Keterbatasan Statistik Nonparametrik Bentuk Graph Sebagai Suatu Adjacency Matriks dalam Penentuan Koefisien Korelasi Rank Kendall

2.6 Keterbatasan Statistik Nonparametrik

Disamping keunggulan, statistik nonparametrik juga memiliki keterbatasan. Beberapa keterbatasan statistik nonparametrik antara lain: 1. Jika asumsi uji statistik parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametrik meskipun lebih cepat dan sederhana akan menyebabkan pemborosan informasi. 2. Jika jumlah sampel besar, tingkat efisiensi statistik nonparametrik relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode parametrik. 3. Statistik nonparametrik tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi peramalan. 2.7 Korelasi 2.7.1 Pengertian Korelasi Korelasi adalah statistik yang menyatakan derajat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa memperlihatkan ada atau tidaknya hubungan kausal di antara variabel – variabel tersebut. Dalam korelasi akan dijumpai bahwa dua variabel bernilai positif, negatif danatau nol. Dua variabel dikatakan berkorelasi positif jika kenaikan pada satu variabel diikuti oleh kenaikan variabel lainnya danatau penurunan pada satu variabel diikuti oleh penurunan variabel lainnya. Dengan kata lain dua variabel berkorelasi positif jika variabel – variabelnya cenderung berubah secara bersama. Dua variabel dikatakan berkorelasi negatif jika kenaikan pada satu variabel diikuti oleh penurunan pada variabel lainnya atau sebaliknya. Dengan kata lain variabel – variabelnya Universitas Sumatera Utara cenderung berubah dalam arah yang berlawan. Dua variabel dikatakan berkorelasi nol jika perubahan satu variabel tidak ada hubungannya dengan variabel lainnya. Dengan kata lain dua variabel dikatakan tidak berkorelasi.

2.7.2 Koefisien Korelasi

Besarnya tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dapat diketahui dengan mencari besarnya angka korelasi yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi dinyatakan dengan lambang . Jika yang diukur adalah korelasi antara variabel x dengan variabel y dinotasikan dengan . Nilai dari koefisien korelasi berada diantara -1 dan +1. Jika dua variabel berkorelasi positif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati +1, jika dua variabel berkorelasi negative maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1, jika dua variabel tidak berkorelasi maka nilai koefisien korelasi akan bernilai 0. Sehingga besarnya nilai koefisien korelasi dapat ditulis dalam pertidaksamaan .

2.7.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan pangkat dua dari koefisien korelasi, dinotasikan dengan . Koefisien determinasi yaitu koefisien yang menunjukkanmenentukan berapa besar peranan variabel x dalam menentukan besarnya y. Apabila suatu variabel x mempunyai korelasi dengan variabel y dengan besarnya tingkat keeratan hubungan maka ditulis . Dengan demikian koefisien Universitas Sumatera Utara determinasinya adalah yang menyatakan besarnya persentase x menjelaskan y.

2.7.4 Koefisien Rank Korelasi

Untuk data ; i = 1, 2, 3, …, n yang berskala ordinal maka koefisien korelasi antara x dan y dihitung berdasarkan statistika nonparametrik yang disebut dengan koefisien rank korelasi. Koefisien rank korelasi pada statistika nonparametrik antara lain koefisien rank korelasi Spearman, Kendall, Somer, Crammer dan sebagainya.

2.7.5 Koefisien Korelasi Rank Kendall

Koefisien korelasi rank kendall mempunyai kegunaan untuk mengukur derajat hubungan dari dua peubah yang pengukurannya minimal dalam skala ordinal. Metode ini dikemukakan untuk pertama kalinya oleh Maurice G. Kendall pada tahun 1938. Koefisien korelasi rank kendall dinotasikan dengan .

2.7.6 Metode Perhitungan Koefisien Korelasi Rank Kendall

Koefisien korelasi rank kendall dapat diperoleh dengan cara membandingkan score actual dengan score maximum yang mungkin dicapai. Atau dengan kata lain score actual adalah score +1 dan -1 yang sebenarnya. +1 diberikan untuk pasangan yang tersusun secara natural dan -1 diberikan untuk pasangan yang tidak tersusun secara natural. Sedangkan score maksimum yang mungkin dicapai ditentukan oleh susunan Universitas Sumatera Utara yang dapat diuraikan menjadi . Sehingga koefisien korelasi rank Kendall dapat dirumuskan : Selanjutnya score actual diberi symbol S, dan score maksimum ditentukan oleh susunan , dimana n adalah jumlah objek atau individu pada variabel random X dan Y. Secara matematis dapat ditulis: Atau Dimana : S = score actual jumlah score +1 dan -1 n = jumlah objek atau individu pada variabel random X dan Y Ada kalanya pada variabel random X dan Y mempunyai objek yang sama atau sering disebut dengan rank kembar. Jika ada dua atau lebih nilai pengamatan baik untuk variabel random X atau Y yang sama, maka nilai – nilai tersebut diberi rank rata – rata. Pengaruh dari nilai rank kembar tersebut adalah merubah besarnyanilai penyebut pada rumus koefisien korelasi rank kendall . Dalam hal ini rumus koefisien korelasi rank kendall menjadi: Universitas Sumatera Utara Dimana : S = score actual jumlah score +1 dan -1 n = jumlah objek atau individu pada variabel random X dan Y = ; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok kembarnya untuk variabel X = ; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok kembarannya untuk variabel Y

2.8 Graph Theory

2.8.1 Konsep Dasar Graph Defenisi 2.1 Graph

Suatu graph G terdiri dari dua himpunan yang berhingga, yaitu himpunan titik – titik tidak kosong yang disebut dengan verteks yang disimbolkan dengan VG dan himpunan garis – garis yang disebut dengan edge yang disimbolkan dengan EG. Defenisi 2.2 Loop, Edge Paralel dan Simpel Graph Sebuah edge yang menghubungkan pasangan verteks yang sama yakni disebut loop. Dua edge yang berbeda yang menghubungkan verteks yang sama disebut edge paralel. Dan jika ada suatu graph yang tidak memuat loop dan edge paralel disebut simple graph graph sederhana. V 1 e 6 V 4 e 1 e 2 e 3 e 4 V 2 e 5 V 3 Gambar 2.1 Simple Graph Universitas Sumatera Utara Defenisi 2.3 incident dan adjacent Suatu edge dalam suatu graph G dengan verteks – verteks ujung dan disebut saling insiden dengan dan sedangkan dan disebut dua buah verteks yang saling adjacent. Dua buah edge dan disebut saling adjacent jika kedua edge tersebut incident pada suatu verteks persekutuan. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.2. e 7 V 1 e 5 V 6 e 8 e 1 e 4 e 2 e 6 V 5 e 9 e 11 V 2 e 3 V 3 e 10 V 4 Gambar 2.2 Graph G6,11 Dari graph diatas dapat dilihat bahwa dan adalah lima buah edge yang incident dengan verteks . Sedangkan dan merupakan dua buah edge yang adjacent dan dengan adalah dua buah verteks yang adjacent. Defenisi 2.3 Degree Degree dari sebuah verteks dalam graph G adalah jumlah edge yang incident dengan , dengan loop dihitung dua kali. Degree dari sebuah verteks dinotasikan dengan . Bila jumlah edge yang incident dengan jumlah verteks adalah n maka degree dari adalah n dan dinotasikan dengan . Sebagai contoh, pada gambar 2.2dapat dilihat bahwa = = 3, = 5 , = = 2, dan = 6 Jika pada suatu graph ada suatu verteks yang tidak incident dengan suatu edge atau dengan kata lain degree dari verteks tersebut sama dengan nol. Verteks itu dinamakan isolated verteks verteks terasing. Universitas Sumatera Utara Defenisi 2.4 Graph Lengkap Complete Graph Graph lengkap complete graph dengan n verteks disimbolkan dengan adalah graph sederhana dengan n verteks, dimana setiap 2 verteks bebeda dihubungkan dengan suatu edge. Teorema 2.4.1 Banyaknya edge dalam suatu graph lengkap dengan n verteks adalah atau buah. Bukti Misalkan G adalah suatu graph lengkap dengan n verteks . Ambil sembarang verteks sebutlah . Karena G merupakan graph lengkap, maka dihubungkan dengan verteks lainnya . Jadi ada buah edge. Selanjutnya, ambil sembarang verteks kedua sebutlah . Karena G adalah graph lengkap, maka juga dihubungkan dengan semua verteks sisanya sehingga ada buah edge yang berhubungan dengan . Salah satu edge tersebut dihubungkan dengan . Garis ini sudah diperhitungkan pada waktu menghitung banyaknya edge yang berhubungan dengan . Jadi ada edge yang belum diperhitungkan. Proses dilanjutkan dengan menghitung banyaknya edge yang berhubungan dengan dan yang belum diperhitungkan sebelumnya. Banyak edge yang didapat berturut – turut adalah : , , …, 3, 2, 1. Jadi secara keseluruhan terdapat buah edge. Universitas Sumatera Utara Sebagai contoh dapat dilihat gambar 2.3 dibawah ini: K 2 K 3 K 4 K 5 Gambar 2.3 complete graph

2.8.2 Graph Tak Berarah undirected Graph

Suatu graph tak berarah undirected graph merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang menghubungkan dua verteks yang disebut edge. Secara matematis, sebuah graph G didefenisikan sebagai pasangan himpunan . Dimana: = himpunan tak kosong dari verteks – verteks simpul atau titik = = himpunan tak terurut dari edge sisi yang menghubungkan sepasang verteks. Atau dapat dinotasikan dengan Defenisi diatas menyatakan bahwa dimana V tidak boleh kosong, sedangkan E mungkin kosong sehingga sebuah graph dimungkinkan tidak mempunyai edge satu buahpun tetapi harus memiliki verteks minimal satu. Universitas Sumatera Utara

2.8.3 Representasi Graph Tidak Berarah Undirected graph dalam Matriks

Matriks dapat digunakan untuk menyatakan suatu graph. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan model graph dengan bantuan komputer maka graph tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks. Matriks – matriks yang dapat menyajikan model graph tersebut antara lain: 1. Matriks Ruas Matriks ruas adalah matriks yang berukuran atau yang menyatakan ruas edge dari graph. Matriks ini tidak dapat mendeteksi adanya verteks terpencil. 2. Matriks adjacency Matriks adjacency merupakan matriks simetri. Matriks adjacency digunakan untuk menyatakan graph dengan cara menyatakannya dalam jumlah edge yang menghubungkan verteks – verteksnya. Jumlah baris dan kolom matriks adjacency sama dengan jumlah verteks dalam graph. Sehingga matriks hubungnya berbentuk matriks bujur sangkar. Defenisi matriks adjacency: Misalkan G adalah graph tak berarah dengan verteks n berhingga. Matriks hubung yang sesuai dengan graph G adalah matriks dengan = jumlah edge yang menghubungkan verteks dengan verteks ; . Karena jumlah edge yang menghungkan verteks dengan verteks selalu sama dengan jumlah edge yang menghubungkan dengan verteks maka jelas bahwa matriks adjacency selalu merupakan matriks yang simetris Notasi dari matiks adjacency yaitu: 1 jika ada edge dari verteks ke verteks = jika tidak ada edge dari verteks ke verteks Universitas Sumatera Utara 3. Matriks Incidence Matriks incidence adalah matriks yang menghubungkan verteks dengan edge. Notasi dari matriks incidence yaitu: 1 jika verteks terhubung ke edge = 2 jika edge menghubungkan verteks ke verteks dalam hal lain 4. Matriks Connection Matriks connection dapat mendeteksi suatu graph terhubung atau tidak. Graph terhubung jika dan hanya jika matriks tidak mengandung elemen nol. Tetapi matriks connection tidak ada mendeteksi adanya edge sejajar dan loop. Notasi dari matriks connection yaitu: 1 bila atau ada edge dari verteks ke verteks = Dalam hal lain Sebagai contoh untuk graph seperti dibawah ini: e 5 V 1 e 4 V 4 e 8 V 5 e 1 e 2 e 6 e 7 V 2 e 3 V 3 Gambar 2.4 graph G5,8 Universitas Sumatera Utara Maka, Matriks ruas: Atau Matriks adjacency: Universitas Sumatera Utara Matriks Incidence: Matriks connection:

2.8.4 Graph Berarah Directed Graph

Suatu graph berarah digraph D adalah merupakan suatu pasangan dari himpunan {VD, AD} dimana VD = adalah himpunan berhingga yang tidak kosong yang elemennya disebut nodevertex dan AD = adalah suatu himpunan pasangan berurut dengan elemen – elemen yang disebut dengan arc. Universitas Sumatera Utara Suatu vertex didalam digraph D disajikan dengan sebuah titik dan sebuah arc yang digambarkan berupa suatu penggalan garis dengan suatu anak panah dari vertex ke vertex . Sebagai contoh, gambar dibawah ini menampilkan suatu digraph yang terdiri dari empat verteks dan enam arcs. V 1 a 1 a 3 a 2 V 2 a 4 a 5 V 3 a 6 V 4 Gambar 2.5 digraph dengan 4 verteks dan 6 arcs

2.8.4.1 Representasi Graph Berarah Digraph dalam Matriks

Cara menyatakan graph berarah dalam matris sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan cara menyatakan graph tak berarah dalam suatu matriks. Perbedaannya hanya terletak pada keikutsertaan informasi tentang arah garis yang terdapat dalam graph berarah. Sebuah graph berarah dapat juga dipersentasekan dalam matriks adjacency, matriks incidence dan matriks sirkuit. Adapun reorentase matriks dalam graph berarah yang dibahas dalam tulisan ini adalah matriks adjacency. Defenisi dari Matriks Adjacency tersebut adalah sebagai berikut: Misalkan G adalah graph berarah yang terdiri dari n verteks tanpa arc paralel. Matriks hubung yang sesuai dengan graph G adalah matriks bujursangkar dengan notasi 1 jika ada arc dari verteks ke verteks = jika tidak ada arc dari verteks ke verteks Universitas Sumatera Utara

2.8.4.2 Complete Digraph

Digraph disebut sebagai complete digraph graf berarah lengkap jika setiap pasang vertex dihubungkan oleh sebuah arc. Atau sebuah graph adalah komplit jika setiap vertex terhubung ke setiap vertex yang lain. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat suatu complete digraph. V 1 a 1 a 2 a 3 a 4 V 2 a 5 V 3 a 6 a 7 a 8 a 9 V 5 a 10 V 4 Gambar 2.6 complete digraph

2.8.4.3 Asymmetric Digraph

Suatu digraph dikatakan sebagai asymmetric digraph jika pada digraph yang terbentuk memiliki paling banyak satu arc antara sepasang vertex tanpa loop. Dengan kata lain tidak ada arc yang memiliki arc balik. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat suatu asymmetric digraph. V 1 a 1 a 2 V 2 V 3 a 3 a 4 V 4 Gambar 2.7 Asymmetric Digraph Universitas Sumatera Utara

2.8.4.4 Complete Asymmetric Digraph

Complete asymmetric digraph adalah suatu asymmetric digraph dimana terdapat tepat satu antara setiap pasang vertex. Complete asymmetric digraph dengan vertices mengandung arcs. Bukti Misalkan D adalah suatu complete asymmetric digraph dengan n verteks . Ambil sembarang verteks sebutlah . Karena D merupakan complete asymmetric digraph, maka dihubungkan dengan verteks lainnya . Jadi ada buah arc. Selanjutnya, ambil sembarang verteks kedua sebutlah . Karena D adalah complete asymmetric digraph, maka juga dihubungkan dengan semua verteks sisanya sehingga ada buah arc yang berhubungan dengan . Proses dilanjutkan dengan menghitung banyaknya arc yang berhubungan dengan dan yang belum diperhitungkan sebelumnya. Banyak arc yang didapat berturut – turut adalah : , , …, 3, 2, 1. Jadi secara keseluruhan terdapat buah arc Pada gambar dibawah ini dapat dilihat suatu contoh dari complete asymmetric digraph. V 1 a 1 V 2 a 2 a 3 a 4 a 5 V 3 a 6 V 4 Gambar 2.8 Complete Asymmetric Digraph Universitas Sumatera Utara Complete asymmetric digraph dapat direpresentasikan dalam sebuah matriks adjacency. Jumlah baris dan kolom adjacency matrix sama dengan jumlah vertex dalam complete asymmetric digraph. Adjacency matrix yang sesuai adalah matrix bujur sangkar , yaitu matriks A = dengan: +1 jika ada arc dari titik ke dan tersusun secara natural = -1 jika ada arc dari titik ke dan tidak tersusun secara natural jika tidak ada arc titik ke Universitas Sumatera Utara BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Bentuk Graph Sebagai Suatu Adjacency Matriks dalam Penentuan Koefisien Korelasi Rank Kendall

Graph yang digunakan dalam penentuan koefisien korelasi rank kendall adalah graph yang berarah digraph, karena setiap objek pengamatan pada data yang diberikan merupakan data berpasangan berurutan. Vertexnya adalah objek-objek dalam penelitian. Dalam metode korelasi rank Kendall, objek-objek pengamatan dihubungkan kesetiap objek-objek berikutnya yaitu dari objek pertama ke objek kedua, kemudian dari objek pertama ke objek ke tiga, dan seterusnya sampai objek ke- n. Setelah itu dilanjutkan dari objek kedua ke objek ketiga, objek kedua ke objek keempat, dan seterusnya sampai objek ke-n. Hal ini terus dilakukan sampai objek ke- n-1 ke objek ke-n. Atau dengan kata lain, jika objek-objek pada penelitian adalah vertex dalam graph maka dari pengertian di atas dapat dituliskan: v i ,v j dengan i j ; i,j = 1,2,3,…,n. v i merupakan titik awal dan v j merupakan titik akhir, sehingga suatu arc dengan titik ujung v i ,v j menyatakan garis dari titik i dan titik j. Karena v i ,v j dihubungkan hanya sekali dengan i j ; i,j = 1,2,3,…,n sehingga tidak ada garis paralel dan tidak ada arc dengan titik ujung v i ,v i maka graph yang terbetuk adalah suatu asymetric digraph. Dan karena setiap pasang objek pada penelitian harus dihubungkan atau dengan kata lain terdapat tepat satu arc antara setiap pasang vertex v i ,v j dengan i j ; i,j = 1,2,3,…,n maka bentuk graph yang digunakan dalam perhitungan adalah suatu complete asymmetric digraph. Complete asymmetric digraph yang terbentuk kemudian dituangkan ke dalam adjacency matrix. Jumlah baris dan kolom adjacency matrix sama dengan jumlah Universitas Sumatera Utara vertex dalam complete asymmetric digraph. Adjacency matrix yang sesuai adalah matrix bujur sangkar , yaitu matriks A = dengan: +1 jika ada arc dari verteks ke dan tersusun secara natural = -1 jika ada arc dari verteks ke dan tidak tersusun secara natural 1 jika tidak ada arc dari verteks ke Sehingga terbentuk adjacency matrix-nya menjadi: A= Setelah adjacency matrix terbentuk dengan ketentuan seperti diatas, selanjutnya ditentukan score actual dengan cara menjumlahkan nilai +1 dan -1 yang diperoleh dari adjacency matrix. Kemudian menentukan score maximum yang mungkin dicapai. Score maximum yang mungkin sama dengan banyaknya arcs dari complete asymmetric digraph, sehingga score maximum dapat ditentukan dengan dimana n adalah jumlah vertex dari complete asymmetric digraph. Dengan demikian koefisien korelasi rank kendall dengan pendekatan melalui graph teory dapat ditentukan dengan rumus : Universitas Sumatera Utara Atau Untuk koefisien korelasi rank kendall dengan rank kembar maka rumus yang digunakan adalah : Dengan: S = score actual ; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok kembarnya untuk peubah x ; t adalah jumlah rank kembaran tiap kelompok kembarnya untuk peubah y Selanjutnya kita dapat menyusun hipotesis nihil dan hipotesis alternative yang nantinya dapat diuji dengan uji hipotesis menggunakan rumusan: Dimana : Z = test statistik untuk kendall rank korelasi = koefisien korelasi rank kendall = standar deviasi, dapat diperoleh dengan rumusan: Universitas Sumatera Utara

3.2 Penggunaan Model