51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai hasil pengujian dan pembahasan jenis tanah yang diperoleh dari Jalan Medan Tenggara, Medan,
Sumatera Utara yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4.2 Pengujian Sifat Fisik Tanah
4.2.1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli
Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 4.1. Hasil- hasil pengujian sifat fisik tanah ini meliputi :
• Kadar Air • Berat Jenis
• Batas-batas Atterberg • Uji Analisa Butiran
52
Tabel 4.1. Data Uji Sifat Fisik Tanah
No Pengujian
Hasil
1 Kadar Air Water Content
19,90 2
Berat Jenis Specific Gravity 2,65
3 Batas Cair Liquid Limit , LL
44,23 4
Batas Plastis Plastic Limit , PL 14,38
5 Indeks Plastisitas Plasticity Index , PI
29,85 6
Persen lolos saringan No. 200 62,00
Menurut sistem klasifikasi AASHTO, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan No. 200 sebesar 62,00 dan nilai batas cair liquid
limit sebesar 44,23 maka sampel tanah memenuhi persyaratan 35 lolos
ayakan No. 200 dengan minimal lolos ayakan No. 200 sebesar 36, memiliki batas cair liquid limit
≥ 41 dan indeks plastisitas plasticity index 11, sehingga tanah sampel dapat diklasifikasikan dalam jenis tanah A-7-6.
Menurut sistem klasifikasi USCS, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan No. 200 sebesar 62,00 dan nilai batas cair liquid
limit sebesar 44,23 sehingga dilakukan plot pada grafik penentuan klasifikasi
tanah yaitu yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Dari hasil plot diperoleh tanah termasuk dalam kelompok CL yaitu lempung anorganik dengan plastisitas rendah
sampai sedang.
53
Gambar 4.1. Plot Grafik Klasifikasi USCS
Gambar 4.2. Grafik Analisa Saringan
54
Gambar 4.3. Grafik Batas Cair Liquid Limit , Atterberg Limit
4.2.2 Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator
Adapun hasil pengujian sifat fisik tanah lempung yang telah dicampur dengan bahan stabilisator berupa semen dan abu cangkang sawit ditunjukkan pada
Tabel 4.2. Tabel 4.2. Data Hasil Uji Atterberg Limit
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL
PI
Tanah Asli 44,23
14,38 29,85
2 PC + 3 ACS , 7 hari 43,82
16,25 27,57
2 PC + 4 ACS, 7 hari 44,43
16,95 27,48
2 PC + 5 ACS, 7 hari 43,44
17,14 26,30
2 PC + 6 ACS, 7 hari 42,16
17,86 24,30
2 PC +7 ACS , 7 hari 42,83
19,64 23,18
2 PC + 8 ACS, 7 hari 41,84
19,17 22,67
2 PC + 9 ACS, 7 hari 40,73
20,24 20,49
2 PC + 10 ACS, 7 hari 42,67
22,53 20,14
2 PC + 11 ACS, 7 hari 42,61
23,21 19,40
2 PC + 12 ACS, 7 hari 42,51
24,04 18,47
2 PC + 13 ACS, 7 hari 40,27
25,18 15,09
2 PC + 14 ACS, 7 hari 38,25
21,98 16,27
2 PC + 15 ACS, 7 hari 37,94
23,21 14,73
2 PC + 16 ACS, 7 hari 32,94
25,00 7,94
2 PC + 17 ACS, 7 hari 30,12
25,39 4,73
2 PC + 18 ACS, 7 hari 28,16
23,08 5,08
55
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Antara Nilai Batas Cair LL dengan Variasi Campuran PC dan ACS dengan waktu pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penambahan bahan stabilisator berupa semen dan abu cangkang sawit memperlihatkan penurunan nilai batas cair
liquid limit . Kecenderungan penurunan ini disebabkan tanah mengalami proses
sementasi oleh semen dan abu cangkang sawit sehingga butiran-butiran tanah menjadi lebih besar dan mengakibatkan gaya tarik-menarik antar partikel menjadi
turun.
10 20
30 40
50 60
70
2 PC +
3 ACS
2 PC +
4 ACS
2 PC +
5 ACS
2 PC +
6 ACS
2 PC +
7 ACS
2 PC
+8 ACS
2 PC +
9 ACS
2 PC
+10 ACS
2 PC +
11 ACS
2 PC +
12 ACS
2 PC +
13 ACS
2 PC +
14 ACS
2 PC +
15 ACS
2 PC +
16 ACS
2 PC +
17 ACS
2 PC +
18 ACS
LL
VARIASI CAMPURAN
56
Gambar 4.5. Grafik Hubungan Antara Nilai Batas Plastis PL dengan Variasi Campuran PC dan ACS dengan waktu pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.5 memperlihatkan terjadinya peningkatan nilai batas plastis plastis limit akibat penambahan bahan stabilisator. Hal ini menunjukkan
terjadinya pertukaran ion-ion Al+ dan Ca++ oleh ion-ion K+ dan Mg++ yang terkandung dalam abu cangkang sawit.
5 10
15 20
25 30
PL
VARIASI CAMPURAN
57
Gambar 4.6. Grafik Hubungan Antara Nilai PI dengan Variasi Campuran PC dan ACS dengan waktu pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi maka nilai indeks plastisitas akan menurun. Hal ini terjadi seiring
dengan meningkatnya batas plastis. Penurunan nilai PI tersebut dapat mengurangi potensi pengembangan dan
penyusutan dari tanah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan terutama oleh proses hidrasi dari semen yang ditambahkan ke tanah. Proses ini memperkuat ikatan
antara partikel-partikel tanah, sehingga terbentuk butiran yang lebih keras dan stabil. Terisinya pori-pori tanah memperkecil terjadinya rembesan pada campuran
tanah-semen tersebut yang berdampak pada berkurangnya potensi kembang susut.
10 20
30 40
50
2 PC +
3 ACS
2 PC +
4 ACS
2 PC +
5 ACS
2 PC +
6 ACS
2 PC +
7 ACS
2 PC
+8 ACS
2 PC +
9 ACS
2 PC
+10 ACS
2 PC +
11 ACS
2 PC +
12 ACS
2 PC +
13 ACS
2 PC +
14 ACS
2 PC +
15 ACS
2 PC +
16 ACS
2 PC +
17 ACS
2 PC +
18 ACS
IP
VARIASI CAMPURAN
58
4.3 Pengujian Sifat Mekanis Tanah