Setelah penulis melihat perpustakaan di Fakultas Hukum jurusan Hukum Perdata Dagang yang ada, penulis tidak menjumpai judul skripsi ini. Adapun yang
menjadi judul skripsi yang penulis angkat adalah TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG DI TINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN. Dalam penulisan ini yang harus ditekankan adalah bagaimana proses
tanggung jawab pihak pengangkut terhadap penumpang melalui pengangkutan udara, apabila terjadi kerugian yang disebabkan oleh pihak pengangkut.
Disamping itu penulis angkat karena ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana penerapan hukum yang dilaksanakan dalam usaha pengangkutan melalui
pengangkutan udara dan studi kasus di PT.GARUDA INDONESIA PERSERO. Penulisan ini disusun berdasarkan literatur-literatur yang berkaitan denagn
hukum perdata, hukum dagang, hukum pengangkutan serta peraturan perundang- undangan yang membahas mengenai pertanggung jawaban pengangkut terhadap
penumpang melalui pengangkutan udara yang terjadi akibat kelalaian yang disebabkan oleh pengangkut, oleh karena itu penulisan ini asli karya penulis.
F. Tinjauan Kepustakaan
Dalam pelaksanaan pengangkutan terlebih dahulu dilakukan perjanjian pengangkutan, agar lebih mudah mengetahui pihak yang bertanggung jawab
apabila terjadi masalah dan resiko yang ditanggung, Mr.E.suherman mengemukakan tanggung jawab pengangkutan adalah suatu perbuatan yang
Universitas Sumatera Utara
dibebankan kepada kedua belah pihak yang bersifat mengikat atas dasar perjanjian pengangkutan.
4
Maskapai adalah perseroan dagang, perusahaan pelayaran penerbangan.
5
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandara udara, angkutan udara. Navigasi
penerbangan, keselamatan dana keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
6
Pengangkutan adalah berasal dari kata “angkut” yang berarti mengangkut dan membawa, sedangkan istilah pengangkutan dapat diartikan sebagai pembawa
barang-barang atau orang–orang penumpang.
7
HMN Purwosutjipto mendefenisikan, pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut
sebagai pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelengarakan pengangkutan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu
dengan selamat .
8
Penumpang adalah orang yang mengikatkan diri kepada pihak pengangkut.
9
4
E. Suherman, Tanggung Jawab Pengangkutan Dalam Hukum Udara Indonesia, Bandung : N.V.Eresco I, 1962, hlm 12
5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta : Balai Pustaka, 2005
6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
7
W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, departemen P dan K, Jakarta : Balai Pustaka,1976, hlm.97
8
HMN.Purwosucipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3, hukum pengangkutan, Jakarta : djambatan, 1991, hlm.2
9
Sinta Uli, Pengangkutan Suatu Tinjauan Hukum Multimoda
Transport,AngkutanLlaut,Angkatan Udara, Medan : USU pers, 2006, hlm 20
Universitas Sumatera Utara
Pihak pengangkut adalah pihak-pihak yang melakukan pengangkutan terhadap barang dan penumpang orang yang mengikatkan diri untuk
meneyelenggarakan pengangkutan baik dengan cara carter menurut waktu perjalanan.
10
1. Lokasi penelitian
G. Metode Penelitian