Skematik Kerangka Pemikiran

Tabel 5. Jumlah Rumah Sakit Dengan Pelayanan Pengembangan

Menurut Provinsi Tahun 2012 41

Pengembangan pengobatan tradisional di Indonesia dalam pelayanan kesehatan di RSUD masih belum optimal, mengingat berdasarkan data yang diperoleh dari publikasi kementerian keuangan ,

______, 2014, 250 RS di Indonesia Siap Kembangkan Pengobatan Tradisional, http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/04/12/198173, diakses pada 28 April 2014 pukul 23:03

41 Kemenkes, 2013,Profil Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI , hlm .419 41 Kemenkes, 2013,Profil Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI , hlm .419

Program pelayanan kesehatan tradisional terus berkembang dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Pelayanan kesehatan tradisional merupakan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Pengobatan secara tradisional dapat dilakukan penelitian dan pembuktian secara ilmiah sehingga akan mewujudkan pengobatan tradisional yang aman dan bermanfaat. Unit yang dibentuk pemerintah untuk melakukan penelitian/ pengkajian/ pengujian ini yaitu Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T). Fungsi lainnya dari Sentra P3T yaitu pelayanan kesehatan tradisional, institusi pendidikan dan pelatihan pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat dan menyelenggarakan jaringan informasi dan dokumentasi pelayanan kesehatan tradisional. Sampai dengan tahun 2012 sudah terdapat 33 provinsi yang memiliki Sentra P3T.

Disamping pengembangan pengobatan tradisional melalui integrasi pengobatan tradisional berbasis kearifan lokal pada RSUD, pemerintahan daerah disisi lain dapat juga menggunakan berbagai kebijakan lain yang substansinya merujuk pada pengembangan Disamping pengembangan pengobatan tradisional melalui integrasi pengobatan tradisional berbasis kearifan lokal pada RSUD, pemerintahan daerah disisi lain dapat juga menggunakan berbagai kebijakan lain yang substansinya merujuk pada pengembangan

1. Melakukan inventaris kearifan lokal dibidang kesehatan yang berkembang di wilayah pemerintahan daerah tersebut.

2. Melakukan identifikasi keberadaan pelaku usaha yang bergerak dibidang pengobatan tradisional.

3. Melakukan tindakan pro aktif dalam mengajak para pelaku usaha pengobatan tradisional untuk melakukan uji keamanan, kemanfaatan dan ke ilmiahan di Sentra P3T.

4. Mensosialisasikan pengobatan tradisional kepada masyarakat.

5. Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para pelaku usaha pengobatan tradisional agar pengobatan tradisional yang berbasis kearifan lokal di daerah tersebut dapat mempunyai suatu standarisasi dan berkualitas sama.

6. Melakukan formulasi, implementasi, dan evaluasi terhadap peraturan dan kebijakan daerah yang berkaitan dengan pengobatan tradisional.

Hal lain yang menjadi urgensi dari perlunya legalisasi dan integrasi pengobatan tradisional dalam sistem pelayanan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia adalah masih adanya pasien-pasien yang secara terus terang maupun sembunyi-sembunyi menggunakan obat tradisional dan modern dalam waktu bersamaan. Selain itu para pasien juga masih ada yang mempercayakan penyakit mereka pada tabib yang belum mempunyai izin dari pemerintah. Dampak yang ditimbulkan apabila memadukan obat herbal dan obat kimia tanpa disertai pengawasan tenaga yang berkompeten, dapat menyebabkan kontraindikasi bahkan bisa resisten terhadap zat-zat yang terkandung dari kedua jenis obat tersebut.

Kebijakan integrasi pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan di RSUD merupakan alternatif solusi yang dapat menjadi pilihan, sekaligus mendukung pelestarian kearifan lokal di daerah- daerah. Pada kebijakan ini, pasien yang berkedudukan sebagai Kebijakan integrasi pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan di RSUD merupakan alternatif solusi yang dapat menjadi pilihan, sekaligus mendukung pelestarian kearifan lokal di daerah- daerah. Pada kebijakan ini, pasien yang berkedudukan sebagai

Dengan diakomodirnya pengobatan tradisional kedalam sistem pelayanan kesehatan pada RSUD, maka pemerintah daerah telah melaksanakan kewajibannya dalam hal pemenuhan kesejahteraan melalui pelayanan kesehatan bagi rakyatnya. Disisi lain dengan pengakomodiran tersebut juga dapat menjadi sarana bagi pemerintahan daerah untuk melestarikan kearifan lokal. Dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan yang komprehensif maka diharapkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat juga akan semakin meningkat dan pemerataan kualitas kesehatan juga dapat lebih mudah tercapai. Berdasarkan pembahasan-pembahasan diatas, maka perumusan masalah pada karya tulis kami dapat terjawab dengan argumen dan konsep- konsep yang ada yaitu dapat diwujudkannya pelayanan kesehatan yang berbasis kearifan lokal melalui kebijakan integrasi pengobatan tradisional pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

BAB V PENUTUP