Pewarisan Syair Lagu Dolanan

3. Pewarisan Syair Lagu Dolanan

Pewarisan adalah proses pemberian pengetahuan tentang tradisi lisan, dalam hal ini syair lagu dolanan anak-anak dari orang tua kepada anak-anaknya sebagai generasi muda. Keberlangsungan tradisi lisan sangat bergantung pada proses Pewarisan adalah proses pemberian pengetahuan tentang tradisi lisan, dalam hal ini syair lagu dolanan anak-anak dari orang tua kepada anak-anaknya sebagai generasi muda. Keberlangsungan tradisi lisan sangat bergantung pada proses

a. Pewarisan secara Formal

Pewarisan syair lagu dolanan dilakukan secara formal yakni dilakukan di lingkungan formal tepatnya di sekolah. Dalam lingkungan sekolah, syair lagu dolanan diwariskan oleh guru kepada siswa dengan berbagai cara. Salah satu caranya dengan muatan mata pelajaran yakni pada pelajaran bahasa Jawa dan seni budaya. Guru mengajari siswa menyanyikan syair lagu dolanan anak-anak. Selain terdapat pada muatan mata pelajaran, sekolah mempunyai kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler yang memuat pewarisan syair lagu dolanan dilakukan pada seni tari dan karawitan. Kedua kegiatan tersebut, diiringi syair lagu dolanan yang secara sadar akan dikuasai siswa.

Pewarisan syair lagu dolanan tersebut, tidak berjalan dengan baik, terdapat beberapa kendala yakni faktor guru dan kebijakan sekolah. Guru selaku pengganti orang tua di sekolah mempunyai kewajiban mendidik siswa. Tidak semua guru bisa mengajarkan syair lagu dolanan di dalam mata pelajaran bahasa Jawa dan seni budaya. Guru yang tidak menguasi syair lagu dolanan anak-anak maka akan melewati pelagonan syair lagu dolanan. Akibatnya siswa tidak mengetahu cara menyanyikannya. Dengan kata lain, proses pewarisan akan mengalami kendala. Berbeda dengan guru yang menguasai syair lagu dolanan, guru tersebut, akan mewariskannya pada siswanya. Siswa yang diwarisi akan merasa senang dan mengenal syair lagu dolanan.

Selain guru, kebijakan sekolah berpengaruh terhadap pewarisan syair lagu dolanan. Ada beberapa sekolah yang memiliki visi dan misi mengangkat budaya lokal. Sekolah tersebut, seperti pada SDN Lamongrejo 4 Ngimbang Lamongan dan SDN Sumbermulyo 2 Jogoroto Jombang. Kedua sekolah tersebut, mempunyai kegiatan Selain guru, kebijakan sekolah berpengaruh terhadap pewarisan syair lagu dolanan. Ada beberapa sekolah yang memiliki visi dan misi mengangkat budaya lokal. Sekolah tersebut, seperti pada SDN Lamongrejo 4 Ngimbang Lamongan dan SDN Sumbermulyo 2 Jogoroto Jombang. Kedua sekolah tersebut, mempunyai kegiatan

Adanya visi dan misi sekolah yang mengangkat budaya loka tersebut, menjadi wadah guru-guru pada sekolah mengembangkan kearifan lokal. Guru yang menguasai syair lagu dolanan mempunyai semangat dan memperoleh dukungan dari sekolah untuk terus mewariskan pada siswanya. Untuk guru yang belum menguasai syair lagu dolanan bisa mempelajari sendiri atau meminta bantuan guru lain.

Hal berbeda jika sekolah tidak memiliki visi dan misi yang mengangkat budaya lokal. Sekolah akan berorientasi pada budaya asing yang menggerus budaya lokal. Guru yang mencintai budaya lokal akan merasa terbebani dan berjuang sendiri mewariskan syair lagu dolanan. Siswa akan berasa jauh dari budaya lokal yang merupakan jati diri. Tidak mengherankan banyak siswa yang tidak mengetahui kearifan lokal yang menjadi identitasnya sejak lahir.

b. Pewarisan secara non Formal

Pewarisan syair lagu dolana secara non formal yaitu proses peneriman syair lagu dolanan secara tidak sadar, kemauan anak, minat anak dan tidak ada paksaan dari berbagai pihak. Anak-anak memperoleh syair lagu dolanan secara tidak langsung dan dalam suasan ceria. Pewarisan syair lagu dolanan merupakan tugas orang tua dan budayawan. Orang tua memiliki peran besar dalam pewarisan syair lagu dolanan.

Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah. Di dalam rumah anak untuk pertama kali memperoleh pendidikan. Proses pendidikan tersebut, merupakan kesempatan orang tua untuk mewariskan budanya kepada anak- anaknya. Dengan demikian, budaya yang dimiliki orang tua sangat mempengaruhi budaya anak-anak.

Proses pewarisan syair lagu dolanan anak-anak yang dilakukann orang tua dengan menyisipkan berbagai kegiatan. Dimulai dari hal mudah seperti bertepuk tangan sambil bernyanyi. Bernyanyi dapat menghilangkan perasaan sedih anak karena sesuatu hal. Selain itu, dengan bernyanyi akan mendekatkan psikologi orang tua dan anak. Pewarisan tersebut, tidak hanya dilakukan sambil bertepuk tangan. Orang tua bisa mewariskan syair lagu dolanan melalui suatu permainan. Dalam permainan, syair lagu dolanan digunakan sebagai penentu permainan dan penyemangat anak-anak yang Proses pewarisan syair lagu dolanan anak-anak yang dilakukann orang tua dengan menyisipkan berbagai kegiatan. Dimulai dari hal mudah seperti bertepuk tangan sambil bernyanyi. Bernyanyi dapat menghilangkan perasaan sedih anak karena sesuatu hal. Selain itu, dengan bernyanyi akan mendekatkan psikologi orang tua dan anak. Pewarisan tersebut, tidak hanya dilakukan sambil bertepuk tangan. Orang tua bisa mewariskan syair lagu dolanan melalui suatu permainan. Dalam permainan, syair lagu dolanan digunakan sebagai penentu permainan dan penyemangat anak-anak yang

Pewarisan syair lagu dolanan anak-anak yang dilakukan oleh orang tua, bergantung pada kemampuan memori orang tua dalam hal ini komposisi. Orang tua yang menguasai syair lagu dolanan ada yang bersedia mewariskannya kepada anaknya. Dengan harapan, anaknya bisa merasakan kegiatan anak-anak yang dulu dialami oleh orang tuanya. Selain itu, orang tua berharap anak-anaknya bisa melestarikan budayanya. Berbeda dengan orang tua yang menguasai syair lagu dolanan tetapi tidak mewariskannya pada anak-anaknya dengan berbagai alasan. Alasan pertama, orang tua merasa anak-anaknya tidak perlu merasakan apa yang dirasakannya dulu. Alasan kedua, orang tua merasa sudah bukan zamannya anak bermain dengan cara tradisional. Alasan ketiga, orang tua merasa malu mewariskan syair lagu dolanan kepada anak-anaknya yang hidup di zaman modern.

Peran orang tua yang besar dalam pewarisan syair lagu dolanan, terkendala dengan masalah ekonomi. Banyak orang tua yang bekerja dari pagi sampai malam sehingga tidak bisa berinteraksi dengan anak-anaknya secara optimal. Orang tua yang tidak berinteraksi secara optimal berakibat kurangnya kedekatan orang tau dan anak- anaknya. Akibatnya pewarisan syair lagu dolanan mengalami kendala bahkan mengalami kepunahan.

Mengatasi peran orang tua yang semakin terbatas kepada anak-anaknya, budayawan tidak berdiam diri. Melalui banyak cara, budayawan mewariskan syair lagu dolanan kepada anak-anaknya. Pertama, budayawan mendirikan sanggaraseni baik seni karawitan dan seni tari yang memuat syair lagu dolanan. Adanya sanggar, budayawan mengenalkan kepada anak-anak. Kedua, budayawan mengadakan sarasehan, pelatihan dan sosialiasi syair lagu dolanan di berbagi tempat seperti pentas seni, KKG, dan acara rakyat lainnya. Ketiga, budayawan mengubah tampilan syair lagu dolanan seiring dengan perkembangan zaman. Pengubahan irama dan iringan syair lagu dolanan yang diminati anak-anak dengan berbagai alat seni modern atau alternatif lain.

PENUTUP Kesimpulan

Komposisi syair lagu dolanan bergantung pada kemampuan orang tua atau budayawan, budaya dan lingkungan sekitar. Ketiga hal tersebut, menyebabkan terjadinya perbedaan syair lagu dolanan di keempat kabupaten. Keempat kabupaten tersebut, mencirikan sub kebudayan yang Jawa. Sub kebudayaan Mataraman, Arek, Jombangan, dan Pesisir. Perbedaan yang ada menjadikan semakin beragam dan bervariasi khazanah syair lagu dolanan yang dimiliki masyarakat Jawa Timur. Komposisi yang berbeda menjadikan pertunjukan syair lagu yang berbeda. Pertunjukan syair lagu dolanana anak-anak dibagi menjadi dua jenis yakni pertunjukan syair lagu dolanan dengan permaian dan tanpa permainan. Pertunjukan syair lagu dolanan tanpa permaianan dibagi menjadi pertunjukan dengan peragakan isi, bertepuk tangan atau alat, dan tanpa bertepuk tangan. Komposisi dan pertunjukan bergantung pada pewarisan yang dilakukan oleh orang tua dan budayawan kepada anak-anaknya. Pewarisan syair lagu dolanan anak-anak terdapat dua jenis yaitu pewarisan secara formal dan non formal. Pewarisan secara formal bergantung pada memori (komposisi) guru kelas dan kebijakan sekolah yakni visi dan misi sekolah. Pewarisan secara non formal bergantung pada memori (komposisi) orang tua dan budayawan. Budawan mempunyai berbagai cara untuk mewariskan syair lagu dolanan kepada anak-anak.

Saran

Penelitian ini diperuntukan untuk memetakan syair lagu dolanan anak-anak pada masyarakat Jawa Timur, sehingga hanya bersifat lokalitas atau kasusistik. Saran untuk peneliti selanjutnya mengembangkan persamaan dan perbedaan syair lagu dolanan Jawa dengan suku lain. Diharapkan dapat dipetakan perkembangan syair lagu dolanan daerah lain dan dikembangkan suatu cara untuk melestarikan syair lagu dolanan di zaman modern agar tidak tergerus budaya asing.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmamulya, Sukirman dkk. 1992. Transformasi Nilai Melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Depdikbud.

Finnegan, Ruth. 1992. Oral Traditions and Verbal Arts.London: Chapman and Hall

Lord, B.Albert. 1976. The Singer of Tales. USA: Harvard University Press.

Riyadi, Slamet. 1995. Cerita Anak-anak dalam Sastra Jawa. Jakarta: Depdikbud.

Saputra, Heru S.P. 2007. Memuja Mantra. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

Sudikan, Setya Yuwana. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya: Citra Wacana.

Teeuw, A. 2013. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.