16
a. Sistem Pendaftaran Pemilih
Untuk bisa memilih, umumnya calon pemilih harus terdaftar sebagai pemilih terlebih dahulu. Kemudahan dalam pendaftaran pemilih bisa
mempengaruhi minat seseorang untuk terlibat dalam pemilihan. Sebaliknya, sistem pendaftaran yang rumit dan tidak teratur bisa mengurangi minat orang
dalam pemilihan. Secara umum ada dua sistem pendaftaran pemilih, yaitu sistem aktif dan
sistem pasif
15
Sedangkan sistem pasif adalah sistem pendaftaran pemilih dengan cara petugas pendata atau pencacah untuk mencacah atau mendaftar sebagai pemilih.
Sistem yang pertama akan menghasilkan partisipasi pemilih voting turnout yang tinggi. Misalnya di Prancis. Warga yang berumur 18 tahun secara otomatis akan
didaftar sebagai pemilih. Tidak mengherankan jikalau Prancis adalah salah satu negara yang mempunyai tingkat voting turnout lumayan tinggi. Rata-rata voting
turnout dalam sejumlah pemilihan umum di Prancis adalah 76 . Sistem aktif adalah sistem pendaftaran pemilih dengan cara warga
sendirilah yang aktif mendatangi panitia atau petugas pendaftaran atau pencacahan untuk didaftar sebagai pemilih.
Pemilih punya hak untuk menolak didaftar sebagai pemilih jika tidak menginginkannya
.
16
.
15
Joko Prihatmoko, hal. 201
16
Rafael Lopez Pintor and Maria Gratschew, Voter Registration and Inclusive Democracy: Analysing Registration Practices Worldwide dalam IDEA, Voter turnout Since 1945: A Global
Report, 2002, dikutip dari Eriyanto, op.cit., hal. 7
17
b. Sistem Kepartaian dan Pemilihan Umum
Sejumlah penelitian menunjukkan, sistem dua partai relatif bisa mengurangi tingkat partisipasi pemilih. Motivasi pemilih untuk ikut memilih bisa
surut ketika partai atau calon yang maju dalam pemilihan tidak ada yang disukai. Sebaliknya negara yang menganut sistem multipartai relatif bisa memancing
partisipasi pemilih yang lebih tinggi. Hal ini karena pemilih lebih punya banyak pilihan dan alternatif. Sejumlah penelitian juga menunjukkan, sistem proporsional
lebih membuat partisipasi pemilih lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan sistem distrik. Keterwakilan proporsional pada umumnya dipercaya dapat
meningkatkan kehadiran pemilih karena semua partai dapat meningkatkan keterwakilan mereka Russel J. Dalton dan Martin P. Wattenberg, 1993
17
Ada negara yang menganut paham bahwa pemilihan umum adalah hak bagi warga negara, karenanya warga bisa memilih dan bisa juga tidak memilih.
Tidak ada hukuman bagi warga negara yang tidak ikut memilih. Tetapi ada juga negara yang memandang pemilihan umum sebagai kewajiban dari warga negara.
Warga diwajibkan untuk ikut pemilihan dan jika tidak ikut akan mendapat hukuman. Bentuk hukuman ini bermacam-macam dari hukuman denda,
penambahan pajak hingga ancaman tidak mendapat jaminan atau asuransi dari .
c. Sifat Pemilihan