ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 tahun 2008
45 Perusahaan yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
11 Perusahaan LQ45 yang sesuai sebagai sampel
34 Sumber: Jakarta Stock Exchange
Sampai akhir tahun 2008 perusahaan publik yang terdaftar di LQ45 Bursa Efek Indonesia berjumlah 45 perusahaan, dari jumlah tersebut diambil
sampel sesuai dengan kriteria adalah 34 perusahaan dengan jumlah sampel return harian sebanyak 170. Daftar perusahaan yang terpilih menjadi sampel
dalam penelitian ini tercantum dalam lampiran. Data yang digunakan dalam
dari perusahaan yang terpilih sebagai sampel dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian yang terjadi pada periode penelitian. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan data perusahaan yang aktif diperdagangkan, harga perdagangan saham perusahaan dan IHSG harian yang diperoleh dari Jakarta Stock Exchange (JSX) dan Bursa Efek Indonesia UNS. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik.
B. DESKRIPSI DATA
Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian:
Tabel 4.2 Deskripsi Data
Minimum
Maximum
Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Senin
34 -.02074
-.0087324 .00749041 Selasa
34 -.02431
-.0063924 .00653824 Rabu
34 -.01581
-.0035144 .00641378 Kamis
34 -.01230
Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif yang tercantum pada tabel 4.2, diketahui nilai rata-rata return saham tertinggi terjadi pada hari perdagangan Kamis sebesar -0,0012394 dan rata-rata return saham terendah terjadi pada hari perdagangan Senin sebesar -0,0087324. Nilai return saham terkecil sebesar -0,02666 terdapat pada hari perdagangan Jumat. Sedangkan nilai terbesar yaitu 0,1745 terdapat pada hari perdagangan Kamis.
Besaran statistik yang lain adalah standar deviasi (penyimpangan baku) merupakan ukuran penyebaran yang dapat digunakan sebagai ukuran resiko. Dari tabel 4.2, standar deviasi terbesar terjadi pada hari perdagangan Jumat yaitu sebesar 0,00765817, ini berarti rata-rata return hari Jumat memiliki resiko tertinggi dibanding hari perdagangan lainnya. Standar deviasi terendah terjadi pada hari perdagangan Kamis yaitu sebesar 0,00543603, ini berarti rata-rata return hari Kamis memiliki resiko terendah dibanding hari perdagangan lainnya.
C. HASIL UJI NORMALITAS
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang tidak bias, dalam penelitian ini dalam menguji sebaran data digunakan One-Sample
Kolmogorov Smirnov Test . Dasar keputusan dalam pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov adalah jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal atau sebaliknya.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Return N
Normal Parameters a,,b Mean
Std. Deviation
.00688044 Most Extreme Differences
-.070 Kolmogorov-Smirnov Z
.910 Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: hasil pengolahan data
Setelah dilakukan uji normalitas pada data return saham, nilai signifikan yang diperoleh dari hasil olah data diperoleh nilai signifikan sebesar 0,380. Nilai Asymp Sig (2-tailed) adalah 0,380 > 0,05 sehingga kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa data return saham 2008 mempunyai distribusi data yang normal.
D. ANALISIS DATA
1. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum model persamaan regresi diuji, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk memastikan apakah model penelitian memenuhi asumsi klasik persamaan regresi dengan melakukan uji multikolinieritas, uji heterokodastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel
independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance (Ghozali, 2005).
Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikoliniearitas dengan variabel bebas lainnya. Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4.1 Uji Multikolinieritas
Variabel
Tolerance VIF
Keterangan Senin
Tidak terdapat multikolinieritas Selasa
Tidak terdapat multikolinieritas Rabu
Tidak terdapat multikolinieritas Kamis
Tidak terdapat multikolinieritas Jumat
Tidak terdapat multikolinieritas Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji VIF menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua nilai VIF lebih kecil dari 5, sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak heterokedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4.2 Uji Heterokedastisitas
Keterangan Senin
Tidak terdapat heterokedastisitas Selasa
Tidak terdapat heterokedastisitas Rabu
Tidak terdapat heterokedastisitas Kamis
Tidak terdapat heterokedastisitas Jumat
Tidak terdapat heterokedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil pengujian diperoleh hasil t-hitung adalah 1,438, 1,278, 1,343, 1,207, dan 1,181. Sedangkan nilai t-tabel dapat dicari pada tabel t yaitu sebesar 2,037. Hasil uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua nilai memenuhi prasyarat –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah didalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi dalam
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4.3 Uji Autokorelasi
D-W Hitung
Tidak terdapat autokorelasi Sumber : Hasil Pengolahan Data
Oleh karena nilai D-W 2,019 lebih terletak antara dU dan (4-dU), maka prasyarat terpenuhi yaitu tidak terdapat autokorelasi.
2. Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis ke-1
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 )
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi dapat kita lihat dari nilai
adjusted R 2 pada model summary pada hasil analisis regresi linier.
Tabel 4.4.4 Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 )
Model
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate Std. Error of the Estimate
b. Dependent Variable: return Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tampilan output SPSS besarnya adjusted R 2 adalah 0,165, hal ini berarti 16,5% variasi return dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Sedangkan sisanya (100% - 16,5% = 83,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0,00628787. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel dependen.
b. Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama (F-hitung)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen secara bersama-sama.
Tabel 4.4.5 Uji-F Regresi
Nilai F-Hitung
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil pengujian terhadap nilai F regresi menunjukan nilai F-hitung
sebesar 7,671 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena signifikansi jauh sebesar 7,671 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena signifikansi jauh
c. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (t-hitung)
Tabel 4.4.6 Uji-t Regresi
Variabel
Koefisien Regresi
t-hitung
Sig. Konstanta
0.128 * Signifikan pada tingkat 5% ** Signifikan pada tingkat 10%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hari perdagangan Senin, Selasa dan Rabu berpengaruh terhadap return saham dengan tingkat
signifikansi masing-masing sebesar 0,011 (signifikan pada tingkat 5%), 0,032 (signifikan pada tingkat 5%), dan 0,090 (signifikan pada tingkat 10%).
Sedangkan untuk hari perdagangan Kamis dan Jumat tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,179 dan 0,128, oleh karena itu hari perdagangan Kamis dan Jumat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis ke-2
Hipotesis ke-2 menguji apakah terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun penelitian 2008. Abnormal return diperoleh dengan membandingkan tingkat keuntungan yang diharapkan (return pasar) dengan actual return.
Tabel 4.4.7 Abnormal Return
R t -0,008732353
AR t -0,005451140
-9,395472524* 2,88250406* Observasi (n)
34 34 34 34 34 Keterangan:
* Signifikan pada tingkat 5% ** Signifikan pada tingkat 10% Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pengambilan keputusan terhadap hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung (t statistik ) dengan nilai t tabel . Jika nilai t hitung absolut lebih besar daripada nilai t tabel , maka keputusannya adalah menolak hipotesis Pengambilan keputusan terhadap hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung (t statistik ) dengan nilai t tabel . Jika nilai t hitung absolut lebih besar daripada nilai t tabel , maka keputusannya adalah menolak hipotesis
Pada hari perdagangan tertentu dikatakan terjadi abnormal return jika nilai t-statistik untuk beda return saham dengan return pasar pada hari tersebut tidak sama dengan nol. Atau dengan kata lain t-statistiknya
signifikan. Berdasarkan tabel 4.4.7 di atas, dapat dilihat bahwa t-statistik
untuk hari perdagangan Senin (-4,24346949), Selasa (-0,316533084), Rabu (- 1,713098292), Kamis (-9,395472524), dan Jumat (2,88250406) dengan t-tabel sebesar 2,048 (signifikan pada tingkat 5%) dan 1,701 (signifikan pada tingkat 10%). Hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu dan Kamis menunjukkan abnormal return negatif. Artinya, return saham yang terjadi lebih rendah dari return pasar pada hari perdagangan tersebut. namun demikian, hasil yang didapat setelah membandingkan t hitung (t statistik ) dengan nilai t tabel menunjukkan bahwa hari perdagangan Senin, Rabu dan Kamis signifikan secara statistik. Abnormal return yang terjadi pada hari perdagangan Selasa tidak signifikan secara statistik. Hari perdagangan Jumat menunjukkan abnormal return positif. Artinya, pada hari perdagangan Jumat investor dapat memperoleh return saham di atas return pasar pada hari perdagangan tersebut. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa abnormal return pada hari perdagangan Jumat signifikan secara statistik.
Hari perdagangan Rabu signifikan pada level 10% (0,1). Artinya pada hari perdagangan Senin, Rabu, Kamis dan Jumat investor memperoleh abnormal return bermakna karena nilai t-statistik untuk beda return saham dengan return pasar pada hari tersebut tidak sama dengan nol. Sedangkan untuk hari perdagangan Selasa hasil yang didapat adalah tidak signifikan secara statistik. Artinya pada hari perdagangan Selasa memperoleh abnormal return yang tidak bermakna karena nilai t-statistik untuk beda return saham dengan return pasar pada hari tersebut tidak berbeda dengan nol.
E. PEMBAHASAN
Pada uji hipotesis pertama penulis menguji apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return yang terjadi pada indeks saham LQ45 tahun
2008 di Bursa Efek Indonesia. Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses dengan menggunakan alat bantu paket program komputer SPSS versi
17.0 dengan uji koefisien regresi masing-masing variabel hari perdagangan. Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang terdapat dalam tabel 4.4.6, hari perdagangan Senin dan Selasa signifikan pada tingkat 5%, sedangkan hari perdagangan Rabu signifikan pada tingkat 10%. Hari perdagangan Kamis dan hari perdagangan Jumat tidak signifikan secara statistik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata return saham terendah terjadi pada hari Senin. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tandelilin 17.0 dengan uji koefisien regresi masing-masing variabel hari perdagangan. Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang terdapat dalam tabel 4.4.6, hari perdagangan Senin dan Selasa signifikan pada tingkat 5%, sedangkan hari perdagangan Rabu signifikan pada tingkat 10%. Hari perdagangan Kamis dan hari perdagangan Jumat tidak signifikan secara statistik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata return saham terendah terjadi pada hari Senin. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tandelilin
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hari perdagangan Senin, Selasa, dan Rabu berpengaruh (mempunyai efek) secara signifikan terhadap return saham pada periode penelitian, sedangkan hari perdagangan Kamis dan hari perdagangan Jumat untuk tahun 2008 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian tentang Monday effect yang dilakukan oleh Budileksmana (2005) serta Iramani dan Mahdi (2006) yang menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta serta membuktikan bahwa return saham harian di Bursa Efek Jakarta pada hari perdagangan Senin adalah berbeda dengan return saham pada hari-hari lainnya. Cahyaningdyah (2005) juga berhasil menemukan adanya pengaruh hari perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari perdagangan Senin (Monday effect ) dan return tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat (Weekend effect ).
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Budileksmana (1999-2004), Elango dan Al Macki (2008). Hasil Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Budileksmana (1999-2004), Elango dan Al Macki (2008). Hasil
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa terdapat abnormal return baik abnormal return positif maupun abnormal return negatif pada tahun penelitian 2008. Hasil ini
dapat kita lihat pada tabel 4.4.7. Hasil yang didapat untuk pengujian abnormal return (t-statistik) untuk masing-masing hari perdagangan adalah hari perdagangan Senin (-4,24346949), Selasa (-0,316533084), Rabu (- 1,713098292), Kamis (-9,395472524) dan Jumat (2,88250406). Hari
perdagangan Senin, Selasa, Rabu dan Kamis menunjukkan abnormal return negatif. Artinya return saham yang terjadi pada hari perdagangan tersebut
lebih rendah daripada return pasar pada hari perdagangan tersebut. Namun demikian, tidak semua hari perdagangan tersebut signifikan secara statistik. Hari perdagangan yang signifikan secara statistik adalah hari perdagangan Senin, Rabu dan Kamis. Sedangkan hari perdagangan Selasa tidak signifikan secara statistik. Artinya, pada hari perdagangan Jumat investor memperoleh return saham yang besarnya tidak berbeda secara statistik dengan return pasar. Hari perdagangan Jumat menunjukkan adanya abnormal return positif yang terjadi. Artinya, pada hari perdagangan Jumat investor dapat memperoleh return saham di atas return pasar pada hari perdagangan
tersebut. Pada hari perdagangan Senin, Rabu, Kamis dan Jumat terdapat abnormal return karena nilai t-statistik untuk beda return saham dengan return pasar pada hari tersebut tidak sama dengan nol. Sedangkan untuk hari perdagangan Selasa hasil yang didapat adalah tidak signifikan secara statistik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari memperoleh bukti bahwa investor memperoleh return saham yang signifikan pada hari perdagangan Selasa, Rabu dan Jumat, sedangkan pada hari perdagangan Senin dan Kamis, investor tidak memperoleh return yang signifikan.