Pembahasan Manajemen Berbasis Madrasah di MI Darul Hikmah dan MI Ma’arif NU 1 Pageraji

C. Pembahasan Manajemen Berbasis Madrasah di MI Darul Hikmah dan MI Ma’arif NU 1 Pageraji

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Manajemen Berbasis Madrasah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder)yang terkait dengan madrasah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi Manajemen Berbasis Madrasah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder)yang terkait dengan madrasah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi

Dengan demikian Manajemen Berbasis Madrasah merupakan proses pengintegrasian, pengkoordinasian dan pemanfaatan dengan melibatkan secara menyeluruh elemen-elemen yang ada pada madrasah untuk mencapai tujuan (mutu pendidikan) yang diharapkan secara efisien. Atau dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu melibatkan semua warga madrasah berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan adanya otonomi (kewenangan) yang lebih besar diharapkan madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan kewenangan secara mandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilih pengembangan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.

Dalam proses pelaksanaan Manajemen Berbasis Madrasah terdapat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang kepala madrasah di MI Ma’arif NU 1 Pageraji dan MI Darul Hikmah, yaitu : perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisai, memimpin dan mengendalikan upaya (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisai, memimpin dan mengendalikan upaya

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang dilaksanakan di MI darul Hikmah dan MI Ma’arif NU 1 Pageraji berdasarkan kajian teori fungsi manajemen,

menurut penulis sudah sesuai hal ini terbukti dengan adanya perumusan program kerja madrasah yang jelas, baik dalam jangka panjang, menengah, maupun dalam jangka pendek. Jangka panjang dapat dirumuskan dalam rencana stategis, yang mencangkup : Visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, dan program untuk kurun waktu 5 – 10 tahun. Jangka menengah meliputi strategi dan program yang akan direalisasikan dalam kurun waktu 3 – 5 tahun. Jangka pendek meliputi program yang disusun dan direalisasikan setiap tahun pelajaran. Perencanaan yang baik, menuntut pelibatan semua stakeholder yang ada di madrasah, seperti kepala madrasah, Pendidik, staf, peserta didik, pengawas, orang tua / wali murid, komite madrasah, dan dewan pendidikan. Beberapa indikator yang mengarah pada peren canaan yang baik di MI Ma’arif NU 1 Pageraji dengan MI Darul Hikmah diantaranya :

a. Madrasah memiliki program jangka panjang atau yang disebut RKM (5 – 10 tahun), jangka menengah atau yang disebut RKT (3 – 5 tahun), dan jangka pendek atau yang disebut RENOP (rencana tahunan).

b. Visi dan misi madrasah dirumuskan bersama dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan madrasah serta dapat dipahami oleh b. Visi dan misi madrasah dirumuskan bersama dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan madrasah serta dapat dipahami oleh

c. Strategi dan program madrasah dikembangkan secara konsisten mengarah kepada pencapaian visi dan misi madrasah.

d. Komite madrasah dilibatkan secara aktif dalam penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja madrasah (RAPBM) dan penetapan APBM.

e. Pendidik berpartisipasi secara aktif menentukan prioritas perencanaan jangka pendek.

f. Kepentingan peserta didik menjadi prioritas dalam program-program yang direncanakan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Berkenaan dengan pengorganisasian ini, kedua madrasah dlam penelitian ini juga melaksanakan pengorganisasian dengan pembagian tugas masing-masing mulai dari pengorganisasian pengurus madrasah, komite madrasah, maupun pembagian tugas mengajar bagi pendidik di masing-masing madrasah. Hal ini terlihat pada penyajian data yang ada pada sub bab pertama tesis ini.

Pengorganisasian yang ada di MI Darul Hikmah dan MI Ma’arif NU 1 Pageraji dapat penulis simpulkan bahwa pengorganisasian ini dilakukan agar setiap sumber daya manusia atau stakeholder yang ada di madrasah dapat melaksanakan tugas dan perannya masing-masing dengan maksimal dan tertata dengan rapi karena sebuah lembaga pendidikan ibarat Pengorganisasian yang ada di MI Darul Hikmah dan MI Ma’arif NU 1 Pageraji dapat penulis simpulkan bahwa pengorganisasian ini dilakukan agar setiap sumber daya manusia atau stakeholder yang ada di madrasah dapat melaksanakan tugas dan perannya masing-masing dengan maksimal dan tertata dengan rapi karena sebuah lembaga pendidikan ibarat

3. Pelaksanaan (Actuating)

Tahap ketiga, yaitu pelaksanaan program kerja atau actuating. Actuating adalah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting sebab tanpa fungsi ini, maka apa yang telah direncanakan dan diorganisir itu tidak dapat direalisasikan dalam kenyataan.

Pelaksanaan ini dilakukan untuk melaksanakan hasil perencanaan dan pengorganisasian, maka perlu diadakan tindakan-tindakan kegiatan yang actuating (penggerakan). Actuating ini merupakan salah satu fungsi manajemen dalam merealisasikan segenap tujuan, rencana, dan kegiatan- kegiatan yang tepat ditetapkan sebelumnya. Berkenaan dengan pelaksanaan manajemen yang ketiga ini berdasarkan data yang penulis dapatkan dari RKT dan RKAM serta EDM yang dibuat oleh kedua madrasah tersebut secara garis besar sudah dapat dikatakan baik kerena apa yang direncanakan dapat terakomodir hampir semua program kerja yang telah dirumuskan walaupun ada beberapa program kerja yang belum terealisasikan sampai di akhir tahun pelajaran hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan alokasi dana yang tersedia baik di MI Darul Hikmah maupun di MI Ma’arif NU 1 Pageraji. Beberapa pelaksanaan yang

dilakukan di dalam Manajemen Berbasis Madrasah di kedua madrasah dalam penelitian ini pada fungsi ketiga ini diantaranya : dilakukan di dalam Manajemen Berbasis Madrasah di kedua madrasah dalam penelitian ini pada fungsi ketiga ini diantaranya :

Pengembangan pendidik yang dilaksanakan di MI Ma’arif NU

1 Pageraji tertuang pada adanya kegiatan KKG Intern yang hanya diikuti oleh pendidik di MI Ma’arif NU 1 Pageraji saja dengan jumlah

pendidik di tahun 2016 / 2016 ini sejumlah 31 orang yang terbagi menjadi 25 wali kelas dan 6 orang guru mapel sedangkan bentuk pengembangan pendidik di MI Darul Hikmah juga sama dilaksanakan di dalam bentuk kegiatan KKG namun di tingkat kecamatan yang pelaksanaannya tidak dilakukan setiap satu minggu sekali namun disesuaikan dengan kebutuhan pendidik pada satu semester. Salah satu perbedaannya dengan MI Ma’arif NU 1 Pageraji dengan MI Darul Hikmah, yaitu muatan kurikulum yang digunakan, yaitu MI Darul Hikmah untuk tahun mulai dari tahun pelajaran 2014 / 2015 sampai sekarang menggunakan 2 jenis kurikulum, yaitu kurikulum 2006 untuk mata pelajaran umum dan mulok madrasahnya, sementara yang kedua kurikulum 2013 untuk mata pelajaran PAI dan bahasa Arabnya sedangkan MI Ma’arif NU 1 Pageraji baik pelajaran umum, mulok

lembaga, PAI maupun bahasa Arabnya sudah menggunakan total kurikulum 2013 mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.

Selain dalam bentuk kegiatan KKG, pihak madrasah di MI Ma’arif NU 1 Pageraji maupun MI Darul Hikmah juga memberikan

kesempatan kepada pendidik yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1 untuk bersekolah kembali meneruskan pendidikannya kesempatan kepada pendidik yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1 untuk bersekolah kembali meneruskan pendidikannya

Bentuk lain pengembangan pendidik yang dilaksanakan di kedua madrasah dalam peneltiian ini, yaitu dengan mengikutsertakan pendidik pada beberapa kegiatan pelatihan atau workshop baik yang dilakukan di tingkat Kabupaten maupun di tingkat propinsi.

Sementara di MI Darul Hikmah beberapa bentuk pengembangan pendidik selain kegiatan KKG juga hampir sama

seperti di MI Ma’arif NU 1 Pageraji, yaitu dengan mengikutsertakan pendidik di MI Darul Hikmah untuk mengeikuti seminar seperti

sosisalisai kurikulum 2013 yang diadakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Banyumas pada tahun 2014 di Hotel Aston.

b. Pengembangan Peserta Didik

Pengembangan peserta didik atau manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional madrasah. Pengembangan peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang ebrkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai ke luar dari madrasah. Pengembangan peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi berbagai aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik secara optimal.

Terkait dengan pengembangan peserta didik yang ada di MI Ma’arif NU 1 Pageraji bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan Terkait dengan pengembangan peserta didik yang ada di MI Ma’arif NU 1 Pageraji bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan

sedangkan pengembangan peserta didik yang dilakukan di MI Darul Hikmah lebih banyak pada pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2006 dan program tambahan madrasah seperti penambahan jumlah jam pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, serta kegiatan full day school yang menggunakan model pesantren.

c. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengerahkan kurikulum sekarang ketujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan terhadap komponen-komponen tertentudari kurikulum tersebut atas dasar hasil penilaian. Sinonim dengan “curriculum development ”. Pengembangan kurikulum berarti perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke kurikulum yang lain.

Pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang dilaksanakan di MI Ma’arif NU 1 Pageraji menurut penulis sudah memperhatikan

beberapa indikator maupun langkah-langkah pengembangan kurikulum yang tertuang pada BSNP, yaitu :

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dab bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2) Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan 2) Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan

pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan termasuk di dalamnya kehidupan kemayarakatan, dunia usaha daan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

dengan

melibatkan

5) Menyeluruh dan berkasinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik 6) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

4. Evaluasi (evaluating)

Tahap manajemen yang terakhir yang dilakukan oleh kepala madrasah, yaitu evaluasi program kerja dimana kedua madrasah yang ada di dalam penelitian ini, yaitu MI Ma’arif NU 1 Pageraji, yaitu membuat EDM (Evaluasi Diri Madrasah) yang di dalamnya berisi evaluasi semua program kerja madrasah dari 8 standar pendidikan nasional yang direncanakan pada awal tahun pelajaran sedangkan EDM tersebut dilakukan di akhir tahun pelajaran.

Dengan melaksanakan EDM ini maka kepala madrasah di kedua MI Ma’arif NU 1 Pageraji akan lebih dapat melaksanakan kompetensi

manajerialnya secara menyeluruh dan bermakna yang akan membantu manajerialnya secara menyeluruh dan bermakna yang akan membantu