
bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahtraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan,bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan
usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja,
kesehatan dan kesejahtraan Soekirman, 2000. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi Supariasa, 2001.
2.3.2 Status Gizi Balita
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu.
Contohnya gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh Supariasa, 2001.
Untuk memperoleh gambaran umum mengenai status gizi agar dapat dianalisa, maka dapat digunakan metode secara langsung yaitu berupa
pemeriksaan antopometri, pemeriksaan klinis, penelitian biokimia maupun
Universitas Sumatera Utara
biofisika. Pengukuran status gizi secara tidak langsung dapat menggunakan cara statistik vital, konsumsi makanan, penilaian faktor-faktor ekologi.
Penilaian status gizi secara tidak langsung prinsipnya adalah bahwa malnutrisi dapat mempengaruhi morbiditas maupun mortalitas beberapa jenis
penyakit pada berbagai golongan umur, sehingga angka statistik yang diperoleh dari berbagai jenis penyakit dapat menggambarkan keadaan status gizi. Salah satu
cara termudah untuk menilai status gizi dilapangan adalah antopometri, karena sedehana, peralatannya murah, dapat dilakukan oleh siapa saja dan cukup teliti
Supariasa, 2001. Indikator antopometri yang umum digunakan untuk meniai keadaan adalah
berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU dan berat badan menurut tinggi badan BBTB.
Berat badan menurut umur BBU, berat badan adalah parameter antopometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan
baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan
abnormal terdapat 2 kumungkinan perkembangan berat badan, yaitu yang berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan
karakteristik berat badan ini maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik barat
badan labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status seseorang saat ini. Status gizi balita juga dapat diketahui dari pengisian Kartu Menuju Sehat KMS
Universitas Sumatera Utara
dan pengisian KMS dilakukan berdasarkan hasil penimbangan BBU. Supariasa, 2001.
Tinggi badan menurut umur TBU pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak
seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek. Beaton dan bengoa 1973 menyatakan bahwa indeks TBU
disamping memberikan gambaran ststus gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial-ekonomi.
Berat badan menurut tinggi badan BBTB,berat badan memiliki hubungan dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat
badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan rertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini
sekarang.
2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita