AGENDA AKSI
Petunjuk Teknis Pengelolaan
a. Sekolah kader progresif merupakan follow up dari perkaderan formal. Karena itu, tidak ada kateogorisasi pra, pelaksanaan, maupun pasca-kegiatan. Kegiatannya hanya rutinitas pengelolaan dan pendampingan terhadap kader, yang nantinya mampu meneruskan tonggak estafeta kepemimpinan IPM.
b. Mekanisme pembelajaran bisa dilakukan dengan dua cara, forum besar dan forum kecil. Jika forum besar, maka mendatangkan seorang pembicara dan dipandu oleh seorang moderator.
30 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 30 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
tanya jawab dan dialogis-partisipatoris.
d. Sedangkan jika forum kecil, ada dialog-dialog aktif yang dipadu oleh seorang pendamping dari korp fasilitator.
e. Diharapkan dua metode ini selalu bergantian dalam setiap kali pertemuan. Jika pertemuan pertama forum besar, maka pada pertemua kedua forum kecil, begitu selanjutnya.
Contoh penjadwalan waktu materi sekolah kader:
Waktu Materi
Pekan I
Ta’aruf, Orientasi & Kontrak Belajar Pekan II Pengenalan Diri: Studi Kritis Konsepsi tentang Manusia, Tuhan dan Alam Semesta
Bulan I Pekan III Hakikat agama dan hakikat Islam Pekan IV Islam Transformatif Pekan I
Ideologi Gerakan Muhammadiyah Pekan II Keputusan-keputusan Tarjih Muhammadiyah Bulan II Pekan III Muqaddimah dan Kepribadian IPM Pekan IV Strategi Perjuangan dan Agenda Aksi IPM Pekan I
Falsafah Perjuangan KH. Ahmad Dahlan Pekan II Pendidikan Kritis Pekan III Kajian Budaya Pop
Bulan III Pekan IV Ideologi & Metodologi ANSOS
Metode dan Teknik Pengelolaan
a. Metode Pengelolaan
Sekolah Kader Progresif menggunakan metode gabungan antara andragogi dan dialogis.
b. Teknik Pengelolaan -
Diskusi -
Brainstorming (olah pikir) -
Dinamika kelompok -
Mentoring (Pendampingan) -
Case Study
Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Penutup
Demikian panduan pelaksanaan sekolah kader progresif ini dibuat dengan harapan mampu menjadi pegangan
praktis bagi anggota dan pimpinan IPM di seluruh level. Keberhasilan sebuah program tidak lain karena partisipasi seluruh pihak, termasuk keberhasilan dari sekolah kader ini tidak akan terwujud tanpa peran serta dan aksi PD IPM dan PC IPM hingga PR IPM di seluhuh Indonesia.
4. Gerakan Iqra’ dan Advokasi Media Pengertian
Gerakan Iqra’ dan advokasi media adalah gerakan pembudayaan tradisi membaca dan menulis kepada kader
Ikatan Pelajar Muhammadiyah di seluruh tingkatan. Juga merupakan langkah advokasi pelajar lewat tulisan yang disampaikan lewat media alternatif ataupun media massa baik cetak maupun elektronik.
Orientasi
Membangun tradisi keilmuan-kritis berkemajuan dalam gerakan IPM.
Tujuan
1. Mewujudkan tradisi membaca dan menulis dalam diri kader dan gerakan IPM
2. Menciptakan ruang diskursus untuk menanggapi segala wacana yang berkembang di masyarakat sehingga kader IPM dapat menciptakan momentum dan atau memanfaatkan momentum
3. Mewujudkan pembacaan kritis kader terhadap persoalan di sekitarnya sehingga kader IPM dapat
menjawab ragam persoalan yang ada
4. Mewujudkan kader IPM yang peka dan kritis terhadap realitas
5. Mewadahi minat dan potensi kader untuk mengasah dan mengembangkan IPTEK
32 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Bentuk Aksi
1. Membudayakan membaca dan menulis sebagai
aktivitas wajib bagi setiap kader
2. Kajian tematik komunitas sebagai ruang eksplorasi dan elaborasi tentang tema aktual di masyarakat, yang
kemudian hasil diskusi dituangkan dalam tulisan.
3. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk merang- sang motivasi kader dalam hal baca-tulis seperti, Pela- tihan Jurnalistik, Writing Workshop, kursus bahasa as- ing, pelatihan debat, Pelatihan Metode Penelitian dan lain sebagainya.
4. Menciptakan komunitas kreatif untuk mengaktuali- sasikan potensi kader serta meningkatkan motivasi berkarya seperti Komunitas Pelajar Ilmiah (KPI), Komu- nitas Pencinta Cerpen, Komunitas Pencinta Sastra dan sebagainya.
5. Melakukan advokasi lewat media massa dalam rangka menjawab ragam persoalan yang dihadapi oleh pelajar.
6. Mengintensifkan upaya transformasi idea gerakan IPM kepada publik melalui mass media baik media cetak,
elektronik ataupun media organisasi (website IPM, bulletin, dll).
7. Mengadakan lomba-lomba sebagai ajang menyalurkan kemampuan dan ketrampilan dari hasil pelatihan atau baca-tulis kader, seperti lomba karya tulis ilmiah, olimpiade matematika, fisika dan bidang studi lainnya, lomba penulisan cerpen/novel serta kegiatan-kegiatan kompetisi lainnya dalam rangka menggairahkan motivasi berkarya dan berprestasi di bidang keilmiahan dan studi. Sekaligus sebagai syiar IPM.
8. Mengembangkan pembinaan dan bimbingan belajar/ studi bagi pelajar untuk meningkatkan prestasi studi, bimbingan belajar dapat dilakukan dengan
pembentukan kelompok belajar di tingkat Ranting dan cabang dengan ditambah pembinaan orientasi
studi, serta pembekalan metode belajar efektif. Selain
Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah
9. Menggiatkan peningkatan kemampuan berbahasa asing, terutama Arab dan Inggris serta penguasaan
komputer melalui kegiatan yang representatif.
10. Memanfaatkan kemajuan teknologi (Facebook, Twitter, Blog, dll.) sebagai instrumen dalam memassifikasikan nilai-nilai gerakan IPM kepada publik.
Peserta
Seluruh kader/pimpinan dari ranting hingga pimpinan pusat dan diutamakan kader/ pimpinan ditingkat cabang dan ranting.
Penyelenggara
Pimpinan IPM setingkat.
Penutup
Gerakan Iqra’ dan Advokasi Media ini merupakan sebuah reformasi gerakan dalam organisasi IPM. Disebut reformasi gerakan karena tradisi baca-tulis yang hendak dibangun tidak hanya berorientasi pada pengembangan potensi semata namun juga dimanfaatkan untuk bisa mengadvokasi segala kepentingan pelajar dan juga memberikan pencerahan kepada khalayak publik. Sehingga IPM mampu menjadi gerakan alternatif yang menunjukkan peran dan konstribusi terhadap basis massanya, yakni pelajar. Jikalau sudah demikian adanya, maka harapan IPM sebagai The Chosen Organization tak lagi menjadi sekedar impian belaka.
5. Gerakan Komunitas Kreatif Pengertian
Gerakan Komunitas Kreatif adalah sebuah proses menum- buhkan kreatifitas dan motivasi berkarya dalam frame kri- tis-transformatif yang berkemajuan sekaligus proses pen- dampingan dan pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh seorang kader. Sehingga proses pendampingan yang ada dapat berjalan secara dinamis, aspiratif dan menyenang-
34 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 34 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
kecenderungan bakat dan minat yang sama (homogen) se- bagai wadah untuk mengembangkan potensinya.
Tujuan
Mewujudkan kader-kader yang kreatif dan memiliki motivasi berkarya yang tinggi serta mampu menjadi lakon dalam perjuangan mewujudkan cita-cita gerakan.
Target
1. Terwujudnya kader-kader yang kreatif dan memiliki
motivasi berkarya yang tinggi
2. Terwujudnya kader penggerak yang mampu menjadi pelopor dan pelangsung serta penyempurna amanah
ikatan.
3. Lahirnya karya-karya dari komunitas-komunitas kreatif
yang ada dalam bingkai Islam Berkemajuan
Metode dan Teknik Pengelolaan
1. Komunitas dapat dibentuk setelah pelaksanaan PKTM I
sebagai alternatif pendampingan / follow up.
2. Komunitas dibentuk berdasarkan kecenderungan bakat
dan minat anggota
3. Mengadakan pertemuan sepekan atau dua pekan sekali tergantung dari kesepakatan anggota komunitas
4. Komunitas yang ada dapat dikoordinir oleh Pimpinan
IPM baik Cabang ataupun Daerah.
5. Komunitas sifatnya organisasi kultural sehingga tak ada pemimpin dan yang dipimpin, semuanya mempunyai
peran dan posisi yang sama.
6. Dalam aktivitasnya, komunitas melakukan kegiatan yang berkaitan dengan identitasnya dan juga tetap melakukan transformasi nilai-nilai gerakan IPM.
Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Penutup
Gerakan ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan ruang bagi kader IPM dalam mengelaborasi dan mengembangkan potensinya. Sehingga IPM mampu memberikan ruang dan manfaat bagi para kadernya dan dengan sendirinya semangat mereka akan tumbuh untuk senantiasa mengawal dan aktif dalam berbagai kegiatan di IPM. Olehnya itu, dibutuhkan peran dari semua pihak agar gerakan ini dapat dimassifikasikan ke seluruh tingkatan pimpinan.
6. Gerakan Pelajar Mandiri
Gerakan Pelajar Mandiri adalah bentuk dari etos kemandirian pelajar Muhammadiyah yang mesti dikawal secara bersama.
Hal ini dianggap sangat urgen mengingat kemandirian merupakan keniscayaan yang mesti diupayakan dalam diri setiap kader IPM untuk mewujudkan pelajar Indonesia yang berkemajuan.
Tujuan
1. Terwujudnya pelajar yang memiliki etos mandiri dan spirit kemajuan
2. Memberikan modal pengetahuan mengenai kewi- rausahaan
3. Pengembangan kegiatan inovatif kreatif yang berorientasi pada internalisasi nilai-nilai kemandirian wirausaha pelajar
Target
Menumbuhkembangkan etos kemandirian pelajar Muham - madiyah lewat berwirausaha serta melakukan pemberda- yaan terhadap potensi kreatifitas pelajar dalam rangka pe-
ngembangan unit usaha pelajar
Bentuk Aksi
1. Terbentuknya unit-unit usaha mandiri yang bisa membantu keuangan pimpinan pada setiap levelnya, seperti koperasi pelajar, dll.
36 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
2. Terciptanya kelompok-kelompok usaha perorangan
yang dikelola secara mandiri oleh pelajar
3. Membangun jejaring IPM dengan lembaga-lembaga
yang tidak mengikat
4. Mengadakan pelatihan-pelatihan entrepreneurship
Sasaran
PR IPM sampai PP IPM
Penyelenggara
PR IPM sampai PP IPM
Penutup
Pelajar merupakan komunitas yang terstruktur dalam keilmuan dan memiliki segudang potensi yang belum terberdayakan secara maksimal. Olehnya itu, gerakan ini memberikan ruang bagi pelajar untuk mengeksplorasi segala potensi kreatifitas dan inovasinya menuju pelajar yang berkemajuan.
Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah
38 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah