Hubungan Penolong Persalinan dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi

janda, berpendidikan rendah 12 tahun dan hidup di bawah garis kemiskinan Luman, 2003.

5.2 Hubungan Faktor Pendukung dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi

HB-0 di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012 Faktor pendukunga dalam penelitian yaitu penolong persalinan dan tempat persalinan.

5.2.1 Hubungan Penolong Persalinan dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi

HB-0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan 60,7 lebih banyak tepat dalam pemberian imunisasi HB-0 pada bayinya dan sebaliknya ibu melahirkan ditolong oleh bukan petugas kesehatan 93,6 lebih banyak tidak tepat dalam pemberian imunisasi HB-0. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p = 0,001 0,05, dan hasil regresi logistik berganda nilai p = 0,039 0,05, artinya kedua uji tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan ketepatan pemberian imunsasi HB-0 pada bayinya. Rasio prevalensi sebesar 0,11 dengan 95 CI 0,03-0,32, artinya kemungkinan ibu bersalin ditolong petugas kesehatan untuk tepat memberikan imunisasi HB-0 sebesar 0,11 kali dibandingkan ibu bersalin ditolong bukan petugas kesehatan. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Gunawan 2009 yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara penolong persalinan terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari, dimana ibu bersalin yang ditolong oleh petugas kesehatan memiliki peluang 8 kali untuk memberikan imunisasi Hepatitis B UNIVERSITAS SUMATRA UTARA pada bayi 0-7 hari. Jumlah anak, tempat persalinan tidak menunjukkan adanya pengaruh dengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari. Demikian juga penelitian Asep 2001 menunjukkan bahwa penolong persalinan berpengaruh terhadap kontak pertama imunisasi Hepatitis B pada bayi yang persalinannya ditolong oleh petugas kesehatan. Data dari Depkes RI 2002a, bahwa sebagian besar ibu hamil di daerah terpencil yang sulit dijangkau melahirkan bayinya di rumah yang ditolong oleh bidan atau dukun. Bayi yang lahir di rumah, pada umumnya baru dibawa ke posyandu setelah vertikal dari ibu yang menderita penyakit Hepatitis B, maka bayi harus dimimunisasi pada usia sedini mungkin umur 0 -7 hari. Untuk itu diperlukan petugas kesehatan yang mempunyai pengabdian yang sangat tinggi agar tujuan untuk mengimunisasi seluruh bayi lahir dapat tercapai. Ada hubungan antara penolong persalinan dengan ketepatan pemberian imunisasi HB-0 pada bayi karena ibu melahirkan ditolong petugas kesehatan didukung keterampilan atau Standar Operasional Prosedur SOP yang harus dilakukan bidan dalam menolong persalinan. Menurut asuhan persalinan normal bahwa telah diterapkan langkah pemberian imunisasi Hepatitis B segera setelah bayi lahir terhitung mulai 2 jam setelah bayi lahir. Bayi yang kelahirannya ditolong oleh petugas kesehatan sangat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B-0 Depkes, 2008. Disamping itu, ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perlunya perawatan dan menjaga kesehatan bayi untuk menghindari terjadinya penyakit. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Namun ditemukan ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan, tetapi tidak tepat dalam pemberian imunisasi HB-0 disebabkan ibu merasa tidak tega bayinya yang baru lahir harus disuntik, merasa kasihan, takut demam dan kurangnya dukungan suamikeluarga. Sesuai pendapat Gunawan 2009, dukungan keluarga dalam hal ini suami sangat menentukan pengambilan keputusan dalam pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir 0-7 hari.

5.2.2 Hubungan Tempat Persalinan dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Tahun 2012

6 127 73

Analisis Ketepatan Pemberian Imunisasi HB-0 di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012

2 35 138

EVALUASI PENATALAKSANAAN IMUNISASI DPT-HB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WRINGIN KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO

2 24 19

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONCENT) Analisis Ketepatan Pemberian Imunisasi HB-0 di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012

0 0 38

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Hepatitis B - Analisis Ketepatan Pemberian Imunisasi HB-0 Di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012

0 3 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Ketepatan Pemberian Imunisasi HB-0 Di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012

0 0 12

ANALISIS KETEPATAN PEMBERIAN IMUNISASI HB-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATILUBAN MUDIK KECAMATAN NATAL TAHUN 2012 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 19

Analisis Ketepatan Pemberian Imunisasi HB-0 di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012

0 0 38

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Hepatitis B - Analisis Ketepatan Pemberian Imunisasi HB-0 di Wilayah Kerja Puskesmas Patiluban Mudik Kecamatan Natal Tahun 2012

0 0 17

ANALISIS KETEPATAN PEMBERIAN IMUNISASI HB-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATILUBAN MUDIK KECAMATAN NATAL TAHUN 2012 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 19