2.3 Klasifikasi Data
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan diadakannya suatu observasi adalah memperoleh keterangan tentang bagaimana kondisi suatu objek pada berbagai
keadaan yang ingin diperhatikan. Sebelum melakukan observasi terhadap variabel yang akan diukur, terlebih dahulu perlu ditentukan skala pengukurannya, karena akan
mempengaruhi metode statistika yang akan digunakan.
Dergibson Siagian dan Sugiarto 2000, Hal: 19 menyatakan bahwa dalam statistika dibedakan empat macam skala pengukuran yang mungkin dihasilkan yaitu:
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan pengukuran yang paling sederhana. Nominal berasal dari kata ‘name’. Skala ini mengklasifikasikan menggolongkan setiap objek
atau kejadian ke dalam kelompok yang menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri objek. Dengan skala nominal,hasil pengukuran bisa
dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih tinggi, mana yang lebih rendah, mana yang utama dan mana yang bisa dikesampingkan. Setiap
observasi harus dimasukkan pada satu kategori saja tidak boleh lebih. Sebagai contoh adalah variabel jenis kelamin pria dan wanita.
2. Skala Ordinal
Dengan menggunakan skala ordinal,objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Ukuran pada skala ordinal tidak memberika nilai absolute
pada objek, tetapi hanya urutan ranking relative saja sehingga kita dapat mementukan mana yang lebih besar atau kecil secara umum mana yang lebih
dan mana yang kurang. Sebagai contoh adalah status sosial rendah, sedang, tinggi.
Universitas Sumatera Utara
3. Skala Interval
Skala interval memberikan ciri angka kepada kelompok objek yang mempunyai skala nominal dan ordinal, ditambah dengan urutan yang sama
pada urutan objeknya. Data skala interval diberikan apabila kategori yang digunakan bisa
dibedakan, diurutkan, mempnyai jarak tertentu, tetapi tidak bisa dibandingkan. Data skala interval diperoleh sebagai hasil pengukuran dan biasanya
mempunyai satuan pengukuran. Cirri penting dari skala interval adalah datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan, dan dibagi tanpa
mempengaruhi jarak relatif skor-skornya. Sebagai contoh, dalam penilaian kinerja karyawan dengan skala 0 – 100 , A mendapat penilaian 40 dan B
mendapat penilaian 80 bukan berarti kinerja B dua kali kinerja A. 4.
Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat lain,
yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan. Sebagai contoh adalah umur, nilai uang, tinggi badan, dan
lain sebagainya.
2.4 Statistik Nonparametrik