28 | Frederick Engels

28 | Frederick Engels

transformasi uangnya menjadi modal, berlangsung di dalam ruang-lingkup sirkulasi dan sekaligus tidak di dalam situ. Dengan intervensi sirkulasi, karena pembelian, di pasar, dari tenaga-kerja itu adalah kondisinya keharusannya. Tidak berlangsung di dalam ruang-lingkup sirkulasi, karena ini Cuma memprakarsai proses nilai melahirkan nilai, yang dilaksanakan di dalam ruang-lingkup produksi. Dan dengan demikian tout est pour le mieux dans le meilleur des mondes possible. [Hal. 190, 103-95.]

Dari demonstrasi cara yang dengannya nilai-lebih itu diproduksi, Mr. Marx beralih pada penelaahannya. Teranglah, dari yang di muka, bahwa hanya satu porsi dari modal yang diinvestasikan dalam sesuatu usaha produktif secara langsung menyumbang pada produksi nilai-lebih, dan bahwa modal yang dikeluarkan dalam pembelian tenaga-kerja. Bagian ini hanya memproduksi baru; modal yang diinvestasikan dalam mesin, bahan mentah, batu-bara dsb., memang muncul-kembali dii dalam nnilai produk itu pro tanto, ia dipelihara dan direproduksi, tetapi tiada nilai- lebih yang dapat dihasilkan darinya. Ini membuat Mr. Marx mengusuljkan suatu sub-pembagian dari modal menjadi modal konstan ( tetap), yaitu modal yang hanyaa mereproduksi – bagian/porsi yang diinvestasikan dalam mesin, bahan mentah dan semua perlengkapan lainnya pada kerja; – dan modal variabel, yaitu yang tidak hanya direproduksi, tetapi adalah –sekaligus– sumber langsung dari nilai-lebih – porsi yang diinvestasikan di dalam pembelian tenaga-kerja, dalam upah-upah. Dari ini jelas, bahwa betapapun diharuskannya modal konstan bagi produksi nilai-lebih, ia tidaklah secara langsung menyumbang padanya; dan, selanjutnya, jumlah modal konstan yang diinvestasikan di dalam semua perdagangan tidak mempunyai sedikit pun pengaruh atas jumlah nilai-lebih yang diproduksi dalam perdagangan (bidang usaha) itu. 7) ? Konsekuensinya, itu tidak perlu diperhitungkan dalam menetapkan tingkat/laju (rate) nilai-lebih. Itu hanya dapat ditentukan dengan membandinngkan jumlah nilai-lebih dengan jumlah modal yang secasra langsung terlibat dalam menciptakannya, yaitu jumlah modal variabel. Mr. Marx, karenanya, menetapkan tingkat nilai-lebih dalam proporsinya dengan modal variabel saja: kalau harga harian dari kerja itui 3/-, dan nilai-lebih yang diciptakan seharinya juga 3/-, maka ia menyebutkan tingkat nilai-lebih 100%. Kesalahan-kesalahan besar yang ganjil dapat dihasilkan dengan memperhitungkan, menurut praktek lazimnya, modal konstan sebagai

Tentang Das Kapital Marx | 29

suatu faktor aktif dalam produksi nilai-lebih, dibuktikan dalam sebuah contoh dari Mr.N.W. Senior “ketika profesor Oxford itu, yang terkenal; karena pencapaian-pencapaian ilmiahnya dan diksinya yang indah, diundang, pada tahun 1836, ke Manchester, untuk belajar ekonomi politik di sana (dari kaum pemintal kapas) gantinya mengajarkannya di Ox- ford.” [Hal. 224.] Waktu-kerja di mana pekerja mereproduksi nilai tenaga-kerjanya, disebut Mr.Marx kerja yang diperlukan; waktu bekerja di luar (melampaui) itu, dan di mana di produksi nnilai-lebih, disebutkannya kerja-lebih (surplus labour). Kerja perlu dan kerja-lebih digabungkan membentuk hari-kerja. Dalam satu hari-kerja waktu yang diperlukan untuk kerja perlu ditentukan; tetap waktu yang dipakai dalam kerja-lebih tidak ditetapkan oleh sesuatu hukum ekonomi, ia bisa lebih panjang atau lebih pendek, di dalam batas-batas tertentu. Ia tidak pernah zero (nol), karena dengan begitu rangsangan bagi si kapitalis untuk mempekerjakan/memakai kerja akan berhenti; demikian pula total lamanya hari-kerja tidak pernah mencapai 24 jam, karena alasan-alasan fisiologis. Namun, antara suatu hari-kerja dari—katakan—enam jam, dan hari-kerja 24 jam, terdapatlahj banyak tahap-antara. Hukum-hukum pertukaran barang-barang dagangan menuntut bahwa hari-kerja itu mempunyai suat kepanjangan yang tidak melebihi yang cocok dengan keausan normal dari sang pekerja. Tetapi, apakah keausan inni? Berapa jam kerja-sehari yang cocok dengannya? Di sini pendapat-pendapat dari si kapitalis dan si pekerja sangat jauh berbeda, dan, karena tiada yang lebih tinggi yang berwenang, masalahnya dipecahkan dengan paksaan/kekerasan. Sejarah penetapajmn panjanganya hari-kerja adalah sejarah dari suatu perjuangan mengenai batas-batasnya antara kaum kapitalis secara kolektif dan kaum pekerja secara kolektif, antara dua kelas kaum kapitalis dan kaum pekerja. “Modal, sebagaimana telah dinyatakan di muka, tidak membuat penemuan kerja-lebih. Manakala suatu bagian darii masyarakat menggenggam monopoli khusus atas alat-alat produksi, maka di sana si pekerja, budak, sahaya, atau yang bebas, harus menambahkan, pada kerja yang diperlukan untuk hidupnya sendiri, suatu tambahan kerja untuk memproduksi kebutuhan hidup bagi pemilik alat-alat produksi, entah itu pemilik suatu? 8) ? Athenian, seorang teokrat Etruscan, seorang civis

Dokumen yang terkait

Strategi Pemenangan Pilkada Langsung di Kota Batu Periode 2012-2017 (Studi Tentang Strategi Pemenangan Pilkada Langsung Pasangan Calon Edi Rumpoko Dan Punjul Santoso)

2 49 40

MANAJEMEN SIARAN PADA VOICE OF AMERICA (VOA) INDONESIA (Studi Tentang Pengolahan dan Penyebaran Program Acara Radio dan Televisi Oleh VOA Indonesia)

3 48 23

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Pandangan Islam Tentang politik pendidikan

0 29 69

Eksistensi Diri Penari Jaipong di Kota Sukabumi (Studi Deskriptif Tentang Eksistensi Diri Penari Jaipong di Kota Sukabumi)

4 40 1

Konstruksi Makna Gaya Blusukan (studi Fenomenologi Tentang Konstruksi Makna Gaya Blusukan Gubenur Joko Widodo Bagi Masyarakat Jakarta Pusat)

1 65 112

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Jalanan Atas Eksploitasi Dan Tindak Kekerasan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Jo Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

1 15 79