Peranti Anti Korupsi

E. Peranti Anti Korupsi

Berikut adalah daftar peranti anti korupsi yang dapat di adopsi oleh Pemda dalam rangka mengimplementasikan stranas PPK.

1) Macam-macam Peranti Anti Korupsi

a. Profile assesment, didalamnya meliputi pelaksanaan rekrutmen, mutasi, dan promosi yang ditempuh berdasarkan kompetensi dan integritas dalam rangka meningkatkan mutu sumberdaya manusia.

b. Citizen’s charter, yaitu itukad menetapkan komitmen atas layanan public yang disediakan oleh institusi bersangkutan dengan merespon terhadap tanggapan dan masukan masyarakat.

c. Kode etik, merupakan pedoman yang memuat ketentuan-ketentuan yang menunjukkan komitmen institusi bersangkutan dalam pemberantasan korupsi.

d. Mekanisme control sosial, dengan adanya mekanisme yang mengedepankan partisipasi masyarakat, pemerintah dapat didorong untuk bekerja secara lebih efisien, baik dalam konteks waktu maupun biaya.

e. Mekanisme pelaksanaan keterbukaan informasi, memberikan jalur akses dokumen-dokumen, kecuali yang dirahasiakan, agar masyarakat dapat turut mengawasi kerja dan kinerja pemerintah.

f. Mekanisme penanganan pengaduan masyarakat secara transparan.

g. Mobilisasi masyarakat sipil melalui edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.

h. Pakta integritas, merupakan suatu pakta formal yang berisi komitmen untuk melaksanakan tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang, dan h. Pakta integritas, merupakan suatu pakta formal yang berisi komitmen untuk melaksanakan tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang, dan

i. Pengaturan konflik kepentingan, di mana pejabat bukan hanya diwajibkan untuk mengungkap kepentingan pribadinya ketika timbul konflik kepentingan, melainkan juga harus memastikan bahwa tindakan yang diambilmya memang untuk meniadakan konflik tersebut.

j. Penggunaan intensif positif untuk memperbaiki budaya dan motivasi pegawai. k. Penguatan lembaga yudisial, melalui peningkatan kompetensi, profesionalisme, dan integritas hakim yang amat penting untuk memberantas korupsi.

l. Penguatan Pemerintah Daerah. m. Pengurangan kompleksitas procedural, adalah penataan ulang

administrasi dengan tujuan memangkas prosedur administrative dan penjelasan wewenang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi, integritas, pelayanan, serta mengurangi biaya.

n. Perlindungan bagi whistle blower dan justice collaborator, penting untuk mendorong pengungkapan tipikor. o. Proses pelayanan publik dan pengadaan barang dan jasa berbasis TI. p. Transparansi serta penyingkapan aset dan penghasilan. q. Uji integritas, dilakukan secara mendadak dengan mengondisikan

suatu situasi tertentu tempat pegawai yang bersangkutan memiliki suatu situasi tertentu tempat pegawai yang bersangkutan memiliki

2. Gambaran Tingkat Korupsi di Indonesia

a. Peta Jalan (Roadmap) Stranas PPK Jangka Panjang Tahun 2012-2025

Sasaran Keluaran Utama/

2019- 2025 Pendukung

IPK/CPI

7,9 8 % Kesesuaian Ratifikasi

Indeks Sistem Integritas Kenaikan Kenaikan Kenaikan

Nasional (SIN)

Indeks

Indeks Indeks 5%

15% Kenaikan Kenaikan

Kenaikan Indeks Pencegahan Korupsi

Indeks

Indeks Indeks 5%

15% Kenaikan Kenaikan

Indeks Penegakan Hukum Kenaikan

Indeks Tipikor

Indeks

Indeks 5%

20% % Penyelesaian rekomendasi

% Pengembalian Aset Tipikor

4,5 dari 4,6 dari Indeks Perilaku Anti Korupsi

3,25 dari

4 dari

Skala 5 Skala 5 Indeks Kepuasan Stakeholders

skala 5

Skala 5

4,5 dari 4,6 dari terhadap pelaporan PPK

Skala 5 Skala 5

b. Peta Jalan (Roadmap) Stranas PPK Jangka Menengah Tahun 2012-2014

Sasaran Keluaran

IPK/CPI

80% Ratifikasi UNCAC

Indeks Sistem

Penetapan

Integritas Nasional

Kenaikan Indeks 5%

Baseline

(SIN) Indeks Pencegahan

Indeks Penegakan

Kenaikan Indeks 5%

80% Aset Tipikor

Indeks Perilaku

Skala 5 Indeks Kepuasan

Anti Korupsi

terhadap Pelaporan

Skala 5 PPK

Baseline

Skala 5

c. Formula Pengukuran Indikator Keberhasilan

Sumber Data Keberhasilan

Indikator

Pengukuran

IPK/CPI

TI % Kesesuaian Ratifikasi

Survei

KPK UNCAC Indeks SIN

Survei

KPK Indeks

Survei

Control of

Pencegahan

Survei

World Bank

Corruption

Korupsi

Ease of Doing

Survei

World Bank

Business Rasio Jumlah Tidak

Indeks

Polri, Kejagung, Penegakan

% Penyelesaian

Lanjut dengan Total

KPK Hukum

Laporan Tipikor

Laporan yang

Diterima

% Penyelidikan

Rasio Jumlah

Polri, Kejagung,

yang menjadi

Penyidikan dengan

KPK

Penyidikan

Total Penyelidikan

Rasio Jumlah

% Penyidikan yang

Polri, Kejagung,

Penuntutan dengan

menjadi Tuntutan

KPK

Total Penyidikan

Rasio Jumlah

Conviction Rate

Pemidanaan dengan

Kejagung, KPK

Total Penuntutan Rasio Jumlah yang Diek-

% Execution Rate

Kejagung, KPK

Sekusi dengan Pemidanaan Rasio Jumlah yang

UNCAC, KPK

dengan yang

UNCAC

Direkomendasikan Rasio Jumlah Aset

% Penyelamatan

yang Disetorkan ke

Aset

KPK, Kejagung Tipikor

Kas Negara dengan

yang Diputus

Pengadilan Rasio Jumlah

% Tingkat

Realisasi dengan

Keberhasilan

Total Permintaan

Kemkumham Kerja Sama

MLA dan

Internasional

Perjanjian Ekstradisi

Indeks Perilaku

BPS, Bappenas Anti Korupsi

Survei

Indeks Kepuasan Stakeholders

BPS, Bappenas terdadap Pelaporan PPK

Survei

d. Formula Perhitungan Indeks Pencegahan Korupsi dan Indeks Penegakan Hukum Tipikor Indeks Pencegahan Korupsi

(Indeks Kesetaraan CoC + Indeks Kesetaraan Ease of Doing Business)/2

a) Indeks Kesetaraan Control of Corruption (CoC)

Coc – Convernance Score

Indeks Kesetaraan CoC (-2,5 sampai dengan 2,5)

EoDB – Rangking Indeks Kesetaraan EoDB

Indeks Pencegahan Korupsi Tahun 2011 : 4,37 = (4,73+4)/2

c) Indeks Penegakan Hukum Tipikor

Sub Indikator

Bobot

% Penyelesaian Laporan Tipikor 10% % Penyelidikan yang menjadi Penyidikan

20% % Penyidikan yang menjadi Tuntutan

30% % Conviction Rate

30% % Execution Rate

Sub Indikator

Bobot

% Penyelesaian Pengaduan Tipikor yang menjadi Penyelidikan X 100 Laporan Tipikor

Total Pengaduan Tipikor yang Diterima % Penyelidikan yang

Penyelidikan yang menjadi Penyidikan X 100 menjadi Penyidikan

Total Penyelidikan yang Diterima % Penyidikan yang

Penyidikan yang menjadi Tuntutan X 100 menjadi Tuntutan

Total Penyidikan yang Diterima Tuntutan yang menjadi Keputusan Tetap X 100

% Conviction Rate Total Tuntutan yang Diterima Eksekusi Keputusan Tetap X 100

% Execution Rate Total Keputusan Tetap