BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengadaan barang dan jasa merupakan suatu kegiatan dalam rancangan kerja untuk memenuhi kebutuhan bagi pengguna barang maupun jasa atau yang
memberi pekerjaan. Barang yang dimaksud adalah setiap benda berwujud maupun tidak berwujud, bergerah maupun tidak bergerak yang merupakan kebutuhan
pengguna barang tersebut. Sedangkan jasa yang dimaksud terdiri dari input, proses, danatau output. Jasa juga dapat diartikan sebagai yang dibutuhkan dalam
proses pelaksanaan sesuai dengan kepentingan bagi pengguna barang dan jasa itu sendiri.
Dalam buku Ramli Samsul, Pengadaan barang dan jasa dimulai sejak perencanaan kebutuhan, penyusunan rencana pelaksanaan pengadaan, pemilihan
penyedia, penandatanganan kontrak, pelaksanaan dan pengendalian kontrak, hingga diterimanya barang dan jasa.
1
Pengadaan bertujuan untuk mendapatkan barang atau benda. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun
tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh pengguna barang. Jasa Terdiri dari Input, proses, danatau output.
2
Dalam penulisan ini pengadaan barang dan jasa di pemerintah. Badan Usaha Milik Negara BUMN yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, disamping usaha swasta dan koperasi.
1
Ramli, Samsul, Buku Bacaan Wajib Sertifikasi Ahli Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Samsul Ramli;Penyunting, Zulfa Simatur, Cet. 1.Jakarta: Visimedia,2-14. Hal 2
2
Ibid hal 6
1
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, swasta dan koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi.
3
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha swasta.
Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan pengembangan usaha kecil atau koperasu. BUMN juga merupakan
salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi. Pelaksanaan peran BUMN tersebut
diwujudkan dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur,
pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri dan perdagangan, serta konstruksi.
4
Mengoptimalkan peran BUMN dan mampu mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan
kompetitif, maka BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan pengawasannya.
Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance. Peningkatan
efisiensi dan produktivitas BUMN harus dilakukan melalui langkah-langkah restrukturisasi dan privatisasi.
5
3
Mulhadi,”Hukum Perusahaan: Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia. Ghalia Indonesia”. Hal. 142
4
Ibid
5
Ibid hal 144
Dalam catatan sejarah yang berasal dari Babilonia, Kitab undang-undang tertua disebut dengan Code Hammurabi.Sudah diatur tentangkontrak
pemborongan dan konstruksi, dari contoh kesembilan belas Code Hammarabi yang menjelaskan bahwa, jika seorang pembangun membangun rumah untuk
seseorang, dan tidak membangun dengan benar, dan rumah yang dibangun jatuh dan membunuh pemiliknya, maka pembangun harus di hukum mati. Dengan
demikian hukum pemborongan dan konstruksi ini sebenarnya sudah tua, yakni setua peradaban manusia.
6
Untuk mencapai kesejahteraan di Indonesia salah satu bentuk yang dilakukan ialah pembangunan nasional. Karena kesejahteraan masyarakat itu
Dalam setiap usaha yang dilakukan masyarakat Indonesia demi memajukan Negara di dalam setiap bidang maupun itu di bidang sosial, ekonomi,
politik, perkembangan teknonologi, dan budaya, juga tidak kalah pentingnya dengan pembangunan dalam bidang hukum , untuk mewujudkan cita- cita
perjuangan dalam hukum untuk menjadi supermacy of law. Pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat.
Dalam sektor-sektor usaha yang dilakukan seperti dalam sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, maufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan
telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan, serta konstruksi. Dalam pelaksanaanya tentunya memperhatikan perkembangan pembangunan
disekelilingnya sehingga kegiatan tersebut dapat berjalannya dengan baik.
6
Munir Fuady, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 1998. hal 1
sangat erat sekali dengan masalah pembangunan. Disamping meningkatkan pendapatan nasional pelaksanaan pembangunan yang dilakukan di Indonesia ini
haruslah juga menjamin pembagian pendapatan merata bagi seluruh rakyat sesuai rasa keadilan, sehingga di satu pihak pembangunan itu tidak harus mementingkan
hasil produksi mereka, melainkan sekaligus dapat mencegah terjadinya kesenjangan sosial di seluruh lapisan masyrakat.
Proses pembangunan perlu adanya partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat agar terciptanya tujuan dari pembangunan nasional. Pengadaan barang
dan jasa sangat diperlukan oleh suatu instansi atau lembaga di indonesia sehingga dapat mensukseskan pembangunan di segala bidang pembangunan.
Pembangunan Nasional sangat banyak jenis dan macamnya, salah satu bentuk realisasi dari pembangunanyaitu pembangunan proyek-proyek sarana dan
prasarana umum.Sebagai contoh pembangunan jalan-jalan, jembatan, perkantoran, pembangunan perumahan rakyat, dan masih banyak lagi.
Pembangunan Nasional tidak terlepas dari berbagai lapisan seperti pemborong, pemberi tuga, arsiter, dan sebagainya. Dan juga prlu juga
diperhatikan peralatan-peralatan yang canggih yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.
Selanjutnya, setiap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa diatur mulai dari Keppres No. 80 tahun 2003 tentang barang dan jasa yang selanjutnya
digantikan dengan Perpres No.54 tahun 2010 yang di sempurnakan kembali Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
Perpres No.70 tahun 2012 Pasal 1. Memberi definisi tentang Pengadaan Barangjasa yaitu kegiatan untuk memperoleh BarangJasa oleh Kementerian
Lembaga Satuan Kerja Perangkat Daerah Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh BarangJasa.
7
Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian antara pihak yang memborongkan pekerjaan dengan pihak yang menerima pekerjaan, dimana
pihak pertama menghendaki sesuatu hasil pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran suatu jumlah uang sebagai harga pemborongan.
Dalam kegiatan barang dan jasa setiap pihak-pihak yang melaksanakan pembangunan ini memerlukan adanya suatu KontrakPerjanian, salah satu bentuk
perjanjian itu adalah perjanjiankontrak pengadaan barang dan jasa. KontrakPerjanjian pengadaan barang dan jasa termasuk dalam perjanjian
pemborongan yang diatur dalam KUHPerdata pasal 1601. Pasal 1601b dan Pasal 1604 dan sampai dengan Pasal 1616 agar pelaksanaan barang jasa pemerintah
dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien, dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adi dan layak bagi semua pihak, sehingga
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan.
8
Kenyataan yang sering terjadi dalam pelaksanaan Kontrak pengadaan barangjasa sering bertentangan dengan pasal 1616 karena pelaksanaannya tidak
7
Republik Indonesia, Perpres No. 70 Tahun 2012, Tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah,Jakarta:Fokusmedia,2010,hal2
8
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan Kesepuluh, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,1995,hal. 58
efektif, tidak sesuai dengan prinsip persaingan sehat, dan tidak transparan. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “Analisis Hukum Kontrak Pengadaan Barang
Dan Jasa Badan Usaha Milik Negara BUMNPada PT. Pemuda Simalungun Abadi”. Sehingga dapat menjelaskan kontrak pengadaan barang dan jasa yang
sesuai dengan UU nomor 70 tahun 2012 dan KUHPerdata.
B. Permasalahan