Perbandingan Penilaian Skor Hasil Photovoice Siswa antara Kelas Eksperimen
Tabel 2. Perbandingan Penilaian Skor Hasil Photovoice Siswa antara Kelas Eksperimen
dengan Kelas Kontrol
Eksperimen K
Keterangan: Spesifikasi (S), Komposisi (K), Visual (V), Kualitas Gambar (KG), Narasi (N), Jumlah Skor (Ʃ)
Dari hasi perbandingan tersebut, eksperimen memperoleh skor lebih tinggi terlihat jumlah skor hasil photovoice siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol, kecuali kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 70,0
aspek kualitas gambar memperoleh skor yang dibandingkan dengan kelas kontrol dengan
sama antara kelas eksperimen maupun kelas jumlah skor yaitu 53,0. Ditinjau dari segi
kontrol.
kelompok, kelompok kelas eksperimen Dari hasil perbandingan jumlah skor memperoleh skor lebih tinggi dibandingkan
penilaian hasil photovoice siswa, diperkuat kelompok kelas kontrol, kecuali kelompok A
dengan hasil uji Mann Whitney U yang pada kelas eksperimen memperoleh skor
menunjukkan perbedaan hasil photovoice yang sama dengan kelompok B pada kelas
dengan signifikan (Z = -2,233, p =0,026). kontrol. Sedangkan jika ditinjau dari aspek-
Sehingga hipotesis alternatif kedua dalam aspek penilaian hasil photovoice terlihat kelas
penelitian ini yang menyatakan ada
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 1, Januari 2015 ISSN 2087-9016
perbedaan hasil photovoice siswa antara kelas melainkan manusia harus mengkontruksi yang menerapkan Learning Cycle 5E dengan
pengetahuan tersebut dan memberi makna kelas yang tidak menerapkan Learning Cycle
melalui pengalaman nyata. 5E dapat diterima.
Dalam pembelajaran dengan Learning Cycle 5E siswa aktif bertanya, menjawab, mengerjakan tugas yang diberikan, dan
PEMBAHASAN
berdiskusi untuk memecahkan permasalahan
Pengaruh Learning Cycle 5E terhadap
dan menemukan konsep sendiri bersama
Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
kelompoknya sehingga kegiatan yang dilakukan mampu meningkatan KPS siswa
Berdasarkan pengamatan yang telah dalam pembelajaran. Selain hal tersebut
dilakukan, diperoleh jumlah skor keseluruhan keunggulan model Learning Cycle 5E karena
KPS siswa dan jumlah skor setiap aspek KPS
penemuan (inquiry) siswa kelas eksperimen cendrung lebih tinggi
adanya
unsur
didalamnya, dimana siswa sendiri yang dibandingkan kelas kontrol, begitu pula
melakukan aktivitas belajarnya secara dilihat berdasarkan distribusi frekuensi,
berkelompok, melakukan penyelidikan atau dimana
mengajukan hipotesis, memperoleh skor kategori tinggi dan 52,38%
pengamatan,
merumuskan masalah, menganalisis data kategori sedang, sedangkan kelas kontrol
hasil temuannya, mengkomunikasikan hasil hanya 71,43% mendapat nilai kategori
temuannya dan menarik kesimpulan. sedang dan sisanya 38,57% mendapat nilai
Sehingga dapat megembangkan kompetensi kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan
kognitif, afektif dan psikomotor siswa secara kelas eksperimen memiliki keterampilan
optimal. Hal ini sejalan dengan penelitian proses sains lebih baik karena menerapkan
yang dilakukan oleh Pramawati, dkk (2011), model Learning Cycle 5E, dimana siswa
yang menyatakan bahwa model siklus belajar dapat mempelajari materi secara bermakna
(Learning Cycle) mampu meningkatkan dengan bekerja dan berfikir, pengetahuan
keterampilan proses dan hasil belajar siswa. dikonstruksi dari pengalaman siswa melalui
Selain itu meningkatnya KPS siswa penyelidikan
juga dipengaruhi oleh proses kegiatan memecahkan masalah, kemudian siswa dapat
pembelajaran yang menarik dan komunikatif mengungkapkan konsep yang sesuai dengan
sehingga dapat memotivasi siswa untuk pengalamannya
dan
menggunakan
belajar. Penggunaan media yang inovatif pemahaman yang telah diperoleh untuk
berupa photovoice, mampu membangkitkan memecahkan permasalahan lain yang
rasa ingin tahu dan memotivasi siswa untuk berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
membuat hasil yang sebaik-baiknya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
Pembuatan photovoice dilakukan secara diungkapkan
sehingga dapat menyatakan bahwa pengetahuan bukan hanya
berkelompok
mengkolaborasikan ide-ide kreatif melalui berupa seperangkat fakta, konsep atau kaidah
diskusi kelompok terkait dengan materi yang yang siap untuk diambil dan diingat,
Di samping penggunaan media yang inovatif serta melibatkan partisipasi aktif siswa, pembelajaran juga harus kondusif dan menyenangkan agar siswa tidak merasa jenuh. Pembelajaran berbasis etnosains merupakan salah satu inovasi dalam membelajarkan siswa mengenai materi biologi dengan menggunakan areal subak sebagai objek pembelajaran sekaligus dapat mengenalkan kebudayaan yang mereka miliki. Pembelajaran di areal lanskap budaya subak Penatahan membuat pembelajaran siswa lebih menyenangkan karena dilakukan di luar kelas, siswa dapat mengetahui contoh- contoh tumbuhan yang terdapat di areal subak yang berkaitan dengan materi dunia tumbuhan, materi pembelajaran akan mudah diingat dan dipahami dengan melihat objek asli, serta dapat mengenalkan subak bukan hanya sebagai kebudayaan, melainkan sebagai media dalam pembelajaran biologi. Hal ini didukung oleh penelitian Atmojo (2012),
pembelajaran menggunakan pendekatan etnosains yaitu menggunakan konsep lingkungan dan budaya, khususnya budaya
lokal sebagai sumber belajar membuat hasil belajar siswa lebih bermakna dan mampu meningkatkan keterampilan proses sains. Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dilakukan secara klasikal tanpa penerapan Learning Cycle 5E sehingga pembelajaran ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Pada model pembelajaran ini, walaupun sudah menggunakan media yang inovatif, namun proses belajar tetap berpusat pada guru (teacher centered), termasuk dalam kegiatan lapangan yang dilakukan sehingga peran siswa menjadi lebih terbatas karena hanya menerima informasi dari guru.
Temuan yang diperoleh selama penelitian pada kelas kontrol yaitu: (1) kemampuan merumuskan hipotesis masih kurang dipahami secara benar oleh siswa. Siswa belum mampu mewujudkan gambaran hipotesis yang benar-benar dapat diuji dan sejalan dengan rumusan masalah yang diajukan, (2) dalam menggunakan alat dan bahan yang ada siswa cenderung tidak cermat dan tidak sigap. Siswa masih belum mampu mengeksplorasi dan menemukan jawaban atas permasalahan yang diajukan dengan mamanfaatkan alat dan bahan yang tersedia, (3) kemampuan menganalisis data masih belum optimal karena siswa belum secara optimal menggunakan teori, prinsip, maupun persamaan yang relevan untuk menganalisis permasalahan sehingga menghasilkan solusi masalah tersebut, (4) kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil temuannya masih belum
optimal
karena
keterampilan berkomunikasi di depan umum masih kurang. Setelah diuji dengan Mann Whitney U diperoleh signifikansi (p=0,000) pada jumlah skor keseluruhan KPS siswa,
Ni Komang Sutriasih, Dewa Ayu Puspawati - Penerapan Siklus Belajar …..
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 1, Januari 2015 ISSN 2087-9016
yang berarti terdapat perbedaan nyata antara memperoleh jumlah skor lebih tinggi kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil
dibandingkan kelas kontrol, kecuali pada tersebut menunjukkan bahwa penerapan
aspek kualitas gambar (KG) yang mencakup Learning Cycle 5E dengan photovoice
kualitas gambar, fokus, dapat dimengerti, dan berbasis etnosains berpengaruh terhadap KPS
mengandung unsur artistik, memperoleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Penebel.
jumlah skor sama yaitu 12,0. Dalam photovoice kualitas gambar tidak menjadi
Perbedaan Hasil Photovoice Siswa
hambatan karena teknik fotografi tidak terlalu diutamakan.
tujuan utama Berdasarkan
pembuatan photovoice adalah membelajarkan dilakukan, diperoleh jumlah skor penilaian
siswa untuk berpikir secara kritis, dan bukan hasil photovoice kelas eksperimen lebih
ditekankan pada kualitas gambar yang tinggi yaitu 70,0 dibandingkan kelas kontrol
dihasilkan. Hal ini sesuai pernyataan Strauss, yaitu 53,0. Hal ini disebabkan kelas
et al, (2003).
eksperimen menerapkan Learning Cycle 5E
segi kelompok, yang memberikan kesempatan siswa
Ditinjau
dari
kelompok pada kelas eksperimen mempunyai berpartisipasi aktif untuk melakukan kegiatan
skor lebih tinggi dibandingkan dengan dalam pembuatan photovoice secara mandiri,
kelompok pada kelas kontrol kecuali, pada mulai dari pengambilan gambar sampai
kelompok A pada kelas eksperimen pemberian narasi pada gambar sesuai ide dan
mempunyai skor sama dengan kelompok B kreatifitas
pada kelas kontrol. Hal tersebut terlihat pada kelompok,
pengamatan yang dilakukan, partisipasi mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh
masing-masing anggota kelompok pada kelas secara langsung. Pernyataan ini sesuai
antusias dalam dengan pernyataan Soebagio, dkk (2001)
eksperimen
lebih
mengerjakan apa yang menjadi tugas masing- yang menyatakan Learning Cycle merupakan
masing individu dalam kelompok dan suatu
kesadaran anggotanya dalam berpartisipasi memungkinkan siswa dalam menemukan
aktif melakukan diskusi dengan kelompoknya konsep sendiri atau memantapkan konsep
dalam kegiatan, sehingga tugas yang mereka yang dipelajari, mencegah terjadinya
kerjakan lebih optimal. Hal ini sesuai dengan kesalahan
penelitian Dewi, dkk. (2013) menggunakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
photovoice dalam pembelajaran kooperatif konsep-konsep yang dipelajari pada kondisi
tipe GI dapat mengembangkan aspek perilaku baru. Sedangkan pada kelas kontrol proses
berkelompok siswa, sehingga dapat melatih pembelajaran hanya berpusat pada guru
siswa untuk berpatisipasi secara aktif dalam sehingga peran serta siswa dalam pembuatan
photovoice terbatas, karena hanya menerima kegiatan pembelajaran. Sedangkan kelompok pada kelas kontrol anggota kelompok kurang
informasi guru. aktif dalam partisipasi kelompok, sehingga
Berdasarkan pada setiap aspek photovoice dikerjakan seadanya tanpa usaha
penilaian hasil photovoice kelas eksperimen
Ni Komang Sutriasih, Dewa Ayu Puspawati - Penerapan Siklus Belajar …..
maksimal serta tidak terlihat kerjasama antar
Saran
anggotanya. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, Adapun kendala yang ditemukan
maka dapat disampaikan beberapa saran dalam penelitian ini antara lain: (1) siswa
sebagai berikut: 1) Diharapkan model belum terbiasa dalam pembelajaran Learning
Learning Cycle 5E dengan photovoice Cycle 5E, (2) siswa masih belum memahami
berbasis etnosains dapat dijadikan salah satu langkah-langkah
model pembelajaran alternatif biologi dalam photovoice. Sehingga dalam menerapkan
dalam
pembuatan
dan meningkatkan model Learning Cycle 5E dengan photovoice
mengembangkan
keterampilan proses sains siswa. Learning guru model berusaha maksimal menjelaskan
Cycle 5E akan lebih baik digunakan pada secara detail serta memberikan contoh sebuah
konsep yang bersifat konkrit agar siswa dapat photovoice dalam pembelajaran khususnya
menemukan sendiri konsep yang sedang materi biologi.
dipelajari; 2) Diharapkan kepada guru untuk Setelah dilakukan uji statistik Mann
menerapkan model pembelajaran yang Whitney U diperoleh signifikansi (p = 0,026)
berbasis etnosains yang memanfaatkan pada jumlah skor penilaian hasil photovoice,
lingkungan dan budaya, khususnya budaya yang yang berarti terdapat perbedaan nyata
lokal sebagai sumber belajar sehingga dapat antara kelas eksperimen dengan kelas
membangun proses pembelajaran yang kontrol.
bermakna dan menyenangkan; 3) Diharapkan menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil
selanjutnya melakukan photovoice antara kelas yang menerapkan
bagi
peneliti
penelitian sejenis dengan menggabungan Learning Cycle 5E dengan kelas yang tidak
penilaian KPS dan penilaian hasil photovoice menerapkan Learning Cycle 5E di kelas X
siswa serta mengembangkan variabel- SMA Negeri 1 Penebel.
variabel yang lebih bervariasi sehingga dapat menambah inovasi pembelajaran dalam dunia
Adapun simpulan dari penelitian ini
DAPTAR PUSTAKA
adalah penerapan Learning Cycle 5E dengan photovoice berbasis etnosains berpengaruh
Atmojo, S.E. (2012). Profil keterampilan sangat nyata (p<0,001) terhadap keterampilan
proses sains dan apresiasi siswa proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1
terhadap profesi pengerajin tempe Penebel serta ada perbedaan nyata (p<0,05)
dalam pembelajaran IPA berpendekatan hasil photovoice antara kelas yang
etnosains. Jurnal Pendidikan IPA menerapkan Learning Cycle 5E dengan kelas
Indonesia. 1 (2), 115-122. Diunduh dari yang tidak menerapkan Learning Cycle 5E di
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ kelas X SMA Negeri 1 Penebel.
jpii/article/view/2128/2229 pada tanggal
23 Desember 2013.
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 5, Nomor 1, Januari 2015 ISSN 2087-9016
Darma. (2007). Manajemen Prestasi Belajar. Pramawati, L., Suryawati, E., & Fauziah, Y. Jakarta:Rajawali Press
(2011). Penerapan model pembelajaran siklus(learning
cycle) untuk Devi, K.P. (2010). Keterampilan proses
meningkatkan keterampilan proses dan dalam pembelajaran IPA. Diunduh dari
hasilbelajar sains siswa kelas VII-5 http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/B
SMP Kartika 1-5 Pekan Baru tahun ERMUTU/MGMP/Keterampilan%20Pr
ajaran 2011/2012. [PDF Dokumen]. oses%20dalam%20Pembelajaran%20IP
dari A.pdf.
Diunduh
http://repository.unr.ac.id/bitstream/123 45679/1226/1/jurnal%20liza%20prama
Dewi, I.K., Puspawati, D.A., & Ismail, D. wati%20s.pdf, pada tanggal 25 Oktober (2013). Pengaruh model pembelajaran
Kooperatif tipe group ivestigation (GI) dengan media photovoice berbasis
(2003). Assesment lanskap budaya subak terhadap perilaku
Rustaman,
N.Y.
pendidikan IPA [PDF Dokumen]. berkelompok siswa SMP Ambarawati
dari Tampaksiring.
Diunduh
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI Pendidikan, 3(2), 134-149.
Jurnal
Santiaji
.PENDIDIKAN_IPA/19501231179032- NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pe
Fajaroh. & Dasna W. (2008). Pembelajaran ndidikan_IPA.pdf. pada tanggal 25 dengan model siklus belajar (learning
http://www.scribd.com/doc/52631513/L Setyosari, P. (2012). Metodelogi penelitian earning-Cycle. Diakses tanggal 28
pendidikan danpengembangan. Jakarta: Nopember 2013
Kencana Prenada Media Group. Nelson, E., & Christensen, K. (2012). In the
Soebagio, Soetarno, & Wiwik H. (2001). middle: how our students experience
Penggunaan Daur Belajar Untuk learning at school and beyond. Diunduh
Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan dari
Pemahaman Konsep Sel Elektrolisis www.teacherswork.ac.nz/journal/.../nels
Pada Siswa Kelas III SMU Negeri 2 on.pdf, pada tanggal 16 Desember 2013.
Jombang. Media Komunikasi Kimia. Jurnal
Kimia dan Perry, B. (2009). Creating a cultural of
Ilmu
Diunduh dari community in online courses. Diunduh
Pembelajarannya.
http://jurnal-
dari online.um.ac.id/data/artikel/artikel6955 http://auspace.anthabascau.ca/handle/21
696FAF31FE0DF80809D2E8BEEC35. 49/2159, pada tanggal 16 November
pdf, pada tanggal 1 Januari 2014. 2013.
Ni Komang Sutriasih, Dewa Ayu Puspawati - Penerapan Siklus Belajar …..
Strauss, R., Mofidi, M., Sandler, S., Surata, S.P.K. (2013). Lanskap budaya Wiliamson, R., Brian, A.Carl, S. & et
subak. Denpasar: UNMAS PRESS. al. (2003). Reflective learning in
Zleim, J. (2012). Rubric photovoice. community-based dental education.
dari Diunduh
Diunduh
dari
http://www.rcampus.com/rubricshowc.c http://depts.washington.edu/ccph/pdf_fil
fm?code=Q4X87B&sp=true, pada e/1234.pdf, pada tanggal 25 November
tanggal 25 Oktober 2013. 2013.
PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN AJARAN 2014/2015