Kayu lapis Plywood Bubur kertas Pulp

Tabel 2 Tipe dari aktivitas ilegal yang dilakukan oleh beberapa negara Tahun Penyelundupan yang Masuk k Indonesi ∑ kasus Kerugian Rp 1. Tekstil dan produk tekstil 111 871,2 Juta 2. Gula dan beras 22 2,48 Milliar 2 3. Hand Phone 21 6,94 Milliar 4. Elektronik 3 562,2 Juta 5. Mata Uang dan Kenderaan Bermotor 2 681,7 Juta 5 6. Narkoba dan Psokotropika 4 Penyelundupan dari Indonesia 1. Kayu 90 4,49 Milliar 2. Pupuk 3 478 Milliar 3. BBM 6 3,8 Milliar 2006 Sampai dengan semester 1 Juni 2006 Total 15,5 Milliar Sumber : Seneca Creek Associated and World Resources Int’l 2004 dalam Setiastuti 2007 Dari tabel tersebut jelas diduga bahwa Indonesia merupakan negara yang melakukan semua kegiatan ilegal yang berhubungan dengan sektor kehutanan, kecuali melakukan impor dari sumber ilegal. Sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki law of enforcement yang buruk. Dampak dari aktivitas-aktivitas ilegal pada produk kehutanan dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi suatu negara dimana pendapatan negara devisa berupa pajak ekspor akan berkurang seiring dengan meningkatnya aktivitas ilegal, sedangkan dampak aktivitas ilegal pada ekosistem hutan akan terjadi degradasi ekosistem hutan yang akan mengakibat berkurangnya sumber bahan baku kayu dan non kayu.

2.6. Kayu lapis Plywood

Menurut Haygreen dan Bowyer 2003, kayu lapis merupakan produk panil yang terbuat dari veneer-veneer kayu yang direkat bersama sehingga arah serat veneer yang berdekatan bersilangan tegak lurus dan arah serat veneer muka sejajar sumbu panjang panil. Oleh karena itu untuk menjaga keseimbangan, konstruksi jumlah lapisan veneer biasanya adalah ganjil 3, 5, 7, dst. Sejumlah kayu lapis diperoduksi dengan jumlah lapisan veneer genap, seperti empat atau enam lapisan. Dalam hal ini, dua lapisan veneer direkat sejajar untuk membentuk lapisan inti core yang tebal. Ada dua cara yang umum di gunakan untuk meng- hasilkan veneer, yaitu dengan cara pengupasan peeling dan dengan cara penyayatan slicing. Pada proses pembuatan veneer dilakukan beberapa tahap, yaitu: pemanasan log, pengupasan kayu bulat menjadi veneer, penyimpanan dan pengguntingan veneer, dan pengeringan veneer. Laminated veneer lumber adalah salah satu anggota panel kayu yang terbuat dari lembaran-lembaran veneer yang direkat dengan arah serat kayu sejajar satu sama lain, sekaligus sejajar dengan arah memanjang panel. Dengan demikian LVL pada prinsipnya sama dengan kayu lapis yang juga sama-sama terbuat dari lapisan veneer kecuali arah rekatan dan konstruksi penyusunan veneer yang sejajar Bakar 1996.

2.7. Bubur kertas Pulp

Menurut Anonimous 1976 dalam Wahyudin 1995, pulp adalah bahan berserat yang didapat dari hasil pengolahan bahan berselulosa dengan cara semikimia, kimia ataupun mekanis dan digunakan sebagai bahan dasar kertas, karton, papan serat, rayon serta turunan selulosa lainnya. Pulp terdiri dari serat- serat selulosa dan hemiselulosa sebagai bahan baku pembuatan kertas. Menurut Casey 1981, berdasarkan pembuatannya, pulp kertas dapat di- bedakan menjadi tiga jenis, yaitu pulp mekanis, semikimia dan pulp kimia. Pulp mekanis adalah pulp yang di peroleh melalui perlakuan mekanis. Pulp semikimia adalah pulp yang diperoleh dengan perlakuan kimia untuk melunakkan ikatan lignin dengan heloselulosa kemudian dilanjutkan dengan proses mekanis untuk memisahkan serat menjadi individu yang terpisah. Pulp kimia adalah pulp yang dihasilkan dengan proses kimia. Tujuan utama pembuatan pulp adalah untuk mendapatkan selulosa dan hemiselulosa semaksimal mungkin dengan cara me- larutkan lignin dan zat-zat ekstraktif yang dikandung kayu sebanyak-banyaknya. Proses pulping semikimia adalah proses pulping yang dilakukan dengan cara menggunakan kombinasi energi mekanik dengan energi kimia. Dalam proses pulping ini bahan serat diberi perlakuan kimia tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahan non-serat dan melunakkan ikatan antar serat, selanjutnya baru dilakukan pengerjaan mekanis yang bertujuan untuk memisahkan serat- seratnya. Dalam proses pulping kimia digunakan energi kimia sepenuhnya dan pemisahan seratnya dilakukan secara lebih selektif dengan menggunakan pemasak kimia, maka pulp yang dihasilkan juga akan bersifat lebih permanen serta mem- punyai sifat-sifat kekuatan yang lebih baik dibanding dengan pulp mekanik maupun semikimia. 2.8.Kelapa sawit palm oil Tanaman kelapa sawit Elaeis quineensis Jacq merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal adalah jenis dura, pisifera, dan tenera. Ke tiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis dura memiliki tempurung yang tebal, jenis pisifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedang- kan tenera yang merupakan hasil persilangan dura dan pisifera menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar Naibaho 1998. Kelapa sawit sebagai penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi Indonesia. Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat- sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu di ukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan Depperin 2007.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2010. Pengumpulan data dilakukan di kampus IPB, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

3.2 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, yaitu data yang tidak secara langsung diperoleh dari lapangan, tetapi diperoleh melalui studi kepustakaan dokumen, laporan yang ada hubungan- nya dengan masalah yang diteliti. Data sekunder nilai ekspor-impor yang di- peroleh merupakan data ekspor-impor negara maju Amerika Serikat, Jepang, Jerman, China, Canada, Italia, Prancis dan Australia dan negara berkembang Bangladesh, Filipina, India, Malaysia, Pakistan, Srilanka, Thailand, dan Vietnam yang dimulai pada tahun 1989 sampai 2008. Metode pengumpulan data yang dilakuan adalah membrowsing data dari website www.comtrade.un.org, dimana data yang dikumpulkan adalah data ekspor-impor tahunan.

3.3 Batasan Penelitian

Agar penelitian ini mengarah pada permasalahan dan tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang ingin diteliti, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah yang dibuat adalah : 1. Fokus penelitian ini adalah yang berkaitan dengan data ekspor-impor Indonesia dengan negara maju dengan komoditi plywood, veneer panel and similar laminated wood dan chemical wood pulp, sodasulphate, non-conifer, bleached dan palm oil and its fraction, not cemically modified 2. Satuan mata uang dari data yang dikumpulkan adalah USA. 3. Penelitian ini membahas discrepancy statistik ekspor Indonesia ke negara mitra dagangnya selama 1989-2008 secara tahunan. 4. Produk dengan harmonized commodity descripton and coding system yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah HS 4412, HS 470329 dan HS 1511