5.3.3 Perairan Belitung Musim Peralihan I - 2002
Hasil survei Musim Peralihan I di perairan Belitung , memiliki data ikan tunggal yang relatif sedikit dibandingkan hasil survei di lokasi lain. Nilai target
strength pada Musim Peralihan I berkisar -47,00 dB hingga –59,00 dB, dengan nilai rata-rata -55,73 dB. Penyebaran nilai rata-rata target strength di lintasan
survei dapat dilihat pada Gambar 41.
107.25° 107.75°
108.25° Bujur
-3.5° -2.5°
Linta n
g
Belitung Tanjungpandan
Gambar 41. Penyebaran nilai rata-rata target strength ikan tunggal di perairan Belitung pada Musim Peralihan I
Hasil deteksi hidroakustiik di perairan Belitung menunjukkan jumlah ikan tunggal yang terdeteksi sangat sedikit yaitu 48 ekor. Hal ini diduga disebabkan
oleh perairan yang umumnya bersubstrat karang dimana banyak dihuni oleh ikan-ikan yang bergerombol. Sebaran jumlah ikan pada setiap nilai target
strength dapat di lihat pada Gambar 42. Nilai target strength berkisar -60,00 hingga -57,01 dB memiliki jumlah individu terbanyak yaitu 18 ekor, dan semakin
besar nilai target strength terlihat jumlah ikan tunggal semakin sedikit.
18 14
13
1 2
10 20
-60,00 sd - 57,01
-57,00 sd - 54,01
-54,00 sd - 51,01
-51,00 sd - 48,01
-48,00 sd - 45,01
Nilai Ta rge t Strength dB Jum
la h
Tar g
et Tu
ngg al
e kor
Gambar 42. Jumlah ikan demersal tunggal pada setiap nilai target strength di perairan Belitung pada Musim Peralihan I
Sebaran nilai rata-rata target strength menurut selang kelas kedalaman hanya ditemukan pada dua kelas kedalaman yaitu selang kelas kurang dari 29 m
dan selang kelas 29,60 -36,50 m Gambar 43. Ikan tunggal pada selang kelas kedalaman 2 memiliki nilai target strength lebih besar dibandingkan nilai target
strength pada selang kelas kedalaman 1. Bila dilihat dari nilai target strength ini merupakan kelompok yang berbeda.
-56.79 -54.33
-62 -59
-56 -53
-50
29.5 29.6-
36.5 36.6-
43.5 43.6-
50.5 50.6-
57.5 57.6-
64.5 64.6-
71.5 71.6-
78.5 78.6
Selang Kelas Kedalaman N
ila i R
a ta
-r a
ta Ta
rg e
t St re
ngt h
d B
Gambar 43. Nilai rata-rata target strength ikan demersal di perairan Belitung pada Musim Peralihan I
Nilai rata-rata densitas ikan adalah 0,47 gm
3
dengan simpangan baku 0,28 dan nilai densitas berkisar antara 0 – 1,24 gm
3
. Penyebaran nilai densitas di sebelah barat Pulau Belitung lebih besar dibandingkan
di sebelah utara
maupun sebelah timur Pulau Belitung Gambar 44.
107.25° 107.75°
108.25° Bujur
-3.5° -2.5°
Li nta
ng
Belitung Tanjungpandan
Gambar 44. Nilai rata-rata densitas ikan demersal di perairan Belitung pada Musim Peralihan I
Data tidak ada
Densitas berdasarkan selang kelas kedalaman ditemukan pada selang kelas kedalaman kurang dari 29 m sebesar 0,67 gm
3
dan pada selang kelas kedalaman 29,60 -36,50 m memiliki densitas 0,44 gm
3
Gambar 45.
0.67 0.44
0.5 1
29.5 29.6-
36.5 36.6-
43.5 43.6-
50.5 50.6-
57.5 57.6-
64.5 64.6-
71.5 71.6-
78.5 78.6
Selang Kelas Kedalaman N
ila i R
a ta
-R a
ta D
e n
s it
a s
Ik a
n D
e m
e rs
a l
g m
3
Gambar 45. Rata-rata densitas ikan di setiap selang kelas kedalaman pada Musim Peralihan I di perairan Belitung
5.3.4 Perairan Belitung Musim Peralihan II-2005 Survei Belitung tahun 2005 bertepatan dengan Musim Peralihan II. Hasil
deteksi ikan tunggal dengan menggunakan alat hidroakustik menunjukkan ikan demersal tunggal memiliki nilai target strength antara -42,00 hingga -59,98 dB
dengan rata-rata –51,53 dB dan simpangan baku 4,43. Berdasarkan nilai rata- rata target strength, ikan-ikan tunggal yang berukuran besar umumnya di sekitar
pulau-pulau kecil yang terletak di barat Pulau Belitung. Ikan-ikan kecil menyebar di timur pantai Sumatera hingga ke tengah perairan Gambar 46.
Penghitungan jumlah ikan tunggal pada lokasi penelitian masih didominasi oleh ikan-ikan yang memiliki nilai target strength antara -60,00 hingga
-57,01 dB yaitu sebanyak 3.323 ekor, dan semakin bertambah besar ukuran nilai target strength, jumlah ikan tunggal semakin berkurang Gambar 47.
Berdasarkan selang kelas kedalaman, diperoleh informasi bahwa ikan- ikan yang berukuran besar nilai rata-rata target strength-nya berada di perairan
dalam 64,60 – 78,50 m, sedangkan pada perairan dangkal nilai rata-rata target strength semakin kecil yaitu di bawah -40,00 dB Gambar 48.
Data tidak ada
106° 107°
Bujur
-6° -5°
-4° -3°
-2°
Li n
ta n
g
Bangka P. Lepar
P. Liat
Pangkalpinang
J A K A R T A
Gambar 46. Penyebaran nilai rata-rata target strength di perairan Belitung pada Musim Peralihan II
3323 2636
1672 1173
820 418
1000 2000
3000 4000
-60,00 sd -57,01
-57,00 sd -54,01
-54,00 sd -51,01
-51,00 sd -48,01
-48,00 sd -45,01
-45,00 sd -42,01
Nilai Target Strength dB Jum
lah I k
an Tunggal e
kor
Gambar 47. Jumlah ikan demersal tunggal pada setiap kisaran nilai target strength di perairan Belitung pada Musim Peralihan II
-42.41 -46.54
-46.17 -39.84
-45.33 -37.87
-37.88
-48 -45
-42 -39
-36
29.5 29.6-36.5
36.6-43.5 43.6-50.5
50.6-57.5 57.6-64.5
64.6-71.5 71.6-78.5
78.6
Selang Kelas Kedalaman N
il a
i R a
ta -r
at a T
ar g
et S
tr en
g th
d B
Gambar 48. Nilai rata-rata target strength ikan demersal di perairan Belitung pada Musim Peralihan II
Densitas ikan demersal pada Musim Peralihan II di perairan Belitung menunjukkan kisaran nilai densitas 0 hingga 10.82 gramm
3
. Densitas rata-rata yang ditemukan adalah 0.5 gm
3
dengan simpangan baku 1,52. Densitas ikan demersal di perairan Belitung menunjukkan di lokasi di sekitar Pulau Belitung
sangat sedikit namun di timur Pantai Sumatera lebih banyak Gambar 49. Lokasi yang memiliki densitas sebesar 10,82 gm
3
hanya pada posisi 106
o
33
‘
03” BT; 05
o
05’30’’LS.
106° 107°
Bujur
-6° -5°
-4° -3°
-2°
Li nt
a ng
Bangka P. Lepar
P. Liat
Pangkalpinang
J A K A R T A
Gambar 49. Penyebaran densitas di perairan Belitung pada Musim Peralihan II Rata-rata densitas ikan paling banyak terdapat di kedalaman kurang dari
29,50 m dan semakin bertambah kedalaman jumlah densitas ikan semakin kurang Gambar 50.
0.7008
0.1252 0.0547
0.0154 0.0139
0.0002 0.0025
0.5 1
29.5 29.6-36.5
36.6-43.5 43.6-50.5
50.6-57.5 57.6-64.5
64.6-71.5 71.6-78.5
78.6
Selang Kelas Kedalaman N
ila i R
a ta
-r a
ta D
e n
s it
a s
Ik a
n
D e
m e
rs al
g m
3
Gambar 50. Rata-rata densitas ikan di setiap selang kelas kedalaman pada Musim Peralihan I di perairan Belitung
5.3.5 Perairan Kalimantan Timur Musim Peralihan II-2004 Hasil survei di perairan Kalimantan Timur meliputi perairan dangkal
hingga perairan dalam. Perairan dangkal umumnya terletak di dekat pantai dan perairan dalam menjauhi pantai. Umumnya hasil deteksi akustik yang jauh dari
pantai sudah tidak dapat mendeteksi dasar perairan, sehingga tidak dapat dilakukan analisis untuk mendapatkan informasi mengenai ikan-ikan yang dekat
dasar perairan. Target strength yang terdeteksi di perairan Kalimantan Timur berjumlah
4.687 ekor ikan tunggal dengan nilai target strength menyebar dari –61,00 dB hingga –34,00 dB, dan rata-rata Target strength adalah –51,01 dB dengan
simpangan baku 0,003 dB. Total ikan tunggal terbanyak ditemukan pada target strength ukuran –61,00 - -58,01 dB yaitu 1.893 ekor ikan tunggal, diikuti oleh
Target strength ukuran –58,00 - -55,01 dB sebanyak 947 ekor ikan tunggal, dan semakin besar nilai target strength jumlah ikan tunggal yang terdeteksi semakin
sedikit Gambar 51.
1893 947
684 454
305 194
98 69
43
1000 2000
-61,00 sd -
58,01 -58,00
sd - 55,01
-55,00 sd -
52,01 -52,00
sd - 49,01
-49,00 sd -
46,01 -46,00
sd - 43,01
-43,00 sd -
40,01 -40,00
sd - 37,00
-37,00 sd -
34,01
Nilai Target Strength dB Jum
la h I
kan Tunggal
ekor
Gambar 51. Jumlah target tunggal pada setiap kisaran nilai target strength di perairan Kalimantan Timur
Penyebaran nilai target strength sepanjang lintasan survei yang teramati dapat dilihat pada Gambar 52. Ikan tunggal yang memiliki rata-rata target
strength yang kecil -52,00 dB terdapat perairan dangkal di dekat pantai, dan daerah yang lebih dalam dan menjorok ke tengah Selat Makasar menjauhi
pantai umumnya memiliki ikan tunggal berukuran besar yaitu dengan nilai target strength hingga -37,00 dB.
Kedalaman perairan yang terdeteksi oleh alat hidroakustik di perairan Kalimantan Timur ini sangat bervariasi yaitu mulai dari 6 hingga 100 m. Gambar
53 adalah penyebaran nilai Target strength untuk masing-masing kelas kedalaman. Kelas kedalaman 9 78,6 m memiliki rata-rata target strength
paling besar -40,10 dB dibandingkan delapan kelas kedalaman lainnya. Nilai Target strength paling rendah -51,72 dB ditemukan pada selang kelas
kedalaman 3. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara hidroakustik ikan- ikan tunggal yang berukuran besar di perairan Kalimantan Timur banyak
menghuni perairan dalam dan ikan-ikan kecil menjadi penghuni perairan dangkal. Melihat grafik di bawah ini di duga bahwa berdasarkan selang kelas kedalaman
ditemukan tiga kelompok ikan yang berbeda yaitu : kelompok I yang merupakan penghuni selang kelas kedalaman 1 - 3 yang memiliki ukuran ikan tunggal yang
sama berkisar -49,71 sampai -51,72 dB, demikian juga pada selang kelas kedalaman 4 – 8 memiliki ukuran ikan yang sama juga -45,97 sampai -49,00
dB, dan kelompok terakhir adalah selang kelas kedalaman 9 yang memiliki ikan tunggal berukuran -40,00 dB.
117° 118°
119°
Bujur
1° 2°
3° 4°
Li nt
a n
g
Gambar 52. Sebaran nilai rata-rata target strength di perairan Kalimantan Timur pada Musim Peralihan II
-49.71 -50.23
-51.72 -49.18
-47.31 -49.38
-46.52 -45.97
-40.10
-55 -52
-49 -46
-43 -40
29.5 29.6-
36.5 36.6-
43.5 43.6-
50.5 50.6-
57.5 57.6-
64.5 64.6-
71.5 71.6-
78.5 78.6
Se la ng Ke la s Ke da la ma n N
il a
i R a
ta -r
a ta
T a
rg e
t S tr
e n
g th
Gambar 53. Nilai rata-rata target strength di setiap selang kelas kedalaman di perairan Kalimantan Timur pada Musim Peralihan II
Densitas ikan di perairan Kalimantan Timur ini berkisar 0 sampai 8,47 gramm
3
, dengan rata-rata 0,45 gramm
3
dan simpangan baku 0,97 dimana perhitungan densitas berdasarkan berat ikan yang mendominasi perairan yaitu
jenis Leioqnathus bindus dengan berat 13,9 gram Gambar 54. Densitas
tertinggi terletak pada posisi 117
o
51’ 3” BT; 02
o
56’ 25”LU. Semakin ke tengah Selat Makasar densitas semakin rendah.
Berdasarkan selang kelas kedalaman penyebaran densitas ikan demersal di perairan Kalimantan Timur sangat menonjol pada selang kelas kedalaman I
29,50m yaitu 4,74 gm
3
, selang kelas kedalaman lainnya memiliki densitas rendah Gambar 55.
Gambar 54. Sebaran nilai densitas di perairan Kalimantan Timur pada Musim Peralihan II
4.74
0.09 0.07
0.04 0.04
0.06 0.04
0.01 0.03
2.5 5
29.5 29.6-
36.5 36.6-
43.5 43.6-
50.5 50.6-
57.5 57.6-
64.5 64.6-
71.5 71.6-
78.5 78.6
Selang Kelas Kedalaman N
il ai
R at
a -r
at a D
ens it
as I kan
D em
er sal
g m
3
Gambar 55. Nilai densitas di setiap selang kelas kedalaman di perairan Kalimantan Timur pada Musim Peralihan II
117° 118°
119°
Bujur
1° 2°
3° 4°
L intang
5.4 Estimasi Stok Ikan Demersal Hasil Sapuan Trawl 5.4.1 Perairan Laut Jawa Musim Peralihan II-2002
Total hasil sapuan area yang diperoleh dengan menggunakan alat tangkap trawl dasar Bottom trawl di 20 stasiun penelitian dengan kedalaman
perairan yang beragam ditemukan 39 famili, dengan 91 spesies ikan demersal dan total hasil sapuan 953,81 kg.
Stasiun-stasiun yang memiliki hasil sapuan terbesar yaitu Stasiun 5 merupakan stasiun yang memiliki total sapuan ikan demersal paling banyak yaitu
240,15 kg. Diikuti Stasiun 6 yang memiliki total sapuan 103,06 kg, Stasiun 14 dengan hasil sapuan 87,55 kg Gambar 56.
Berdasarkan jumlah spesies terlihat terjadi fluktuasi yang sangat besar. Stasiun dengan hasil sapuan tinggi tidak selalu diikuti dengan jumlah spesies
yang tinggi pula. Di lihat dari jumlah spesies pada Stasiun 5 dan 6 memiliki spesies yang sedang yaitu 24 spesies 26,09 dan 19 spesies 20,65.
Namun untuk Stasiun 14 memiliki jumlah spesies yang cukup tinggi yaitu 37 spesies 40,22 dari seluruh spesies yang ada yaitu 92 spesies.
Berdasarkan jumlah spesies yang mendominasi perairan, maka di perairan Laut Jawa ada 9 spesies yang memiliki jumlah tangkapan yang paling
besar. Di mana Leiognathus splendens menduduki posisi teratas dengan total tangkapan 90,70 kg diikuti Nemipterus hexodon dengan total tangkapan 85,90
kg dan D.kuhli dengan 70 kg. 83 dan spesies lainnya memiliki jumlah yang
sangat bervariasi antara 40 – 0,5 kg Gambar 57. Bila dicermati penyebarannya, ternyata Leiognathus splendens
ini hanya
tertangkap di 3 stasiun dengan jumlah yang besar yaitu pada Stasiun 14,15 dan
18. Nemipterus hexodon hampir menyebar di seluruh stasiun yang ada 15
stasiun namun untuk D.kuhli hanya tertangkap di 1 stasiun yaitu Stasiun 5. Hal
ini cukup menarik di analisa lebih lanjut, sebab hasil sapuan besar namun tidak
menyebar di seluruh perairan. Hal ini diduga bahwa Leiognathus splendens dan
D.kuhli membutuhkan suatu kondisi perairan tertentu sebagai tempat hidupnya.
Stasiun dimana Leiognathus splendens berada merupakan stasiun di utara Jawa dengan kedalaman berkisar 40 m, dan stasiun dimana D.kuhli berada pada
perairan dangkal yaitu 24 m.