Pengolahan Data Hidroakustik Pengolahan Data

4.3 Pengambilan Data

4.3.1 Data Hidroakustik

Data akustik pada lokasi penelitian diperoleh dengan peralatan hidroakustik split beam. Transducer dipasang pada lambung bagian kiri kapal, pada kedalaman 1,5 meter dari permukaan air. • Data hidroakustik pada survei Belitung dan Jawa 2002, Kalimantan Timur 2004 menggunakan peralatan EY-500 frekuensi 38 KHz, power 50 watt. Data yang diperoleh dalam format data gram extension DG juga data threshold extension DT. • Data hidroakustik pada survei Belitung dan Jawa 2005 menggunakan peralatan EY-60 dan data survei Kepulauan Seribu menggunakan EK-60. Kedua alat memiliki frekuesi 120 KHz, power 500 watt dan data yang diperoleh dalam bentuk tiga file extension raw, idx dan bot.

4.3.2 Data Sapuan Alat Tangkap Ikan

Data ikan demersal hasil sapuan diperoleh dengan mempergunakan jaring dasar yang berukuran kecil bottom mini trawl, yang memiliki bukaan mulut jaring maksimal 1,2 meter. Alat tangkap ini dioperasikan selama satu jam dengan kecepatan kapal rata-rata 3 knot.

4.3.3 Data Oseanografi

Data lingkungan diperoleh dengan mengoperasikan alat Conductivity Temperature and Depth CTD yang dilengkapi dengan current meter. Alat ini diturunkan dengan menggunakan winch sampai pada kedalaman sedikit di atas dasar perairan untuk menghindari benturan CTD dengan dasar perairan. Informasi kedalaman perairan diperoleh dengan menggunakan alat echosounder. Selain itu melengkapi data batimetri diambil data dari http:topex.ucsd.educgi- binget-data.cgi dan substrat dari citra landsat 7ETM.

4.4 Pengolahan Data

4.4.1 Pengolahan Data Hidroakustik

Pengolahan data hidroakustik dibagi menjadi dua, yaitu data mengenai pantulan dasar perairan dan data dugaan ikan demersal. Pengolahan data hidroakustik untuk mendapatkan nilai hambur balik dasar perairan dengan menggunakan dua cara yaitu : • Data survei tahun 2002 merupakan data hasil rekaman alat akustik split beam EY-500. Data ini kemudian diolah dengan program EP 500 menggunakan analisis expanded bottom dengan ketebal 0,2 m dari permukaan dasar perairan Lampiran 3 hingga empat lapisan. Data Hambur balik dasar SV yang diperoleh dari lokasi yang terkena energi hidroakustik, nantinya akan ditampilkan dalam grafik untuk memberikan gambaran secara vertikal. Sebaran horizontal dengan menggunakan perata-rataan nilai Sv pada lapisan 1 hingga lapisan 4. • Data survei tahun 2005 yang diperoleh dari hasil rekaman alat hidroakustik EY-60 dan survei Kepulauan Seribu hasil rekaman EK-60 diolah lebih lanjut dengan menggunakan program Sonar Data Echoview 3,5 Lampiran 3, dengan ketebalan 0,2 m. Data ini juga dipetakan untuk mendapatkan informasi penyebarannya secara horizontal. Data yang dgunakan untuk menduga Ikan demersal meliputi data densitas ikan dan target strength ikan dilakukan dengan mengolah data threshold DT dengan menggunakan perangkat lunak EP-500 dengan analysis bottom layer untuk data hasil deteksi EY-500. Data hasil deteksi EY-60 menggunakan program BI. Pengolahan data dilakukan dengan mengintegrasi echogram pada strata 0 – 1,2 meter dari dasar. Pengambilan strata 1,2 meter ini disesuaikan dengan lebar maksimum bukaan mulut trawl. Data untuk densitas ikan yang diambil adalah densitas volume v ρ , sedangkan untuk target strength adalah distribution TS . Proses perhitungan nilai target strength TS diperoleh berdasarkan : bs TS σ log 10 = ………………………………………………………….. 7 TS bs 1 , 10 = σ ………………………………………………………….. 8 bs σ adalah target back scattering cross section. Nilai back-scattering volume SV diperoleh dari intensitas suara yang mengenai target pada volume air tertentu m 3 yang diperoleh dari persamaan berikut: 1852 4 1 2 2 2 r r nm m R S SV o A − = π …………………………….. 9 A S adalah back-scattering area, 1 2 r r − adalah ketebalan kolom integrasi, o R adalah jarak referensi 1 m, maka nilai Back-scattering volume dapat diperoleh dari: rata rata TS v SV − + = ρ log 10 ............................................................ 10 sehingga densitas ikan ikanm 3 untuk suatu integrasi dapat diperoleh apabila TS dan SV diketahui. rata rata TS SV v − − = ρ log 10 .......................................................... 11 1 , 10 rata rata TS SV v − − = ρ .............................................................. 12 Persamaan-persamaan di atas dapat dimodifikasi dari densitas ikanm 3 menjadi densitas g m 3 yaitu dengan mengalikan densitas ikanm 3 dengan berat rata-rata ikan dominan. w v TS SV . 10 1 , − = ρ ........................................................................... 13 dimana : v ρ = densitas gm 3 SV = backscattering volume dB TS = target strength dB w = berat rata-rata ikan yang dominan g

4.4.2 Pengolahan Data Sapuan Alat Tangkap Ikan