Instalasi Pengolahan Air TINJAUAN PUSTAKA

5 Rekontruksi Pada beberapa pekerjaan maintenance, strategi dasar dari perawatan juga dimungkinkan pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangunatau mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksikan bagian-bagian dari engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik, instalasi kontroler elektronik dan lain-lain.

2.4 Instalasi Pengolahan Air

Instalasi Pengolahan Air Sunggal merupakan salah satu unit pengolahan air milik PDAM Tirtanadi dengan sumber air baku dari sungai Belawan dan merupakan instalasi yang kedua dibangun setelah Instalasi Mata Air IMA Sibolangit. Proses pengolahan meliputi: 1. Bendungan Sumber air baku adalah air permukaan sungai Belawan yang diambil melalui bendungan dengan panjang 25 m sesuai lebar sungai dan tinggi 4 m. Pada sisi kanan bendungan dibuat sekat channel berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake. Gambar 2.5. Bendungan 2. Intake Bangunan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen saringan halus yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa oleh arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu sluce gate pengatur ketinggian air.Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah masuk air. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6. Intake 3. Raw Water Tank RWT Bangunan RWT bak pengendapan dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit 4 sel setiap unitnya berdiamensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m dilengkapi dengan 2 buah inlet gate, 2 buah outlet sluce gate dan pintu bilas 2 buah, berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur sementara, pasir, dan lain-lain yang bersifat sediment. Gambar 2.9. Raw Water Tank 4. Raw Water Pump RWP RWP Pompa Air Baku berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke Clearator terdiri dari 16 unit pompa air baku, dengan kapasitas RWP I 160 ls dengan head 22 meter. Gambar 2.7. Raw Water Pump Universitas Sumatera Utara 5. Clearator Bangunan Clearator proses penjernihan air terdiri dari 5 unit, dengan masing-masing kapasitas 350 ls berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sediment dengan air bersih sebagai effluent hasil olahan dilengkapi agigator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok- flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis. Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut: a. Primary Reaction Zone b. Secondary Reaction Zone c. Return Reaction Zone d. Clarification Reaction Zone e. Concentrator Gambar 2.8. Clearator 6. Filter Dari Clearator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan turbidyti berupa flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari Clearator melalui pelekatan pada media filter yang berjumlah 32 unit menggunakan jenis saringan cepat masing- masing menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Dimensi tiap filter yaitu lebar 4 m, panjang 8,25 m, tinggi 6,25 m. Tinggi permukaan air maksimum 5,05 m serta ketebalan media filter 114 cm, dengan susunan lapisan sebagai berikut: a. Pasir kuarsa, diameter 0,50 mm – 1,50 mm dengan ketebalan 61 cm. b. Pasir kuarsa, diameter 1,80 mm – 2,00 mm dengan ketebalan 15 cm. c. Kerikil halus, diameter 4,75 mm – 6,30 mm dengan ketebalan 8 cm. Universitas Sumatera Utara d. Kerikil sedang, diameter 6,30 mm – 10, 00 mm dengan ketebalan 7,5 cm. e. Kerikil sedang, diameter 10,00 mm – 20,00 mm dengan ketebalan 7,5 cm. f. Kerikil kasar, diameter 20,00 mm – 40,00 mm dengan ketebalan 15 cm. Dalam jangka waktu tertentu Filter ini harus dibersihkan dari kotoran atau endapan yang dapat mengganggu proses penyaringan dengan menggunakan elektromor.Sumber : PDAM Tirtanadi Sunggal, 2013 Gambar 2. 9. Filter 7. Reservoir Yaitu bangunan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m berfungsi untuk menampung air minumair olahan setelah melewati media filter dengan kapasitas 12.000 m3 dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui reservoir-reservoir distribusi di berbagai cabang. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor post chlorinasi dan untuk proses netarlisasi dibubuhkan larutan kapur jenuh atau soda. Gambar 2. 10. Reservoir 8. Finish Water Pump FWP FWP pompa distribusi air bersih berjumlah 14 unit berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir. Distribusi cabang-cabang melalui pipa transmisi yang di bagi menjadi 5 jalur Q1 sd Q5 dengan Universitas Sumatera Utara kapasitas masing-masing 150 ls, total head 50 m menggunakan motor AC masing- masing nominal daya 110 KW. Gambar 2.11. Finish Water Pump 9. Sludge Lagoon Daur ulang adalah cara paling tepat dan aman dalam mengatasi clan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di Unit Instalasi Pengolahan Air Sunggal yaitu dengan membangun unit pengendapan berupa Lagoon dengan kapasitas 10.800 m3. Lagoon ini berfungsi sebagai media penampungan air buangan bekas pencucian sistim pengolahan dan kemudian air olahannya disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali. Gambar 2.12. Slude Lagoon Sumber: PDAM Tirtanadi, 2013 Universitas Sumatera Utara

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI

a. OBJEK

Dalam penulisan Skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah tentang analisa kerusakan dan manajemen pemeliharaan pompa. Pemeliharaan pompa dilakukan dalam upaya menjaga kelancaran proses pendistribusian air kepada masyarakat dan agar pompa tetap terjaga dan terawat dengan baik di PDAM Tirtanadi Sunggal.

b. METODOLOGI

Metode yang dingunakan penulis tujuannya adalah memberikan uraian dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui kerusakan dan sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun uraian penelitian yang dibuat penulis adalah sebagai berikut :

3.2.1 Jenis penelitian

Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode studi kasus berdasarkan survey di lapangan.Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana kerusakan dankegiatan pemeliharaan pada pompa yang dilakukan.Dan melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang kuat.Sehingga mendukung penulis dalam menyusun laporan ini. 3.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.2.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di PDAM Tirtanadi, tepatnya di IPA Sunggal.Lokasi tersebut terletak di Sunggal, Sumatera Utara.

3.2.2.2 Waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian di PDAM Tirtanadi selama dua minggu, mulai dari tanggal 18-28 Februari 2013. Universitas Sumatera Utara