keseluruhan implementasi yakni: 1 Bentuk dan isi kebijakan, termasuk di dalamnya kemampuan kebijakan untuk mensrukturkan proses implementasi, 2 Kemampuan
organisasi dengan segala sumber daya berupa dana maupun insentif lainnya yang akan mendukung implementasi secara efektif, dan 3 Pengaruh lingkungan dari masyarakat
dapat berupa karakteristik, motivasi, kecenderungan hubungan antar warga masyarakat, termasuk pola komunikasinya.
2. Model Grindle
Grindle menciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan dan hasil- hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebijakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh
isi kebijakan yang terdiri dari: 1 kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi, 2 jenis atau tipe manfaat yang dihasilkan, 3 derajat perubahan yang diharapkan, 4 letak
pengambilan keputusan, 5 pelaksanaan program, dan 6 sumber daya yang dilibatkan. Pengaruh selanjutnya adalah lingkungan yang terdiri dari: kekuasaan, kepentingan, dan
strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga penguasa, dan kepatuhan serta daya tanggap.
3. Model Meter dan Horn
Model implementasi kebijakan oleh Meter dan Horn dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu: 1 standar kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan
keputusan kebijakan secara menyeluruh; 2 sumber daya kebijakan berupa dana pendukung implementasi; 3 komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran
digunakan oleh pelaksana untuk memakai tujuan yang hendak dicapai; 4 karakteristik pelaksanaan, artinya karakteristik organisasi merupakan faktor krusial yang akan
menentukan berhasil tidaknya suatu program; 5 kondisi sosial ekonomi dan politik
Universitas Sumatera Utara
yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan, dan 6 sikap pelaksanaan dalam memahami kebijakan yang akan ditetapkan.
4. Model Deskriptif
William N. Dunn dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa model kebijakan dapat diperbandingkan dan dipertimbangkan menurut sejumlah banyak asumsi, yang
paling penting diantaranya adalah: 1 perbedaan menurut tujuan; 2 bentuk penyajian; dan 3 fungsi metodologis model. Dua bentuk pokok dari model kebijakan adalah: 1
Model deskriptif; dan 2 Model normatif. Tujuan model deskriptif adalah menjelaskan dan atau meramalkan sebab dan akibat pilihan-pilihan kebijakan. Model kebijakan ini
digunakan untuk memonitor hasil tindakan kebijakan misalnya penyampaian laporan tahunan tentang keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan di lapangan.
1.5.2.2 Kinerja Implementasi
Sedangkan menurut Van Meter dan van Horn dalam Subarsono menyatakan bahwa ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yakni:
1. Standar dan Sasaran Kebijakan Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan.
Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Sumber Daya Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya non manusia. 3. Komunikasi dan Penguatan Aktivitas
Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan
suatu program. 4. Karakteristik agen pelaksana
Agar pelaksana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi
suatu program. 5. Kondisi sosial, ekonomi dan politik
Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok
kepentingan dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini
publik yang ada di lingkungan dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan.
6. Disposisi implementor Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yakni a respon implementor
terhadap kebijakan, yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, b kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan c intensitas
disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh imeplementor.
Universitas Sumatera Utara
1.5.3 Sistem Informasi Admnistrasi Kependudukan SIAK 1.5.3.1 Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK
Defenisi Sistem Informasi Admnistrasi Kependudukan, yaitu suatu sistem berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi
khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dibidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas dijajaran
Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan kependudukan.
Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan NIK yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan
melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia, yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan, kabupaten-kota, provinsi dan
Departemen Dalam Negri Depagri akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda dengan adanya Nomor Identitas Kependudukan NIK.
Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database kependudukan.
Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK, yaitu: a. Database kependudukan terpusat melalui pemberlakuan Nomor Induk
Kependudukan NIK nasional dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan.
b. Database kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain statistika, pajak, imigrasi, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Sistem SIAK terintegrasi RTRW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Catatan Sipil, dan lain-lain.
d. Standarisasi Nasional; melindungi hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan penerbitan dokumen kependudukan KK, KTP dan Akta-Akta
Catatan Sipil dengan mencantumkan NIK Nasional.
1.5.3.2 Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan mempunyai peranan antara lain: 1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil. 2. Penerbitan NIK Nasional.
3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu pendudukan untuk pelayanan publik lainnya.
4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait dalam rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program pemerintah.
1.5.3.3 Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Tercapainya tertib administrasi kependudukan, karena dengan adanya NIK maka permasalahan seperti KTP ganda tidak akan terjadi.
2. Tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam layanan publik short time response, sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-balik untuk mengurus
kepentingan mereka.
Universitas Sumatera Utara
3. Terhubungnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat diterapkan
secepatnya di semua provinsi di Indonesia. 4. Tercapainya Good Coorporate Governance dalam public services di Dinas
Kependudukan, dimana biasanya masyarakat selalu beranggapan membuat KTPKK itu susah karena harus bolak-balik dan ada biaya yang mahal.
5. Untuk menyediakan data individu penduduk mikro dan data agregat makro penduduk. Penyediaan data tersebut melalaui pengembangan SIAK dengan
membangun Bank Data Kependudukan Nasioanal yang dapat menyajikan berbagai profil kependudukan untuk kepentingan individu, masyarakat,
pemerintah, dan kepentingan pembangunan lainnya. 6. Untuk pengeolahan data statistik vital vital statistic baik yang berhubungan
dengan peristiwa penting lahir, mati, kawin, cerai dan lain-lain maupun peristiwa kependudukan perubahan alamat, pindah datang dan perpanjangan
KTP. Hasil perhitungan dan pengolahan data statistik tersebut sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan program bagi para
penyelenggara dan pelaksana pembangunan dibidang kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan lainnya.
1.5.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi SIAK terutama dalam hal pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Komunikasi Faktor komunikasi yaitu suatu proses penyampaian informasi dari
pejabat atau instansi tertentu secara hirarkis berkedudukan lebih tinggi, kepada pejabat atau instansi tertentu untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
informasi yang diberikan yang dilihat dari aspek transmisi atau pengiriman berita, aspek kejelasan dan konsistensi.
2. Faktor Sumber daya Sumber daya yaitu sarana yang digunakan dalam implementasi, hal ini
dilihat dari aspek stafpersonil, informasi dan fasilitas. 3. Faktor Sikap
Yaitu sikap dari para pelaksana dalam melayani masyarakat, dilihat dari aspek pembagian tugas dan aspek insentif.
4. Faktor Struktur Birokrasi Yaitu tatanan organisasi yang mengatur tentang pedoman kerja dan
penjabaran wilayah tanggung jawab bagi pelaksanaan, dan dilihat dari aspek prosedur standart operasi dan pembagian wilayah tanggung jawab.
1.6 Defenisi Konsep
Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merujuk ke gejala nyata kedalam empirik. Konsep adalah sarana merujuk kedua
empiris, dan bukan merupakan refleksi sempurna mutlak dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan dilakukan maka penulis lebih memfokuskan pada Implementasi SIAK yang merupakan tindakan
yang diambil pemerintah untuk mencapai tujuan dalam menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dibidang kependudukan dan juga
membantu bagi petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil dalam menyelenggarakan layanan kependudukan.
1.7 Defenisi Operasional
Yang menjadi operasionalisasi dalam penelitian ini adalah dengan memasukkan sejumlah indikator maupun faktor yang mempengaruhi implementasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan tersebut, yaitu: 1. Standart dan sasaran kebijakan, yaitu kesesuaian antara tujuan adanya SIAK
dengan manfaat yang diperoleh. Disini penulis akan melihat bagaimana garis besar pelaksanaan telah dapat dilaksanakan dilapangan, apakah telah sesuai
dengan sasaran dari kebijakan itu sendiri. 2. Sumber daya, yaitu berupa dana dan pelaksana yang mendukung implementasi
program SIAK. Disini peneliti melihat apakah alokasi dana yang diberikan telah dipergunakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan.
3. Komunikasi dan penguatan aktifitas yaitu meliputi koordinasi internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan sosialisasi eksternal antara pelaksana dan
masyarakat. Pada saat pelaksanaan program penulis akan melihat bagaimana koordinasi yang dilakukan demi berlangsungnya kebijakan tersebut.
4. Karakteristik agen pelaksana, yaitu meliputi kompetensi dari implementor atau pelaksana. Pada point ini peneliti akan melihat bagaimana kemampuan dari
Universitas Sumatera Utara
orang-orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan sebuah program yang akan dilaksanakan.
5. Sikap masyarakat dalam memahami pelaksanaan program SIAK yang ditetapkan. Pada tahap terakhir penulis akan melihat bagaimana respon yang
akan diberikan oleh masyarakat terhadap sebuah perubahan kebijakan.
1.8 Sistematika Penulisan Bab I :
Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,defenisi
konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.
Bab II : Metode Penelitian
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisa data.
Bab III: Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian.
Bab IV: Penyajian Data
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisa, serta memuat pembahasan atau
interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.
Bab V : Analisa Data
Bab ini berisi analisa dari hasil dilapangan dan dokumentasi.
Universitas Sumatera Utara
Bab VI: Penutup
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-
fakta dan menjelaskan objek penelitian serta menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan yang beralamat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.270 Medan.
2.3 Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi
dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara tidak sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan
berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu
yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam memahami
persoalan atau permasalahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bagong Suyanto informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu : 1 Informan Kunci Key Informan merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, 2 Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, 3
Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan utama yaitu sebagai berikut:
1. Informan Kunci Key Informan adalah Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
2. Sedangkan informan utama adalah : a. Kepala Sub Bagian Kasubbag Penyusunan Program Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan b. Kepala bidang informasi kependudukan
c. Kepala bidang kebijakan dan pendaftaran kependudukan. 3. Yang menjadi informan tambahan adalah :
a. Kasi pencatatan perkawinan, perceraian, pengakuan, dan pengesahan anak.
b. Kasubbag keuangan, dan kepegawaian. c. Kasubbag umum dan perlengkapan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu:
1. Teknik pengumpulan data primer Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:
a. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan
penelitian. Penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan kepala dinas kependudukan dan catatan sipil yang keseluruhan berjumlah 7 orang.
2. Teknik pengumpulan data sekunder: a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi
melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti
serta analisis peraturan daerah. b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian
dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Teknik Analisa Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan teknik kualitatif. Menguraikan serta
menginterpretasikan data yang diperoleh dari lapangan yang di dapat dari para informan. Penganalisaan ini diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam
menghubung-hubungkan fakta,data dan informasi lalu dianalisis. Sehingga dari analisis tersebut diharapkan muncul gambaran yang jelas tentang objek
yang diteliti dan dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Data-data yang terkumpul tersebut akan disajikan melalui analisa data tunggal.
Sedangkan tujuan dari analisis data kualitatif adalah: 1. Menganalisa proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh
suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut. 2.Menganalisis makna yang ada dibalik informasi ,data,dan proses suatu
fenomena sosial.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Jadwal Waktu dan Tahap Pelaksanaan Penelitian
Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
NO Kegiatan
Bulan ke: 1
2 3
4 5
1. Penyusunan Proposal
√
2. Diskusi Proposal
√ 3.
Memasuki lapangan dan himpun data √
4. Tahap penyeleksian data
√ 5.
Uji keabsahan data √
6. Membuat draf laporan penelitian
√ √
7. Diskusi draf laporan
√ √
√ 8.
Penyempurnaan laporan √
√
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Wilayah 3.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan.
Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi
pada tahun 1590
. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan
sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun
bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun
1886 , Medan secara resmi memperoleh status sebagai
kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah
pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan
seorang Tionghoa.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang
Tionghoa dan
Jawa sebagai
kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880
perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan
kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh
Universitas Sumatera Utara
perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang
Minangkabau ,
Mandailing dan
Aceh .
Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi
guru dan
ulama . Sejak tahun
1950 , Medan telah beberapa kali
melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974
. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah
bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
3.1.2 Kondisi Geografis Wilayah
a. Batas Administrasi Daerah Secara administrasi Kota Medan memiliki batas – batas, sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
b. Luas Wilayah Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
Universitas Sumatera Utara
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas
permukaan laut. 3.2 Kependudukan
Kota Medan meliputi wilayah dengan luas sekitar 26.510 hektar atau 265,10 kilometer persegi. Pada tahun 2010 Kota Medan berpenduduk sekitar 2.783.688 jiwa.
Peningkatan jumlah penduduk di Medan ini diperkirakan akan terus bertambah tidak saja karena pertumbuhan alami penduduk tetapi juga karena arus migrasi yang
berlangsung dari daerah-daerah lain menuju Medan. Hal yang terakhir didorong oleh daya tarik Medan sebagai ibu kota propinsi
Sumatera Utara dan sebagai kota terbesar di Sumatera dengan rata-rata pertumbuhan PDRB sebesar 6,75 pada tahun 2008 Kontribusi sektor Keuangan, asuransi, Usaha
persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan yan cukup signifikan yaitu 9,50 , sektor Bangunan 8,07 , sektor pengangkutan dan Komunikasi
8,07 , jasa-jasa sebesar 7,08 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,60 , sedangkan sektor lainnya mengalami pertumbuhan di bawah 5. Hal ini menunjukkan
bahwa kota Medan sebagai pusat Perdagangan dan Jasa yang menjadikan daya tarik masyarakat daerah lain untuk melakukan migrasi.
Tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yaitu 10.501 jiwakilometer persegi, Angka kelahiran pada tahun 2009 mencapai 43.833 dan Jumlah Pasangan Usia
Subur di Kota Medan sebanyak 302.969, hal mengindikasikan bahwa pertumbuhan penduduk Kota Medan setiap tahun terus mengalami peningkatan, keadaan ini akan
menimbulkan masalah kependudukan di Kota Medan yang harus dicermati dengan serius.
Universitas Sumatera Utara
Kepadatan penduduk juga akan berdampak negatif kepada proses pembangunan, baik pembangunan sosial, ekonomi maupun keamanan di Kota Medan.
Untuk itu perlu dilakukan kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan yang berorientasi terhadap penduduk. Hal ini dapat terlaksana apabila ada komitmen dari
semua intansi yang berada di Lingkungan Pemerintah Kota Medan serta partisipasi masyarakat dalam menertibkan administrasi kependudukan.
Untuk lebih jelasnya tentang keadaan Penduduk Kota Medan akan dikemukakan pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Tahun 2011
No. Wil
KECAMATAN Laki-Laki
Perempuan Jumlah
= 17 Thn 17 Thn
Jlh = 17
Tahun 17
Tahun Jlh
01 MEDAN KOTA
52.410 12.541
64.951 52.543
11.628 64.171
129.122 02
MEDAN SUNGGAL 59.040
17.914 76.954
57.927 16.334
74.261 151.215
03 MEDAN HELVETIA
68.218 21.516
89.734 68.871
20.064 88.935
178.669 04
MEDAN DENAI 80.996
24.537 105.533
76.655 22.558
99.213 204.746
05 MEDAN BARAT
42.373 12.560
54.933 43.124
11.931 55.055
109.988 06
MEDAN DELI 66.358
25.480 91.838
63.960 23.164
87.124 178.962
07 MEDAN TUNTUNGAN
36.870 10.888
47.758 37.377
10.172 47.549
95.307 08
MEDAN BELAWAN 45.973
18.097 64.070
43.262 17.088
60.350 124.420
09 MEDAN AMPLAS
59.579 19.257
78.836 59.024
17.725 76.749
155.585 10
MEDAN AREA 59.676
16.480 76.156
58.903 15.056
73.959 150.115
11 MEDAN JOHOR
57.599 19.707
77.306 57.559
18.178 75.737
153.043 12
MEDAN MARELAN 49.446
19.407 68.853
47.532 17.794
65.326 134.179
13 MEDAN LABUHAN
48.158 18.544
66.702 47.274
17.372 64.646
131.348 14
MEDAN TEMBUNG 72.516
21.018 93.534
71.309 19.752
91.061 184.595
15 MEDAN MAIMUN
27.103 7.827
34.930 27.247
7.290 34.537
69.467 16
MEDAN POLONIA 26.398
8.304 34.702
26.156 7.755
33.911 68.613
17 MEDAN BARU
24.557 5.700
30.257 25.087
5.409 30.496
60.753 18
MEDAN PERJUANGAN 57.382
16.290 73.672
58.053 14.873
72.926 146.598
19 MEDAN PETISAH
37.134 10.177
47.311 38.958
9.445 48.403
95.714 20
MEDAN TIMUR 54.730
17.348 72.078
55.723 16.173
71.896 143.974
21 MEDAN SELAYANG
45.309 14.142
59.451 44.819
13.005 57.824
117.275 JUMLAH
1.071.825 337.734
1.409.559 1.061.363
312.766 1.374.129
2.783.688
Universitas Sumatera Utara
Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin
1.409.559
1.374.129
1.350.000 1.360.000
1.370.000 1.380.000
1.390.000 1.400.000
1.410.000 1.420.000
1
Jenis Kelamin Ju
m lah
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Sumber : Data Base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Tanggal 08 Desember 2011
Sumber : Data Base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Tanggal 08 Desember 2011
Universitas Sumatera Utara
Dan jika ditinjau keadaan penduduk berdasarkan disribusi Kartu Keluarga maka akan didapati tabel sebagai berikut.
Tabel 3.2 Distribusi Kartu Keluarga
No Nama Wilayah
Jumlah Pemilik Kartu Keluarga
Jumlah Anggota Kartu Keluarga RA
SIO Wil.
Lk Pr
Jlh Lk
Pr Jlh
01 MEDAN KOTA
23.365 5.400
28.765 64.951
64.171 129.122
4,49
02 MEDAN SUNGGAL
30.810 5.164
35.974
76.954 74.261
151.215 4,20
03 MEDAN HELVETIA
34.088 6.202
40.290 89.734
88.935 178.669
4,43
04 MEDAN DENAI
38.132 6.030
44.162 105.533
99.213 204.746
4,64
05 MEDAN BARAT
21.095 4.107
25.202 54.933
55.055 109.988
4,36
06 MEDAN DELI
36.758 4.606
41.364 91.838
87.124 178.962
4,33
07 MEDAN TUNTUNGAN
18.272 3.060
21.332
47.758 47.549
95.307 4,47
08 MEDAN BELAWAN
24.489 3.406
27.895 64.070
60.350 124.420
4,46
09 MEDAN AMPLAS
29.063 3.878
32.941 78.836
76.749 155.585
4,72
10 MEDAN AREA
27.814 5.988
33.802 76.156
73.959 150.115
4,44
11 MEDAN JOHOR
30.361 4.695
35.056 77.306
75.737 153.043
4,37
12 MEDAN MARELAN
26.726 2.747
29.473
68.853 65.326
134.179 4,55
13 MEDAN LABUHAN
25.892 3.339
29.231 66.702
64.646 131.348
4,49
14 MEDAN TEMBUNG
35.379 6.268
41.647 93.534
91.061 184.595
4,43
15 MEDAN MAIMUN
13.629 3.288
16.917 34.930
34.537 69.467
4,11
16 MEDAN POLONIA
13.771 2.226
15.997 34.702
33.911 68.613
4,29
17 MEDAN BARU
12.517 3.821
16.338 30.257
30.496 60.753
3,72
18 MEDAN PERJUANGAN
28.631 6.954
35.585 73.672
72.926 146.598
4,12
19 MEDAN PETISAH
17.920 4.422
22.342 47.311
48.403 95.714
4,28
20 MEDAN TIMUR
28.126 5.878
34.004 72.078
71.896 143.974
4,23
21 MEDAN SELAYANG
24.390 3.704
28.094 59.451
57.824 117.275
4,17 JUMLAH
541.228 95.183
636.411 1.409.559
1.374.129 2.783.688
4,37
Universitas Sumatera Utara
Distribusi KK Kota Medan
50.000 100.000
150.000 200.000
250.000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21
Kecamatan Ju
m lah
Jumlah Pemilik Kartu Keluarga Jumlah Anggota Kartu Keluarga
Sumber : Data Base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Tanggal 08 Desember 2011
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan jumlah penduduk kota Medan yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.3 DISTRIBUSI KARTU TANDA PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
TAHUN 2011
No KECAMATAN
Masih Berlaku Habis Masa Berlaku
Wajib KTP Wil
Lk Pr
Jlh Lk
Pr Jlh
Lk Pr
Jlh 01
M. KOTA 23.226
23.125 46.351
3.743 3.658
7.401 25.451
25.774 51.225
02 M. SUNGGAL
23.687 22.954
46.641 5.835
5.559 11.394
29.538 29.438
58.976 03
M. HELVETIA 31.402
31.091 62.493
5.427 5.534
10.961 31.406
32.266 63.672
04 M. DENAI
35.456 33.111
68.567 7.377
6.614 13.991
38.174 36.949
75.123 05
M. BARAT 21.034
20.853 41.887
3.255 3.161
6.416 18.102
19.131 37.233
06 M. DELI
27.549 24.364
51.913 6.979
6.607 13.586
31.846 33.007
64.853 07
M. TUNTUNGAN 15.608
15.747 31.355
2.626 2.617
5.243 18.640
19.014 37.654
08 M. BELAWAN
22.151 20.343
42.494 3.601
3.143 6.744
20.223 19.781
40.004 09
M. AMPLAS 28.589
27.590 56.179
4.662 4.548
9.210 26.333
26.894 53.227
10 M. AREA
26.309 26.118
52.427 5.006
4.708 9.714
28.371 28.102
56.473 11
M. JOHOR 28.586
27.776 56.362
4.856 4.868
9.724 24.165
24.925 49.090
12 M. MARELAN
22.515 19.878
42.393 4.615
3.996 8.611
22.322 23.671
45.993 13
M. LABUHAN 22.407
20.411 42.818
4.289 4.159
8.448 21.467
22.718 44.185
14 M. TEMBUNG
28.891 27.222
56.113 6.208
5.882 12.090
37.430 38.218
75.648 15
M. MAIMUN 12.347
12.206 24.553
2.138 2.023
4.161 12.629
13.024 25.653
16 M. POLONIA
13.373 12.712
26.085 2.029
2.046 4.075
11.005 11.404
22.409 17
M. BARU 10.153
10.214 20.367
1.818 1.800
3.618 12.590
13.079 25.669
18 M. PERJUANGAN
23.295 22.421
45.716 5.050
4.921 9.971
29.044 30.719
59.763 19
M. PETISAH 18.568
19.187 37.755
2.975 3.068
6.043 15.601
16.713 32.314
20 M. TIMUR
28.082 27.975
56.057 4.147
4.136 8.283
22.518 23.615
46.133 21
M. SELAYANG 22.689
22.040 44.729
3.515 3.524
7.039 19.120
19.272 38.392
JUMLAH 485.917
467.338 953.255
90.151 86.572
176.723 495.975 507.714 1.003.689
Sumber : Data Base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Tanggal 08 Desember 2011
Tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk Kota Medan berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan, dimana 1.409.559 jiwa
diantaranya laki-laki dan selebihnya, 1.374.129 jiwa perempuan. Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 636.411 KK dan jumlah penduduk berdasarkan umur
penduduk usia 17 – 64 tahun sebanyak 2.134.175 jiwa. Hal ini berarti bahwa pada tahun
Universitas Sumatera Utara
2011 penduduk yang wajib memiliki kartu keluarga sebanyak 636.411 KK dan yang wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk sebanyak 2.134.175 jiwa.
3.3 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
3.3.1 Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan
ideal masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial untuk terwujud. Visi ditetapkan merupakan gambaran bersama mengenai masa depan dan menjadi komitmen
murni dari seluruh masyarakat dan Dinas Kependudukan Pemerintah Kota Medan. Tujuan penetapan visi adalah untuk mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan
arah dan fokus strategis yang menjadi perekat dan menyatukan gagasan yang strategik, melalui orientasi terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh
jajaran dalam lingkungan organisasi dan mampu menjamin keseimbangan organisasi. Visi Dinas Kependudukan Kota Medan diharapkan akan dapat mendukung Visi Kota
Medan yaitu ”Medan kota metropolitan yang modern, madani dan religius”.
Visi Dinas Kependudukan adalah: Terciptanya Tertib Administrasi
Kependudukan dan catatan Sipil yang Terpercaya.
3.3.2 Misi
Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik. Sejalan dengan visi, maka Misi Dinas Kependudukan adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan pelayanan prima Bidang Administrasi kependudukan dan catatan Sipil kepada masyarakat.
b. Meningkatkan Kualitas data dan Informasi Yang akurat Bidang Kependudukan dan catatan sipil
c. Meningkatkan Kesadaran masyarakat Akan pentingnya Dokumen Kependudukan dan Catatan sipil
d. Meningkatkan kualitas aparatur Dinas Kependudukan Ke empat Misi Dinas Kependudukan di atas memiliki makna, rasionalitas atau
alasan obyektif sebagai berikut. 1.
Meningkatkan pelayanan prima Bidang Administrasi kependudukan dan catatan Sipil kepada masyarakat.
Pelayanan Dinas Kependudukan terhadap masyarakat haruslah prima. Artinya pelayanan itu harus mengutamakan kepuasan dan kepentingan masyarakat sesuai
dengan hak-hak dan kewajiban masyarakat. Pelayanan prima Dinas Kependudukan Kota Medan diseyogyakan menjangkau seluruh kelompok dan lapisan masyarakat kota
Medan agar proses penyelenggaraan administrasi kependudukan dan catatan sipil dapat berlangsung secara merata dan menyeluruh sehingga tertib administrasi kependudukan
dan catatan sipil dapat tercapai. 2. Meningkatkan Kualitas data dan Informasi Yang akurat Bidang Kependudukan
dan catatan sipil. Data dan Informasi yang Akurat tentang kependudukan dan catatan sipil sangat
dibutuhkan, karena perencanaan dan proses pembangunan yang baik harus didukung dengan data dan informasi yang akurat, untuk bidang kependudukan data dan informasi
tentang penduduk digunakan dalam rangka perencanaan dan proses pembangunan yang
Universitas Sumatera Utara
berorientasi penduduk. Sedangkan data dan informasi bidang catatan sipil sangat dibutuhkan masyarakat, karena Kejadian penting dialami masyarakat yang telah
dicatatkan ke Dinas pendudukan sebagai Dokumen penting Seumur Hidup dan memiliki kekuatan hukum.
3. Meningkatkan Kesadaran masyarakat Akan pentingnya Administrasi Kependudukan dan Catatan sipil
Administrasi Kependudukan yang baik tidak dapat tercapai apabila hanya dilaksanakan oleh pemerintah Kota Medan Khususnya Dinas Kependudukan Kota
Medan, melainkan harus ada partisipasi masyarakat luas. Untuk itu karena kesadaran masyarakat akan pentingnya Administrasi kependudukan dan catatan Sipil dapat lebih
ditingkatkan, guna tercapainya tujuan pembangunan 4. Meningkatkan kualitas aparatur Dinas Kependudukan
Tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil akan dapat tercapai apabila aparatur Dinas Kependudukan memiliki kemampuan dan keahlian untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Di sisi lain, hal itu harus didukung oleh keterlibatan masyarakat, tidak saja dalam bentuk kesadaran untuk mencatatkan diri, tetapi juga kesediaan untuk turut
membiayai proses penyelenggaraan administrasi kependuduk an dan catatan sipil. Oleh karena itu, kualitas aparatur dan partisipasi masyarakat merupakan dua sisi dari satu
realitas yang sama yang harus ada agar visi Dinas Kependudukan dapat terwujudkan.
3.4 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Daerah Kota Medan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam pembangunan Kota Medan di bidang kependudukan,bertugas
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan sebagai urusan rumah tangga daerah dalam bidang kependudukan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Berfungsi dalam
mengurus dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan penduduk,menyelenggarakan pelayanan umum di bidang kependudukan, melaksanakan
seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya, dan melaksanakan tugas- tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
3.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Walikota Medan No. 03 Tahun 2009, Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan merupakan unsur penunjang
Pemerintah Kota Medan yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Adapun susunan organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Penyusunan Program.
3. Bidang Kependudukan terdiri dari:
a. Seksi Registrasi Penduduk dan Nomor Induk Kependudukan;
b. Seksi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk;
c. Seksi Mutasi Penduduk.
4. Bidang Catatan Sipil terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Seksi Kelahiran dan Kematian;
b. Seksi Perkawinan dan Perceraian;
c. Seksi Perubahan Data.
5. Bidang Data Kependudukan terdiri dari:
a. Seksi Data Kependudukan;
b. Seksi Penyimpanan Dokumen Kependudukan;
c. Seksi Penyuluhan.
6. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi dan Pengendalian Kependudukan