Ketinggian Daerah Ekstraksi Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) yang Ditanam di Daerah Berbeda Ketinggian

7 Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Suku : Convolvulaceae Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea aquatica Forsk. Ipomoea repta ns Poir.

2.1.6 Kandungan kimia

Herba kangkung mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoida dan polifenol Depkes RI, 2001.

2.1.7 Kegunaan

Daun kangkung berkhasiat sebagai obat penenang dan obat sukar tidur Depkes RI, 2001.

2.2 Ketinggian Daerah

Berdasarkan ketinggian tempatnya, maka wilayah lingkungan terbagi menjadi 3 Sutarya, et al., 1995, yaitu: 1. Dataran rendah, merupakan daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Suhu maksimum berada diantara 27-30° C, dan suhu pada malam hari berada diantara 22-25° C. Jenis tanah sebahagian besar merupakan tanah alluvial dan latosol. 2. Dataran tinggi, merupakan daerah dengan ketinggian diatas 700 m dari permukaan laut. Dari ketinggian tersebut, suhu rata-rata akan berkurang 1°C pada setiap kenaikan tempat 150 m. Pada ketinggian 1200 m, suhu siang rata- Universitas Sumatera Utara 8 rata 24°C dan suhu pada malam hari 15°C. Intensitas penyinaran lebih rendah, dan terutama berawan pada musim hujan. Kelembapan udara relatif tinggi. Jenis tanah sebagian besar termasuk andosol dan grumosol. 3. Dataran medium, merupakan daerah dengan ketinggian berada di antara dataran tinggi dan dataran rendah, yaitu ketinggian 200-700 m dari permukaan laut.

2.3 Ekstraksi

Menurut Depkes RI 2000, ada beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain yaitu: A. Cara dingin 1. Maserasi, adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman dengan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi kinetik sedangkan yang dilakukan pengulangan panambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama disebut remaserasi. 2. Perkolasi, adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. B. Cara panas 1. Refluks, adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Universitas Sumatera Utara 9 2. Digesti, adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi daripada temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C. 3. Soxhletasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga menjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 4. Infundasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit. 5. Dekoktasi, adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit.

2.4 Radikal Bebas

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forssk) DAN kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) Di Daerah Mabar-Kim Secara Spektrofotometri Serapan Atom

4 82 85

Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk)

0 17 79

Deskripsi Mikroskopis dan Kandungan Mineral Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

9 47 139

EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL HERBA KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL HERBA KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE DEPRESAN / POTENSIASI NARKOSE.

0 1 8

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) yang Ditanam di Daerah Berbeda Ketinggian

0 0 15

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) yang Ditanam di Daerah Berbeda Ketinggian

0 0 2

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) yang Ditanam di Daerah Berbeda Ketinggian

0 0 4

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) yang Ditanam di Daerah Berbeda Ketinggian

5 22 4

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) yang Ditanam di Daerah Berbeda Ketinggian

0 0 53

PENGARUH NAUNGAN YANG BERBEDA TERHADAP JUMLAH STOMATA DAN UKURAN PORUS STOMATA PADA DAUN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk)

0 0 96