PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

TANFIDZ

MUKTAMAR XVIII

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Editor

Azaki Khoirudin Jamaludin Kiroma Akhmad

Desain Cover

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Jl. KHA. Dahlan No. 103 Yogyakarta Telp./Fax. 0274-411293 Jl. Menteng Raya No. 62 Jakarta Telp./Fax. 021-3103940 email: sekretariat@ipm.or.id web: www.ipm.or.id

Dicetak oleh :

Percetakan Muhammadiyah “GRAMASURYA”

Jl. Pendidikan No. 88 Sonosewu Yogyakarta 55182

Telp. (0274) 377102, Fax. (0274) 413364 E-Mail : gramasurya@gmail.com, gramasurya_jogja@yahoo.com

Copyright © PP IPM, 2013

PENGANTAR KETUA UMUM PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 2010-2012

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas limpahan Hidayah dan Rahmat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala hal, bahkan yang tidak diminta oleh hamba-hambanya pun Allah selalu mencurahkan perhatian-Nya. Tak hentinya sholawat dan salam semoga tetap kita haturkan kepada suri tauladan kita Rosulullah Muhammad SAW, yang sepatutnya kita merasa malu jika tidak sanggup melanjutkan misi kekhalifahan di dunia ini. Apalagi jika menyombongkan diri menjadi yang paling benar, padahal di bumi yang kita injak ini terdapat jasad Rosulullah SAW. Berkat ridho Allah SWT, akhirnya Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 2012-2014 berhasil menghimpun putusan Muktamar ke-18 untuk dintanfidzkan dan dijadikan pedoman organisasi untuk periode ini. Tentunya tanpa usaha yang gigih dilengkapi dengan tekad dan semangat juang yang tinggi, tanfidz Muktamar ke-18 ini tidak akan berada di hadapan pembaca sekalian. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut andil memperjuangkan terbitnya tanfidz ini. Sidang komisi A di arena Muktamar Sumatera Selatan membutuhkan pemikiran yang lebih, sehingga memutuskan untuk membentuk tim yang bertugas menyusun rumusan yang ada di komisi tersebut, yaitu pondasi utama organisasi sehingga gerakan dakwah ini terus berjuang di tengah kondisi dunia saat ini. Tim yang berjumlah 12 tersebut membutuhkan dua kali pertemuan kembali

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

iii iii

Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila kurang bisa memberikan pelayanan yang maksimal.

dari itu,

Pimpinan

Gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang memasuki paruh abad kedua ini terus menyinergikan dengan gerakan Muhammadiyah. Lebih dari itu, keseriusan yang semakin nyata IPM tunjukkan dengan memantapkan basis utama ikatan, yaitu pelajar. Tanfidz ini merupakan gagasan besar Ikatan Pelajar Muhammadiyah untuk fokus terhadap gerakan pelajar di Indonesia. IPM siap menjadi basis utama pelajar Indonesia, dan tentunya IPM siap menjadi wadah untuk mempersiapkan pelajar- pelajar Indonesia untuk menuju bangsa yang lebih bermartabat.

Kondisi dunia yang bergerak begitu cepat, memicu IPM juga harus selalu dinamis dalam hal gagasan maupun gerakan untuk memfasilitasi aktualisasi pelajar. Tawaran gerakan IPM yang termaktub dalam tanfidz ini merupakan gagasan gerakan terkait kondisi pelajar hari ini. Maka, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki harapan dan cita-cita luhur untuk membuktikan kepada dunia, bahwa setiap level pimpinan di Ikatan Pelajar Muhammadiyah terus berjuang dan bergerak merealisasikan maksud dan tujuannya tidak terhenti di level persyarikatan. Akan tetapi, Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi perhatian dan referensi utama bagi pelajar dunia. Semoga Allah meridhoi niat tulus IPM ini. Nuun, Walqolami Wamaayasthuruuna. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ketua Umum PP IPM Fida Afif

iv

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

DAFTAR ISI

Pengantar Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM __ iii SK Pengesahan Keputusan Tanfidz Muktamar XVIII IPM __ vi Surat Instruksi Pelaksanaan Keputusan Tanfidz Muktamar XVIII IPM __ vii Keputusan Induk Muktamar XVIII IPM __ viii

SK Pengesahan Susunan Pimpinan Pusat IPM __ x

Tanfidz Muktamar XVIII IPM __ 1

Dasar-Dasar Gerakan __ 3 Ikatan Pelajar Muhammadiyah __ 3 Paradigma Gerakan __ 10 Ikatan Pelajar Muhammadiyah __ 10 Gerakan Pelajar Berkemajuan __ 16 Strategi Gerakan __ 21 Ikatan Pelajar Muhammadiyah __ 21 Agenda Aksi __ 25

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPM __ 39

Anggaran Dasar IPM __ 41 Anggaran Rumah Tangga IPM __ 56

Kebijakan dan Program-Program Bidang IPM __ 92 Rekomendasi Muktamar XVIII IPM __ 104

Lampiran-Lampiran __ 109

Lagu-Lagu IPM __ 111 Contact Person PP IPM __ 116

Daftar Alamat dan Kontak Person PW IPM __ 118 Blangko KTA __ 120

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

vii

KEPUTUSAN INDUK

MUKTAMAR XVII

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH(IPM) TAHUN 2012 No. 09-SK/ MUKT/ 2012

Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah tahun 2012 setelah:

Menimbang

: Tema Muktamar “Menumbuhkan Kesadaran Kritis, Mendorong Aksi Kreatif untuk Pelajar Indonesia yang Berkarakter”

Memperhatikan : 1. Sambutan Ketua Umum PP IPM

Ipmawati Danik Eka Rahmaningtias

2. Sambutan dan Amanah Ketua Umum PP Muhammadiyah

Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA.

3. Sambutan Menteri Koordinator Perekonomian

Dr. (HC) Ir. Hatta Radjasa

4. Usul dan saran dari peserta Muktamar Mengingat

: 1. Anggaran Dasar IPM Pasal 28

2. Anggaran Rumah Tangga IPM Pasal 30

MEMUTUSKAN

Menetapkan

Pertama : Mengesahkan Laporan Pertanggungjawab- an Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muham - madiyah Periode Muktamar XVII di Yogya- karta (2010-2012)

Kedua : Mengasahkan Laporan Perkembangan dan Pandangan Umum Pimpinan Wilayah Ikatan

Pelajar Muhammadiyah se-Indonesia Ketiga

: Mengesahkan Anggota Sidang Komisi A, B, dan C Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Keempat

: Mengesahkan hasil pembahansan Sidang Komisi Mukatamr XVIII Ikatan Pelajar

viii

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Muhammadiyah, yaitu; Komisi A : Paradigma Gerakan dan Agenda

Aksi Komisi B : AD dan ART Ikatan Pelajar

Muhammadiyah Komisi C : Kebijakan Bidang dan Rekomendasi

Kelima : Mengesahkan dan menetapkan hasil pemilihan formatur periode Muktamar IPM ke XVIII di Palembang sebagai berikut:

1. Lesti Kaslati Siregar

2. Ahmad Rosyidi

3. Ali Khamdi

4. Daeng Muhammad Feisal

5. Fida Afif

6. Heriwawan

7. Ari Nurrohman

8. Adi Saleh

9. Fajar Febriansyah

Keenam : Mengesahkan dan menetapkan Ipmawan Fida Afif sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiya Periode Muktamar XVIII (2012-2014) di Palembang sesuai dengan hasil rapat formatur

Ketujuh : keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya Ditetapkan di

Wisma Atlet Jakabaring Sport City Pada Tanggal 16 Muharram 1434 H Atau bertepatan dengan tanggal 30 November 2012 Pada pukul 15.40 WIB

Pimpinan Sidang,

Jamaludin Kiroma A

Gullito NBA. 12.00.17592

Lesti Kaslati Siregar

NBA. 31.00.27333

NBA. 23.03.10829

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

ix

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

xi

TANFIDZ MUKTAMAR XVIII IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

2 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

DASAR-DASAR GERAKAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah metamorfosa dari Ikatan Remaja Muhammadiyah yang awalnya bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai salah satu dari organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah berbasiskan pelajar. Kelahiran IPM pada tanggal 18 Juli 1961 M, tidak dapat dielakkan sebagai upaya untuk memfilter pengaruh gerakan komunisme yang waktu itu mengancam eksistensi keagamaan dan kebangsaan. Sekaligus juga sebagai wadah gerakan keislaman, keilmuan dan kemasyarakatan di kalangan pelajar serta sebagai institusi kader Muhammadiyah yang dapat mengemban cita-cita Muhammadiyah di masa depan.

Selanjutnya pada tahun 1992, atas tekanan dari pemerintah orde Baru yang hanya menginstruksikan OSIS sebagai organisasi tunggal kepelajaran yang diperbolehkan eksis, menggiring IPM untuk melakukan perubahan nama. Dalam rangka mempertahankan eksistensinya, maka diadakanlah Tim Eksistensi IPM untuk melakukan kajian yang mendalam tentang permasalahan tersebut. Akhirnya, pada tanggal 18 November 1992 M bertepatan dengan tanggal 22 Jumadil Awal 1413 H, IPM berubah nama menjadi IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah).

Pasca perubahan nama menjadi IRM, IPM kemudian memiliki jangkauan gerakan yang lebih luas yakni remaja. Meskipun demikian, IPM tetap memiliki filosofi gerakan yang sama dengan IPM. IPM dengan wilayah garapan yang lebih luas

mendapatkan tantangan yang lebih berat dikarenakan tanggung jawab moral yang semakin besar. Gerakan IPM senantiasa dituntut untuk menjawab persoalan-persoalan keremajaan

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Dalam perkembangan selanjutnya, pasca runtuhnya rezim Orde Baru gejolak untuk mengembalikan nama IPM menjadi IPM kembali muncul pada Muktamar XII di Jakarta tahun 2000. Di setiap permusyaratan muktamar, isu ini selalu saja menjadi topik diskursus para muktamirin yang terus bergulir dan tanpa menemui titik terang. Barulah di Muktamar XV IPM di Medan pada tahun 2006, isu ini dirasakan menemui titik terang saat dibentuknya Tim Eksistensi IPM yang bertugas untuk mengkaji basis massa IPM yang nantinya akan berimplikasi pada perubahan nama.

Namun, di tengah berjalannya Tim Eksistensi ini, PP Mu- hammadiyah berdasarkan rekomendasi Tanwir Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2007 mengeluarkan SK Nomenklatur tentang perubahan nama Ikatan Remaja Muhammadiyah menjadi Ika - tan Pelajar Muhammadiyah sebagai bentuk dukungan terhadap keputusan perubahan nama tersebut. Alhasil, terjadi gejolak di internal IPM saat itu antara pro dan kontra terhadap keputusan tersebut.

Akhirnya, untuk menyikapi SK PP Muhammadiyah tersebut, Pimpinan Pusat IRM kemudian melakukan konsolidasi dengan seluruh PW IRM Se-Indonesia di Jakarta, Juli 2007 dengan menghadirkan PP Muhammadiyah guna untuk mendengarkan penjelasan perihal SK tersebut. Setelah melewati proses dialektika yang panjang, forum akhirnya memutuskan bahwa IRM akan berganti nama menjadi IPM. Namun, perubahan nama itu secara resmi akan dilakukan pada Muktamar XVI IRM Tahun 2008 di Surakarta. Olehnya itu, nama IPM baru secara resmi disahkan pada tanggal 28 Oktober 2008 di Surakarta.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar di kalangan pelajar dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. IPM memandang Islam merupakan agama yang berkemajuan yang bersifat rahmatan lil alamin. Hal ini dimaknai bahwa Islam adalah risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

4 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 4 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali-Imran : 104)

Spirit inilah yang menjadi landasan atas setiap proses pencerahan yang dilakukan IPM. Pencerahan sebagai jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidakadilan hidup umat manusia. Sehingga, atas dasar pandangan Islam yang berkemajuan dengan gerakan pencerahan, maka IPM sebagai sayap gerakan pelajar harus menjadi gerakan ilmu atau gerakan pencerdasan.

Namun, proses pencerdasan yang dilakukan IPM mesti berdasarkan ilmu pengetahuan. Karena IPM menganggap bahwa ilmu pengetahuan merupakan awal dari sebuah peradaban. Olehnya itu, IPM sebagai sebuah gerakan pencerdasan untuk mewujudkan transformasi sosial mesti melandaskan setiap gerak langkah perjuangannya pada perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab, dari kemajuan ilmu pengetahuanlah sebuah perubahan dapat terwujud. Hal ini tertuang dalam salah satu ayat Al-Qur’an surah al-Qalam ayat 1 yang menjadi semboyan IPM yakni :

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

“Nuun, demi pena dan segala apa yang mereka tuliskan” (Q.S. Al- Qalam : 1)

Proses pencerdasan yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari identitas IPM sebagai aksentuator dakwah dan lembaga kaderisasi Muhammadiyah di kalangan pelajar. Proses kaderisasi ini dimaksudkan untuk mewujudkan kader berkemajuan (imajinatif, kreatif, dan kontemplatif) yang dapat menjadi pelopor, pelangsung, penyempurna gerakan Muhammadiyah di masa yang akan datang. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Al-Qur’an Surah an-Nisa ayat 9, dan al-Hasyr ayat 18, yaitu:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar .”(Q.S. An-Nisa’:9)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al-Hasyr: 18).

Pencerdasan dilakukan IPM dalam rangka proses perubahan ke arah yang lebih baik (khair ). Hal ini dapat diwujudkan dengan

6 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 6 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S.

Ar-Ra’d: 11) Selanjutnya, dengan kemandirian sebagai sebuah gerakan

pelajar IPM mengupayakan terjadinya (transformasi sosial), yakni perubahan ke arah yang lebih baik di kalangan pelajar. IPM harus melakukan proses aggregasi dan mengartikulasikan segala kepentingan pelajar. Segala bentuk ketimpangan, penindasan, pembodohan, ketidakadilan dan kejahatan kemanusiaan harus segera dihapuskan dalam kehidupan pelajar di Indonesia. Karena kehidupan bukanlah suatu hal yang given (diam, stagnan). Realitas yang timpang ini dapat diubah didasari dengan kesadaran kritis dan melakukan perubahan. Kritis yang dimaksud adalah kesadaran yang menghendaki perubahan struktur ketidakadilan secara fundamental menuju sistem sosial yang lebih adil. Perjuangan sistem social atas dasar humanisasi, liberasi, dan transendesi. Pandangan ini berdasarkan pada firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 110, yaitu:

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (Q.S. Ali-Imran : 110)

IPM berkomitmen untuk terus memperjuangakan pandang - an dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya sebagai ideologi kemajuan untuk pencerahan kehi - dupan. Sehingga, masyarakat Islam yang maju, adil, makmur, de- mokratis, mandiri, bermartabat, berdaulat, dan berakhlak-mulia (al-akhlaq al-karimah ) yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah. Masyarakat Islam menjunjung tinggi pemihakan terhadap kepentingan pela- jar, perdamaian dan nir-kekerasan, serta menjadi rumah besar bagi golongan dan kelompok pelajar tanpa diskriminasi sepan - jang zaman akan senantiasa diperjuangkan oleh IPM.

Dari uraian dasar-dasar gerakan IPM di atas, maka IPM menetapkan nilai-nilai Islam berkemajuan dalam bergerak memperjuangkan idealitas yang dipahaminya sebagai berikut :

1. Nilai Ketauhidan

Tauhid yang dimaksud dimaknai tidak hanya sekedar konsepsi teologis semata. Tetapi bagi IPM, konsep Tauhid hadir sebagai substansi ajaran Islam yang rahmatan lil alamin yang menghendaki kebenaran, kemaslahatan, kemajuan dan pencerahan melalui pengejawantahan dalam bentuk praksis dan implementatif untuk menjawab semua permasalahan kehidupan.

2. Nilai Keilmuan

IPM memandang ilmu pengetahuan merupakan awal dari sebuah peradaban. Karena dari perkembangan ilmu pengetahuanlah sebuah perubahan dimulai dan dikreasikan. Ilmu merupakan variabel independen bagi perkembangan masyarakat. Olehnya itu, IPM menaruh perhatian yang besar pada perubahan dan pembaruan ilmu (ideas). IPM berkeyakinan bahwa ilmu pengetahuan memiliki posisi penting dalam sebuah gerakan dalam melakoni proses

8 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 8 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

3. Nilai Kekaderan

Selain mengisyaratkan keniscayaan IPM sebagai organisasi kader Muhammadiyah yang mengharuskan IPM melahirkan anak panah Muhammadiyah di lingkungan pelajar, nilai ini juga menegaskan bahwa IPM berupaya untuk mewujudkan kader yang berkemajuan (imajinatif, kreatif dan kontemplatif) yang ditopang dengan akhlak mulia menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

4. Nilai Kemandirian

Nilai ini ingin mewujudkan kader-kader IPM yang memiliki jiwa independen dan mempunyai keterampilan pada bidang tertentu (skill) sebagai upaya untuk mengoptimalkan potensi fitrah insaniah dalam bentuk kemandirian personal dan gerakan tanpa tergantung pada pihak lain.

5. Nilai Kemasyarakatan

Nilai ini berasal dari pandangan IPM yang meyakini bahwa masyarakat (kaum pelajar) dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial. Perubahan yang dimulai dari human action (tindakan manusia) yang berlandaskan pada semangat yang sama dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

PARADIGMA GERAKAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Paradigma merupakan seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan atau masalah yang dihadapi. Olehnya itu, dalam merumuskan paradigma gerakan IPM, maka terlebih dahulu kita mesti memetakan segala dinamika yang dihadapi IPM untuk bisa menafsirkan realitas yang terintegrasi dalam mata rantai pergerakan IPM.

Realitas yang dimaksud adalah kondisi terkini yang dianalisis secara objektif dengan mencoba menghubungkan suatu subjek dengan subjek lainnya dalam sebuah jalinan kompleks. Dalam melakukan pergerakan IPM harus memiliki titik pijak dalam menafsirkan dan memahami kondisi realitas kontemporet.

Dimana dalam pergerakannya, IPM dihadapkan pada kondisi internal dan kondisi eksternal. Oleh karena itu ada beberapa hal hasil dari pembacaan realitas oleh IPM:

1. Kondisi Eksternal

a. Globalisasi dan Kapitalisme Global

Era globalisasi yang dimitoskan menjadi anugrah bagi manusia, justru beralih menjadi bencana peradaban.

Globalisasi dimotori oleh The Unholy Trinity (IMF, World Bank & WTO), negara-negara kaya, TNC/

Transnational Corporation menyebarkan penindasan, pemiskinan, pembodohan di negara-negara dunia ketiga, khususnya di negara-negara mayoritas muslim termasuk Indonesia. Neoliberalisme demikianlah ideologi mereka. liberalisasi, deregulasi, privatisasi

10 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

& pencabutan subsidi itulah doktrinnya. Pendidikan mahal, BBM & TDL naik, impor beras yang mematikan petani itu semua merupakan akibat penerapan ketiga doktrin tersebut. Negara sudah tuna kuasa dan tak berdaya termasuk Indonesia.

b. Budaya Populer dikalangan Pelajar.

Hingga saat ini, IPM masih dianggap belum memikirkan secara serius mengenai konsumsi produk budaya populer dikalangan pelajar. IPM belum pernah menetapkan kacamata apa yang akan digunakan dalam memandang fenomena Budaya Populer yang menelikungi generasi muda kita. Hal tersebut berimplikasi pada kegamangan anak-anak IPM dalam memandang Budaya Populer, apakah mereka perlu melakukan perlawanan terhadap konsumsi budaya pop tersebut atau malah larut dalam gejolak konsumerisme tersebut. Padahal, hasrat untuk mengonsumsi produk Budaya Populer tersebut semakin menggila dan menelikung di kalangan pelajar. Selain itu, keterpinggiran budaya lokal kita semakin menjadi karena media yang dikuasai oleh para kapitalis berupaya untuk membangun Global Culture dikalangan pelajar.

Sebenarnya ada beberapa alternatif kacamata yang dapat digunakan untuk memandang fenomena budaya pop. Misalnya kacamata yang ditawarkan oleh oleh Theodor W. Adorno, salah seorang pemikir budaya dari School of Frankfurt . Ia menyatakan Budaya Populer merupakan budaya yang dikonstruk oleh kapitalis dengan menggunakan saluran media massa untuk memassifkan konsumsi agar konsumerisme tetap lestari. Dengan demikian, Capital akan terus berputar dan kekayaan pada segelintir orang dapat meningkat melalui konsumsi produk budaya populer tersebut. Selain itu, ada banyak alternatif kacamata yang dapat digunakan untuk memetakan realitas dan mulai

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

c. Sosial Politik Indonesia

Aspek politik turut mempengaruhi kehidupan masyara- kat termasuk kehidupan pelajar. Lahirnya kebijakan Uji- an Nasional adalah salah satu contoh kebijakan politik yang cukup signifikan mempengaruhi pelajar. Banyak pelajar yang ogah untuk berorganisasi disebabkan oleh kesibukan untuk berkontestasi dalam hal akademik (UN, red.). Selain itu, kebijakan di dunia pendidikan, sosial dan ekonomi ini pun berimplikasi terhadap pola prilaku masyarakat terutama pelajar. Sehingga, IPM se- bagai sebuah gerakan sosial dituntut untuk mengagre - gasi kepentingan melalui pembentukan suatu program kebijakan yang didasarkan atas serangkaian kepenting- an yang dipahaminya; serta mengartikulasikan kepen- tingan, dengan mengekspresikan berbagai kebijakan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan pe - merintah.

d. Perilaku Subversif di Kalangan Pelajar

Fenomena kekerasan di kalangan pelajar memang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Sebagai basis

massa dan lokus gerakan kita, pelajar masih dalam tahap yang cukup labil dalam fase kehidupannya. Sehingga, berbagai macam tindakan subversive seperti tawuran,

penggunaan narkoba dan free sex tak jarang dilakukan oleh generasi muda ini. Namun, dalam memandang fenomena ini IPM tidak boleh terjebak kerancuan berpikir seperti yang disebutkan Jalaluddin Rahmat, blaming the victim (menyalahkan pelaku). Karena diyakini lahirnya fenomena ini tidak berdiri tunggal. Ada “faktor luar” yang kemudian mempengaruhi prilaku pelajar seperti sistem pendidikan, kemiskinan, kesenjangan sosial dan lain-lain.

12 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 12 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Teknologi informasi maju semakin pesat, selain aspek keuntungan yang lebih cepat, efisien dan murah dalam membantu pelajar dalam membangun tradisi keilmuannya, ternyata hal ini juga memberikan efek negatif terhadap pelajar. Untuk itu, perlu ada tindakan nyata dalam mengarahkan pemanfaatan kemajuan teknologi yang semakin hari berkembang semakin pesat. Kemajuan teknologi informasi ini juga harus dapat dimanfaatkan oleh IPM sebagai wadah untuk menyemaikan ideologi yang dipahaminya. Sekaligus melakukan propaganda (menggalang kesadaran kolektif) lewat idea-idea IPM terhadap realitas yang ada untuk mewujudkan transformasi sosial. Sejarah mencatat, bahwa kemajuan teknologi informasi media cukup efektif dalam memprovokasi kesadaran sosial masyarakat. Misalnya, Gerakan Koin untuk Prita” dan “Gerakan Cicak Versus Buaya” yang digalang lewat blog dan media sosial facebook dan twitter yang kemudian menyadarkan masyarakat untuk melawan segala ketimpangan yang ada.

2. Kondisi Internal

a. Corak Keberislaman IPM

IPM sebagai sebuah gerakan pelajar dengan visi amar ma’ruf nahi munkar tentunya hadir dalam konsepsi keberislamannya sendiri. Untuk tataran teologi gerakan, teologi Al-Ma’un merupakan konsepsi yang dibangun dalam persyarikatan Muhammadiyah dan telah diterjemahkan ke dalam konsepsi gerakan IPM dengan konsep Gerakan Kritis Transformatifnya. Pada tataran fiqh, Muhammadiyah sebagai induk organisasi telah membangun sebuah perangkat interpretasi nilai- nilai keislaman dalam sebuah konsep yang disebut Himpunan Putusan Tarjih. Namun, apakah perangkat

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Selain itu, IPM dalam konsep keberislamannya mengalami proses kegamangan sampai ke tingkat grassroot (akar rumput) sehingga banyak dari kader IPM yang beralih ke “rumah” yang lain untuk mengasah konsep keberislamannya. Proses kegamangan ini terjadi ketika kita gagal dalam mendalami konsep keberislaman IPM, sehingga dinilai perlu untuk membuat formulasi

baru tentang konsep beserta perangkat praksisnya sehingga bisa menjadi kekuatan yang sekiranya didalami oleh seluruh kader di semua level organisasi. Hal inilah yang menjadi salah satu kekuatan yang diharapkan terinternalisasi dan termanifestasikan dalam kehidupan ritual dan sosial kader.

b. Budaya Keilmuan IPM

Sebagai sebuah gerakan pelajar, IPM tentunya dituntut untuk senantiasa menggalakkan budaya

keilmuan dalam rangka membangun nalar keilmuan di kalangan pelajar. Dari perspektif ide, IPM dinilai telah

matang dalam merumuskan konsep budaya keilmuan, namun terjadi sebuah proses yang timpang dalam menggalakkan culture nya. Hal ini mengindikasikan bahwa harus ada penegasan akan hal tersebut yang didahului oleh intensifikasi budaya keilmuan seperti misalnya Gerakan Iqra’ dengan tetap mengedepankan sifat kritis dan menggunakan daya nalar.

c. Efektifitas Perkaderan

Sebagai proses pendidikan dan penyemaian nilai dan identitas IPM, pengkaderan dinilai sebagai sebuah aktivitas strategis untuk melakukan penyadaran,

pemberdayaan dan pendampingan terhadap kader IPM. Namun sayangnya, diantara kuantitas pelaksanaan

pengkaderan yang begitu banyak dilaksanakan hampir di setiap level tingkatan, efektifitas masih jauh dari

14 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 14 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

berimplikasi terhadap keluaran yang dihasilkan. Diantaranya, persiapan pelaksanaan, sumber daya

manusia serta yang terpenting adalah pendampingan pasca pelatihan yang saling terkait satu sama lain. Untuk itu, perlu ada langkah strategis untuk segera mengakhiri paceklik kader penggerak dengan mencoba merevitalisasi konsep dan perangkat perkaderan IPM.

d. Posisi Strategis IPM di Kalangan Pelajar

Tak dapat dipungkiri bahwa di usianya yang telah melewati setengah abad, IPM telah menjejaring hampir di seluruh pelosok nusantara. IPM hadir sebagai pelopor gerakan pelajar kritis yang senantiasa melakukan penyadaran, pemberdayaan dan pembelaan di kalangan pelajar. Namun, hingga saat ini IPM dinilai masih belum memaksimalkan posisinya sebagai sebuah gerakan yang besar di kalangan pelajar untuk senantiasa memberikan manfaat atau inspirasi dalam rangka mencerdaskan dan memberdayakan kaum pelajar. Padahal ketika peran ini dapat dilakoni dengan baik, tentunya akan memberikan efek positif terhadap eksistensi gerakan IPM baik di sekolah Muhammadiyah maupun di sekolah non Muhammadiyah sehingga predikat sebagai The Chosen Organization (organisasi terpilih) bisa dicapai.

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

GERAKAN PELAJAR BERKEMAJUAN

Gerakan pelajar di Indonesia pada abad ke-20 memiliki peranan sentral dalam perkembangan Indonesia. Saat itu, kaum terpelajar memiliki pengaruh yang cukup signifikan baik secara intelektual, politik maupun birokratis. Ide-ide tentang kemajuan dan perubahan yang dimiliki kaum intelektual muda saat itu cukup banyak memberikan pengaruh terhadap kemajuan Indonesia. Sehingga, gerakan ini pun mendapatkan respon positif dari masyarakat yang ditandai dengan lahirnya berbagai perhimpunan semisal Budi Utomo, Jong Islameten Bond, dan gerakan reformis-modernis seperti Muhammadiyah.

Kelahiran Muhammadiyah inilah pada 1912 menjadi cikal bakal lahirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IPM berperan dalam melakukan pemurnian dan menjaga ideologi pelajar dari terpaan ideologi komunis yang marak disemaikan kala itu. Selain itu, kelahiran IPM memiliki dua posisi strategis yakni pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah di kalangan pelajar (bermuatan pada membangun kekuatan pelajar menghadapi tantangan eksternal sosial politik saat itu). Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa yang akan datang.

Dalam perkembangannya, IPM mendapatkan begitu banyak tantangan dalam gerak langkahnya. Tantangan yang begitu berat ditemui di tahun 1992 dimana saat itu pemerintah Orde

Baru melakukan represi terhadap gerakan pelajar di Indonesia, termasuk IPM yang mengharuskannya mengganti nama dari IPM menjadi IRM. Meskipun mendapatkan pertentangan dari

berbagai pihak kala itu, IRM bagi sebagian kalangan dianggap

16 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 16 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Pasca perubahan nama tersebut, muncul kesadaran IRM untuk berperan dalam mengagregasi perubahan pada tataran struktur dan sistem sosial. Sehingga saat itu, lahirlah paradigma gerakan yang disebut Gerakan Kritis Transformatif dengan tiga pondasi gerakan yakni penyadaran, pembelaan dan pemberdayaan. Manifesto gerakan inilah yang kemudian menginspirasi setiap aktivitas gerakan IRM saat itu. Hingga pada akhirnya di tahun 2008, IRM kembali merubah nama menjadi IPM setelah melewati proses dialektika yang sangat panjang.

Awalnya, perubahan nama ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi strategis IRM dalam sebagai sebuah

gerakan sosial dan mengembalikan IRM ke “rumah”nya. Namun, dalam realitasnya setelah perubahan nama ini, dirasakan terjadi

degradasi yang begitu tajam dalam konteks gerakan. Ide tentang perubahan dan kemajuan menjadi barang langka dalam tiap diskursus organisasi. Posisi strategis pelajar menjadi tergerus oleh pemikiran banyak orang bahwa pelajar hanyalah kelas sosial yang kesekian dan tidak mampu untuk menjadi subjek perubahan. Kesalahan berpikir ini kemudian menular ke dalam internal gerakan. Akhirnya muncul konsep Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) yang digagas pada Muktamar XVII di Bantul tahun 2010 mengindikasikan upaya formalisasi posisi pelajar yang berorientasi akademik-individualistik dan menjauhkan pelajar dari realitas sosialnya.

Olehnya itu, pada momentum Muktamar XVIII ini nampaknya IPM mesti serius menyempurnakan paradigma gerakannya tidak hanya berfokus pada program-program pengembangan diri an sich tapi juga memainkan peran mengagregasi kepentingan dalam rangka perubahan struktur dan sistem sosial. Gerakan IPM mesti dikembalikan pada khittah gerakan pelajar yang seharusnya, gerakan yang memainkan posisi sentral pelajar sebagai subjek

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

GPB ialah gerakan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam pesan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 110. GPB mengembangkan

pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahiran Muhammadiyah tahun 1912 dan IPM tahun 1961. GPB membawa ideologi kemajuan yang melahirkan pencerahan bagi kehidupan pelajar. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari

Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan dimana penggunaan akal pikiran dan ilmu pengetahuan sebagai instrumen kemajuan, Sehingga GPB berorientasi pada pencerdasan, pemberdayaan dan pembebasan, penjelasannya sebagai berikut:

a. Pencerdasan

Pencerdasan adalah upaya perubahan sosial melalui proses dialog yang mencerdaskan dalam rangka mengentaskan kesalahan-kesalahan berpikir yang selama ini menelikung para pelajar. Karena, mustahil ada perubahan ke arah yang benar kalau kesalahan berpikir masih menjebak benak pelajar. Strategi persuasif-reedukatif ini dijalankan lewat pembentukan sikap, opini dan pandangan pelajar mengenai realitas sosial yang timpang di sekitarnya. Oleh karena itu, posisi idea; pandangan hidup, pandangan dunia dan nilai-nilai memiliki posisi yang sentral. Karena, penyebab utama perubahan adalah idea (ilmu). Idea memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan masyarakat sebagaimana Al-Qur’an yang melakukan perubahan sosial lewat idea.

Upaya pencerdasan diarahkan pada kesadaran bahwa pelajar sebagai manusia dapat mempengaruhi perubahan

sosial sehingga lahirlah kepribadian inovatif. Kepribadian yang memandang realitas dengan kritis, memiliki rasa ingin tahu/keterbukaan (inquisitive mind) dan melahirkan

18 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 18 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

menjadi lebih baik.

b. Pemberdayaan

Pemberdayaan lahir dari hubungan tanpa dominasi antara orang yang akan melakukan pemberdayaan dan kaum pelajar. Hubungan tanpa dominasi terwujud dari sikap dialogis dalam hubungan dan komunikasi. Dialogis disertai dengan sikap kerendahan hati. Dialog sendiri merupakan perjumpaan diantara manusia dengan perantara dunia dan realitas. Hematnya, pemberdayaan melibatkan trilogi antara dua manusia: pelaku pemberdayaan dan kaum pelajar yang dipertemukan dalam perantara dunia realitas.

Pemberdayaan sendiri merupakan suatu bentuk pengorganisasian sumber daya untuk melakukan perubahan, dengan mensyaratkan adanya sikap partisipatoris (sekaligus terlibat sebagai peserta) pelaku pemberdayaan dengan kaum pelajar. Ketentuan selanjutnya adalah kesamaan ide dan opini mengenai realitas yang akan membantu mendorong keterlibatan kolektif dalam perjuangan untuk perubahan kondisi yang lebih baik.

c. Pembebasan

Islam sejatinya merupakan agama pembebasan. Kebenaran ini dapat ditemui dalam konsep Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengandung dimensi pembebasan. Pembebasan yang dimaksud di sini adalah dupaya yang terintegrasi dan terkoordinir dalam rangka membebaskan kaum pelajar yang dari segala bentuk penindasan (intelektual), yang terlemahkan dalam pikiran dan termarjinalisasikan secara personal, kultural dan struktural dalam bingkai teologi transformatif Muhammadiyah, yakni teologi Al-Ma’un.

Pembebasan dilakukan lewat proses keterlibatan se- cara langsung dalam upaya mewujudkan transformasi so- sial. Keterlibatan ini dilakukan lewat proses mengagregasi kepentingan melalui pembentukan suatu program kebi-

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Dari ketiga karakteristik gerakan yang disebutkan di atas, menegaskan bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan Gerakan Pelajar Berkemajuan. GPB membawa misi pencerahan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang menjadi tujuan Muhammadiyah. Dimana di dalam masyarakat terdiri dari pribadi pelajar muslim yang sebenar- benarnya.

20 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

STRATEGI GERAKAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

1. Strategi Gerakan Keislaman

IPM merupakan sebuah gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Islam dengan Tauhid sebagai substansi ajarannya mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang tercerahkan. Dalam pandangan IPM, Islam merupakan agama yang berkemajuan yang bersifat rahmatan lil alamin. Berasal dari pandangan inilah, IPM berupaya mewujudkan Islam yang memiliki misi profan (misi keadilan) dan pencerahan sebagai jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan dari segala

bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan dan ketidakadilan hidup umat manusia.

Untuk menegaskan IPM sebagai sebuah gerakan pelajar berkemajuan, maka internalisasi nilai-nilai Islam

Berkemajuan ke dalam diri kader dan gerakan menjadi sesuatu yang wajib. Karena, hal ini menentukan efektifitas gerakan IPM dalam mewujudkan cita-citanya. Maka, untuk

membentuk pemahaman tersebut dilakukan beberapa tahap sebagai berikut :

1. Membangun tradisi pengkajian Islam Berkemajuan di

tiap level pimpinan

2. Mendistribusikan wacana Islam Berkemajuan secara massif baik di internal maupun eksternal organisasi

3. Menciptakan forum transformasi pengetahuan me- ngenai Islam Berkemajuan melalui media massa –cetak

maupun elektronik- kepada khalayak publik/pelajar.

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

2. Strategi Gerakan Intelektual

IPM adalah gerakan intelektual diidealkan mempunyai karakter keilmuan kritis-transformatif, pro perubahan kapan dan dimana pun berada. Karakter intelektual yang tidak hanya mempunyai ciri berfikir dan bertindak secara

ilmu-iman-amal, iman-ilmu-amal, amal-ilmu-iman serta hanya berorientasi pada ranah developmentalisme an sich . Namun meneguhkan diri sebagai gerakan keilmuan yang mencerahkan yang bersifat humanis, liberalis, dan transenden. Gerakan yang tidak hanya sampai pada tataran teoritik namun juga berperan dalam mewujudkan perubahan sosial lewat proses pencerdasan serta mengadvokasi segala kepentingan basis massanya, yakni pelajar.

Untuk mewujudkan strategi gerakan itu, IPM dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membudayakan membaca sebagai aktifitas wajib bagi para kader IPM

2. Melatih berfikir filosofis dan mendalam dengan menciptakan ruang-ruang dialektika, diskusi dan sharing sebagai proses pencerdasan dan pencerahan.

3. Melakukan transformasi idea/gagasan melalui media massa ataupun media alternatif, baik cetak (koran, bulletin, dll.) maupun elektronik (website, blog, situs jejaring sosial, dll).

4. Merefleksikan pemikiran dan pengalaman-pengalaman lapangan sebagai upaya pembaruan dan pengembang - an ilmu pengetahuan.

3. Strategi Gerakan Kader

IPM merupakan gerakan kader, sehingga kaderisasi merupakan tugas utama IPM dalam rangka menyemaikan nilai-nilai gerakan pada setiap kader dan juga merupakan instrumen paling vital dalam ikatan. Dengan mengintensifkan kaderisasi yang efektif, sistematik dan berorientasi futuristik diharapkan mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks. Dalam kaderisasi yang ideal inilah nilai-

22 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 22 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

1. Optimal dalam menerapkan pengkaderan dalam setiap

tingkatan

2. Memperbanyak aktivitas-aktivitas perkaderan baik

formal maupun informal

3. Mengintensifkan pendampingan dan pemberdayaan

kader melalui komunitas-komunitas berdasarkan bakat dan minatnya.

4. Strategi Gerakan Kemandirian

Strategi gerakan kemandirian merupakan hal yang belakangan ini dilupakan oleh kalangan Muhammadiyah. Padahal, dulunya KHA Dahlan pendakwah yang mandiri (intrepreneur). Olehnya itu, etos kemandirian lewat jiwa intrepreneuship harus diinternalisasi ke dalam diri pelajar. Hal ini dilakukan lewat proses pendayagunaan segala potensi, kreatifitas dan keterampilan pelajar untuk mewujudkan wirausaha muda yang mandiri (youngpreneur). Strategi yang mesti dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut yakni:

1. Mengadakan forum-forum diskusi tentang dunia

kewirausahaan

2. Menghidupkan dan menumbuhkembangkan koperasi

sekolah serta mendorong lahirnya usaha ekonomi kreatif yang dapat dijalankan oleh pelajar

3. Memberikan ruang bagi lahirnya wirausaha pelajar

yang mandiri

5. Strategi Gerakan Advokasi

Sebagai sebuah gerakan sosial, IPM berkeinginan mewujudkan tatanan sosial yang kondusif bagi perkembangan hidup kaum pelajar. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan melalui proses mengaggregasi dan mengartikulasikan kepentingan dan pandangannya untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Proses ini terdiri dari beberapa tahap yakni :

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

1. Terlibat aktif dalam realitas pelajar untuk menemukan problem sosial yang terjadi serta memetakan penyebab dan stake holder yang terkait sehingga IPM dapat

menentukan posisinya.

2. Melakukan proses pencerdasan kepada kaum pelajar untuk menggalang kesadaran kolektif serta memberikan penyadaran akan realitas yang timpang dan posisinya sebagai subjek perubahan yang mampu mempengaruhi terjadinya transformasi sosial.

3. Melakukan propaganda (memprovokasi kesadaran sosial pelajar) lewat gagasan-gagasan IPM terhadap realitas yang ada melalui media massa maupun media alternatif, baik cetak (koran, bulletin, pamflet, dll.) maupun elektronik (website, blog, situs jejaring sosial, dll).

4. Merespon setiap wacana-wacana sosial yang berkaitan dengan pelajar

5. Melakukan aksi-aksi advokatif-persuasif untuk memperjuangkan kepentingan pelajar.

24 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

AGENDA AKSI

1. Kajian Islam Rutin (KIR) Pengertian

Kajian Islam Rutin atau disingkat KIR adalah kegiatan yang sifatnya reguler (rutin) dan mengkaji Islam dan segala yang terkait dengannya yang diadakan oleh pengurus IPM atau komunitas pelajar Muhammadiyah / Non Muhammadiyah. Kegiatan ini diadakan sebagai penyemaian dan penguatan nilai-nilai Islam Berkemajuan dan rahmatan lil alamin di kalangan pelajar.

Tujuan

Mewujudkan pribadi-pribadi kader Muhammadiyah yang memiliki wawasan keislaman yang kritis dan berkemajuan serta rahmatan lil alamin.

Target

1. Terwujudnya pribadi-pribadi pelajar yang sesuai

dengan maksud dan tujuan IPM yang tercermin lewat sikap dan tindakannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Para pelajar memiliki dan mampu mentransformasikan

wawasan keislaman yang kritis dan berkemajuan serta bersifat rahmatan lil alamin

Waktu dan Tempat

1. Waktu kegiatan bisa diadakan setiap pekan atau dua

pekan sekali. Semua tergantung kesepakatan peserta kajian atau PR IPM setempat.

2. Untuk tempat bisa diadakan di masjid sekolah ataupun

tempat-tempat lain yang disepakati.

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Penyelenggara

Pimpinan IPM / komunitas pelajar setempat

Materi

Materi-materi yang diberikan adalah paham Islam menurut Muhammadiyah mulai dari Aqidah, Ibadah, Akhlak, dan Muamalah Duniawiyah antara lain, misalnya :

1. Islam sebagai Agama Rahmatan Lil ‘Alamin

2. Memahami Islam Berkemajuan

3. Cara Berislam yang Berkemajuan dalam Perspektif Pelajar

4. Memahami Akidah yang Membumi di Kalangan Pelajar

5. Fiqh Praktis untuk Pelajar

6. Islam Menjawab Realitas Sosial

Metode dan Teknik Pengelolaan

1. Kegiatan ini dapat dikoordinir oleh Pimpinan IPM atau beberapa orang yang berinisiatif untuk membentuk komunitas kajian di sekolahnya.

2. Mengadakan kajian setiap satu atau dua pekan sekali

3. Pertemuan bisa dilakukan di masjid sekolah, kelas ataupun tempat-tempat lain yang disepakati oleh komunitas kajian.

4. Menghadirkan narasumber / ustadz untuk membahas satu topik tertentu yang telah ditentukan sebelumnya,

yang diawali dengan aktivitas mengaji.

5. Menghadirkan hidangan sederhana dan infaq yang diambil dari peserta kajian untuk operasional kajian.

Penutup

Demikian panduan KIR ini semoga bisa bermanfaat dan menjadi panduan dalam melaksanakan kegiatan.

2. Gerakan Komunitas Lingkar Ilmu Pengertian

Gerakan Komunitas Lingkar Ilmu adalah aktivitas rutin dalam bentuk kajian, diskusi atau sharing yang diselenggarakan oleh pengurus IPM atau komunitas pelajar Muhammadiyah

26 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

/ Non Muhammadiyah sebagai upaya pencerdasan dan pencerahan menuju pelajar yang berkemajuan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas khasanah keilmuan kader sekaligus melatih berfikir kritis, filosofis dan radikal.

Tujuan

Mewujudkan kader-kader IPM yang memiliki pengetahuan yang luas dan mampu berpikir kritis, filosofis dan radikal.

Target

1. Terwujudnya pelajar-pelajar Muhammadiyah yang berilmu, berfikir kritis, filosofis dan radikal sesuai dengan maksud dan tujuan IPM

2. Para pelajar memiliki dan mampu mentransformasikan wawasan keilmuan yang kritis dan berkemajuan dalam rangka menjalankan misi pencerdasan dan pencerahan.

Waktu dan Tempat

1. Waktu kegiatan bisa diadakan setiap pekan atau dua pekan sekali. Semua tergantung kesepakatan anggota komunitas tersebut.

2. Untuk tempat bisa diadakan di sekolah ataupun

tempat-tempat lain yang disepakati.

Penyelenggara

Pimpinan IPM / komunitas pelajar setempat

Materi

Materi-materi yang dikaji disesuaikan dengan karakteristik/ identitas komunitas ataupun berdasarkan pada kesepakatan anggota komunitas.

Metode dan Teknik Pengelolaan

1. Kegiatan ini dapat dikoordinir oleh Pimpinan IPM atau beberapa orang yang berinisiatif untuk membentuk Komunitas Lingkar Ilmu di sekolahnya.

2. Mengadakan kajian, diskusi ataupun sharing setiap

satu atau dua pekan sekali

3. Pertemuan bisa dilakukan di sekolah ataupun tempat-

tempat lain yang disepakati oleh komunitas.

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

4. Menghadirkan narasumber untuk membahas satu topik tertentu yang telah ditentukan sebelumnya jika

dibutuhkan.

Penutup

Agenda aksi ini bertujuan untuk menggirahkan tradisi keilmuan dalam gerakan IPM. Selain itu, upaya ini merupakan wujud atas penegasan identitas IPM sebagai

sebuah gerakan intelektual dalam menjalankan misi pencerahan, pencerdasan dan pembebasan. Jika aktivitas ini senantiasa menggelora dalam tubuh ikatan, maka cita-cita untuk mewujudkan pelajar muslim yang berilmu bukanlah hal yang mustahil.

3. Sekolah Kader Progresif Pengertian

Sekolah Kader Progresif merupakan suatu proses pendidikan yang disusun secara terpadu meliputi pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan terhadap kader IPM. Kegiatan ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu setelah perkaderan formal Taruna Melati I dan II. Untuk alumni Taruna Melati III dan Taruna Melati Utama tidak ada karena diharapkan langsung mampu berkiprah dalam kancah yang lebih luas.

Alasan lain adalah, karena letak geografis yang cukup luas sehingga bisa mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan. Selain itu, jika alumni TM I dan TM II masih “dipikirkan”, maka alumni TM III dan TM Utama harus sudah “memikirkan”. Karena itulah, alumni TM III dan TM Utama tidak ada sekolah kader.

Tujuan

Terbentuknya kader pelopor, ideologis, serta progresif yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi terhadap ikatan, berwawasan luas, berlandaskan akidah Al-Qur’an dan As- Sunnah, serta mampu menjadi penggerak inti organisasi dan pelangsung tongkat estafet kepemimpinan IPM demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

28 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Target

a. Terbentuknya kader berparadigma kritis terbuka,

scientific (berpengetahuan), dan hati suci.

b. Terbentuknya kader ideologis yang progresif dan siap melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dan pergerakan.

c. Mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di internal organisasinya dan mengambil alih kepemimpi - nan jika stagnan , demi sinergisitas pemimpinan.

d. Terciptanya kader yang memiliki penguasaan materi tentang keislaman, keilmuan, dan advokasi lapangan.

e. Terwujudnya kader kritis-transformatif yang mampu melakuan counter hegemony dan proteksi terhadap

ideologi lain yang mengancam eksistensi IPM.

Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat penyelenggaraan setidak-tidaknya bejalan selama setengah periode (satu tahun). Kajian bisa diadakan setiap sepekan atau dua pekan sekali pada sore hari, dengan alokasi waktu maksimal dua jam (120 menit). Namun masing-masing tingkatan berwenang dalam menentukan waktunya dengan tetap mencapai tujuan- tujuan dari sekolah kader

Sasaran Peserta

Peserta dibatasi maksimal 30 orang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan termasuk salah satu pendidikan partisipatoris. Ketigapuluh peserta tersebut diharapkan memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Alumni Pelatihan Kader Taruna Melati I atau II.

b. Aktif di IPM setidak-tidaknya untuk satu periode ke

depan.

c. Mempunyai komitmen untuk mengikuti pelatihan

secara penuh.

Tanfidz Muktamar XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Penyelenggara

Korp Fasilitator PD IPM dan PC IPM yang telah dibentuk oleh PD IPM dan PC IPM.

Materi-Materi

Materi-materi yang akan diberikan dalam sekolah kader progresif ialah seputar ideology gerakan Muhammadiyah dan IPM. Berikut ini panduan yang bisa dijadikan pegangan oleh para penyelenggara:

No

Topik

1 Pengenalan Diri: Studi Kritis Konsepsi tentang Manusia, Tuhan, dan Alam Semesta 2 Hakikat agama dan hakikat Islam