Algoritma PVD Algoritma Yang Diusulkan PVDM

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Algoritma PVD

Inti dari algoritma PVD adalah perhitungan selisih antara piksel P i,x dan P i,y . Hasil selisih kedua piksel akan menentukan besarnya kapasitas pesan yang dapat disisipkan; semakin besar selisih antara piksel P i,x dan P i,y , semakin besar juga kapasitas pesan yang ditampung. Karakteristik sebuah citra pada umumnya antara piksel yang berdekatan mempunyai nilai piksel yang tidak jauh berbeda selisih piksel antara interval [0..7] yang dapat dikatakan kecil, walaupun bisa saja terjadi antara piksel yang berdekatan mempunyai nilai piksel yang jauh berbeda selisih piksel antara interval [8.255] yang dapat dikatakan besar. Perbedaan yang cukup besar antara dua piksel berdekatan terjadi karena adanya perubahaan warna yang kontras antara kedua piksel tersebut. Algoritma PVD menerapkan cara yang sama untuk semua selisih piksel, baik selisih besar ataupun selisih kecil. Kelemahan terjadi pada daerah dengan selisih piksel kecil, yaitu kurang optimalnya jumlah pesan yang dapat ditampung. Sebagai gambaran, untuk interval kecil daya tampung pesan hanya tiga bit untuk kedua piksel tersebut. Dengan algoritma LSB dua bit pada selisih piksel kecil dapat menampung empat bit pesan. Hal ini menunjukkan daya tampung yang lebih besar daripada menggunakan algoritma PVD.

4.2 Algoritma Yang Diusulkan PVDM

Penelitian ini akan mengelompokkan sebuah image dalam 2 kelompok, yaitu 1 kelompok dengan selisih piksel kecil 2 kelompok dengan selisih piksel besar. Kombinasi dari 2 kelompok ini untuk mengoptimalkan metode LSB dan PVD dalam satu gugus data yang sama. Metode penyisipan ini kita sebut algoritma PVDM Pixel Value Differencing Modified . Kelebihan dari algoritma PVDM adalah mampu meningkatkan kapasitas penyisipan data dan juga distorsi citra sebelum dan sesudah disisipkan tetap kecil. Perbedaan algoritma PVDM dengan algoritma PVD terletak pada pemilihan interval selisih pixel. Pada algoritma PVD semua interval mulai [0,255] diberlakukan sama, sedangkan algoritma PVDM pada interval [0,7] proses penyisipan pesan menggunakan algoritma LSB. Misalnya P i,x dan P i,y adalah dua buah pixel yang akan disisipkan pesan, selisih pixel P i,x dan P i,y berada pada interval [0,7] dilakukan proses penyisipan algoritma PVDM. Hasil proses penyisipan algoritma PVDM P i,x menjadi P i,x ’ sedangkan P i,y menjadi P i,y ’. Algoritma LSB yang digunakan mengharuskan selisih antara pixel P i,x ’ dengan P i,y ’ berada pada interval [0,7], karena jika tidak berada pada interval tersebut akan terjadi kesalahaan, kesalahaan ini disebabkan pada proses penyisipan menggunakan algoritma LSB sedangkan proses ekstrasi tidak menggunakan LSB. Sehingga tentunya pesan yang diambil akan berbeda. Proses penyisipan algoritma PVDM sampai ekstraksi algoritma PVDM, selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 7 dan Gambar 8. Gambar 7 Proses penyisipan pesan algoritma PVDM Pada proses penyisipan akan dicari selisih mutlak d i antara P i,x dan P i,y. Selisih mutlak digunakan untuk menentukan metode penyisipan: jika d i =7, gunakan algoritma PVDM , tetapi jika d i 7 gunakan algoritma PVD. Setelah proses penyisipan algoritma PVDM P i,x → dan P i,y → , selisih mutlak antara dan harus berada pada interval [0..7], apabila berada diluar interval tersebut harus dilakukan proses optimasi penyisipan. Gambar 8 Proses ekstraksi pesan algoritma PVDM Pada proses ekstrasi pesan akan dicari selisih mutlak antara dan . Selisih mutlak digunakan untuk menentukan metode ekstrasi jika =7 gunakan algoritma PVDM , tetapi jika 7 gunakan algoritma PVD. Proses ekstrasi akan berjalan sampai semua pesan sudah diekstrak. Proses Penyisipan 1. Untuk setiap titik yang berurutan P i,x dan P i,y pada cover image hitung perbedaan antara nilai P i,x dan P i,y sebagai d i , berdasarkan nilai d i carilah nilai batas bawah l j dan batas atas u j dari tabel jangkauan R j . 2. Jika nilai d i berada pada interval [0..7] lakukan penyisipan LSB, sedangkan Jika nilai d i berada pada interval [8..255] lakukan proses penyisipan PVD. 3. Pada penyisipan LSB dilakukan proses minimum distorsi untuk empat kemungkinan nilai P i,x dan P i,y : a. P i,x mod 4 = 0 dan P i,y mod 4 = 0 Untuk ∑ = 7 1 i dan ∑ = 7 1 j maka lakukan proses 1. { } j P i P y i x i + − + + − + 4 , 4 , , 2. Jika 255 4 , + − + i P x i atau 255 4 , + − + j P y i maka 255 4 , = + − + i P x i atau 255 4 , = + − + j P y i Jika 4 , + − + i P x i atau 4 , + − + j P y i maka 4 , = + − + i P x i atau 4 , = + − + j P y i 3. Konversi nilai i P x i + − + 4 , atau j P y i + − + 4 , kedalam format biner, kemudian ambil masing-masing enam dijit pertama dari nilai biner tersebut untuk ditambahkan dengan pesan. 4. Konversi masing-masing nilai biner kedalam desimal , carilah selisih mutlak dari dua nilai desimal tersebut. 5. Carilah nilai minimum antara selisih citra sebelum dan sesudah disisipkan pesan b. P i,x mod 4 =0 dan P i,y mod 4 0 Untuk ∑ = 7 1 i dan ∑ = 11 1 j 1. { } j P P i P y i y i x i + − − + + − + 4 , mod 4 , 4 , , , 2. Jika 255 4 , + − + i P x i atau 255 4 , mod 4 , , + − − + j P P y i y i maka 255 4 , = + − + i P x i atau 255 4 , mod 4 , , = + − − + j P P y i y i Jika 4 , + − + i P x i atau 4 , mod 4 , , + − − + j P P y i y i maka 4 , = + − + i P x i atau 4 , mod 4 , , = + − − + j P P y i y i 3. Konversi nilai i P x i + − + 4 , atau j P P y i y i + − − + 4 , mod 4 , , kedalam format biner , kemudian ambil masing-masing enam dijit pertama dari nilai biner tersebut untuk ditambahkan dengan pesan. 4. Konversi masing-masing nilai biner kedalam desimal , carilah selisih mutlak dari dua nilai desimal tersebut. 5. Carilah nilai minimum antara selisih citra sebelum dan sesudah disisipkan pesan c. P i,x mod 4 0 dan P i,y mod 4 = 0 Untuk ∑ = 11 1 i dan ∑ = 7 1 j 1. { } j P i P P y i x i x i + − + + − − + 4 , 4 , mod 4 , , , 2. Jika 255 4 , mod 4 , , + − − + i P P x i x i atau 255 4 , + − + j P y i maka 255 4 , mod 4 , , = + − − + i P P x i x i atau 255 4 , = + − + j P y i Jika 4 , mod 4 , , + − − + i P P x i x i atau 4 , + − + j P y i maka 4 , mod 4 , , = + − − + i P P x i x i atau 4 , = + − + i P y i 3. Konversi nilai i P P x i x i + − − + mod 4 , , atau j P y i + − + 4 , kedalam format biner , kemudian ambil masing-masing enam dijit pertama dari nilai biner tersebut untuk ditambahkan dengan pesan. 4. Konversi masing-masing nilai biner kedalam desimal , carilah selisih mutlak dari dua nilai desimal tersebut. 5. Carilah nilai minimum antara selisih citra sebelum dan sesudah disisipkan pesan d. P i,x mod 4 0 dan P i,y mod 4 0 Untuk ∑ = 11 1 i dan ∑ = 11 1 j 1. { } j P P i P P y i y i x i x i + − − + + − − + mod 4 , 4 , mod 4 , , , , 2. Jika 255 4 , mod 4 , , + − − + i P P x i x i atau 255 4 , + − + j P y i maka 255 4 , mod 4 , , = + − − + i P P x i x i atau 255 4 , = + − + j P y i Jika 4 , mod 4 , , + − − + i P P x i x i atau 4 , + − + j P y i maka 4 , mod 4 , , = + − − + i P P x i x i atau 4 , = + − + i P y i 3. Konversi nilai i P P x i x i + − − + mod 4 , , atau j P P x i y i + − − + mod 4 , , ke dalam format biner , kemudian ambil masing-masing enam dijit pertama dari nilai biner tersebut untuk ditambahkan dengan pesan. 4. Konversi masing-masing nilai biner kedalam desimal , carilah selisih mutlak dari dua nilai desimal tersebut. 5. Carilah nilai minimum antara selisih citra sebelum dan sesudah disisipkan pesan Mod 4 digunakan karena pesan yang mungkin disisipkan untuk kasus dua bit adalah sebanyak empat buah yaitu 00 , 01, 10 atau 11. Pengulangan sebanyak 7 kali untuk P i,x mod 4 = 0 atau P i,y mod 4 = 0 karena jika piksel tepat habis dibagi 4 atau mod sama dengan 0, maka nilai bawah pertama dari titik P i,x yang habis dibagi empat adalah P i,x - 3 dan nilai atas pertama dari titik P i,x yang habis dibagi empat adalah P i,x + 3, sehingga jarak dari titik terbawah sampai titik teratas adalah 7 sesuai Gambar 9 . Gambar 9 Posisi piksel tepat habis dibagi empat Gambar 10 Berbagi posisi piksel yang tidak tepat habis dibagi empat. P i,x mod 4 0 atau P i,y mod 4 0 melakukan pengulangan 11 kali berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa P i,x atau P i,y memiliki tiga kemungkinan posisi yang semuannya memiliki jarak 11. 4. Pada penyisipan PVD Jika nilai , x i P dan , y i P berada diluar range [0,255], maka dilakukan normalisasi menggunakan persamaan 7 agar interval nilai , x i P dan , y i P masih tetap berada pada interval [0,255]. ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎩ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ ⎨ ⎧ = − = − = = = − = − = = = ; 255 , jika , 255 , , i d , , ; 255 , jika 7 , i d , , , 255 , 0; , jika , , , , i d , ; , jika , , i d , , , , , , y i P y i P y i P x i P x i P x i P y i P x i P y i P y i P y i P x i P x i P x i P y i P x i P y i P x i P Proses Ekstraksi 1. Untuk setiap titik yang berurutan dan pada stego image hitung perbedaan antara nilai dan sebagai 2. Nilai dimutlakkan untuk menentukan proses ekstraksi 3. a. Jika nilai =7 maka kerjakan proses ektraksi algoritma LSB. • Konversi nilai dan kedalam bentuk biner • Ambil masing-masing 2 bit terakhir dari hasil konversi dan • Gabungkan masing-masing 2 bit terakhir tersebut b. Jika nilai = 8 maka kerjakan proses ekstraksi algoritma PVD • Untuk setiap titik yang berurutan dan pada stego image hitung perbedaan antara nilai dan sebagai yang dimutlakkan, berdasarkan nilai carilah nilai batas bawah l j dan batas atas u j dari tabel jangkauan R j . • Hitung nilai w j = u j -l j +1 • Hitung nilai t i =logw j dengan basis logaritma 2. • Nilai t i adalah menentukan jumlah bit pesan yang telah disisipkan • Hitung , konversi nilai kedalam biner dengan panjang t i • Hasil konversi nilai kedalam biner dengan panjang t i merupakan pesan yang disembunyikan

4.3 Karakteristik media pembawa pesan

Dokumen yang terkait

Pembangunan aplikasi steganograft pada citra digital menggunakan metode pixel value differencing (PVD) dan algoritma Rijndael untuk keamanan data

5 20 136

Utilization filtering to increase capacity message on PVD (Pixel Value Differences) steganography

1 13 99

ANALISIS PERFORMA METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN MODULUS FUNCTION DENGAN METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN PVD (PIXEL VALUE DIFFERENCING) PADA KUALITAS CITRA DIGITAL - UDiNus Repository

0 1 1

ANALISIS PERFORMA METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN MODULUS FUNCTION DENGAN METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN PVD (PIXEL VALUE DIFFERENCING) PADA KUALITAS CITRA DIGITAL - UDiNus Repository

0 0 1

ANALISIS PERFORMA METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN MODULUS FUNCTION DENGAN METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN PVD (PIXEL VALUE DIFFERENCING) PADA KUALITAS CITRA DIGITAL - UDiNus Repository

0 0 1

ANALISIS PERFORMA METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN MODULUS FUNCTION DENGAN METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN PVD (PIXEL VALUE DIFFERENCING) PADA KUALITAS CITRA DIGITAL - UDiNus Repository

0 0 1

ANALISIS PERFORMA METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN MODULUS FUNCTION DENGAN METODE IHWT (INTEGER HAAR WAVELET TRANSFORM) DAN PVD (PIXEL VALUE DIFFERENCING) PADA KUALITAS CITRA DIGITAL - UDiNus Repository

0 2 8

KOMBINASI ALGORITMA PIXEL VALUE DIFFERENCING DENGAN ALGORITMA CAESAR CIPHER PADA PROSES STEGANOGRAFI

1 2 7

PENGEMBANGAN APLIKASI STEGANOGRAFI PIXEL VALUE DIFFERENCES (PVD)

0 0 6

PENYISIPAN PESAN DENGAN ALGORITMA PIXEL VALUE DIFFERENCING DENGAN ALGORITMA CAESAR CIPHER PADA PROSES STEGANOGRAFI

0 0 6