BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum
Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan
Dalam rangka mengantisipasi pesatnya perkembangan industri di Indonesia, PT Barata Indonesia Persero Medan telah memilih produk yang
secara sistem atau sub-sistem yang dapat menjadi unggulan untuk mendukung pertumbuhannya. Unit Usaha Mandiri Medan bersama-sama unit lain di
lingkungan PT Barata Indonesia Persero dan perusahaan-perusahaan lain yang tergabung di dalam kelompok industri strategi, mengembangkan produk dan jasa
di bidang agro industri, industri energi, konstruksi dan engineering. PT Barata Indonesia Persero yang dulu bernama Barata Metalwork And
Engineering Ltd, didirikan pada tanggal 19 Mei 1971 berdasarkan: 1. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1971
2. Akte Pendirian No. 34 dan 36 tanggal 19 Mei 1971 Notaris E. Pondang 3. Surat Pengesahan Departemen Kehakiman No. 3A10723 tanggal 15 Juli
1971 Barata Metalwork And Engineering adalah merupakan penggabungan dari
tiga perusahaan Negara, yaitu: 1. PN Barata didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 125 tahun 1961
2. PN Sabang Merauke didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 124 tahun 1961
3. PN Peprida didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah NO. 36 tahun 1962
Universitas Sumatera Utara
PN Barata dan PN sabang Merauke merupakan bekas perusahaan milik pemerintah Belanda yang beroperasi di Indonesia yang pada mulanya bernama:
1. NV. Machine Fabriek “Braat” yang didirikan tahun 1901.
2. NV. Machine Fabriek “Molenvrat” dan didirikan pada tahun 1902.
Perusahaan-perusahaan diatas pada tahun 1958 dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dan pengelolaannya dipercayakan kepada badan pemerintah
yaitu “Bappit” dan kedua perusahaan tersebut kemudian diubah namanya menjadi “Bappit pusat” dan “Bappit Sabang Merauke”. Berdasarkan peraturan pemerintah
No.124 dan 125 tahun 1961, kedua perusahaan tersebut diubah nama dan statusnya menjadi perusahaan Negara yaitu dengan nama PN. Barata dan PN.
Sabang Merauke. PN. Pebrida didirikan tahun 1962 yang lingkup pekerjaannya adalah di bidang perencanaan dan industri dasar.
Berdasarkan Akte Notaris M. Ali No. 29 tanggal 23 November 1981, nama Barata Metalwork and Engineering Ltd, diubah menjadi PT. Barata
Indonesia Persero, yang kantor pusatnya berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur.
Seperti telah
dijelaskan pada awal bab, PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam bidang kontraktor atau perencanaan
pembangunan yaitu untuk pembangunan rumah, jalan, dan saluran air, jaringan listrik, pintu air, dan lain-lain sesuai dengan order yang diterima oleh perusahaan
tersebut. PT. Barata Indonesia memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian bagi penulis adalah
Universitas Sumatera Utara
salah satu dari kantor cabang milik PT.Barata Indonesia yang berada di provinsi Sumatera Utara tepatnya di kota Medan dan berlokasi di Jl.binjai Km. 7,5 No. 273
Medan dan dikenal dengan nama PT. Barata Indonesia Unit Usaha Mandiri UUM Medan.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur merupakan perwujudan yang menunjukkan diantara fungsi-fungsi dalam tubuh organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota
organisasi yang menjalankan tugas-tugas dapat dengan jelas diterima. Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda. Dalam hal ini
tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan bidang usahanya, makin besar suatu perusahaan maka semakin besar dan semakin luas struktur organisasi yang
dipergunakan. Struktur organisasi yang digunakan PT. Barata Indonesia Persero Cabang Medan adalah sistem organisasi lurus dimana pada sistem ini seorang
pimpinan perusahaan harus menetapkan kebijaksanaan secara konsekuen terhadap persoalan yang akan dihadapi yakni dengan jalan pembagian tugas dan kerja
tertentu secara terperinci. Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut:
Untuk menunjang operasional perusahaan, General Manajer mempunyai bawahan yang memegang tanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-
masing seperti:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagian Penjualan 2. Bagian enjiniring dan pengendalian kualitas
3. Bagian ProduksiPerencanaan dan Pengendalian Produksi 4. Bagian Administrasi Keuangan dan Umum
Disamping bagian-bagian
tersebut, ada juga seksi-seksi atau urusan-urusan
lainnya yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Penerapan fungsi-fungsi tersebut merupakan pencapaian tujuan yang diharapkan oleh
instansi dan perusahaan. Tugas dari pada General Manejer adalah:
1. Memimpin, membina, merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan seluruh kegiatan unit usaha mandiri dengan berkonsentrasi pada tugas sehari-
hari di bidang pemasaran, keuangan, teknologi, dan lain sebagainya, sehingga dapat mencapai target yang diinginkan dan menjadi unit yang berhasil dan
menguntungkan. 2. Menyusun dan merumuskan rencana kerja dan anggaran perusahaan serta
mengendalikan pelaksanaannya. 3. Memberikan petunjuk-petunjuk dalam rangka pengembangan metode dan
prosedur kerja untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. 4.
Memberikan masukan kepada direksi dalam rangka pengembangan produktivitas kerja.
5. Melaksanakan kegiatan komersial dengan jalan membina hubungan dengan para pelanggan dan calon langganan serta membina promosi penjualan
sedemikan rupa sehingga sasaran pesanan masuk dapat tercapai.
Universitas Sumatera Utara
1. Tugas kepala bagian Penjualan antara lain:
1. Mengembangkan metode, sistem, serta prosedur untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja pemasaranpenjualan dan engineering.
2. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bidang
pemasaranpenjualan dan engineering. 3.
Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pemasaranpenjualan dan engineering untuk mencapai target penjualan sesuai dengan RKAP dan
Marketing Plan.
2. Tugas Kepala Bagian enjiniring dan Pengendalian Kualitas antara lain:
1 Membuat perhitungan harga dari gambar kerja yang diterima dari pemilik
pekerjaan. 2
Membuat design dan perencanaan dari pekerjaan. 3
Menentukan jenis, kualitas, dan jumlah dari bahan-bahan pokok maupun bahan-bahan pembantu untuk proyek yang akan dikerjakan.
3. Tugas kepala bagian ProduksiPerencanaan dan Pengendalian Produksi antara lain:
1. Membawahi bagian pengendalian produksi dan perawatan pengendalian produksi, pengendalian biaya dan laporan, pengendalian material, perawatan
fasilitas produksi, gudang dan ekspedisi. 2. Mencari serta mengumpulkan harga-harga bahan baku dan upah, pembuatan
anggaran biaya pekerjaanproyek, mengikuti pelelangan serta penyelesaian kontraknya.
Universitas Sumatera Utara
3. Membuat rencana biaya produksi dan melaksanakan pengendaliannya dalam rangka meningkatkan harga pokok sehingga mempertinggi daya saing.
4. Tugas kepala bagian Administrasi Keuangan dan Umum meliputi:
a. Bagian Admistrasi Keuangan
1. Bagian
Keuangan
a Kasir
1. Menerima dan membayarkan transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas. 2.
Membukukan, mencatat mutasi keluar masuk kasbank ke dalam buku bantu kasbank.
3. Melakukan pencatatan dan pencocokan saldo buku kasbank dengan
saldo register kasbank. 4.
Melaporkan posisi kasbank bagian keuangan administrasi setiap hari. 5.
Dan tugas lainnya dari atasannya. b Pembuatan Voucher Pengeluaran dan Rekonsiliasi Bank
1. Membuat voucher pengeluaran kasbank yang terdiri dari biaya rutin
meliputi biaya eksploitasi, pembayaran gaji, pembayaran hutang, dan sebagainya termasuk melengkapi data pendukung voucher tersebut
2. Membuat buku monitoring terhadap voucher yang telah di terbitkan.
3. Membuat rekonsiliasi bank tiap akhir bulan dan menyimpan rekening
Koran bank. 4.
Dan tugas lainnya dari atasan. c Pembuatan Register dan Pengurusan Jaminan Bank
Universitas Sumatera Utara
1. Membuat register kasbank setiap hari setelah voucher diterima dari
kasir 2.
Menyerahkan register yang telah di periksa kaur keuangan ke kaur Akuntansi.
3. Melakukan pencocokan antara register kasbank dengan buku
kasbank. 4.
Mengarsipmenyimpan register kasbank beserta voucher lengkap dengan dokumen pendukungnya ke dalam suatu order yang diberi
tandakode tersendiri. 5.
Melakukan pengurusan jaminan bankjasa raharja dan pengurusan lainnya.
6. Dan tugas lainnya dari atasan.
d Pembuatan Tagihan Piutang dan Voucher PenerimaanPertanggungjawaban meliputi:
1. Pembuatan tagihan piutang yang meliputi surat tagihan termin,
invoice, kuitansi, faktur pajak, dan data pendukung lainnya yang berhubungan dengan penagihan.
2. Memonitor proses penagihan dan mencatat dalam buku bantu piutang
pesanan tersendiri. 3.
Melakukan penyimpanan bukti dokumen tagihan 4.
Membuat voucher penerimaan tagihanpiutang lengkap dengan dokumen pendukungnya.
5. Membuat voucher pertanggungjawaban panjar pegawai proyek.
Universitas Sumatera Utara
6. Dan tugas lain dari atasannya.
2. Bagian
Verifikasi
a Verfikasi Hutang dan Inventarisasi 1.
Melakukan verifikasi pembayaran hutang yang timbul dari pembelian kredit dan kemajuan dari sub kontrak.
2. Membuatmencatat buku hutang dan menyimpan data hutang tersebut
secara rapi dengan diberi tanda tersendiri untuk diserahkan ke urusan keusangan saat dilakukan pembayaran hutang.
3. Membuat rekapitulasi hutang setiap periodik sebagai laporan ke pihak
manajemen 4.
Mencatatinventarisasi pembelian materialalat kerja yang umur ekonomisnya diatas 1 tahun yang diadakan dikantor unit Usaha
Mandiri Medan. 5.
Dan tugas lainnya dari atasan. b Verifikasi panjar pegawai dan masalah perpajakan
1. Melakukan verifikasi pertanggungjawaban panjar pegawai lainnya dan
mengembalikan dokumen yang kurang lengkap kepada yang bersangkutan.
2. Mencatat dan memonitor buku panjar pegawai yang lainnya dan
memberi informasi ke pihak manajemen bahwa panjar baru untuk dikompensasikan dengan panjar lama yang belum di
pertanggungjawabkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Mencatat buku bantu PPn dan PPh yang timbul dari pembelian atau
kontrak dan penerimaan tagihan, menyimpan dokumen pajak dengan rapi serta membuat rekapitulasi informasi perpajakan setiap periode.
4. Menghitung, melapor, dan menyetor pajak setiap bulan ke kantor
pajakkas Negara. 5.
Dan tugas lainnya dari atasan. c Verifikasi panjar proyek dan monitor biaya proyek
1. Melakukan verifikasi pertanggungjawaban panjar proyek dan membuat
surat setor pertanggungjawaban proyek atau mengembalikan dokumen tersebut bila ada yang kurang lengkap atau wajar atau belum bias
diterima secara admistrasi. 2.
Mencatat dan memonitor buku Bantu panjar proyek dan pertanggungjawaban
3. Mencatat dan memonitor biaya proyek dalam suatu kartu rincian
proyek dan membuat rekapitulasi biaya proyek sesuai dengan laporan job order.
4. Mencatat inventarisasi pembelian material atau alat kerja yang umur
ekonomisnya di atas satu tahun yang di adakan dari setiap proyek dari tata pertanggungjawaban
3. Bagian
Akuntansi
1. Electronic data processing EDP dan pencatatan buku bantu pos neraca a
Melakukan EDP ke dalam komputer akuntansi setelah register diterima dari urusan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
b Membuat buku bantu pos neraca aktiva yang terdiri dari:
Piutang Progress.
Panjar STPD dan panjar pegawai
Persediaan.
2. Membuat jurnal memorial dan pencatatan buku bantu pos laporan neraca. a
Membuat jurnal memorial setiap akhir bulan. b
Melakukan analisa kewajaran laporan keuangan. c
Mencatat buku bantu pos neraca aktiva dan passiva yang terdiri dari aktiva tetap dan aktiva lainnya, pos transitoria dan antisipasi aktiva
dan passiva, rekening Koran antar cabang dan kantor pusat. 3 Pengetikan memorial dan pencatatan buku bantu pos laporan rugi laba.
a Mencatat buku bantu pos laporan rugi laba yang terdiri dari pos
penjualan, pos harga pokok penjualan termasuk kartu monitoring biaya order, pos pendapatan, dan beban lain-lain.
b Melakukan pengetikan jurnal memorial, laporan JUJM, laporan
perkembangan, dan lain-lain setiap bulan. c
Membuat laporan rincian rugi laba dan harga pokok penjualan setiap bulan.
b. Bagian Umum 1.
Menyusun RKAP. 2.
Melaksanakan dan Mengendalikan Anggaran. 3.
Mengusahakan agar admistrasi keuangan dan pembukuan dapat terlaksana secara tertib, lengkap, tepat waktu, konkrit dan konsisten.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengumpulkan dana dan mengatur rencana penggunaannya.
5. Menyiapkan semua laporan berkala di bidang administrasi keuangan tepat
pada waktunya. 6.
Meningkatkan daya guna dan tertib administrasi keuangan order. 7.
Mengusahakan agar kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi sesuai dengan persyaratan.
8. menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
a. Admistrasi mutasi dan dokumentasi serta mengolah data personil.
b. Kondisi lingkungan kerja yang baik.
c. Keselamatan dan kesehatan kerjasama personil instansimaterial dan
bahan-bahan keterangan atau dokumen. d.
Melakukan usaha peningkatan kemampuan kerja sesuai dengan perencanaan.
e. Mengusahakan agar tata tertib dan disiplin kerja dapat dipelihara dan
di tingkatkan. f.
Membina dan memelihara hubungan baik dengan organisasi pegawaiistri pegawai, instansi pemerintahswasta, dan militer.
g. Membina, Mengkoordinasi, dan mengawasi aktivitas pegawai yang
ada di bawahnya. h.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang di tetapkan general manajemen bagian admistrasi keuangan, yang masing-masing mempunyai kepala
urusan yang berfungsi membantu kelancaran bidang administrasi, baik administrasi keuangan maupun pembukuannya
Universitas Sumatera Utara
c. Unsur-unsur Pendapatan dan Beban pada PT. Barata UUM Medan
PT. Barata UUM Medan mempunyai beberapa sumber pendapatan dan beban-beban yang ditanggung oleh perusahaan. Pendapatan perusahaan terdiri
atas: a. Penjualan:
1. Pesanan Luar PL
2. PAUPAD
b. Pendapatan Lain-lain. Sedangkan beban perusahaan terdiri atas:
a. Beban Pokok Penjualan: 1.
Beban Pemakaian Bahan 2.
Beban Upah Tenaga Langsung 3.
Beban Mesin Langsung 4.
Beban Order Lainnya 5.
Beban Sub Kontrak 6.
Beban Produk Tak Langsung b. Beban Usaha:
1. Beban Pemasaran
2. Beban Adm. Umum
c. Beban Bunga d. Beban lain-lain.
d. Laporan Keuangan Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Laporan keuangan perusahaan disajikan berikut ini adalah laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang terdiri dari Laporan Laba Rugi dan
Laporan Neraca yang berhubungan dengan hutang pajak perusahaan tahun buku 2006.
PT BARATA INDONESIA UUM MEDAN LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2006 I. PENJUALAN:
PL 16,479,740,200.06
PAUPAD 13,940,000.00
Persediaan 0.00
Jumlah I 16,493,680,200.06
II. BEBAN POKOK PENJUALAN:
Beban Pemakaian
Bahan 6,481,184,782.20
Beban Upah Tenaga Langsung 464,575,445.04
Beban Mesin Langsung 39,425,237.21
Beban Order
Lainnya 3,537,863,502.00
Beban Sub
Kontrak 3,947,879,398.53
Beban Prod. Tak Langsung. 805,900,220.71
JumlahII 15, 376,828,585.69
IV. LABA RUGI BRUTO: 1,116,851,614.37
BEBAN USAHA:
Beban Pemasaran
972,406,921.67 Beban
Adm. Umum
1, 827,396,834.37
Jumlah
IV 2,799,803,756.04
V. LABA RUGI SBL BUNGA: 1,682,952,141.67
VI. BEBAN BUNGA: 666,283,495.01
VII. LABA RUGI OPERASIONAL: 2,349,235,636.68
VIII. PENDAPATAN BEBAN LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain 138,524,952.74
Beban Lain-lain 497,527,094.98
Jumlah
VIII 359,002,142.24
IX. LABA RUGI SBL. PAJAK 2,708,237,778.92
PT BARATA INDONESIA UUM MEDAN NERACA
Universitas Sumatera Utara
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2006
AKTIVA LANCAR: ALAT LIKWID:
Kas 523,500.00 Bank 107,182,139.43
Surat-surat Berharga 0.00 Piutang Dagang 2,168,624,026.58
Piutang Progres 7,236,609,327.61 Piutang Pegawai
942,754,736.77 Uang Muka Pajak 243,191,983.67
Piutang Lain-lain 149,948,645.00 Biaya Dibayar Dimuka 200,553,207.00
11,049,387,566.06
PERSEDIAAN: Barang Hasil Produksi 0.00
Pekerjaan Dalam Pelaksanaan 0.00 Bahan BakuPembantu 471,354,517.86
Barang Dalam Perjalanan 0.00
471,354,517.86 JUMLAH AKTIVA LANCAR 11,520,742,083.92
INVESTASI JANGKA PANJANG: Penyertaan 0.00
AKTIVA TETAP: AKTIVA TETAP BERWUJUD:
Tanah, Lapangan, Jalan 165,836,665.00 Gedung, Pabrik, Gudang, Kantor 599,111,501.75
Bangunan Rumah Dinas 37,451,823.26 Mesin Mesin 1,660,689,729.46
Intalasi Listrik 0.00 Peralatan Alat Angkut 345,132,918.25
Inpentaris Peralatan Logam 423,824,964.62 Mebel Peralatan Kayu 40,849,669.28
Kendaraan Bermotor 362,643,000.00 Akumulasi Penyusutan 2,103,423,340.46
1,532,116,931.16 AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD:
Investasi Tenaga Kerja 0.00 Biaya Riset dan Pengembangan 0.00
Lisensi 0.00 Akumulasi Amortisasi 0.00
0.00 Aktiva Dalam Kontruksi 0.00
Aktiva Pajak Tangguhan 0.00 0.00
JUMLAH AKTIVA TETAP: 1,532,116,931.16 AKTIVA LAIN-LAIN:
Uang Jaminan Lain-lain 101,037,689.93 KEWAJIBAN LANCAR:
Hutang Bank 0.00 Hutang Jangka Pendek BPPN 0.00
Hutang BPIS 0.00 Hutang Dana Swasta 0.00
Hutang Dagang 4,668,171,528.01 Uang Muka Order 2,309,964,187.55
Hutang Pajak 378,370.290.00 Hutang Lain-lain 5,602,707,392.79
Beban YMH Dibayar 4,276,346,725.14 17,235,560,123.49
R.K. RUTIN: R.K. Rutin 0.00
R.K. Pemindahan 22,329,102,522.45 R.K. Divisi UUM 20,922,588,802.94
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 15,829,046,403.98 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR:
Hutang RDI 0.00 Hutang JK PanjangBPPN 33,088,079.95
Kewajiban Pajak Tangguhan 0.00 Kewajiban Yg Diestimasi 0.00
JUMLAH KEWAJIBAN TDK LANCAR 33,088,079.95 EKUITAS:
Modal Saham Statuter 0.00 Saham dalam Portepel 0.00
Saham Ditempatkan 0.00 Saham Belum Disetor 0.00
Modal Yang Disetor 0.00 Equity PT Pakarya Industri 0.00
Cadangan Umum 0.00 Cadangan Bertujuan 0.00
Jumlah 0.00 Selisih Kurs 0.00
Selisih Penilaian Kembali 0.00 SALDO PENILAIAN LABA-RUGI:
Saldo Laba Rugi Belum Dibagi 0.00 Laba Rugi Tahun Lalu 0.00
Laba Rugi Tahun Berjalan 2,708,237,778.92 2,708,237,778.92
JUMLAH EKUITAS 2,708,237,778.92
JUMLAH AKTIVA 13,153,896,705.01 JUMLAH PASSIVA 13,153,896,705.01
2. Kebijakan Perpajakan Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengumpulan data di PT. Barata UUM Medan, penulis mengamati terdapat beberapa kebijakan yang dilaksanakan perusahaan dalam
upaya implementasi tax planning, antara lain:
1. Dalam menjalankan usahanya PT. Barata yang berkantor pusat di
Surabaya dan mempunyai empat cabang yaitu: cabang UUM Bandung, cabang UUM Suka bumi, cabang UUM Medan, dan cabang UUM
Cilegon. Namun dari segi hukum seluruh cabang tersebut berada dalam satu kesatuan hukum one legal entity.
2. Pada dasarnya setiap cabang menyelenggarakan pembukuan namun hanya
bersifat laporan kepada kantor pusat. Kantor pusat bertugas untuk membuat laporan konsolidasi, karena PPh Badan ditanggung oleh kantor
pusat, sementara kantor cabang hanya bertugas untuk mengurus administrasi pajak penghasilan pasal 21.
3. Adapun pajak penghasilan PPh pasal 21 yang dikenakan kepada
karyawan ditanggung oleh pihak perusahaan. Dengan kata lain PPh ini pembayarannya tidak dipotong dari gaji karyawan yang bersangkutan
melainkan langsung dibayarkan oleh pihak perusahaan ke kas negara. Penghasilan bruto berupa upah harian, upah satuan, dan upah borongan
yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 12.000 per hari di bebaskan dari pemotongan PPh Pasal 21, untuk jumlah diatas Rp. 12.000 sehari,
dipotong dengan tarif 15 4.
Perusahaan menggunakan sewa guna usaha disamping pembelian langsung terhadap aktiva tetap.
Universitas Sumatera Utara
5. Informasi tentang penghasilan perusahaan yang dikenakan pajak
disampaikan selambat-lambatnya tiga bulan setelah akhir tahun pajak, biasanya 31 Maret tahun berikutnya.
3. Penerapan Tax Planning
Laporan keuangan yang di susun oleh PT. Barata UUM Medan, merupakan gambaran dari proses usaha, baik mengenai perkembangan kemajuan
hambatan-hambatan yang dihadapi pada saat beroperasinya perusahaan laporan tersebut berupa: neraca, laba rugi dan rincian-rincian penjelasan sebagaimana
mestinya. Data dan laporan tersebut yang akan digunakan direksi sebagai bahan pertimbangan evaluasi dalam mengambil langkah-langkah usaha selanjutnya yang
mengarah pada perkembangan serta kemajuan usaha. Ada pun data dan laporan yang berhubungan dengan pembahasan sikripsi ini adalah: perhitungan laba rugi
PT. Barata UUM Medan tahun buku 2005-2006 yang terdiri dari penjualan, beban pokok usaha, beban bunga, dan pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain.
Dalam menerapkan Tax Planning, manajer terlebih dahulu harus memikirkan dengan matang sasaran dan tindakan yang di dasarkan pada metode,
rencana atau logika, sehingga dapat memenuhi kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu. Adapun penerapan tax planning yang dilakukan
PT.Barata UUM Medan, sebagai berikut: Pada tahun buku 2005, beban PPh yang ditanggung oleh perusahaan
setelah koreksi fiskal adalah sebesar Rp. 621.562.273,67 sementara perusahaan hanya membayar pajak penghasilan sebesar RP. 243.191.983,67. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian perusahaan harus menanggung pajak kurang bayar sebesar Rp. 378.370290,00 621.562.273,67 - 243.191.983,67. Dari data tersebut maka
jumlah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar pada tahun pajak 2007 yaitu sebesar Rp. 621.562.273,6712 = Rp. 51.796.856,13. Oleh karena
perusahaan mengalami pajak kurang bayar pada tahun pajak 2006, maka perusahaan harus menjumlahkan hutang pajak penghasilan tersebut kedalam
angsuran pajak tahun 2007. dari data yang diperoleh dari PT Barata UUM Medan angsuran pajak penghasilan yang di bayar oleh perusahaan untuk tahun pajak
2007 adalah sebesar Rp. 83. 327.313,63 dengan rincian sebagai berikut: Angsuran PPh pasal 25 SPT 2006
Rp. 51. 796. 856,13 Hutang pajak penghasilan Pajak kurang bayar
31. 530.857,50 Angsuran PPh pasal 25 tahun 2007
83. 327.713,63 Maka besarnya arus kas keluar yang harus disediakan perusahaan untuk
membayar angsuran pajak tersebut adalah sebesar Rp. 83.327. 713,63 per bulan atau sebesar Rp. 999.932.563,60 per tahun. Berdasarkan jumlah tersebut, pihak
manajemen merencanakan untuk meminimalisasi jumlah tersebut dengan membuat anggaran laba rugi untuk tahun 2007. perusahaan merencanakan agar
pembayaran pajak penghasilan untuk tahun pajak 2007 berkurang dari pembayaran pajak penghasilan tahun pajak 2006, artinya perusahaan
merencanakan agar mendapatkan pajak lebih bayar dari angsuran pajak yang telah dilunasi.
Untuk pencapaian rencana tersebut maka dilakukan efisiensi PPh badan dengan beberapa cara legal untuk memperkecil pajak dari suatu badan usaha
Universitas Sumatera Utara
untuk meminimalkan PPh terutang. PT Barata UUM Medan dapat melaksanakan upaya berikut:
1. Memaksimalkan biaya-biaya fiskal
Memaksimalkan biaya-biaya fiskal adalah berupa tindakan yang dilakukan dengan meninngkatkan biaya-biaya yang dapat dikurangkan atau dialihkan.
Sebagai contoh; Anggaran PT. Barata UUM Medan, untuk tahun yang akan datang disusun bulan JuniJuli tahun ini dan direvisi bulan AgustusSeptember,
sehingga besarnya penghasilan bersih sebelum pajak dan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar sudah dapat diperkirakan. Pada bulan juni tahun
berjalan saat penghasilan bersih setelah pajak mencapai 75 dari penghasilan bersih yang sudah direncanakan, maka sisa waktu 5 bulan yaitu dari Agustus
hingga desember tinggal 25, digunakan untuk melakukan pengeluaran- pengeluaran yang diperkenankan oleh undang-undang perpajakan sebagai biaya
pengurang dan berguna langsung bagi perusahaan, seperti biaya pendidikan yang
direncanakan sebelumnya. Peluang ini tercantum dalam pasal 6 ayat 1,
selengkapnya dapat dilihat contoh perhitungan pada tabel IV.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV. 1 PT.Barata UUM Medan
BIAYA PENDIDIKAN KARYAWAN
Tidak melakukan pendidikan karyawan Melakukan pendidikan karyawan
Penjualan Rp. 16.479.740.200,06 Biaya operasi:
Biaya pemakaian bahan Rp. 6.481.184.782,20 Biaya upah T. langsung
464.575.445,04 Biaya Mesin langsung 139.425.237,21
Biaya order lainnya 3.537.863.502,00 Biaya Sub kontrak 3.947.879.398,53
Biaya prod. T. Langsung 805.900.220,71 Biaya pemasaran 972.406.921,67
Biaya AdmUmum 1.827.396.834,37 Biaya bunga 666.283.495,01
Biaya penyusutan 120.803.000,20 Jumlah biaya operasi Rp. 8.340.669.870,00
LabaRugi operasi Rp. 8.139..070.330,00 Pendapatan biaya lain-lain:
Pendapatan lain-lain Rp. 138.524.952,74 Biaya lain-lain 497.527.094,98
Selisih biaya pendapatan lain-lain 359.002.142,20 LabaRugi sebelum pajak Rp. 7.780.068.188,00
PPh Badan tarif pasal 16 : 10 x Rp 50.000.000 = Rp. 5.000.000
15 x Rp 50.000.000 = Rp. 7.500.000 30 x Rp 7.680.068.188 =Rp. 2.304.020.456
PPh terutang Rp. 2.316.520.456,00 Laba Bersih set. Pajak Rp. 5.463.547.732,00
Penjualan Rp. 16.479.740.200,06 Biaya operasi:
Biaya pemakaian bahan Rp. 6.481.184.782,20 Biaya upah T. langsung
464.575.445,04 Biaya Mesin langsung 139.425.237,21
Biaya order lainnya 3.537.863.502,00 Biaya Sub kontrak 3.947.879.398,53
Biaya prod. T. Langsung 805.900.220,71 Biaya pemasaran 972.406.921,67
Biaya AdmUmum 1.827.396.834,37 Biaya bunga 666.283.495,01
Biaya penyusutan 120.803.000,20 Jumlah biaya operasi Rp. 8.340.669.870,00
LabaRugi operasi Rp. 8.139..070.330,00 Pendapatan biaya lain-lain:
Pendapatan lain-lain Rp. 138.524.952,74 Biaya lain-lain 497.527.094,98
Biaya pendidikan 123.131.773,70 Selisih biaya pendapatan lain-lain 477.133.915,90
LabaRugi sebelum pajak Rp. 7.661.936.414,00 PPh Badan tarif pasal 16 :
10 x Rp 50.000.000 = Rp. 5.000.000 15 x Rp 50.000.000 = Rp. 7.500.000
30 x Rp 7.561.936.414 =Rp. 2.268.580.924 PPh terutang Rp. 2.281.080.924,00
Laba Bersih set. Pajak Rp. 4.380.855.490,00
Maka selisih hutang pajak yang dapat dihemat Rp. 2.316.520.456 - Rp. 2.281.080.924 = Rp. 35.439.532
84
Universitas Sumatera Utara
Dari perhitungan tabel IV.1, total hutang pajak penghasilan yang harus dibayar PT. Barata UUM Medan, apabila tidak melakukan pengeluaran-
pengeluaran yang di perkenankan undang-undang perpajakan sebagai biaya pengurang adalah sebesar Rp. 2.316.520.456 sedangkan apabila melakukan
pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia bagi karyawannya, terdapat penurunan pajak penghasilan sehingga menjadi 2.281.080.924. Dari kasus
tersebut maka PT. Barata UUM Medan dapat melakukan penghematan pajak penghasilan sebesar Rp 35.439.532 2.316.520.456 - 2.281.080.924 atau
35.439.5322.316.520.456 x 100 = 1,5. Selain memperoleh manfaat pada tahun ini berupa penurunan hutang pajak, PT
Barata UUM Medan akan memperoleh manfaat berupa peningkatan keahlian karyawannya untuk masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
2. Memperbesar beban penyusutan
Memilih metode penyusutan yang lebih tepat, tetapi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Selengkapnya dapat dilihat dengan contoh
berikut: Misalkan, PT Barata UUM Medan selama tahun 2006 mempunyai data sebagai
berikut:
Penjualan setahun Rp 54.000.000
Harga pokok produk terjual setahun Rp 36.540.000
Pada awal tahun membeli alat kantor dengan masa manfaat 4 tahun seharga Rp 10.000.000 tanpa nilai residu
Beban usaha diperkenankan mengurangi laba kotor setahun sebelum
penyusutan alat kantor sebesar Rp 7.514.000
Penyusutan aktiva tetap metode garis lurus
Penyusutan alat kantor setahun 25 x Rp 10.000.000 = Rp 2.500.000 Perhitungan pajak hasilan sebagai berikut:
Jualan Rp
54.000.000 Harga pokok produk terjual 36.540.000-
Laba kotor 17.460.000
Beban usaha sebelum penyusutan 7.514.000-
Laba usaha sebelum penyusutan 9.946.000
Beban penyusutan alat kantor 2.500.000- Laba usaha kena pajak
7.446.000 Pajak hasilan 10 x Rp 7.446.000
744.600- Laba bersih setelah pajak
Rp 6.701.400
Universitas Sumatera Utara
Metode Penyusutan Aktiva Tetap Metode Saldo Menurun
Penyusutan alat kantor setahun 50 x Rp 10.000.000 = 5.000.000 Perhitungan pajak hasilan sebagai berikut:
Jualan Rp
54.000.000 Harga pokok produk terjual 36.540.000-
Laba kotor 17.460.000
Beban usaha sebelum penyusutan 7.514.000-
Laba usaha sebelum penyusutan 9.946.000
Beban penyusutan alat kantor 5.000.000- Laba usaha kena pajak
4.946.000 Pajak hasilan 10 x Rp 4.946.000
494.600- Laba bersih setelah pajak
Rp 4.451.400 Dengan
metode saldo menurun dapat memperbesar beban penyusutan dibandingkan metode garis lurus sebesar Rp 25.000.000
Beban penyusutan menurut: Metode saldo menurun
Rp 5.000.000 Metode garis lurus
2.500.000- Lebih
besar Rp
2.500.000
Dengan demikian, pajak hasilan menurut metode saldo menurun lebih kecil daripada metode garis lurus, yaitu dapat mennghemat pajak Rp 250.000
Pajak hasilan menurut:
Universitas Sumatera Utara
Metode saldo menurun Rp 494.600
Metodegaris lurus 744.600-
Memperkecil pajak Rp 250.000
3. Pemberian Tunjangan Tidak Dalam bentuk natura
Dalam pasal 9 ayat 1 huruf e menyebutkan bahwa pemberian dalam bentuk natura bukan sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto, dengan demikian penghasilan kena pajak akan menjadi lebih besar. Berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan, PT. Barata UUM
Medan mengeluarkan dana untuk keperluan tunjangan bahan pangan sebesar Rp 127.000.000 menjadi unsur biaya admistrasi dan umum.
Jika tunjangan tersebut diberikan dalam bentuk natura, maka perusahaan tidak dapat memasukkannya sebagai unsur biaya operasi. Jika tunjangan tersebut
diberikan dalam bentuk uang, maka biaya tersebut dapat dimasukkan kedalam unsur biaya operasi. Peluang ini tercantum dalam pasal 6 ayat 1 huruf a.
Selengkapnya dapat dilihat contoh perhitungan pada tabel IV.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV. 2 PT.Barata UUM Medan
Tunjangan Karyawan Bentuk Natura Diganti uang
TUNJANGAN BENTUK NATURA TUNJANGAN BENTUK UANG
Penjualan Rp. 16.479.740.200,06 Biaya operasi:
Biaya pemakaian bahan Rp. 6.481.184.782,20 Biaya upah T. langsung
464.575.445,04 Biaya Mesin langsung 139.425.237,21
Biaya order lainnya 3.537.863.502,00 Biaya Sub kontrak 3.947.879.398,53
Biaya prod. T. Langsung 805.900.220,71 Biaya pemasaran 972.406.921,67
Biaya AdmUmum 1.827.396.834,37 -Bentuk Natura 127.000.000,00
Biaya bunga 666.283.495,01 Biaya penyusutan 120.803.000,20
Jumlah biaya operasi Rp. 8.213.669.870,00 LabaRugi operasi Rp. 8.266.070.330,00
Pendapatan biaya lain-lain: Pendapatan lain-lain Rp. 138.524.952,74
Biaya lain-lain 497.527.094,98 Selisih biaya pendapatan lain-lain 359.002.142,20
LabaRugi sebelum pajak Rp. 7.907.068.188,00 PPh Badan tarif pasal 16 :
10 x Rp 50.000.000 = Rp. 5.000.000 15 x Rp 50.000.000 = Rp. 7.500.000
30 x Rp 7.807.068.188 =Rp. 2.342.120.456 PPh terutang Rp. 2.354.620.456,00
Laba Bersih set. Pajak Rp. 5.552.447.732,00
Penjualan Rp. 16.479.740.200,06 Biaya operasi:
Biaya pemakaian bahan Rp. 6.481.184.782,20 Biaya upah T. langsung
464.575.445,04 Biaya Mesin langsung 139.425.237,21
Biaya order lainnya 3.537.863.502,00 Biaya Sub kontrak 3.947.879.398,53
Biaya prod. T. Langsung 805.900.220,71 Biaya pemasaran 972.406.921,67
Biaya AdmUmum 1.827.396.834,37 - Bentuk Uang 127.000.000,00
Biaya bunga 666.283.495,01 Biaya penyusutan 120.803.000,20
Jumlah biaya operasi Rp. 8.467.669.370,00 LabaRugi operasi Rp. 8.012.070.830,00
Pendapatan biaya lain-lain: Pendapatan lain-lain Rp. 138.524.952,74
Biaya lain-lain 497.527.094,98 Selisih biaya pendapatan lain-lain 359.002.142,20
LabaRugi sebelum pajak Rp. 7.653.068.688,00 PPh Badan tarif pasal 16 :
10 x Rp 50.000.000 = Rp. 5.000.000 15 x Rp 50.000.000 = Rp. 7.500.000
30 x Rp 7.553.068.688 =Rp. 2.265.920.606 PPh terutang Rp. 2.278.420.606,00
Laba Bersih set. Pajak Rp. 5.374.648082,00
Maka selisih hutang pajak yang dapat dihemat Rp. 2.354.620.456 - 2.278420.606 = Rp 76199.850
89
Universitas Sumatera Utara
90 Dari perhitungan tabel IV.2, total hutang pajak penghasilan yang harus dibayar
PT. Barata UUM Medan apabila memberi tunjangan makan dalam bentuk natura adalah Rp 2.354.620.456, dengan menggunakan tax planning perusahaan dapat mengatur
pemberian tunjangan dalam bentuk natura dialihkan menjadi bentuk nilai uang sehingga terdapat penurunan total hutang pajak penghasilan menjadi Rp 2.278.420.606. Dari kasus
diatas maka, PT Barata UUM Medan dapat melakukan penghematan pajak penghasilan sebesar Rp 76.199.850 2.354.620.456 – 2.278.420.606 atau Rp 76.199.850Rp
2.354.620.456 x 100 = 3,2
4. Pemberian Tunjangan Pajak
Pemberian tunjangan pajak kepada karyawan dalam bentuk uang yang dimasukkan ke dalam daftar gaji akan memperbesar biaya operasional, dengan sendirinya
akan memperkecil pajak yang terutang. Sebagai contoh, Tuan William adalah wajib pajak dengan status kawin dengan tiga anak, bekerja sebagai karyawan PT. Barata UUM
Medan. Gaji yang diperoleh setiap bulan Rp 5.583.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 8.514,03 dan iuran Taspen Rp 15.811,76 yang ketiganya ditanggung
perusahaan. Peluang penghitungan biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan tercantum dalam pasal 6 ayat 1 huruf a, selengkapnya dapat dilihat contoh
perhitungan pada tabel IV. 3
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV. 3 PT.Barata UUM Medan
Pajak Penghasilan Diganti Tunjangan Pajak
PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PERUSAHAAN PAJAK PENGHASILAN DIGANTI TUNJANGAN PAJAK
Gaji Rp 5.583.000,00 Iuran Rp 24.325,79
Dana Kesehatan Rp 8.514,03 Iuran Taspen Rp 15.811,76
Penghasilan Bruto Rp 5.631.951,58 Potongan:
Biaya Jabatan Rp 108.000,00 Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.523.651,58
Penghasilan Neto Setahun Rp 66.283.818,96 Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp 8.640.000,00
Penghasilan kena Pajak Rp 57.643.818,96 Hutang PPh Pasal 21:
5 x Rp 25.000.000 = Rp. 1.250.000,00 10 x Rp 25.000.000 = Rp. 2.500.000,00
15 x Rp 7.643.818,96 =Rp. 1.146.572,84 Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 4.896.572,84
PPh Pasal 21 Sebulan Rp 4.896.572,8412 Rp 408.048,00 Penghasilan Bruto Sebulan Rp 5.631.651,58
PPh Pasal 21 Rp 408.048,00 Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan Rp 6.039.699,58
Biaya Yang Diperkenankan Pajak Rp 5.631.651,58 Gaji Rp 5.583.000,00
Iuran Rp 24.325,79 Dana Kesehatan Rp 8.514,03
Iuran Taspen Rp 15.811,76 Tunjangan Pajak Rp 408.048,00
Penghasilan Bruto Rp 6.039.699,58 Potongan:
Biaya Jabatan Rp 108.000,00 Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.931.699,58
Penghasilan Neto Setahun Rp 71.180.394,96 Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp 8.640.000,00
Penghasilan kena Pajak Rp 62.540.394,96 Hutang PPh Pasal 21:
5 x Rp 25.000.000 = Rp. 1.250.000,00 10 x Rp 25.000.000 = Rp. 2.500.000,00
15 x Rp 12.540.394,96 =Rp. 1.881.059,24 Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 5.631.059,24
PPh Pasal 21 Sebulan Rp 4.896.572,8412 Rp 408.048,00 Penghasilan Bruto Sebulan Rp 5.631.651,58
PPh Pasal 21 Rp 408.048,00 Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan Rp 6.039.699,58
Biaya Yang Diperkenankan Pajak Rp 6.039.669,58
91
Universitas Sumatera Utara
Dari perhitungan IV.3, biaya yang dikeluarkan PT. Barata UUM Medan menurut pajak penghasilan pasal 21 adalah sebesar Rp 6.039.699,58 sedangkan
biaya yang diperkenankan pajak adalah Rp 5.631.651,58. Apabila perusahaan memberikan tunjangan pajak sebesar Rp 408.048,00bulan dalam bentuk uang dan
dimasukkan dalam daftar gaji, maka biaya gaji yang diperhitungkan oleh perusahaan untuk dikurangkan dari penghasilan perusahaan adalah Rp
5.631.651,58 + Rp 408.048 = Rp 6.039.699,58. Selain bermanfaat sebagai biaya pengurang dari penghasilan perusahaan dalam hal ini tax saving dapat mencapai
shift to lower bracket dari PPh 21 karyawan = 10 ke PPh 21 perusahaan = 30, pemberian tunjangan pajak tersebut tidak akan mengurang penghasilan
bersih karyawan.
5. Melakukan Perjanjian Sewa Guna Usaha Untuk Pendanaan Aktiva Tetap Finance Lease
Dalam pendanaan aktiva tetap, PT Barata UUM Medan melakukan perjanjian sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No. 30 ”Akuntansi Sewa Guna
Usaha” yang menyatakan bahwa aktiva sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi, disajikan dalam neraca sebagai bagian dalam aktiva tetap,
dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir masa
sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan
untuk aktiva tetap sejenis.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga biaya yang dibebankan perusahaan dalam pendanaan aktiva tetap tersebut adalah:
Biaya sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi : Rp 5.660.092.482
Biaya penyusutan aktiva sewa Guna Usaha : Rp 3.379.086.456+
Biaya yang dibebankan perusahaan : Rp 9.039.178.938
Sedangkan biaya yang diperkenankan oleh perpajakan adalah: Biaya Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi
: Rp 5.660.092.482 Biaya penyusutan aktiva Sewa Guna Uasaha
: Rp 3.379.086.456 Biaya yang dapat dikurangkan
: Rp 2.281.006.026
Sehingga penghematan pajak yang diperkenankan perpajakan adalah:
30 x Rp 2.281.006.026 = Rp 684.301.807,80
Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan peraturan yang diterapkan antara undang-undang perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan, dimana menurut
Standar Akuntansi Keuangan bahwa penyusutan aktiva sewa guna usaha harus dibebankan, sedangkan menurut peraturan perpajakan dana yang boleh
dibebankan hanya dana yang dialokasikan untuk biaya sewa guna usaha tersebut. Sekalipun demikian, perusahaan tetap memperoleh penghematan pajak
penghasilan karena biaya sewa guna usaha yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 5.660.092.482, lebih besar dari biaya penyusutan apabila dengan pembelian
langsung yaitu sebesar Rp 3.379.086.456. dengan demikian terdapat selisih biaya sebesar Rp 2.281.006.026 yang menjadi dasar penghematan pajak penghasilan
operasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
B. Analisis dan Evaluasi Hasil Penelitian