Penerapan Tax Planning Terhadap Pph Sebagai Upaya Efisiensi Pembayaran Pajak Pada PT Perkebunan Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENERAPAN TAX PLANNING TERHADAP PPH SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT PERKEBUNAN

SUMATERA UTARA

OLEH :

PARULIAN SILAEN 070503063

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Penerapan Tax

Planning Terhadap PPh Sebagai Upaya Efisiensi Pembayaran Pajak Pada PT

Perkebunan Sumatera Utara” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2011

Yang Membuat Pernyataan

Parulian Silaen NIM : 070503063


(3)

KATA PENGANTAR

Pujian syukur yang begitu dalam penulis panjatkan kepada Yesus Kristus, yang sudah menyertai penulis dalam mengerjakan penulisan skripsi ini. Sekalipun banyak tantangan yang harus penulis hadapi tetapi penulis tetap merasakan penyertaan Tuhan hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Adapun skripsi ini berjudul berjudul “ Penerapan Tax Planning Terhadap PPh Sebagai Upaya Efisiensi Pembayaran Pajak Pada PT Perkebunan Sumatera Utara”, dan disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjan Ekonomi Departemen Akuntansi Univeritas Sumatera Utara. Penulis meyakini bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan, dukungan, baik secara materi maupun moral, secara khusus kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program studi S1 Akuntansi dan Bapak Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Ketua Program studi S1 Akuntansi.

3. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu u ntuk membimbing, dari awal hingga skripsi


(4)

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak. Selaku dosen Pembanding/ penguji I dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku dosen Pembanding/ penguji II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Pimpinan PT Perkebunan Sumatera Utara serta jajarannya yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Kedua orang tua penulis, ayahanda E.Silaen dan ibunda H.Limbong serta keluarga Bapauda T. Silaen, S.Sos dan Inanguda M.Marpaung yang sudah memberikan cinta kasih yang tak terhitung hingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan serta dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2011 Penulis,

Parulian Silaen NIM : 070503063


(5)

ABSTRAK

Sebagai perusahaan yang berorientasi laba maka manajemen akan berupaya untuk mendapatkan laba yang optimal dengan cara meminimalkan biaya-biaya yang ada, dan sebalikya sebagai subjek pajak perusahaan harus memenuhi berbagai kewajiban, salah satunya adalah membayar beban pajak. Oleh karena itu sangat krusial bagi perusahaan untuk melakukan manajemen pajak sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak.melalui penerapan tax planning.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tax planning terhadap PPh untuk mengefisiensikan pembayaran pajak pada PT. Perkebunan Sumatera Utara berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan tahun 2008

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan tax planning berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan tahun 2008 dapat meminimalkan pembayaran pajak pada PT Perkebunan Sumatera Utara. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mencari celah penghematan pajak dengan memanfaatkan peraturan yang ada.

Kata kunci : Perencanaan pajak, Pajak Penghasilan, Efisiensi pembayaran pajak


(6)

ABSTRACT

As a profit oriented company, management will endeavor to obtain the optimal profit, by minimizing the costs of existing, otherwise as a tax payer , corporate must implement the various obligations, one of them is pay income tax. Therefore, it is very crucial for companies to manage their tax payment as an effort tax efficiency by application of tax planning.

This research aims to know find applying of tax planning of income tax to make efficient of tax payment in PT. Perkebunan Sumatera Utara based tax policy in 2008

The research type is descriptive research. The collection data by observation and documentation. The results showed that the implementation of tax planning based on tax policy in 2008 can minimize tax payments in PT Perkebunan Sumatera Utara. Therefore, it is very important for companies to look loopheles for tax efficient by utilizing the existing regulations.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Pengaruh Pajak Terhadap Kegiatan Perusahaan... ... 7

2. Pengertian Tax planning ... 7


(8)

4. Langkah-langkah Tax Planning dengan tax avoidance... 10

5. Tujuan Penerapan Tax planning Pada Perusahaan ... 11

6. Strategi Perpajakan ... 13

7. Penerapan Tax planning ... 15

a. Memperbesar Biaya Penyusutan ... 16

b. Pemberian Tunjangan Tidak Dalam Bentuk Natura ... 18

c. Melakukan Perjanjian Leasing Untuk Pendanaan Aktiva Tetap . 21 d. Memaksimalkan Biaya-Biaya Fiskal ... 23

8. Ketentuan Umum Pajak Penghasilan ... 24

a. Objek Pajak Penghasilan ... 24

b. Penghasilan Bukan Objek Pajak ... 25

c. Biaya Fiskal Yang Boleh Dikurangkan ... 26

d. Biaya Fiskal Yang Tidak Boleh Dikurangkan ... 26

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27

C. Keraangka Konseptual ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Jenis Penelitian ... 31

C. Jenis dan Sumber Data ... 31

D.Teknik Pengumpulan Data ... 32


(9)

F. Jadwal Penelitian ... 33

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Data Peneltitan ... 34

1. Gambaran Umum PT Perkebunan Sumatera Utara ... 34

a. Sejarah Singkat Perusahaaan ... 34

b. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan ... 35

2. Kebijakan Perpajakan Perusahaan ... 39

3. Penerapan Tax planning Perusahaan ... 42

B. Analisis Hasil Penelitian ... 45

1. Análisis Kebijakan dan Penerapan Tax planning Perusahaan ... 45

2. Análisis Pengaruh Penerapan Tax planning Penghasilan terhadap Penghematan Pajak ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Imbalan kepada Pegawai ... 19 Gambar 2. 2 Kerangka konseptual ... 29


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud ... 17

Tabel 2.2 Besar Biaya Penyusutan dan Present Value-nya dengan Discount Factor 20% ... 17

Tabel 2.3 Besarnya Penghematan Pajak antara Metode Garis Lurus dengan Saldo Menurun ... 18

Tabel 2.4 Pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura ... 20

Tabel 2.5 Perbandingan antara Membeli langsung Aktiva dengan Leasing ... 22

Tabel 2.6 Biaya Pendidikan Karyawan ... 23

Tabel 2.7 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi PT Perkebunan Sumatera Utara ... 43

Tabel 4.2 Perbandingan Metode Penyusutan Tahun 2009 ... 46

Tabel 4.3 Besarnya Penyusutan dan PV dengan df 14 %Atas Mesin dan Peralatan Tahun 2009 ... 48

Tabel 4.4 PPh Terhutang atas Biaya Penyusutan ... 48


(12)

Saldo Menurun Atas Mesin Dan Peralatan Tahun 2009 ... 48

Tabel 4. 6 Tunjangan Karyawan Bentuk Natura Diganti Uang ... 50

Tabel 4.7 Perbandingan Pendanaan Secara Leasing Dengan Beli Secara

Tunai ... 52

Tabel 4.8 Biaya Pendidikan Karyawan ... 55


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran I Skedul Pembayaran Lease Fee & Nilai Tunainya ( bagian I )

Lampiran ii Skedul Pembayaran Lease fee & Nilai Tunainya( bagian II )

Lampiran iii Penyusutan Mesin yang Dibeli dengan Finance Lease dengan Discount rate 2 ( bagian I )

Lampiran iv Penyusutan Mesin yang Dibeli dengan Finance Lease dengan Discount rate 20 % ( bagian II )

Lampiran v Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya ( bagian I )

Lampiran vi Biaya Penyusutan Dan Nilai Tunainya ( bagian II ) Lampiran vii Struktur Organisasi PT Perkebunan Sumatera Utara

Lampiran viii Struktur Organisasi Bagian Keuangan PT Perkebunan Sumatera Utara


(14)

ABSTRAK

Sebagai perusahaan yang berorientasi laba maka manajemen akan berupaya untuk mendapatkan laba yang optimal dengan cara meminimalkan biaya-biaya yang ada, dan sebalikya sebagai subjek pajak perusahaan harus memenuhi berbagai kewajiban, salah satunya adalah membayar beban pajak. Oleh karena itu sangat krusial bagi perusahaan untuk melakukan manajemen pajak sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak.melalui penerapan tax planning.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tax planning terhadap PPh untuk mengefisiensikan pembayaran pajak pada PT. Perkebunan Sumatera Utara berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan tahun 2008

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan tax planning berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan tahun 2008 dapat meminimalkan pembayaran pajak pada PT Perkebunan Sumatera Utara. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mencari celah penghematan pajak dengan memanfaatkan peraturan yang ada.

Kata kunci : Perencanaan pajak, Pajak Penghasilan, Efisiensi pembayaran pajak


(15)

ABSTRACT

As a profit oriented company, management will endeavor to obtain the optimal profit, by minimizing the costs of existing, otherwise as a tax payer , corporate must implement the various obligations, one of them is pay income tax. Therefore, it is very crucial for companies to manage their tax payment as an effort tax efficiency by application of tax planning.

This research aims to know find applying of tax planning of income tax to make efficient of tax payment in PT. Perkebunan Sumatera Utara based tax policy in 2008

The research type is descriptive research. The collection data by observation and documentation. The results showed that the implementation of tax planning based on tax policy in 2008 can minimize tax payments in PT Perkebunan Sumatera Utara. Therefore, it is very important for companies to look loopheles for tax efficient by utilizing the existing regulations.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang sedang terjadi saat ini selalu diwarnai dengan persaingan antar perusahaan di seluruh belahan dunia tak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki potensi pasar yang cukup strategis. Berbagai upaya dilakukan oleh manajemen untuk boleh memenangkan persaingan yang cukup ketat antar perusahaan, meliputi pemanfaatan perkembangan teknologi informasi serta pemanfaatan peluang terbukanya perekonomian suatu negara.

Hal penting lainnya yang harus dilakukan perusahaan adalah melakukan efisiensi di berbagai bidang, salah satunya dibidang perpajakan. Sangat rasional bagi manajemen untuk mengelola kewajiban perpajakan sebaik mungkin sehingga pemborosan sumber daya dalam bentuk sanksi perpajakan dapat dihindarkan. Sebagai perusahaan yang berorientasi laba maka manajemen akan berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal dengan cara meminimalkan biaya-biaya yang ada. Dilain pihak sebagai subjek pajak perusahaan harus memenuhi berbagai kewajiban, salah satunya adalah membayar beban pajak.

Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut secara otomatis akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja ( spending power) dari sektor privat. Dalam pandangan bisnis, pajak


(17)

adalah beban (expense) perusahaan yang dapat menurunkan laba, meningkatkan kerugian serta akan mempengaruhi cash outflow. Kondisi tersebut secara langsung akan menurunkan daya saing perusahaan. Oleh karena itu sangat krusial bagi perusahaan untuk melakukan manajemen pajak sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak. Penerapan manajemen pajak yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah tax planning (perencanaan pajak). Secara umum tax planning merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal pada periode berjalan dan periode mendatang. (strategi most effective taxminimization). Pelakan tax planning yang baik adalah dengan memanfaatkan loopholes (celah-celah) peraturan perpajakan.

Perkembangan peraturan perpajakan Indonesia senantiasa dinamis dan cepat mengalami perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan iklim usaha dan kondisi perekonomian. Pemerintah baru-baru ini mengeluarkan Undang-Undan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983. Perubahan ini dilaksanakan dalam upaya mengamankan penerimaan negara yang semakin meningkat, mewujudkan sistem perpajakan yang netral, sederhana, stabil, lebih memberikan keadilan, dan lebih dapat menciptakan kepastian hukum serta transparansi. Undang-undang Perpajakan tahun 2008 tersebut menerapkan sistem self assessment sebagai sistem pemungutan pajak dimana setiap Wajib Pajak diwajibkan mendaftar, menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang. Dengan sistem self assessment Wajib Pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.


(18)

Pengetahuan tersebut dapat menjadi peluang baik bagi manajemen untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sehemat mungkin.

Penerapan tax planning dalam suatu perusahaaan dapat dilakukan dengan mencari peluang penghindaran pajak yang tercantum dalam UU Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008 dengan cara memaksimalkan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan, meningkatkan biaya-biaya yang merupakan deductible expense, seperti pemberian tunajangan dalam bentuk uang, pemaksimalan biaya fiscal seperti biaya pendidikan karyawan dan lain sebagainya yang pada akhirnya menghasilkan PPh terutang dalam jumlah yang lebih kecil.

Penelitian yang dilakukan oleh Alvide (2007) pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dengan objek penerapan perencanaan pajak meliputi pemaksimalan biaya fiskal, melaksanakan program manfaat karyawan, pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura, dan optimalisasi kredit pajak telah menunjukkan adanya efisiensi pembayaran pajak sebesar Rp 121,294,438,617.00 Akan tetapi masih ada peluang yang bisa dilakukan yaitu pemberian tunjangan penghasilan kepada karyawan yang tidak dimasukkan ke dalam daftar gaji karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Eva (2008) pada PT Barata UUM Medan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah berupaya menerapkan tax planning untuk meminimalkan beban pajak sehingga menghemat pajak sebesar Rp 796,599,207.80. Tetapi masih dimungkinkan penerapan tax

planning yang belum efektif seperti penerapan metode penyusutan, tidak adanya

pemberian tunjangan pajak penghasilan kepada karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Jabar (2004) pada PT (Persero) Pelabuhan Indonessia I


(19)

menunjukkan bahwa Penerapan tax planning bertujuan untuk mengelola kewajiban perpajakan secara lengkap,benar, & tepat waktu. objek penerapan tax

planning meliputi pembentukan satu kesatuan usaha, maksimalisasi biaya fiskal,

pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura, pemberian tunjangan pajak, perjanjian sewaguna usaha untuk pendanaan aktiva tetap (Finance Lease) telah menunjukkan adanya efisiensi pembayaran pajak sebesar Rp 1,415,700,474.40

PT Perkebunan Sumatera Utara sebelumnya berbentuk Perusahaan Daerah Perkebunan dengan kegiatan utama perusahaan yaitu usaha perkebunan kelapa sawit, karet, serta pengolahan tandan buah segar. Sebagai perusahaan yang belum lama berbadan hukum PT, maka perusahaan ini perlu melakukan pembenahan di berbagai lini, salah satunya adalah bagian perpajakan. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan, penulis menemukan bahwa PT Perkebunan Sumatera Utara telah menerapkan tax planning terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak meliputi menggunakan metode saldo menurun untuk memperbesar biaya penyusutan serta memberikan tunjangan tidak dalam bentuk natura . Akan tetapi masih ada celah yang belum dimanfaatkan PT Perkebunan Sumatera Utara berkenaan dengan tax planning, yaitu tidak adanya pemaksimalan biaya fiskal seperti pemberian biaya pendidikan karyawan serta tidak menggunakan leasing utuk pendanaan aktiva tetapnya, sebaliknya dalam pengadaan aktiva tetap senantiasa malakukan pembelian secara tunai.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Penerapan tax planning Terhadap PPh Sebagai Upaya Efisiensi Pembayaran Pajak pada PT. Perkebunan Sumatera Utara”


(20)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan skripsi yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan tax planning apa saja yang digunakan PT Perkebunan Sumatera Utara terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak?

2. Berapa besar pengaruh penerapan tax planning terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak pada PT. Perkebunan Sumatera Utara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan tax planning yang digunakan PT. Perkebunan Sumatera Utara terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak.

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tax planning terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pada PT. Perkebunan Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan

tax planning pada perusahaan.

2. Bagi perusahaan, memberikan masukan mengenai tax planning yang baik dan benar sesuai dengan legalitas Undang-undang Perpajakan


(21)

3. Bagi civitas akademik, dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan penelitian mengenai perencanaan pajak

E. Batasan Penelitian

Adapun batasan yang ditetapkan oleh penulis dalam penelitian ini sebagai upaya untuk pembahasan yang lebih spesifik meliputi :

1. Membahas tax planning yang berkaitan dengan: pemilihan metode penyusutan yang dapat memperbesar beban penyusutan, pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura, melakukan perjanjian leasing untuk pendanaan aktiva tetap, dan maksimalisasi biaya fiskal.

2. Menggunakan laporan keuangan PT Perkebunan Sumatera Utara tahun 2009. Adapun Undang-Undang Perpajakan yang digunakan adalah UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengaruh Pajak Terhadap Kegiatan Perusahaan

Bagi perusahaan, pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dianggap sebagai biaya (cost) atau beban (expense), dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan maupun distribusi laba kepada pemerintah. Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba (profit margin), sedangkan asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mempengaruhi tingkat pengembalian atas investasi ( rate of returnon investment). Secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba setelah pajak Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing maka manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula halnya dengan kewajiban membayar pajak, karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak ( after taxprofit), menurunkan tingkat pengembalian ( rate of return ), dan menurunkan arus kas (

cash flows) sehingga daya saing menjadi turun. (Suandy: 2006)

2. Pengertian Tax planning

Tax planning merupakan langkah awal manajemen pajak. Pada tahapan ini

dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya


(23)

penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak

Menurut Zain (2007) pengertian tax planning adalah :

Tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekananya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisienkan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (taxavoidance) dan bukan penyelundupan pajak (taxevasion) yang merupakan tindak pidana fiscal yang tidak akan ditoleransi. Tax planning merupakan perbuatan legal yang masih dalam ruang lingkup perpajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajkaan.

Menurut Pardiat (2009) tax planning adalah usaha memperkecil pembayaran pajak atau menunda pembayaran pajak ke tahun tahun berikutnya tanpa melanggar ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulakan bahwa tax planning adalah upaya Wajib Pajak untuk meminimalkan pajak yang terutang melalui skema yang memang telah jelas diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan sifatnya tidak menimbulkan dispute antara Wajib Pajak dan otoritas pajak.

3. Motivasi Dilakukannya Tax planning

Motifasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu :


(24)

Kebijakan perpajakan (tax policy) merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek kebijakan pajak terdapat faktor-faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, meliputi: jenis pajak yang akan dipungut, subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, prosedur pembayaran pajak.

b. Undang-undang perpajakan (tax law)

Pada dasarnya tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain ( Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, dan Keputusan Dirjen Pajak). Tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang-undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijakan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya. Akibatnya terbuka celah (

loopholes) bagi Wajib Pajak untuk menganalisis kesempatan tersebut

dengan cermat untuk perencanaan pajak yang baik. ( Suandy, 2006)

Pada dasarnya peraturan perpajakan memuat loopholes, baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh pemerintah. Tindakan sengaja yang dilakukan pemerintah dilaksanakan untuk melakukan fungsi

regulerend. Misalnya, untuk mendorong perusahaan reksadana dibuatkan

ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf k, yang mengatur bunga obligasi yang diterima oleh perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama bukan objek pajak. Sedangkan loopholes karena ketidaksenganjaan pemerintah, disebabkan karena kondisi bisnis yang berubah cepat, serta adanya interpretasi ganda dalam suatu peraturan perpajakan. Misalnya, ketentuan tentang transfer pricing ke luar negeri yang tidak bisa discounter oleh pasal hubungan istimewa.


(25)

Oleh karena itu tax planning harus dilakukan dengan menggunakan metode penghindaran pajak (tax avoidance), yaitu usaha meminimalkan beban pajak dengan menggunakan loopholes (celah-celah)

c. Administrasi Perpajakan (tax administration)

Indonesia merupakan negara dengan wilayah dan jumlah penduduk yang banyak. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi perpajakan secara memadai. Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya perbedaan penafsiran antara fiskus dengan Wajib Pajak akibat luasnya peraturan perpajakan yang berlaku dan sistem informasi yang masih belum efektif. (Suandy, 2006)

Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak ikut mempengaruhi pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi melalui analisis yang cermat dan pemanfaatan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama dengan memanfaatkan perbedaan tarif pajak( taxrates), perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak ( taxbase), dan loopholes,

shelters, dan havens (Suandy, 2006)

4. Langkah-langkah Tax planning dengan Tax Avoidance

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan perencanaan pajak dengan tax avoidance meliputi :


(26)

b. Melakukan analisis data (fakta) perusahaan

Langkah menganalisis data perusahaan meliputi analisis prediksi income serta mendefinisikan income perusahaan.

c. Mendesain model penghindaran pajak yang mungkin diterapkan

d. Penerapan model tersebut

e. Melakukan evaluasi tax planning

f. Memperbaiki kesalahan

g. Meng-update Tax planning dengan tax avoidance

Elemen kunci penghindaran pajak, meliputi :

a. Eliminasi beban pajak pada item tertentu

b. Pengalihan beban pajak ke entitas lain

c. Pengalihan beban pajak ke periode lain ( mendatang)

5. Tujuan Penerapan Tax planning Pada Perusahaan

Tujuan penerapan tax planning pada perusahan adalah untuk mencapai sasaran perusahaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, dengan cara menggunakan tax planning secara lengkap, benar dan tepat waktu yang sesuai dengan UU Perpajakan sehingga tidak terkena saksi administratif( denda, bunga, kenaikan pajak, ) dan saksi pidana. Hal tersebut bertujuan untuk efisiensi dan


(27)

efektivitas pemanfaatan sumber daya, guna meningkatkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba optimal

Apabila penerapan tax planning pada perusahaan dilakukan secara baik dan benar, hal tersebut akan memberikan manfaat bagi perusahaan yang diantaranya, adalah:

1. Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya yang dpat diminimalisasi dala proses operasional perusahaan

2. Mengatur aliran kas, dengan perencanaan pajak yang dikelola secara hemat, perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat, mengestimasi kebutuhan kas untuk membayar pajak dan menentukan waktu pembayarannya, sehingga tidak terlalu awal atau terlambat yang mengakibatkan denda atau sanksi

Horngren (1997) mengatakan bahwa:

Pajak mpendapatan merupakan pengeluaran kas tunai. Pajak pendapatan dapat mempengaruhi jumlah dan/waktu (timing I) arus kas. Peran dasar mereka dalam penganggaran modal tidak berbeda dengan peran pembayaran kas lain. Tetapi pajak cenderung mempersempit perbedaan kas diantara proyek-proyek. Penghematan kas dalam operai akan menyebabkan kenaikan dalam pendapatan yang terkena pajak dan dengan demikian juga menyebabkan pengecilan pengeluaran pajak.

Tax planning merupakan suatu kegiatan perencanaan laba perusahaan

dengan cara memanfaatkan celah-celah perpajakan. Setelah pihak perpajakan melakukan koreksi fiskal untuk menentukan pajak terutang perusahaan yang sebenarnya, maka perusahaan dapat mengetahui besarnya angsuran pajak untuk


(28)

pajak yang akan dibayar semakin kecil pada periode berikutnya. Untuk itu perusahaan harus menyediakan arus kas keluar untuk membayar angsuran pajak tersebut agar tidak terkena sanksi pajak akibat keterlambatan pembayaran pajak.

Perusahaan dapat merancang pajak penghasilan untuk periode berikutnya dengan cara memecah biaya tetap dan biaya variabel. Kemudian perusahaan melakukan pengeluaran dalam bentuk biaya variabel yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahan sehingga jumlah pajak yang akan dibayar semakin kecil sehingga dapat meminimalisasi arus kas keluar yang harus disediakan untuk pembayaran angsuran pajak tersebut. Dengan kata lain perusahaan akan mendapat pajak lebih bayar untuk periode pajak berikutnya karena jumlah angsuran pajak akan semakin kecil.

6. Strategi Perpajakan

Dalam menerapankan kebijakan perencanaan pajak, strategi yang dapat ditempuh oleh pihak pembayar pajak diantaranya adalah :

a. Tax saving

Tax saving adalah manipulasi penghasilan secara legal yang masih sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak terutang (Barr NA, 1997). Tax saving merupakan upaya untuk menghemat pengeluaran pajak melalui pengaturan suatu peristiwa untuk meminimumkan pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan


(29)

Tax avoidance adalah suatu skema transaksi yang ditujukan untuk

meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara. Tax avoidance merupakan

upaya untuk menghindari pengenaan pajak dengan cara yang masih sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku

c. Penundaan pembayaran pajak

Penundaan pembayaran pajak dilakukan dengan menerapkan manajemen waktu bagi pemenuhan berbagai hak dan kewajiban perpajakan

d. Optimalisasi kredit pajak,

Optimalisasi kredit pajak tidak bisa disepelekan karena kredit pajak adalah salah satu harapan bagi pembayar pajak, yang bisa membantu kondisi

cash-flow nya di saat-saat penting.

e. Upaya menghindari pemeriksaan pajak atau memperkecil resiko pemeriksaan pajak. Pemeriksaaan pajak adalah sebuah event sekalipun belum tentu rutin yang dianggap berisiko yang seringkali tidak bisa diantisipasi dengan baik, atau diduga efeknya

Menurut Zain (2007) tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa tindakan penstrukturan meliputi:

a. Menetapkan sasaran atau tujuan manajemen pajak, meliputi :

1) Usaha-usaha mengefisienkan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup perpajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan


(30)

2) Mematuhi segala ketentuan administrative, sehingga terhindar dari pengenaan sanksi-sanksi, baik sanksi administrative maupun sanksi pidana, seperti bunga, kenaikan, denda, dan hukuman kurungan, atau penjara

3) Melaksanakan secara efektif segala ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan, seperti pemotongan, dan pemungutan pajak (Pph pasal 21, pasal 22, dan pasal 23)

b. Situasi sekarang dan identifikasi pendukung dan penghambat tujuan, meliputi :

1) Identifikasi faktor lingkungan perencanaan pajak jangka panjang 2) Etika kebijakan perusahaan dan ketentuan yang jelas mengenai

fungsi dan tanggung jawab manajemen perpajakan serta memiliki manual tentang ketentuan dan tata cara manajemen perpajakan yang berlaku bagi selurus personil perusahaan

3) Strategi dan perencanaan pajak yang berintegrasi dengan perencanaan perusahaan, baik perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang

b. Pengembangan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan, melalui :

1) Sistem informasi yang memadai dalam kaitannya dengan penyampaian perencanaan pajak kepada petugas yang memonitor perpajakan dan kepastian keefektivan pengendalian dan pajak-pajak lainnya yang terkait

2) Mekanisme monitor, pengendalian, dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga setiap modifikasi rencana dan tindakan dapat dilakukan tepat waktu

7. Penerapan Tax planning

Penerapan tax planning terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak meliputi :


(31)

a. Memperbesar Biaya Penyusutan

Menurut PSAK No. 17 Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aktiva dibebankan secara bertahap, hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus.

Berdasarkan Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 harta berwujud dibagi menjadi 2 golongan yaitu harta berwujud kelompok bukan bangunan dan harta berwujud kelompok bangunan. Harta berwujud kelompok bukan bangunan terdiri dari 4 kelompok yaitu kelompok 1,2 ,3,dan 4 sedangkan harta berwujud kelompok bangunan terdiri dari bangunan permanen dan bangunan tidak permanen. Berdasarkan Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 metode penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap harta berwujud bukan bangunan adalah metode garis lurus atau metode saldo menurun. Sedangkan metode penyusutan untuk harta berwujud bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus.


(32)

Tabel 2. 1

Tarif Penyusutan Harta Berwujud

Kelompok Harta Berwujud

Masa Manfaat

Tarif Penyusutan Metode Garis

Lurus

Metode Saldo Menurun

I. BukanBangunan

Kelompok 1 4 tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

II. Bangunan

Permanen 20 tahun 5%

Tidak Permanen 10 tahun 10% Sumber data : Undang-Undang No. 36 Tahun 2008

Contoh kasus

PT ULI membeli aktiva tetap berupa mesin degan harga perolehan Rp. 100.000.000,00. Mesin tersebut termasuk dalam aktiva tetap kelompok 1.Besar Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya dengan Tingkat Diskon 20 %

Tabel 2. 2

Besar Biaya Penyusutan dan Present Value-nya dengan Discount Factor 20%

Thn

Metode Penyusutan

d.f (20%) Garis Lurus(Rp) Saldo Menurun(Rp)

Nominal PV Nominal PV

1 250,000,000.00 208,333,250.00 500,000,000.00 416,666,500.00 0.833333 2 250,000,000.00 173,611,000.00 250,000,000.00 173,611,000.00 0.694444 3 250,000,000.00 144,675,750.00 125,000,000.00 72,337,875.00 0.578703 4 250,000,000.00 120,563,250.00 125,000,000.00 60,281,625.00 0.482253 1,000,000,000.00 647,183,250.00 1,000,000,000.00 722,897,000.00


(33)

Tabel 2. 3

Besarnya Penghematan Pajak antara Metode Garis Lurus dengan Saldo Menurun

Keterangan

Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun

Nominal

PV(Tingkat

Diskon 20%) Nominal

PV(Tingkat Diskon 20%) Harga

Perolehan 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 Biaya

Penyusutan 1,000,000,000.00 647,183,641.98 1,000,000,000.00 722,897,376.54 PPh 30% 300,000,000.00 194,155,092.59 300,000,000.00 216,869,212.96 Penghematan

Pajak 22,714,120.37

Sumber data : Erly Suandy, (2006)

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung besarnya biaya penyusutan sebesar Rp. 22,714,120.37.(Rp. 216,869,212.96 – Rp. 194,155,092.59). Tarif pajak yang digunakan adalah tarif pajak tertinggi yaitu 30%. Dengan tingkat diskon 20%

b. Pemberian Tunjangan Tidak Dalam Bentuk Natura

Pembayaran natura maupun kenikmatan kepada pegawai pada dasarnya bukan merupakan penghasilan bagi pegawai, tetapi juga bukan merupakan biaya bagi perusahaan. Namun demikian apabila pemberian natura maupun kenikmatan tersebut diberikan dalam bentuk tunjangan misalnya tunjangan pangan maupun tunjangan bersifat kenikmatan, seperti tunjangan rumah dan lainnya, maka pembayaran tersebut dapat menjadi biaya bagi perusahaan dan merupakan penghasilan bagi pegawai. Oleh karena itu untuk menambah biaya fiskal, perusahaan mentransformasi non deductible expense menjadi deductible expense.


(34)

Bagi pemberi kerja, pembayaran natura dan kenikmatan dalam bentuk tunjangan akan lebih menguntungkan atau menghemat pajak.

Gambar 2.1

Kerangka Imbalan kepada Pegawai

Jika imbalan kepada pegawai diberikan dalam bentuk uang, maka pemberian tersebut merupakan pengurang penghasilan bruto bagi perusahaan dan bagi karyawan yang bersangkutan akan dikenakan PPh pasal 21. Sebaliknya jika imbalan yang diberikan dalam bentuk kenikmatan / natura, maka pemberian tersebut tidak termasuk pengurangang penghasilan bruto dan kepada karyawan yang bersangkutan tidak dikenakan PPh pasal 21

Imbalan kepada pegawai

Imbalan diberikan dalam bentuk kenikmatan/natura Imbalan diberikan

dalam bentuk uang

Bukan pengurang penghasilan bruto (non deductible

Bukan merupakan Obyek PPh 21

Merupakan pengurang penghasilan bruto (non deductible

merupakan Obyek PPh 21


(35)

Tabel 2. 4

Pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura

Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000 Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000 Biaya usaha langsung Rp (2,805,000,000) Biaya usaha langsung Rp (2,805,000,000) Laba kotor Rp 6,630,000,000 Laba kotor Rp 6,630,000,000

Biaya usaha tidak langsung Biaya usaha tidak langsung

Biaya pemasaran Rp (19,040,000) Biaya pemasaran Rp (19,040,000) Biaya Adm & umum Rp (425,000,000) Biaya Adm & umum Rp (425,000,000) Biaya keperluan kantor Rp (136,000,000) Biaya keperluan kantor Rp (136,000,000) Biaya pemeliharaan Rp (76,500,000) Biaya pemeliharaan Rp (76,500,000) Biaya penyusutan Rp (144,500,000) Biaya penyusutan Rp (144,500,000) bentuk uang Rp (45,000,000) bentuk natura Rp 45,000,000

Total biaya usaha tidak Total biaya usaha tidak

langsung Rp (864,040,000) langsung Rp (801,040,000) laba operasi Rp 5,783,960,000 laba operasi Rp 5,828,960,000 Pendapatan- Biaya lain-lain Pendapatan- Biaya lain-lain

Pendapatan lain-lain Rp 17,850,000 Pendapatan lain-lain Rp 17,850,000 Biaya lain-lain Rp (255,000) Biaya lain-lain Rp (255,000) Total pendapatan- biaya Rp 17,595,000 Total pendapatan-biaya Rp 17,595,000

lain-lain lain-lain

Penghasilan kena pajak Rp 5,801,555,000 Penghasilan kena pajak Rp 5,846,555,000

Hutang PPh(tarif Pasal 17) Hutang PPh(tarif Pasal 17)

25%x Rp 5,801,555,000.00 Rp (1,450,388,750) 25%x Rp 5,846,555,000 Rp (1,461,638,750) Laba bersih setelah pajak Rp 4,351,166,250 Laba bersih setelah pajak Rp 4,384,916,250

Total Hutang PPh Rp 1,450,388,750 Total Hutang PPh Rp 1,461,638,750

Penghematan Pajak Rp. . 11,250.000,00

Sumber data : Erly Suandy (2006)

Berdasarkan perhitungan di atas, jika perusahaan memberikan tunjangan dalam bentuk uang sebesar Rp. 45,000,000 maka total hutang PPh yang harus ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp 1,450,388,750 sedangkan jika perusahaan memberikan tunjangan dalam bentuk natura sebesar Rp. 45,000,000 maka biaya tersebut bukan merupakan deductible expense sehingga harus dikoreksi. Pemberian dalam bentuk natura akan menghasilkan PPh sebesar Rp.


(36)

perusahaan memberikan tunjangan dalam bentuk uang sebesar Rp. 11.250.000,00.( Rp. 1,461,638,750 - Rp 1,450,388,750). Tarif pajak yang digunakan adalah 25%.

c. Melakukan Perjanjian Leasing Untuk Pendanaan Aktiva Tetap

Definisi leasing menurut PSAK No.30 Tahun 2009 : suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu asset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

Perjanjian leasing yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalkan pembayaran pajak ialah leasing dengan hak opsi (financial leasing). Masa leasing untuk golongan I lebih besar dari 2 tahun, golongan II & III lebih besar dari 3 tahun dan Bangunan lebih besar dari 7 tahun.

Ketentuan perpajakan untuk leasing dengan hak opsi ( bagi lessee) :

1. Tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewakan, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut. Penyusutan dilakukan mulai tahun pajak digunakan hak opsi( penyusutan capital lease merupakan non deductible expense)

2. Dasar penyusutan yang dipakai setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut adalah nilai sisa barang modal yang bersangkutan

3. Pembayaran sewa yang dibayarkan atau terutang, kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjag transaksi sewa tersebut dapat digolongkan sebagai sewa dengan hak opsi ( pembayaran angsuran capital lease merupakan biaya menurut pajak kecuali pembayaran opsi/ pembayaran terakhir, dibebankan sebagai cost aktiva)

4. Atas pembayaran sewa yang dibayarkan atau terutang oleh lessee tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 23. (Waluyo, 2010 )

Perencanaan pajak untuk pendanaan aktiva tetap yang baru adalah mempertimbangkan pembelian secara langsung (tunai atau kredit) atau leasing


(37)

Contoh kasus

PT ULI untuk meningkatkan produksi merencanakan menambah mesin B, dengan harga Rp. 1.000.000.000,00. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli langsung atau menggunakan leasing dengan hak opsi. Mesin tersebut termasuk aktiva tetap kelompok II. Diketahui bunga deposito 16%, bunga pinjaman 20%, bunga leasing 22%. Jangka waktu leasing 4 tahun dan jaminan Rp. 100.000.000,00 (10% dari nilai mesin yang dileasing)

Tabel 2. 5

Perbandingan antara Membeli langsung Aktiva dengan Leasing

Keterangan Leasing dengan bunga 22% Beli secara tunai Nominal (Rp) PV(i=20%) (Rp) Nominal (Rp)

PV(i=20%) (Rp)

Harga Perolehan

Biaya sewa 1,361,062,562.40 947,345,479.29

Nilai opsi 100,000,000.00 100,000,000.00

Harga mesin 100,000,000,000.00 565,903,495.73

Jumlah 1,461,062,562.40 1,047,345,479.29 100,000,000,000.00 565,903,495.73 Jumlah yang

boleh dibayarkan

Biaya sewa 1,361,062,562.40 947,345,479.29

Biaya Penyusutan 100,000,000.00 27,290,875.01 1,000,000,000.00 565,903,495.73 Jumlah 1,461,062,562.40 974,636,354.30 1,000,000,000.00 565,903,495.73 PPh 25 % 438,318,768.72 292,390,906.29 300,000,000.00 169,771,048.72 Penghematan Pajak 138,318,768.72 122,619,857.57

Sumber data : Olahan penulis (2011)

Besarnya penghematan pajak apabila tingkat leasing 22 % dan tingkat bunga 20 % secara nominal adalah Rp. 138,318,768.72 ( selisih antara leasing Rp. 438,318,768.72 dengan beli secara tunai Rp. 300,000,000.00.) Sedangkan penghematan berdasarkan Present ValueI (PV) adalah Rp. 122,619,857.57 (Rp. 292,390,906.29 – Rp. 169,771,048.72)


(38)

d. Memaksimalkan Biaya-Biaya Fiskal

Pemaksilan biaya-biaya fiskal adalah berupa tindakan yang dilakukan dengan meningkatkan biaya-biaya yang dapat dikurangkan atau dialihkan. Peluang ini tercantum dalam pasal 6 ayat 1 Contoh : Perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya untuk pendidikan karyawan dengan tujuan untuk mengurangi pendapatan kena pajak

Tabel 2. 6

Biaya Pendidikan Karyawan

Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000 Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000 Biaya usaha langsung Rp (2,805,000,000) Biaya usaha langsung Rp (2,805,000,000) Laba kotor Rp 6,630,000,000 Laba kotor Rp 6,630,000,000

Biaya usaha tidak langsung Biaya usaha tidak langsung

Biaya pemasaran Rp (19,040,000) Biaya pemasaran Rp (19,040,000) Biaya Adm & umum Rp (425,000,000) Biaya Adm & umum Rp (425,000,000) Biaya keperluan kantor Rp (136,000,000) Biaya keperluan kantor Rp (136,000,000) Biaya pemeliharaan Rp (76,500,000) Biaya pemeliharaan Rp (76,500,000) Biaya penyusutan Rp (144,500,000) Biaya penyusutan Rp (144,500,000) Total biaya usaha tidak

langsung Rp (801,040,000)

Total biaya usaha tidak

langsung Rp (801,040,000)

laba operasi Rp 5,828,960,000 laba operasi Rp 5,828,960,000 Pendapatan- Biaya lain-lain6t Pendapatan- Biaya lain-lain

Pendapatan lain-lain Rp 17,850,000 Pendapatan lain-lain Rp. 17,850,000 Biaya lain-lain Rp (255,000) Biaya lain-lain Rp. ( 255,000)

Biaya pendidikan Rp. (7, 650,000)

Total pendapatan - biaya Rp. 17, 595,000 Total pendapatan - biaya Rp 9,945,000

lain-lain lain-lain

Penghasilan kena pajak Rp.5, 846, 555, 000 Penghasilan kena pajak Rp 5,838,905,000

Hutang PPh(tarif Pasal 17) Hutang PPh(tarif Pasal 17)

25%x Rp 5,846,555,000.00 Rp. (1,461,638,750) 25% x Rp5,838,905,000.00 Rp(1,459,726,250) Laba bersih setelah pajak Rp. 4,384,916,250 Laba bersih setelah pajak Rp 4,379,178,750

Total Hutang PPh Rp. 1,461,638,750 Total Hutang PPh Rp 1,459,726,250

Penghematan Pajak Rp. 1.912.500,00


(39)

Berdasarkan perhitungan di atas, jika perusahaan mengeluarkan biaya pendidikan sebesar Rp. 7, 650,000 maka total hutang PPh yang harus ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp 1,459,726,250 sedangkan jika perusahaan tidak mengeluarkan biaya pendidikan karyawan, maka total hutang PPh yang harus ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp. 1,461,638,750. Sehingga total penghematan pajak yang dapat diperoleh jika perusahaan mengeluarkan biaya pendidikan karyawan sebesar Rp. 1.912.500,00 (Rp. 1,461,638,750 - Rp 1,459,726,250). Tarif pajak yang digunakan yaitu 25%.

8. Ketentuan Umum Pajak Penghasilan

Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) pengertian penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

a. Objek Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) objek pajak penghasilan meliputi :

1) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan 2) Hadiah

3) Laba Usaha

4) Keuntungan Pengalihan Harta 5) Penerimaan Kembali Pajak


(40)

6) Bunga 7) Dividen 8) Royalti 9) Sewa

10)Penerimaan/perolehan berkala 11)Pembebasan utang

12)Keuntungan selisih kurs

13)Keuntungan penilaian kembali aktiva 14)Premi asuransi

15)Iuran anggota

16)Tamb kekayaan neto belum kena pajak 17)Penghasilan berbasis syariah

18)Imbalan bunga

19)Surplus Bank Indonesia

b. Penghasilan Bukan Objek Pajak:

Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (3) yang bukan merupakan objek pajak penghasilan meliputi :

1) Bantuan, sumbangan, zakat, hibah 2) Warisan

3) Setoran tunai (harta) sebagai pengganti saham 4) Natura dan kenikmatan

5) Penggantian asuransi

6) Dividen, dengan syarat saham yg dimiliki >25% 7) Iuran pensiun


(41)

9) Bagian laba dari CV, persekutuan, perumpulan, firma, kongsi 10) Bagian laba modal ventura

11) Bea siswa

12) Sisa lebih badan nirlaba

13)Bantuan/Santunan yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada WP tertentu.

c. Biaya Fiskal Yang Boleh Dikurangkan

Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) yang merupakan biaya fiskal yang boleh dikurangkan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

1)Penyusutan/amortisasi Harta berwujud dan tidak berwujud 2)Iuran kepada dana pensiun yg sdh disahkan Menkeu 3)Kerugian pengalihan harta yg digunakan dalam rangka 3M 4)Kerugian Selisih kurs

5)Biaya Litbang yang dilakukan di Indonesia 6)Beasiswa, magang dan pelatihan

7)Piutang Tak Tertagih

8)Sumbangan Bencana Nasional 9)Sumbangan Litbang

10) Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial 11) Sumbangan Fasilitas Pendidikan

12) Sumbangan Pembinaan Olahraga

d. Biaya Fiskal Yang Tidak Boleh Dikurangkan

Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) yang merupakan biaya fiskal yang tidak boleh dikurangkan meliputi :


(42)

1) Pembagian Dividen

2) Biaya untuk kepentingan pribadi pemegang pribadi pemegang saham, sekutu , anggota

3) Pembentukan Cadangan 4) Premi Asuransi

5) Pemberian Natura / Kenikmatan 6) Jumlah yang melebihi kewajaran

7) Hibah, Bantuan, Sumbangan kecuali Zakat 8) Pajak Penghasilan

9) Pengeluaran untuk kepentingan pribadi WP 10) Gaji kepada anggota persekutuan, Firma, CV 11) Sanksi Perpajakan

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilaksanakan sekarang ini, merujuk pada penelitian yang dilakukan sebelumnya

Tabel 2. 7

Tinjauan Peneliti Terdahulu

Nama Judul Rumusan Masalah Hasil Penelitian

Alvide (2007)

Implementasi Perencanaan Pajak ( tax

planning) atas Peng hasilan Badan pada PT Perkebunan Nusantara III (persero) 1.Apakah PT Perkebunan Nusantara III (persero) Medan menerapkan perencanaan pajak dengan peraturan perpajakan yang berlaku? 2.Apakah ada pengaruh penerapan perencannan pajak

1. PT Perkebunan Nusantara III (persero) Medan telah berupaya mengpenerapankan perencanaan pajak untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar melalui pemaksimalan biaya fiskal, melaksanakan program manfaat karyawan, pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura, dan optimalisasi kredit pajak. Akan tetapi masih ada peluang yang bisa dilakukan yaitu pemberian tunjangan penghasilan kepada karyawan yang


(43)

Medan atas penghasilan badan terhadap jumlah pajak yang dibayar.

tidak dimasukkan ke dalam daftar gaji karyawan.

2.Penerapan perencanaan Pajak pada PT Perkebunan Nusantara III (persero) Medan telah didukung oleh system administrasi ynag tertib, rapid an teratur sehingga menghasilkan penghematan pajak.

Eva (2008)

Penerapan tax

planning untuk Pajak Penghasilan sebagai upaya penghematan pembayaran pajak Badan PT Barata UUM Medan

1.Bagaimana

pengaruh penerapan

tax planning terhadap

beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan

1.PT Barata UUM Medan telah berupaya menerapkan tax planning untuk meminimalkan beban pajak, namun masih terdapat cara tax planning yang belum efektif dan efisien seperti penerapan metode penyusutan, tidak adanya pemberian tunjangan pajak penghasilan kepada karyawan

2.Penerapan perencanaan Pajak pada PT Barata UUM Medan telah didukung oleh system administrasi ynag tertib, rapi dan teratur sehingga menghasilkan penghematan pajak Jabar (2004) Penerapan tax planning untuk meningkatkan Kinerja perusahaan pada PT(Persero) Pelabuhan Indonessia I 1.bagaimana PT( Persero) Pelabuhan Indonessia Imelaksanakan perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan menggunakan tax planning secara

lengkap, benar, tepat waktu sesuai dengan perundang-undangan

1.PT Pelabuhan Indonesia telah berupaya mengimplementasaikan tax

planning untuk meminimalkan beban

pajak yang harus dibayarkan perushaaan namun masih terdapat cara penerapan pajak yang belum efisien dan efektif 2. Penerapan pajak telah didukung oleh sistem administrasi yang tertib, rapi & teratur sehingga dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana untuk

menghasilkan penghematan pajak 3.Penerapan tax planning bertujuan untuk mengelola kewajiban perpajakan secara lengkap,benar, & tepat waktu. Sumber data : Penulis (2011)


(44)

C. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. (Jurusan Akuntansi, 2004)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka konseptual untuk membantu melakukan pemahaman dan pembahasan masalah seperti di bawah ini :

Gambar 2. 2 Kerangka konseptual

Kerangka Konseptual yang dapat dijabarkan sebagai tuntunan untuk menyelesaikan masalah penelitian dalam skripsi ini diwakili oleh bagan alur. Dasar penelitian ini dalam melakukan tax planning adalah laporan keuangan dari PT Perkebunan Sumatera Utara yaitu Laporan Laba Rugi. Laporan laba Rugi tersebut akan dianalisa dan hasilnya dibandingkan dengan laporan laba rugi tanpa

LAPORAN KEUANGAN

PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA

Tanpa Tax planning

PPh dengan Tax planning PPh tanpa Tax planning

Efisiensi

Dengan Tax planning (UU PPh No.36 tahun 2008)


(45)

Nomor.36 Tahun 2008. Hasil dari análisis akan diperbandingkan antara PPh tanpa tax planning dengan PPh yang menggunakan tax planning. Dari hasil análisis akan dilihat ada tidaknya efisiensi pembayaran pajak


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Perkebunan Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Letjjen. Jamin Ginting Km. 13 No.45 Medan. Waktu penelitian dimulai bulan Januari sampai dengan selesainya skripsi ini

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dalam bentuk studi kasus yang dilakukan secara langsung mendatangi objek pelitian yaitu PT. Perkebunan Sumatera Utara guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang penulis kumpulkan adalah data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur dan dihitung berupa laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dan neraca.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan. Data tersebut diperoleh dari penelusuran catatan


(47)

dan dokumen resmi perusahaan seperti, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan perusahaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ádalah:

1. Teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian

2. Teknik perpustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku, literatur, dan lain-lain.

E. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah, metode deskriptif, yaitu metode mengumpulkan, menginterpretasikan, dan menganalisa data sehingga memberikan gambaran yang jelas terhadap suatu permasalahan


(48)

F. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut

Tabel 3.3 Jadwal Penelitiaan

TahapPenelitian

Bulan Nov

2010

Des 2010

Jan 2011

Feb 2011

Mar 2011

Apr 2011

Mei 2011

Juni 20 Kegiatan

Penelitian Pengajuan Judul Bimbingan proposal Seminar

proposal skripsi Penulisan skripsi Bimbingan skripsi Ujian

Komprehensif


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Perkebunan Sumatera Utara

a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Perkebunan Sumatera Utara sebelumnya adalah Perusahaan Daerah Perkebunan yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 16 tahun 1079 tentang Perusahaan Daerah Perkebunan Sumatera Utara yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor : 539.22-1434 tanggal 16 Oktober 1985

Perubahan bentuk badan hukum Perusahan Daerah Perkebunan Sumatera Utara menjadi PT Perkebunan Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No. 4 tahun 2004 tanggal 17 Juni 2004 tentang Perubahan Bentuk Hukum Perusahan Daerah Perkebunan menjadi Perseroan Terbatas ( PT ) Perkebunan Sumatera Utara dengan akta pendirian Perseroan Terbatas Nomor 98 tanggal 29 Agustus 2005 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor C-14712 HT.01.01 TH 2006 tanggal 18 Mei 2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 63 tanggal 8 Agustus 2006, Tambahan Berita Negara Nomor 8420/2006 tanggal 24 Juli 2006

Anggaran dasar perusahaan mengalami perubahan sesuai dengan akta Penegasan Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PT


(50)

Perkebunan Sumatera Utara No. 10 tanggal 26 November 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Alina Hanum, S.H. yaitu mengenai peningkatan modal dasar perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-95405.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 11 Desember 2008.

Kegiatan utama PT Perkebunan Sumatera Utara adalah menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit dan karet termasuk pengolahan tandan buah segar yang berlokasi di Tanjung Kasau, Sumatera Utara. Perusahaan mulai mengoperasikan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas produksi sebesar 20 ton per jam sejak bulan April 2005

Luas areal dan lokasi kebun yang dikelola Persahaan, yaitu :

Kebun Lokasi

Luas Lahan (Ha)

Jenis tanaman

Tanjung Kasau Kab. Batubara 2.589,71 Kelapa sawit& karet Patiluban Kab. Mandailing Natal 1.833,90 Kelapa sawit

Simpang Gambir Kab. Mandailing Natal 1.582,42 Kelapa sawit

Sei Kari Kab. Serdang Bedagai 470,50 Kelapa sawit& karet

b. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan sebagai wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, di dalam pelaksanaannya akan berhubungan dengan efektivitas pembagian tugas yang


(51)

dijalankan. Dengan adanya struktur organisasi, karyawan dapat mengetahui wewenang dan tugas apa yang harus dilakaukan dan kepada siapa harus mempertanggungjawabkan segala tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan.

Untuk dapat mengetahui dan memahami tentang fungsi-fungsi, pembagian tugas serta alur perintah, maka sebaiknya dapat dilihat pada struktur organisasi. Untuk itu PT Perkebunan Sumatera Utara, dalam menjalankan roda perusahaan telah membuat suatu bentuk struktur organisaasi yang mana struktur tersebut dapat terlihat dengan adanya alur perintah serta pembagian tugas yang jelas.

Struktur organisasi PT Perkebunan Sumatera Utara dipimpin oleh suatu direksi yang terdiri dari :

a. Direktur Utama

b. Direktur Produksi dan Umum c. Direktur Keuangan

Selain itu masih ada bagian-bagian yang mendukung berjalannya perusahaan, dan yang berhubungan dengan skripsi penulis yaitu :

1) Kepala Bagian Keuangan

Uraian tugas dan tanggungjawab:

a) Menetapkan tugas-tugas dan tanggungjawab urusan anggaran, urusan pajak, serta urusan kasir.

b) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan urusan anggaran, urusan pajak, serta urusan kasir.


(52)

c) Mengevaluasi pekerjaan urusan anggaran, urusan pajak, serta urusan kasir. d) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil yang

ada di sub Bagian Keuangan

e) Melaksanakan seluruh kegiatan dari sub Bagian Keuangan yang terdiri dari : mengkoordinir kegitan yang berhubungan dengan anggaran, pajak, serta kasir ; menyusun Laporan Deviasi Realisasi Pengeluaran/ pemasukan dan anggaran ; bekerjasama dengan Kepala Subbagian Keuangan menyusun laporan-laporan yang berhubungan dengan keuangan untuk keperluan pihak eksternal

2) Urusan anggaran

Uraian Tugas dan Tanggungjawab :

a) Menerima, mentabulasi dan kelengkapan dokumen usulan permintaan dana dari bagian-bagian atau kebun dan usulan pembayaran dari rekanan. b) Melaksanakan Cross Check atas jumlah usulan permintaan dana dengan

melihat anggaran dan ketersediaan dana perusahaan setelah berkordinasi dengan bagian kasir dan melaporkan hasilnya kepada Kasubbag Keuangan serta usulan pembayaran dan mencocokkan dengan jumlah kewajiban yang harus dibayar rekanan. Bila tidak sesuai, usulan dikembalikan kepada rekanan agar direvisi

c) Membuat dan menyiapkan nota pengeluaran ( voucher pengeluaran ) atau nota pemasukan (voucher pemasukan ) kemudian menyampaikan kepada


(53)

Kasubbag Keuangan dan Kabag untuk disetujui dan ditandatangani kemudian menyerahkan kepada bagian kasir

d) Menerima dan mengarsipkan pertinggal nota pengeluaran yang diberikan oleh bagian kasir.

e) Mencatat setiap transaksi ke buku hutang dan piutang kandir, melakukan rekapitulasi dan menyesuaiakan dengan catatan bagian kompilasi

3) Urusan Pajak

Uraian Tugas dan Tanggungjawab :

a) Mengumpulkan, memeriksa, dan menyiapkan data-data kelengkapan dokumen pajak.

b) Mencatat setiap transaksi ke buku pajak.

c) Membuat rekapitulasi pembayaran dan tunggakan pajak. d) Menyiapkan faktur pajak.

e) Mengajukan permohonan pembayaran pajak ke bagian anggaran

4) Urusan Kasir

Uraian Tugas dan Tanggungjawab :

a) Menerima nota pemasukan beserta bukti pendukungnya.

b) Meneliti kelengkapan nota tersebut dan menerima uang sesuai dengan nota dan selanjutnya mendistribusikannya kepada urusan verifikasi.


(54)

d) Menerima nota pengeluaran beserta bukti pendukungnya.

e) Meneliti kelengkapan nota tersebut dan mengeluarkan uang sesuai dengan nota dan selanjutnya mendistribusikannya kepada urusan verifikasi.

2. Kebijakan Perencanaan Pajak Perusahaan

Tax planning pada PT Perkebunan Sumatera Utara merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan strategi perusahaan secara keseluruhan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan dinamika era globalisasi yang diwarnai dengan persaingan dan efisiensi, sangat rasional untuk mengelola kewajiban perpajakan sebaik mungkin sehingga pemborosan sumber daya dalam bentuk sanksi perpajakan dapat dihindari. Penghindaran pemborosan tersebut merupakan optimalisasi sumber daya perusahaan ke arah yang lebih produktif dan efisien , sehingga minimalisasi pemborosan tersebut dapat memaksimalkan kinerja perusahaan.

Dalam menyusun suatu kebijakan tax planning PT Perkebunan Sumatera Utara memperhatikan strategi perencanaan perusahaan secara keseluruhan (global company’s strategi) agar perencanaan pajak yang dilakukan dapat berhasil sesuai yang diharapkan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun kebijakan perencanaan pajak adalah :

a. Menganalisis Laporan Keuangan.Tahap pertama dari proses perencanaan pajak adalah menganalisis komponen-komponen dari laporan keuangan sehingga dapat diketahui apa saja yang mempengaruhi besarnya pajak.


(55)

b. Memperkirakan besarnya pajak terhutang

Memperkirakan besarnya pajak terhutang kemudian memahami undang-undang yang berlaku untuk memanfaatkan pengecualian-pengecualian yang diperbolehkan dalam undang-undang untuk dapat memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan sehingga dapat meminimalkan besarnya pajak terhutang

c. Melaksanakan perencanaan pajak

Melaksanakan perencanaan pajak dengan memanfaatkan celah-celah dari peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak

Mengevaluasi hasil yang diperoleh dalam melakukan perencanaan pajak dengan melihat : jika rencana tersebut tidak dilaksanakan dan berhasil dengan baik, jika rencana tersebut dilaksanakan tetapi gagal

Komponen-komponen dari laporan keuangan yang mempengaruhi besar pajak meliputi pendapatan dan beban.

Sumber pendapatan PT Perkebunan Sumatera Utara, meliputi :

1. Pendapatan usaha

Pendapatan usaha perusahan terdiri dari penjualan produk utama yaitu tandan buah segar, minyak sawit, inti sawit, dan karet.


(56)

Pendapatan dari luar usaha (lain-lain) terdiri dari pendapatan bunga dan jasa giro, penjualan produk sampingan, koreksi perhitungan uang jasa karyawan, laba/(rugi) atas penjualan/penghapusan asset tetap.

Beban PT Perkebunan Sumatera Utara meliputi :

1. Beban operasi

Beban operasi terdiri dari beban umum dan administrasi. 2. Beban lain-lain

Beban lain-lain terdiri dari sewa bangunan kantor, biaya representasi, pembayaran pension/pesangon, bunnga kredit pajak.

Pendapatan dan beban ini akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan komersial sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yang kemudian akan dibandingkan dengan Laporan Keuangan Fiskal yang sesuai dengan ketentuan Undang – Undang Perpajakan. Dengan membandingkan kedua laporan tersebut maka akan timbul koreksi fiskal. Setelah terjadi koreksi fiskal, maka akan terbentuk rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dengan fiskal dari Wajib pajak dan akhirnya akan menghasilkan Penghasilan Kena Pajak (taxable income) yang digunakan menghitung besarnya pajak penghasilan terhutang.

Dari hasil pengumpulan data dari PT Perkebunan Sumatera Utara penulis melihat terdapat beberapa kebijakan perencanaan pajak yang dilaksanakan oleh perusahaan yaitu :

1. Perusahaan melaksanakan program manfaat karyawan yang terdiri dari : dana pensiun, program manfaat karyawan, tantiem, dan jasa produksi


(57)

2. Selain beban manfaat karyawan perusahaan juga memberikan imbalan pasca kerja lainnya yaitu : santunan hari tua, pemeliharaan kesehatan, pensiunan dan jangka panjang lainnya ( penghargaan masa kerja, bantuan kematian, dan cuti besar )

3. Mengoptimalkan kredit pajak, dimana PPh Pasal 25 bersifat meringankan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak pada akhir tahun takwim dibandingkan jika pembayaran dilakukan secara sekaligus dipenuhi pada akhir tahun takwim

3. Penerapan Tax planning Perusahaan

Laporan keuangan yang disusun oleh PT Perkebunan Sumatera Utara merupakan gambaran dari proses usaha, baik mengenai perkembangan kemajuan maupun hambatan-hambatan yang dihadapi pada saat beroperasinya perusahaan. Laporan tersebut berupa neraca, laba rugi, dan rincian-rincian penjelasan sebagai mestinya. Data dan laporan tersebut digunakan direksi sebagai bahan pertimbangan evaluasi dalam mengambil langkah-langkah usaha selanjutnya yang mengarah kepada perkembangan serta kemajuan usaha

Dalam memgpenerapankan tax planning, manajer terlebih dahulu harus memikirkan dengan matang sasaran dan tindakan yang didasarkan pada metode, rencana, atau logika, sehingga dapat memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan secara lengkap, benar, dan tepat waktu. Laporan keuangan perusahaan yang disajikan penulis adalah laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang


(58)

terdiri dari Laba-Rugi yang berhubungan dengan hutang pajak perusahaan tahun buku 2009

Tabel 4. 1

PT PERKEBUNAN SUMATERA UTARA LAPORAN LABA RUGI

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

Penjualan Bersih Rp 201,886,580,983

Beban Pokok Penjualan (Rp 158,233,921,598)

Laba Kotor Rp 43,652,659,385

Beban Umum dan Operasi

Gaji dan tunjangan Rp 4,036,557,067

Biaya komisaris Rp 1,270,416,508

Biaya utilitas Rp 627,871,214

Perjalanan dinas Rp 543,594,688

Biaya pengembangan Rp 513,851,989

Pemeliharaan Rp 292,573,686

Penyusutan aset tetap Rp 246,595,855

Total Beban Operasi Rp 7,531,461,007

Laba Operasi Rp 36,121,198,378

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Penghasilan lain-lain

Penjualan produk sampingan Rp 3,277,050,000 Laba / (rugi) atas penjualan / penghapusan

aset tetap Rp 504,544,523

Sewa bangunan kantor Rp 22,500,000 Lain-lain, bersih Rp 4,043,162,077

Biaya lain-lain

Biaya representasi Rp (255,223,920) Pembayaran pensiun / pesangon Rp (952,470,750) Bunga kredit bank Rp (1,367,398,308)

Total Pendapatan ( Beban ) Lain-Lain Rp 5,272,163,622

Laba sebelum pajak penghasilan Rp 41,393,362,000

Manfaat ( beban ) pajak :

Pajak kini Rp (11,590,141,360)

Pajak tangguhan Rp (281,751,606)

Laba Bersih Rp 29,803,220,640


(59)

Dari Laba-rugi perusahaan terlihat bahwa beban / penghasilan pajak perusahaan terdiri dari :

Pajak kini Rp. 11.590.141.360

Pajak tangguhan Rp. 281.751.606

Jumlah Rp. 11.871.892.970

Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran pajak penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebagi berikut :

Laba sebelum pajak penghasilan Rp 42,608,440,122.00

Rekonsiliasi fiscal Beda waktu

Imbalan pasca kerja (Rp 1,127,006,424.00) Beda tetap

Penghasilan bunga yang telah

dikenakan pajak final (Rp 3,815,284,431.00) Sumbangan Rp 1,488,135,370.00 Biaya pajak Rp 1,031,383,356.00 Lain-lain Rp 1,207,694,670.00

Tafsiran laba fiskal tahun berjalan Rp 41,393,362,663.00

Pembulatan Rp 41,393,362,000.00

Tafsiran pajak penghasilan badan

28 % x Rp. 41,393,362,000,00 Rp 11,590,141,360.00

Pajak dibayar di muka

Pajak penghasilan pasal 25 Rp (4,200,000,000.00)

Hutang pajak Rp 7,390,141,360.00

PT Perkebunan Sumatera Utara pada awal tahun menetapkan besarnya pajak penghasilan terutang atas Penghasilan Kena Pajak berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Pandapatan dan Belanja Negara (RKAP) tahun pajak yang bersangkutan yang telah disahka. Kemudian pada akhir tahun pajak melakukan


(60)

penghitungan pajak yang terutang atas seluruh penghasilan yang diterima dalam tahun pajak yang bersangkutan, kecuali atas penghasilan yang bersifat final.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Kebijakan dan Penerapan Tax Planning

a. Memperbesar Biaya Penyusutan

PT Perkebunan Sumatera Utara menggunakan metode saldo menurun dalam penyusutan aktiva tetap. Pada tahun 2009 diasumsikan discount factor sebesar 14 %. Dan tarif pajak yang digunakan untuk menghitung besarnya penyusutan adalah 25 %. Dalam menerapkan tax planning manajer terlebih dahulu harus memikirkan dengan matang sasaran dan tindakan yang didasarkan pada metode, sehingga dapat memenuhi kewajiban pajak secara lengkap, benar, dan tepat waktu.

Penerapan tax planning pada PT Perkebunan Sumatera Utara berkaitan dengan penyusutan asset tetap adalah sebagai berikut : PT Perkebunan Sumatera Utara membeli mesin dan perlengkapan pabrik seharga Rp 265,260,000.00 dimana mesin dan perlengkapan pabrik termasuk dalam aktiva kelompok 1. Dengan menggunakan tarif sesuai pasal 11 ayat (6) UU PPh, dapat dilakukan perhitungan dan perbandingan besarnya penyusutan antara metode taris lurus dengan metode saldo menurun.

Jenis aktiva Mesin dan peralatan Harga Perolehan Rp. 265,260,000,00


(1)

Skedul Pembayaran Lease fee & Nilai Tunainya( bagian II )

Periode A Anggaran per bulan (Rp) Angsuran Bunga(Rp) Angsuran pokok(Rp) Sisa pinjaman(Rp) Tingkat Diskon Nilai Tunai Biaya SGU(Rp) 1

7,509,021.30 4,364,550.00 3,144,471.30 235,355,528.70 1.00000

7,509,021.30 2

7,509,021.30 4,307,006.18 3,202,015.13 232,153,513.57 0.98357

7,385,680.44 3

7,509,021.30 4,248,409.30 3,260,612.00 228,892,901.57 0.96742

7,264,365.53 4

7,509,021.30 4,188,740.10 3,320,281.20 225,572,620.36 0.95153

7,145,043.31 5

7,509,021.30 4,127,978.95 3,381,042.35 222,191,578.01 0.93590

7,027,681.04 6

7,509,021.30 4,066,105.88 3,442,915.42 218,748,662.59 0.92053

6,912,246.52 7

7,509,021.30 4,003,100.53 3,505,920.78 215,242,741.81 0.90541

6,798,708.10 8

7,509,021.30 3,938,942.18 3,570,079.13 211,672,662.69 0.89053

6,687,034.62 9

7,509,021.30 3,873,609.73 3,635,411.58 208,037,251.11 0.87591

6,577,195.45 10

7,509,021.30 3,807,081.70 3,701,939.61 204,335,311.50 0.86152

6,469,160.47 11

7,509,021.30 3,739,336.20 3,769,685.10 200,565,626.40 0.84737

6,362,900.04 12

7,509,021.30 3,670,350.96 3,838,670.34 196,726,956.06 0.83345

6,258,385.01 13

7,509,021.30 3,600,103.30 3,908,918.01 192,818,038.06 0.81976

6,155,586.72 14

7,509,021.30 3,528,570.10 3,980,451.21 188,837,586.85 0.80629

6,054,476.95 15

7,509,021.30 3,455,727.84 4,053,293.46 184,784,293.39 0.79305

5,955,027.98 16

7,509,021.30 3,381,552.57 4,127,468.73 180,656,824.65 0.78002

5,857,212.53 17

7,509,021.30 3,306,019.89 4,203,001.41 176,453,823.24 0.76721

5,761,003.77 18

7,509,021.30 3,229,104.97 4,279,916.34 172,173,906.91 0.75461

5,666,375.30 19

7,509,021.30 3,150,782.50 4,358,238.81 167,815,668.10 0.74221

5,573,301.17 20

7,509,021.30 3,071,026.73 4,437,994.58 163,377,673.52 0.73002

5,481,755.85 21

7,509,021.30 2,989,811.43 4,519,209.88 158,858,463.65 0.71803

5,391,714.22


(2)

26

7,509,021.30 2,560,889.84 4,948,131.47 134,991,203.90 0.66097

4,963,211.10 27

7,509,021.30 2,470,339.03 5,038,682.27 129,952,521.63 0.65011

4,881,686.93 28

7,509,021.30 2,378,131.15 5,130,890.16 124,821,631.47 0.63943

4,801,501.85 29

7,509,021.30 2,284,235.86 5,224,785.45 119,596,846.03 0.62893

4,722,633.86 30

7,509,021.30 2,188,622.28 5,320,399.02 114,276,447.01 0.61860

4,645,061.34 31

7,509,021.30 2,091,258.98 5,417,762.32 108,858,684.68 0.60844

4,568,763.00 32

7,509,021.30 1,992,113.93 5,516,907.37 103,341,777.31 0.59844

4,493,717.91 33

7,509,021.30 1,891,154.52 5,617,866.78 97,723,910.53 0.58861

4,419,905.49 34

7,509,021.30 1,788,347.56 5,720,673.74 92,003,236.79 0.57894

4,347,305.48 35

7,509,021.30 1,683,659.23 5,825,362.07 86,177,874.73 0.56943

4,275,897.99 36

7,509,021.30 1,577,055.11 5,931,966.19 80,245,908.53 0.56008

4,205,663.41 37

7,509,021.30 1,468,500.13 6,040,521.18 74,205,387.35 0.55088

4,136,582.48 38

7,509,021.30 1,357,958.59 6,151,062.71 68,054,324.64 0.54183

4,068,636.26 39

7,509,021.30 1,245,394.14 6,263,627.16 61,790,697.48 0.53293

4,001,806.09 40

7,509,021.30 1,130,769.76 6,378,251.54 55,412,445.94 0.52418

3,936,073.66 41

7,509,021.30 1,014,047.76 6,494,973.54 48,917,472.40 0.51557

3,871,420.93 42

7,509,021.30 895,189.74 6,613,831.56 42,303,640.84 0.50710

3,807,830.17 43

7,509,021.30 774,156.63 6,734,864.67 35,568,776.17 0.49877

3,745,283.93 44

7,509,021.30 650,908.60 6,858,112.70 28,710,663.47 0.49058

3,683,765.05 45

7,509,021.30 525,405.14 6,983,616.16 21,727,047.31 0.48252

3,623,256.67 46

7,509,021.30 397,604.97 7,111,416.34 14,615,630.97 0.47459

3,563,742.17 47

7,509,021.30 267,466.05 7,241,555.26 7,374,075.72 0.46680

3,505,205.24 48

7,509,021.30 134,945.59 7,374,075.72

(0.00) 0.45913

3,447,629.83 Jumlah 360,433,022.51 121,933,022.51 238,500,000.00 250,706,115.69


(3)

Lampiran iii

Penyusutan Mesin yang Dibeli dengan Finance Lease dengan Discount rate 20 %

( bagian I )

Tahun Niali buku (Rp)

Beban Penyusutan

(Rp) saldo (Rp)

Tingkat Diskon

Nilai Tunai Beban Penyusutan tahun 1-4 tidak ada

penyusutan karena

sewa guna usaha

5 Rp 100,000,000.00 Rp 25,000,000.00 Rp 75,000,000.00 0.401878 Rp 10,046,950.00 6 Rp 75,000,000.00 Rp 18,750,000.00 Rp 56,250,000.00 0.334898 Rp 6,279,337.50 7 Rp 56,250,000.00 Rp 14,062,500.00 Rp 42,187,500.00 0.279082 Rp 3,924,590.63 8 Rp 42,187,500.00 Rp 10,546,875.00 Rp 31,640,625.00 0.232568 Rp 2,452,865.63 9 Rp 31,640,625.00 Rp 7,910,156.25 Rp 23,730,468.75 0.193807 Rp 1,533,043.65 10 Rp 23,730,468.75 Rp 5,932,617.19 Rp 17,797,851.56 0.161506 Rp 958,153.27 11 Rp 17,797,851.56 Rp 4,449,462.89 Rp 13,348,388.67 0.134588 Rp 598,844.31 12 Rp 13,348,388.67 Rp 13,348,388.67 Rp -

0.112157 Rp 1,497,115.23


(4)

Lampiran iv

Penyusutan Mesin yang Dibeli dengan Finance Lease dengan Discount rate 20 % ( bagian II)

Tahun

Niali buku (Rp)

Beban

Penyusutan

(Rp)

saldo (Rp)

Tingkat

Diskon

Nilai Tunai

Beban

Penyusutan

tahun 1-4 tidak

ada penyusutan

karena sewa

guna usaha

5 26,500,000.00

6,625,000.00

19,875,000.00 0.401878 2,662,441.75

6 19,875,000.00 4,968,750.00

14,906,250.00 0.334898 1,664,024.44

7 14,906,250.00 3,726,562.50

11,179,687.50 0.279082 1,040,016.52

8 11,179,687.50 2,794,921.88

8,384,765.63 0.232568 650,009.39

9 8,384,765.63 2,096,191.41

6,288,574.22 0.193807 406,256.57

10 6,288,574.22 1,572,143.55

4,716,430.66 0.161506 253,910.62

11 4,716,430.66 1,179,107.67

3,537,323.00 0.134588 158,693.74

12 3,537,323.00 3,537,323.00

-

0.112157 396,735.54


(5)

Tahun Nilai buku (Rp)

Beban

Penyusutan

(Rp)

Saldo (Rp)

Tingkat

diskon

Nilai Tunai Beban

Penyusutan

1

1,000,000,000.00

250,000,000.00

750,000,000.00

0.833333

208,333,333.33

2

750,000,000.00

187,500,000.00

562,500,000.00

0.694444

130,208,333.33

3

562,500,000.00

140,625,000.00

421,875,000.00

0.578704

81,380,208.33

4

421,875,000.00

105,468,750.00

316,406,250.00

0.482253

50,862,630.21

5

316,406,250.00

79,101,562.50

237,304,687.50

0.401878

31,789,143.88

6

237,304,687.50

59,326,171.88

177,978,515.63

0.334898

19,868,214.93

7

177,978,515.63

44,494,628.91

133,483,886.72

0.279082

12,417,634.33

8

133,483,886.72

133,483,886.72

-

0.232568

31,044,085.82

1,000,000,000.00

565,903,584.16


(6)

Lampiran vi

Biaya Penyusutan Dan Nilai Tunainya ( bagian II )

Tahun Nilai buku (Rp)

Beban Penyusutan

(Rp) Saldo (Rp)

Tingkat diskon

Nilai Tunai Beban Penyusutan 1

265,000,000.00 66,250,000.00 198,750,000.00

0.833333 55,208,333.33 2

198,750,000.00 49,687,500.00 149,062,500.00

0.694444 34,505,208.33 3

149,062,500.00 37,265,625.00 111,796,875.00

0.578704 21,565,755.21 4

111,796,875.00 27,949,218.75 83,847,656.25

0.482253 13,478,597.01 5

83,847,656.25 20,961,914.06 62,885,742.19

0.401878 8,424,123.13 6

62,885,742.19 15,721,435.55 47,164,306.64

0.334898 5,265,076.96 7

47,164,306.64 11,791,076.66 35,373,229.98

0.279082 3,290,673.10 8

35,373,229.98 35,373,229.98 -

0.232568 8,226,682.74