Pengukuran pH dan Bahan Kering Sel. Nilai pH ditentukan dengan mengukur

16 Peremajaan Bakteri. Media basal BHI sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan dialiri gas CO 2 , kemudian tabung ditutup dengan penutup karet dan dilapisi parafin agar keadaan media tumbuh bakteri tetap dalam kondisi anaerob. Isolat bakteri disuntikkan sebanyak 0,1 ml kemudian dikocok supaya bakteri tercampur dan dapat tumbuh pada media yang digunakan. Media yang telah diinokulasi kemudian diinkubasikan dalam shaker water bath selama enam puluh jam pada suhu 39 o

C. Pengukuran pH dan Bahan Kering Sel. Nilai pH ditentukan dengan mengukur

media yang berisi larutan mineral dan bakteri dengan menggunakan pH meter. Media yang sudah tercampur bakteri diambil sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain untuk pengukuran pH, setelah itu cairan dibuang. Jumlah bahan kering bakteri dihitung menggunakan sub sampel larutan media yang dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf. Media yang sudah tercampur bakteri diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf untuk disentrifusi selama 10 menit dengan kecepatan 7000 rpm, setelah itu supernatan dibuang dan endapan yang terbentuk dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C dan selanjutnya pada oven dengan suhu 105 o C AOAC, 1990. Tahap 2. Aktivitas Fermentatif Isolat Bakteri pada Media dengan Kadar Cobalt Bervariasi Penelitian pada tahap dua merupakan penelitian lanjutan setelah mengetahui isolat bakteri yang digunakan tumbuh dengan menggunakan media BHI + kadar Co berbeda kemudian dilakukan uji kecernaan dengan menggunakan ransum starter dengan menggunakan level sampai 100 ppm, penggunaan level yang digunakan ini berdasarkan kajian level Co sebelumnya karena berdasarkan pertumbuhan bakteri dari 500, 1000, dan 3000 ppm isolat bakteri yang digunakan tidak menunjukkan pertumbuhan yang optimum. Penggunaan isolat bakteri yang digunakan campuran karena mempunyai kemampuan adaptasi yang sama. Rancangan Penelitian periode kedua menggunakan rancangan acak lengkap RAL pola faktorial 3x2 dengan 3 ulangan. Faktor A adalah level suplementasi Co 0, 50, 100 ppm , faktor B adalah ransum starter SK 4,88; SK 12,50 dengan. Model matematik adalah: 17 Y ijk = μ + α i + β j + α i β j + ε ijk Keterangan : Y ijk = Nilai pengamatan pada pemberian perlakuan ke-ijk µ = Nilai rata–rata α i = Pengaruh level suplementasi Co ke-i β j = Pengaruh ransum ke-j α i β j = Pengaruh level suplementasi ke-i dan ransum ke-j ε ijk = Galat dari pengaruh level suplementasi Co ke-i, ransum ke-j, dan ulangan ke-k Perlakuan Perlakuan yang diberikan yaitu : R1 : Ransum calf starter serat kasar 4,88 + level Co dalam media 0, 50, 100 ppm + campuran isolat bakteri rumen kerbau 0,70 ml setiap isolat bakteri. R2 : Ransum calf starter serat kasar 12,50 + level Co dalam media 0, 50, 100 ppm + campuran isolat bakteri rumen kerbau 0,70 ml setiap isolat bakteri. Peubah Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering KCBK dan kecernaan bahan organik KCBO Tilley dan Terry 1963. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam ANOVA sedangkan perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Kontras Ortogonal Steel dan Torrie, 1993. Prosedur Pembuatan Larutan McDougall. Pembuatan larutan McDougall sebanyak 1000 ml menggunakan bahan-bahan Na 2 HCO 3 9,8 g, Na 2 HPO 4 .2H 2 O 7,0 g, KCl 0,57 g, NaCl 0,47g, MgSO 4 .7H 2 O 0,12 g, dan CaCl 2 0,04 g. Semua bahan dicampur dan dilarutkan dalam akuades sampai homogen dengan menggunakan magnetic stirrer, kemudian komponen CaCl 2 baru dicampurkan hingga melarut setelah bahan lain melarut 18 homogen. Larutan selanjutnya dialiri dengan CO 2 . Larutan McDougall pada penelitian ini digunakan sebagai buffer pada uji kecernaan in vitro. Pencernaan Fermentatif Anaerob. Bahan pakan ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian dimasukkan ke dalam tabung fermentor yang telah di beri label. Larutan Mc Dougall diturunkan pH nya hingga 6,5-6,8. Kemudian Mc Dougall sebanyak 40 ml dimasukkan ke dalam tabung fermentor tersebut dialiri gas CO 2. Cairan rumen yang telah diseterilisasi dengan autoklaf dimasukkan ke dalam tabung tersebut sebanyak 5 ml, kemudian sumber inokulum yang berupa campuran isolat bakteri dimasukkan sebanyak 5 ml, larutan tersebut dialiri gas CO 2 selama 30 detik, kemudian tabung ditutup dengan penutup karet yang berventilasi dan diinkubasikan dengan dimasukkan ke dalam shaker water bath dengan suhu 39 o

C. Analisis Kecernaan Bahan Kering KCBK dan Kecernaan Bahan Organik