Prosedur Penambahan Karbon Parameter Penelitian

4 disesuaikan dengan respon makan ikan secara visual. Penambahan molase dilakukan setiap 2 kali sehari setengah jam setelah pemberian pakan. Sampling dilakukan setiap 14 hari sekali dengan mengambil contoh 5 ekor induk betina per bak 20 ekor per perlakuan. Pengukuran kualitas air berupa suhu dilakukan setiap hari, sedangkan pengukuran DO, pH, dan TAN dilakukan setiap seminggu sekali. Larva dan benih ikan yang dihasilkan pada masing-masing bak pemeliharaan dikumpulkan dan dihitung setiap hari.

2.3 Prosedur Penambahan Karbon

Sumber karbon organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah molase dengan konsentrasi C sebesar 40. Penambahan molase pada media budidaya dilakukan dengan mengadaptasi perhitungan yang dilakukan oleh Avnimelech 1999. Berdasarkan perhitungan tersebut Lampiran 1 maka didapatkan jumlah molase yang ditambahkan ke dalam media budidaya adalah sebanyak 1,11 kali jumlah pakan yang diberikan. Penambahan molase dilakukan setiap 2 kali sehari setengah jam setelah pemberian pakan.

2.4 Parameter Penelitian

Data yang dikumpulkan selama penelitian meliputi bobot tubuh, indeks gonad somatik IGS, indeks hepar somatik IHS, jumlah telur, diameter telur, jumlah anakan, dan tingkat kelangsungan hidup. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi di gonad secara kuantitatif dilakukan pengukuran indeks gonad somatik IGS. IGS ditentukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Effendie 2002, yaitu: Keterangan: IGS = indeks gonad somatik Wg = bobot gonad g W = bobot tubuh ikan g Indeks hepar somatik IHS adalah rasio bobot hati terhadap bobot tubuh Ishibashi et al. 1994. IHS dapat diketahui dengan menggunakan rumus Sulistyo et al. 2000: G Wg W 5 Fekunditas menurut Bagenal 1978 adalah jumlah telur matang yang ada dalam ovarium sebelum dikeluarkan dalam pemijahan. Perhitungan fekunditas dilakukan berdasarkan rumus Bagenal 1978: Wg W Keterangan: Wg = bobot gonad g Ws = bobot sub sampel g N = Jumlah telur dalam sub sampel Telur ikan yang digunakan untuk pengukuran parameter ini berasal dari induk betina yang disampling. Dari masing-masing induk tersebut, 100 butir telur per gonad diukur diameternya dengan mengukur jarak panjang a dan lebar b telur yang kemudian dirata-ratakan, selanjutnya diukur menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 yang dilengkapi dengan micrometer yang kemudian dikonversi menjadi mm. Jumlah larva dihitung secara manual satu per satu kemudian diletakkan di hapa pemeliharaan larva. Sintasan atau tingkat kelangsungan hidup adalah persentase ikan yang hidup dari jumlah seluruh ikan yang dipelihara dalam suatu wadah setelah masa pemeliharaan. Ikan yang diambil sebagai sampel setiap dua minggu dihitung ikan hidup. Tingkat kelangsungan hidup ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie, 2002: Keterangan: No = Jumlah ikan awal Nt = Jumlah ikan akhir Pengukuran parameter kualitas air dilakukan di awal perlakuan dan setiap 7 hari selama perlakuan di bak. Hasil analisis kualitas air menunjukkan bahwa kisaran parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini berada pada kisaran yang optimum bagi pemeliharaan ikan nila Tabel 2 Lampiran 8. 6 Tabel 2. Kisaran parameter kualitas air pada media pemeliharaan Perlakuan Parameter Kualitas Air Suhu o C DO mgl pH TAN mgl Kontrol 27,8-32,0 4,7-6,6 7,28-8,29 0,166-1 Bioflok 27,8-32,2 3,6-6,5 7,39-8,13 0,146-0,847 Optimal 25,0-32,0 Hepher dan Pruginin 1981 3,0 Henley 2005 6,0-9,0 Popma dan Masser 1999 0,5-1,0 Boyd 1990

2.5 Analisis Data