8
Gambar 2. Indeks hepar somatik IHS induk ikan nila Oreochromis sp. betina yang dipelihara pada sistem BFT dan kontrol selama 84 hari masa
pemeliharaan
3.1.3 Fekunditas
Fekunditas tertinggi ditemukan pada ikan dengan perlakuan bioflok yaitu sebesar 1.317 butir telur sedangkan fekunditas ikan pada perlakuan tanpa bioflok
yang tertinggi yaitu sebesar 1.067 butir telur Gambar 3. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada perlakuan bioflok dapat mempengaruhi
fekunditas P0,05 Lampiran 4.
Gambar 3. Fekunditas induk ikan nila Oreochromis sp. yang dipelihara pada sistem BFT dan kontrol selama 84 hari masa pemeliharaan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
14 28
42 56
70 84
IH S
Hari ke-
kontrol BFT
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
14 28
42 56
70 84
F ek
un dita
s bu
tir telur
Hari ke-
kontrol BFT
9
3.1.4 Diameter Telur
Hasil pengamatan ukuran diameter telur menunjukkan bahwa ikan nila memiliki pola reproduksi tipe asinkronis. Analisis statistik menunjukkan bahwa
perlakuan bioflok tidak mempengaruhi diameter telur P0,05 Lampiran 5. Diameter telur tertinggi pada perlakuan bioflok sebesar 1,66 mm sedangkan pada
perlakuan tanpa bioflok, diameter telur tertinggi sebesar 1,55 mm Gambar 4.
Gambar 4. Diameter telur pada induk ikan nila Oreochromis sp. yang dipelihara pada sistem BFT dan kontrol selama 84 hari masa pemeliharaan
3.1.5 Jumlah Larva
Jumlah kumulatif larva selama 84 hari masa pemeliharaan menunjukkan bahwa perlakuan bioflok menghasilkan anakan yang lebih tinggi secara signifikan
P0,05 Lampiran 6 yaitu sebanyak 8.491 ekor, sedangkan pada kontrol sebanyak 5.154 ekor Gambar 5.
Gambar 5. Jumlah total larva yang dihasilkan oleh induk ikan nila Oreochromis sp. yang dipelihara pada sistem BFT dan kontrol selama 84 hari masa
pemeliharaan
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
14 28
42 56
70 84
Dia m
et er
t elur
m m
Hari ke-
kontrol BFT
5154 8491
2000 4000
6000 8000
10000 12000
kontrol BFT
J um
la h
la rv
a ek
o r
Perlakuan
b a