Hasil Penelitian yang Relevan

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelaah penelitian yang relavan diperlukan untuk mempertajam

penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti relevan dengan beberapa penelitian, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Isna Noor Izzati (2009) dalam skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2008/2009 ” dengan hasil penelitiannya adalah:

a. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 pada materi energi bunyi meningkat dengan menerapkan model pembelajaran a. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 pada materi energi bunyi meningkat dengan menerapkan model pembelajaran

b. Cara meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kuantum adalah dengan menggunakan kerangka TANDUR.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lika Deri Yofriadi (2010) dalam skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sifat- sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Siklus Belajar di Kelas V SD Negeri 1 Bancar Kecamatan Bancar Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2009/2010”. Dengan hasil penelitiannya adalah penerapan model pembelajaran siklus belajar ini dapat membuat siswa lebih kreatif, meningkatkan pengembangan konsep, dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar yang meningkat dari ketuntasan sebelum siklus yaitu 16,13% menjadi 64,52% pada siklus 1 menjadi 90,32% pada siklus 2.

Penelitian di atas memperkuat penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian dengan mengacu pada penelitian di atas. Peneliti mengambil tolak ukur penelitian di atas karena adanya persamaan mata pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yang peneliti lakukan yaitu mata pelajaran IPA. Perbedaannya adalah model pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian di atas menggunakan model siklus belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran Quantum. Selain itu terdapat perbedaan variabel terikat, pada penelitian di atas variabel terikatnya adalah hasil belajar, sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah pemahaman konsep magnet.

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum menerapkan model pembelajaran quantum guru masih menggunakan pembelajaran konvensional sehingga siswa menjadi lebih cepat bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreatifitas dan partisipasi siswa. Guru lebih menekankan pada terselesainya materi dari pada pemahaman siswa terhadap materi. Komunikasi pembelajaran hanya satu arah sehingga kurang adanya timbal balik antara guru dengan siwa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasan. Siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajara, siswa menganggap bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi pemahaman konsep magnet siswa cenderung rendah.

Hal di atas dapat diatasi dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Penerapan model pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat lebih meningkatkan siswa dalam kualitas belajarnya khususnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa khususnya materi magnet. Sehingga pengetahuan yang didapat menjadi lebih bermakna dan siswa dapat mengalami sendiri pengetahuan tersebut. Dalam hal ini penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran quantum . Pembelajaran quantum adalah pembelajaran yang menggunakan unsur belajar efektif yang dapat merangsang siswa untuk belajar lebih menyenangkan karena mengalami langsung apa yang sedang dipelajari sehingga diharapkan pemahaman konsep magnet siswa meningkat. Dalam proses belajar-mengajar model pembelajaran quantum, guru lebih sedikit memberikan materi pelajaran kepada siswa. Sebaliknya, siswa belajar dan memperoleh pengalaman lebih banyak.

Setelah melaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran quantum , pemahaman konsep magnet siswa serta proses pembelajaran yang Setelah melaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran quantum , pemahaman konsep magnet siswa serta proses pembelajaran yang

Gambar 6. Bagan Kerangka Berpikir