Pelaku Kelembagaan PLTMH Cisalimar Aturan PLTMH Cisalimar .1

41 restorasi, survey partisipatif dan koordinasi keamanan, memelihara sarana dan prasarana, memberikan informasi, penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat dan pengunjung. 5. Kelompok Jabatan Fungsional adalah bagian yang mempunyai tugas melakukan pangendalian ekosistem hutan, penyuluhan dan keamanan hutan.

6.1.2 Pelaku Kelembagaan PLTMH Cisalimar

Kelembagaan pada PLTMH Cisalimar sudah ada sejak tahun 2005 setelah PLTMH Cisalimar berjalan. Kelembagaan tersebut bertujuan agar PLTMH Cisalimar dapat dioperasionalkan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Cipeuteuy. Kelembagaan PLTMH Cisalimar memiliki ketua dan perangkat lainnya yang memiliki tugas masing-masing. Ketua PLTMH dipilih oleh masyarakat untuk bertanggung jawab mengelola PLTMH sedangkan petugas PLTMH dipilih oleh ketua PLTMH berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan tempat tinggal yang tidak jauh dengan PLTMH. Petugas PLTMH tidak hanya bekerja mengelola PLTMH tetapi juga bekerja sebagai petani. Kelembagaan ini pun dibantu oleh Kelompok masyarakat untuk memudahkan melakukan pembayaran iuran untuk pemakaian PLTMH. Berikut adalah struktur kelembagaan PLTMH Cisalimar. 42 Sumber: Ketua Pengelola PLTMH Gambar 10 Struktur Kelembagaan PLTMH Cisalimar Gambar 10 struktur kelembagaan PLTMH Cisalimar di atas merupakan perangkat masyarakat yang membantu tugas ketua PLTMH Cisalimar untuk melakukan pengelolaan dan operasional PLTMH. Masing-masing perangkat melakukan tugas sesuai dengan fungsinya. Mereka menjalankan tugas sesuai dengan amanah yang diberikan oleh masyarakat dan ketua PLTMH Cisalimar untuk melakukan pengelolaan PLTMH secara berkelanjutan. Adapun tugas dan fungsi dari tiap-tiap perangkat dalam kelembagaan PLTMH Cisalimar adalah sebagai berikut: 1. Ketua PLTMH adalah seseorang yang memimpin dan mengatur untuk pengelolaan PLTMH. PLTMH Ketua PLTMH Petugas PLTMH Bagian Operator Bagian Operasional Bagian Perairan Distribusi Konsumen 43 2. Bagian Operator adalah seseorang yang bertugas untuk menghidupkan,mematikan dan mengawasi turbin. 3. Bagian Operasional adalah seseorang yang bertugas untuk merawat dan memeriksa turbin. 4. Bagian Perairan adalah seseorang yang bertugas untuk menjaga pintu air bendungan dan mengatur masuknya debit air untuk turbin. 6.1.3 Aturan PLTMH Cisalimar 6.1.3.1 Boundary rules, Sanksi dan Monitoring Terhadap Aturan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Cisalimar memanfaatkan aliran Sungai Citamiang yang mengalir dari kawasan taman nasional. Pembangkit listrik ini memiliki batasan untuk daerah penggunanya yaitu hanya daerah Dusun Pandan Arum yang baru dapat dijangkau oleh PLTMH Cisalimar. Untuk dapat digunakan sebagai pembangkit listrik, maka masyarakat desa membangun bendungan agar air dapat memutar turbin. Bendungan tersebut dinamakan bendungan Cisalimar karena terletak di daerah Cisalimar. Bendungan ini pun sekaligus sebagai batasan aliran sungai yang dimanfaatkan untuk PLTMH Cisalimar. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Cisalimar dikelola oleh kelompok masyarakat yang di dalamnya terdapat beberapa anggota yang memiliki tugas masing-masing. Anggota kelompok masyarakat ini berasal dari masyarakat yang tinggal di Desa Cipeuteuy yang berada tidak jauh dengan PLTMH Cisalimar. Masuk dan keluarnya pengurus PLTMH ditetapkan oleh ketua kelompok masyarakat yang mengelola PLTMH Cisalimar. Aturan tata batas boundary rule terkait dengan bagaimana seseorang dapat dan masuk untuk mengakses sumberdaya harus memiliki syarat sebagai anggota pengguna PLTMH Cisalimar. 44 Syarat tersebut yaitu dapat diperoleh secara langsung dengan mendaftar sebagai pengguna PLTMH Cisalimar dan anggota dapat keluar dengan melapor kepada pihak pengelola PLTMH Cisalimar. Anggota pengguna PLTMH diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan pengelola PLTMH Cisalimar. Adapun aturan yang ditetapkan PLTMH Cisalimar yakni listrik dapat digunakan dari pukul 17.00 sampai pukul 06.00, pemakaian listrik diatur untuk menjaga keawetan mesin PLTMH. Pemakaian listrik pengguna PLTMH Cisalimar tidak boleh berlebihan. Aturan yang ditetapkan oleh pengelola PLTMH terkadang tidak dihiraukan pengguna, masih ada pengguna PLTMH yang menggunakan listrik dengan daya yang cukup besar sehingga kerja mesin menjadi terlalu berat dan dapat berakibat rusak pada mesin. Pengelola PLTMH akan memberikan sanksi kepada pengguna PLTMH dengan mematikan jaringan listrik sementara. Pengelola PLTMH juga melakukan pengawasan terhadap jalur perairan, pintu air dan turbin PLTMH agar PLTMH dapat digunakan dengan baik. Perawatan mesin atau turbin dilakukan sebulan sekali oleh bagian operasional agar mesin dapat digunakan secara berkelanjutan. Masyarakat yang menggunakan listrik dari PLTMH Cisalimar dikenakan iuran per bulan untuk operasional PLTMH karena pemeliharaan dan perawatan pada mesin PLTMH memerlukan biaya yang tidak sedikit.

6.1.3.2 Aturan Akses terhadap Sumberdaya dan Penyelesaian Konflik

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Cisalimar merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan Sungai Citamiang sebagai media untuk memutarkan turbin pada mesin pembangkit listrik. Hulu Sungai Citamiang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS yang 45 mengalir melewati daerah Cisalimar, Desa Cipeuteuy. Untuk pemanfaatan Sungai Citamiang sebagai pembangkit listrik, maka pengelola dan masyarakat membangun bendungan yang berfungsi untuk membantu dalam proses pembangkit listrik. Bendungan tersebut mengalirkan air Sungai Citamiang ke saluran air yang mengarah ke mesin atau turbin PLTMH. Pengelola PLTMH diperbolehkan memanfaatkan Sungai Citamiang untuk pembangkit listrik namun harus dapat menjaga dan merawat aliran sungai tersebut. Aliran sungai ini tidak dimanfaatkan hanya untuk pembangkit listrik saja namun dimanfaatkan juga oleh masyarakat sekitar untuk pengairan sawah. Masyarakat di Desa Cipeuteuy dapat memanfaatkan listrik dari PLTMH Cisalimar, namun tidak semuanya dapat menggunakan secara langsung karena masyarakat yang akan menggunakan harus mendaftar terlebih dahulu untuk di data. Pendataan ini dilakukan untuk pemasangan jaringan listrik ke setiap rumah yang akan menggunakan listrik dari PLTMH. Bertambahnya pengguna listrik dari PLTMH maka akan mengurangi daya listrik yang digunakan untuk setiap rumah. Adanya pengurangan daya listrik dari PLTMH membuat masyarakat pengguna PLTMH tidak dapat menggunakan listrik secara maksimal maka pengelola PLTMH membuat aturan agar masyarakat tidak menggunakan alat-alat elektronik dengan daya listrik yang besar karena dapat merusak mesin PLTMH. Jika masyarakat tidak mengikuti peraturan maka bagian operator PLTMH akan mematikan mesin PLTMH untuk keawetan mesin. Peraturan yang ditetapkan oleh pengelola PLTMH terkadang tidak sependapat dengan masyarakat sehingga dapat menyebabkan konflik agar tidak menjadi masalah yang berlarut-larut maka 46 pengelola PLTMH mengadakan forum diskusi dan penjelasan kepada masyarakat pengguna PLTMH.

6.1.3.3 Tata Kelola BTNGHS dan PLTMH Cisalimar

Pengelolaan PLTMH Cisalimar memiliki keterkaitan dengan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak dalam pengelolaannya. Pemanfaatan air Sungai Citamiang untuk pembangkit listrik dapat beroperasi dengan baik jika ada tata kelola yang baik dan berkesinambungan antara BTNGHS dengan PLTMH Cisalimar. Pada gambar 11 dapat dilihat struktur tata kelola dari BTNGHS dan PLTMH Cisalimar. Sumber: Data Primer Diolah, 2011 Gambar 11 Struktur Tata Kelola BTNGHS dan PLTMH Cisalimar Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak BTNGHS mempunyai tugas untuk menjaga, merawat dan melindungi hutan di dalam kawasan taman nasional. Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak memiliki pegawai dan Taman Nasional Pengawasan Peremajaan Perlindungan Pemanfaatan Sanksi Polhut dan Masyarakat BTNGHS Pelanggaran PLTMH Hilir Masyarakat Hulu 47 petugas yang membantu dalam pengelolaan taman nasional sebanyak 122 orang yang terdiri dari PNS dan CPNS sebanyak 98 orang, serta tenaga honorer dan kontrak sebanyak 24 orang. Hampir semua pegawai Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS pernah mengikuti pendidikan dan latihan pada berbagai bidang yang berkaitan dengan pengelolaan taman nasional. Pengelolaan ekosistem hutan yang dilakukan balai taman nasional diikuti dengan aturan-aturan yang ditetapkan agar dapat dilakukan dengan baik. Aturan yang ditetapkan balai taman nasional yakni aturan mengenai menjaga, melindungi dan melestarikan hutan yang ada di dalam kawasan taman nasional. Taman nasional memberikan sanksi pada masyarakat yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan sanksi yang diberikan yakni teguran dan peringatan untuk masyarakat yang melanggar aturan secara ringan, namun bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran yang berat seperti melakukan penebangan liar dan merusak hutan maka dikenakan sanksi pidana dan denda. Aturan ini dibantu oleh polisi hutan untuk melakukan penegakan hukum yang telah ditentukan. Adanya polisi hutan di taman nasional sangat membantu dalam pengawasan dan penjagaan kawasan hutan taman nasional, namun jumlah polisi hutan yang ada tidak seimbang dengan luasnya taman nasional. Untuk membantu pengawasan dan penjagaan maka polisi hutan bekerjasama dengan kelompok masyarakat yang bersedia menjadi sukarelawan untuk membantu polisi hutan melakukan pengawasan dalam kawasan taman nasional. PLTMH adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi air yang berasal dari air sungai untuk menggerakan turbinnya. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Cisalimar memanfaatkan air sungai Citamiang yang 48 mengalir dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak untuk menggerakan turbin PLTMH. Untuk mendapatkan debit air sungai yang stabil, maka pengelolaan PLTMH harus bekerjasama dengan taman nasional untuk menjaga dan memelihara hutan di dalam kawasan taman nasional. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Cisalimar dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Cipeuteuy, Kabupaten Sukabumi karena daerah ini cukup terpencil dan belum terjangkau jaringan listrik. PLTMH Cisalimar dikelola oleh masyarakat dalam bentuk kelompok masyarakat. PLTMH Cisalimar memiliki lima orang pekerja yakni terdiri dari dua orang operator, satu orang dibagian operasional dan dua orang dibagian perairan, petugas PLTMH ini berasal dari masyarakat di daerah sekitar PLTMH agar lebih mudah untuk mengontrolnya. Pengelolaan PLTMH ini dipimpin oleh seorang ketua yang berlatarbelakang lulusan perguruan tinggi, bekerja sebagai guru dan wiraswasta. Bagian operator dan operasional dipilih dengan syarat memiliki kemampuan dalam bidang mesin atau turbin, mereka belajar secara otodidak. Bagian Perairan bertugas membuka dan menutup pintu air, petugas berairan tidak perlu memiliki kemampuan khusus tapi harus mengerti kapan pintu air harus dibuka dan ditutup dan menjaga aliran air yang masuk ke mesin pembangkit listrik. Petugas PLTMH tidak hanya bekerja mengelola PLTMH saja, namun mereka pun bekerja sebagai petani. Pendapatan petugas PLTMH tiap bulannya yaitu untuk petugas bagian operator mendapatkan Rp 300.000,00 per orangnya, petugas bagian perairan Rp 150.000,00 per orangnya dan Rp 250.000,00 untuk petugas bagian operasional. Setiap sebulan sekali dilakukan pengecekan mesin atau turbin agar mesin PLTMH terjaga keawetannya dan dapat berfungsi dengan baik untuk menghasilkan listrik. 49 Biaya operasional untuk PLTMH Cisalimar diambil dari iuran warga yang menggunakan PLTMH, besarnya iuran yang dikeluarkan masyarakat untuk pengoperasian PLTMH Cisalimar sesuai dengan kemampuan mereka masing- masing sehingga besarnya iuran beragam dari RP 10.000,00 sampai Rp 30.000,00 per bulannya. Iuran yang dikeluarkan masyarakat digunakan untuk biaya operasional dan membayar petugas PLTMH, tidak hanya iuran tetapi masyarakat pun membantu melakukan perawatan hutan dalam taman nasional karena untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar. Masyarakat membantu melakukan adopsi pohon pada lahan yang gundul dalam kawasan taman nasional untuk keberlanjutan ekosistem hutan. Hal ini dikarenakan masyarakat di Desa Cipeuteuy membutuhkan sumberdaya yang terdapat di hutan dalam kawasan taman nasional untuk dimanfaatkan. Masyarakat pun mempunyai slogan “hutan weuteuh masyarakat teu rieweuh”, slogan ini memiliki arti jika hutan utuh maka masyarakat tidak akan repot. Pemikiran itu yang diterapkan oleh masyarakat pada kehidupannya untuk selalu menjaga, melindungi dan merawat hutan yang ada di sekitar.

6.2 Estimasi Nilai Kebersediaan Membayar Masyarakat Untuk Keberlanjutan PLTMH Cisalimar