III. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan   yang   digunakan   dalam   penelitian   dibagi   menjadi   tiga. Pertama,   bahan   utama   yang   digunakan   untuk   pembuatan   larutan   khitosan
untuk filmcoating, meliputi khitosan berbentuk serbuk, asam asetat 1, dan gliserol.   Khitosan       yang         digunakan       didapatkan   dari   Laboratorium
Bioteknologi, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan Chitosanco, Cirebon. Asam asetat
dan gliserol didapatkan dari Toko Brataco Chemika, Bogor dan Surabaya. Kedua, bahan yang digunakan untuk melakukan uji-uji dalam penelitian
pendahuluan.   Uji   daya   antimikroba   menggunakan   media   tumbuh   mikroba nutrient   agar,   plate   count   agar,  dan  nutrient   broth,   akuades,   dan
alkoholetanol 70 . Uji permeabilitas uap air menggunakan akuades dan lilin buatan.
Ketiga,   bahan   yang   digunakan   dalam   penelitian   utama.   Bahan   utama dalam tahap penelitian ini adalah produk ikan segar yang berbentuk fillet. Ikan
fillet didapatkan dari PT. Kelola Mina Laut. Ikan yang digunakan adalah jenis Sweetlips   Plectorhynchus  sp.   yang   diproses  fillet  tanpa   kulit   skinless.
Ukuran fillet ikan yang digunakan antara 100-200 g dengan panjang ± 20 cm dan   lebar  ±  10   cm.  Bahan   yang   digunakan   untuk   uji   total   mikroba   adalah
media  plate count agar  PCA, akuades,  butterfields phosphate  BFP, dan etanol 70 .
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cawan petri, gelas   piala,   labu   erlenmeyer,   inkubator,  clean   bench,   pH   meter,   oven
pengering,   desikator,   cetakan   film   dari   kaca   dengan   ketebalan   1,5   mm, termometer,   alat   pengecil   ukuran   Stomacher®   400   Circulator,   dan   cawan.
Selain itu digunakan juga mesin pembekuan freezer jenis ABF Air  Blast Freezer dan lemari pendingin cold storage untuk penelitian utama.
B. METODE PENELITIAN
1. Tahapan Penelitian Penelitian   yang   dilakukan   terdiri   dari   penelitian   pendahuluan   dan
utama. Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan lembaran edible  film dari khitosan dengan berbagai  formula, yakni kombinasi  antara khitosan
A   1,0;   1,5;   dan   2,0   bv   dengan   gliserol   B   0,25   dan   0,5   mlg khitosan.  Lembaran film tersebut kemudian  melalui pengujian pH, daya
antimikroba,   dan   permeabilitas   uap   air   untuk   mendapatkan   formulasi terbaik.
Penelitian utama dilakukan setelah dilakukan penelitian pendahuluan. Film   dengan   formula   terbaik,   yang   didapat   dari   penelitian   pendahuluan,
kemudian diaplikasikan pada produk ikan beku. Aplikasi pada ikan beku dilakukan dengan melapisi daging  fillet  ikan dengan larutan khitosan atau
lebih  dikenal  dengan  istilah  glazing.  Pelapisan  dilakukan  setelah  produk dibekukan.   Setelah   itu,   produk   disimpan   dalam   lemari   pendingin   cold
storage selama 15 hari. 2. Prosedur Penelitian
a. Penelitian Pendahuluan Pada proses pembuatan film khitosan digunakan asam asetat 1
vv   sebagai   pelarut   khitosan   dan   gliserol   sebagai   zat   pemlastis. Konsentrasi khitosan yang digunakan terdiri dari tiga taraf, yakni 1,0;
1,5; dan 2,0 bv. Gliserol yang digunakan terdiri dari 0,25 dan 0,50 mlg khitosan.
Khitosan dilarutkan dengan pelarut dalam gelas kimia pada suhu 50  °C selama 60 menit sambil diaduk. Suhu dijaga tetap stabil pada
kisaran   50  °C.   Gliserol   kemudian   ditambahkan   ke   dalam   larutan khitosan. Larutan yang masih panas  didinginkan hingga suhu ruang.
Cetakan   film   dari   kaca   dibersihkan   dan   disterilkan   dengan menyemprotkan etanol 70 lalu dikeringkan.
Larutan khitosan yang telah dingin dituangkan ke atas  cetakan kaca   dengan   ketebalan   1,5   mm.   Film   dikeringkan   di   dalam   oven
pengering ber-blower pada suhu 40 °C selama 24 jam. Film yang telah 18
kering   kemudian   diangkat   dari   cetakan   untuk   dikondisikan   untuk pengujian. Diagram pembuatan film dari khitosan dapat dilihat pada
Lampiran 1. Pada penelitian ini, film khitosan yang terbentuk kemudian diuji
pH,   daya   antimikroba,   dan   permeabilitas   uap   airnya.   Film   dengan kombinasi khitosan-gliserol yang memiliki penilaian terbaik kemudian
diaplikasikan   pada   produk   ikan   beku.   Prosedur   pengujian   disajikan pada Lampiran 2.
b. Penelitian Utama Produk   ikan   beku   yang   digunakan   dalam   penelitian   ini   adalah
jenis   daging  fillet  ikan   segar.  Fillet  ikan   yang   telah   dibersihkan dibekukan terlebih dahulu dalam  Air Blast Freezer  pada suhu -40  °C
selama 8-12 jam.  Fillet  ikan yang telah dibekukan kemudian dilapisi dengan   larutan   khitosan.   Pelapisan   dilakukan   dengan   metode
pencelupan. Ikan dicelupkan dalam larutan khitosan yang didinginkan dengan es serut selama 30 detik. Fillet ikan yang telah dilapisi khitosan
kemudian disimpan dalam lemari penyimpanan dingin cold storage bersuhu -20 °C selama 15 hari. Diagram alir penelitian utama disajikan
di Lampiran 3. Selama produk disimpan, secara berkala produk tersebut diambil
sampel untuk dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan meliputi uji organoleptik, kadar air, dan total mikroba. Uji kadar air dilakukan
pada hari ke-1, 3, 6, 9, 12, 15. Uji total mikroba dilakukan pada hari ke-1, 6, dan 15. Uji organoleptik dilakukan pada hari ke-9 dan ke-15.
Prosedur uji disajikan di Lampiran 4. Sebelum pengujian, sampel ikan fillet  beku   dicairkan   thawing   terlebih   dahulu.   Pencairan   dilakukan
dengan memasukkan ikan beku ke dalam kantong plastik lalu direndam dalam   bak   berisi   air.   Sebagai   kontrol,   digunakan  fillet  ikan   tanpa
pelapisan   dan  fillet  ikan   yang   dibungkus   plastik   polipropilen   PP dengan ketebalan 0,4 mm.
19
C. RANCANGAN PERCOBAAN