Keadaan  tersebut  disebabkan  oleh  adanya  proses  sirkulasi  massa  air  yang memungkinkan terangkutnya sejumlah nutrien dari tempat lain.
Penelitian mengenai distribusi spasial dan temporal biomassa fitoplankton klorofil-a  perlu  dilakukan  di  estuari  Sungai  Brantas.  Hal  ini  untuk  mengetahui
pengaruh  tempat  wilayah  sungai,  peralihan,  dan  laut  serta  pengaruh  waktu musim  hujan  dan  kemarau  terhadap  kandungan  klorofil-a  fitoplankton  di  suatu
perairan  serta  keterkaitannya  dengan  kesuburan  perairan  dalm  hal  ini  estuari Sungai Brantas Sungai Porong dan Wonokromo.
B. Perumusan Masalah
Estuari  Sungai  Brantas  termasuk  pada  ekosistem  pesisir  yang  banyak dimanfaatkan  untuk  berbagai  aktivitas  manusia.  Peningkatan  aktifitas  manusia
terutama  di  daerah  hulu  up  land  seperti  hasil  limbah  domestik,  kegiatan pertanian,  dan  industri  serta  di  daerah  hilir  down  land  seperti  industri
manufakturing  dan  kegiatan  pertambakkan  merupakan  sumber  penyebab terjadinya  eutrofikasi  di  perairan  estuari.  Limbah  yang  dihasilkan  dari  kegiatan
penduduk  tersebut  dialirkan  langsung  ke  sungai,  dan  terbawa  sampai  ke  estuari. Hal  tersebut  menjadi  masalah  dengan  semakin  menurunnya  kualitas  perairan
estuari  Sungai  Brantas  sejalan  dengan  makin  meningkatnya  berbagai  kegiatan penduduk di sepanjang DAS Brantas. Penurunan kualitas perairan estuari Sungai
Brantas  ini  selain  diakibatkan  oleh  adanya  bahan-bahan  organik  berupa  limbah dari  penduduk  sepanjang  DAS  juga  dikarenakan  oleh  pencemaran  alami  seperti
terjadinya  erosi  dan  limbah  pertanian  serta  aliran  masuk  lainnya  yang  turut mempengaruhi kualitas perairan di estuari Sungai Brantas.
Penelitian  mengenai  biomassa  fitoplankton  klorofil-a  perlu  dilakukan untuk  melihat  sejauh  mana  keadaan  kualitas  perairan  estuari  Sungai  Brantas.
Biomassa  fitoplankton  itu  sendiri  dapat  dijadikan  indikator  tinggi  rendahnya produktivitas  suatu  perairan  Alkatiri  dan  Sardjana,  1998  in  Roshisati  2002.
Semakin  besar  kepadatan  fitoplankton  semakin  tinggi  pula  biomassanya,  dan dapat menjadi indikasi perairan yang bersangkutan masih bagus kualitasnya.
Secara sederhana, rumusan masalah dapat digambarkan dalam diagram alir seperti yang tertera pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram alir rumusan masalah
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.  Mengetahui  dinamika  spasial  dan  temporal  biomassa  fitoplankton
klorofil-a di Estuari Sungai Brantas, Jawa Timur.
2. Mengetahui  keterkaitan  antara  kandungan  klorofil-a  dengan  kelimpahan
fitoplankton  untuk  melihat  tingkat  kesuburan  perairan  di  Estuari  Sungai
Brantas, Jawa Timur.
D. Manfaat
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  digunakan  sebagai  informasi  ilmiah tentang  dinamika  biomassa  fitoplankton  klorofil-a  di  sebuah  estuari  tropis
khususnya dinamika spasial dan temporal dalam hal ini estuari Sungai Porong dan Wonokromo,  bagi  pelaksanaan  kebijakan  pengelolaan  perairan  yang  terkait
dengan kesuburan perairan di Estuari Sungai Brantas, Jawa Timur.
St at us Kesuburan Perairan Paramet er Fisika
Suhu
Kekeruhan
Kecerahan
Fit oplankt on Sungai
Akt ivit as M anusia
Rumah Tangga
Pert anian
Indust ri
dll Paramet er Kimia
pH
Nut rien N, P, Si
Salinit as
Klorofil-a Est uari
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Estuari Sungai Brantas
Sungai  Brantas  merupakan  sungai  terpanjang  di  Jawa  Timur,  dengan panjang ± 320 km dan daerah tangkapan hujan seluas ± 12.000 km
2
. Daerah aliran Sungai  Brantas  hulu  yang  dimulai  dari  sumber  Brantas  hingga  sebelum  masuk
Bendungan  Sutami  mempunyai  daerah  tangkap  hujan  seluas  2.050  km
2
. Estuari
Sungai Brantas  merupakan  bagian daerah  hilir dari Daerah  Aliran Sungai DAS Brantas  yang  terbesar  dan  terpanjang  di  Jawa  Timur.  Daerah  pengaliran  seluas
11.800 km
2
atau seperempat luas seluruh propinsi Jawa Timur  mencakup 5 kota, 11  kabupaten,  dan  33  kecamatan  Tim  Survei  Ekologi  Fakultas  Perikanan  IPB,
1979. Daerah Aliran Sungai DAS Brantas merupakan salah satu DAS terpadat penduduknya serta pusat aktifitas industri manufakturing terutama di daerah hilir.
Sungai  Brantas  bersumber  pada  lereng  Gunung  Arjuna  dan  Anjasmara  yang bermuara di selat Madura. Jumlah penduduk di wilayah ini ± 14 juta jiwa 40
dari penduduk Jawa Timur, dimana sebagian besar bergantung pada sumberdaya air,  yang  merupakan  sumber  utama  bagi  kebutuhan  air  baku  untuk  konsumsi
domestik,  irigasi,  industri,  rekreasi,  pembangkit  tenaga  listrik,  dan  lain-lain Anonymous, 1996 in Handayani et al., 2001.
B. Fitoplankton
Fitoplankton  adalah  tumbuhan  mikroskopis  yang  hidupnya  melayang- layang dalam air, pergerakannya pasif tergantung pada gerakan air Odum, 1971.
Fitoplankton dapat berbentuk satu sel, koloni, atau bentuk filamen. Fitoplankton  merupakan  organisme  autotrof  yang  dapat  menghasilkan
makanannya  sendiri  melalui  proses  fotosintesis.  Fotosintesis  yaitu  proses perubahan  senyawa  anorganik  menjadi  senyawa  organik  dengan  bantuan  sinar
matahari,  atau  sejumlah  karbon  yang  difiksasi  oleh  organisme  autotrof  melalui sintesis zat-zat organik dari senyawa anorganik seperti CO
2
dah H
2
O. Sintesa ini menggunakan  energi  dari  radiasi  cahaya  matahari  atau  sebagian  kecil  melalui
reaksi kimia Thurman, 1991 in Naimah, 1999.