Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

5.2.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kelas

Tabel 5.8. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kelas tingkat pengetahuan Total Kelas Responden Baik cukup kurang A1 A2 B1 B2 47 2 1 50 49 3 52 46 6 52 50 3 53 Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari kelas B2 memiliki pengetahuan baik paling banyak yaitu sebanyak 50 orang. 5.3. Pembahasan 5.3.1. Analisis Karakteristik Responden Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kelas. Berdasarkan karakterisktik-karakteristik tersebut, dari penelitian ini diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 186 orang 89,9 berusia 21 tahun tabel 5.1, untuk jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 112 responden 54,1 Tabel 5.2, sedangkan menurut kelas sebanyak 53 responden 25,6 Tabel 5.3 adalah kelas B2.

5.3.2. Tingkat Pengetahuan

Pada penelitian ini telah dilakukan pembagian angket dengan alat ukur kuesioner yang telah valid untuk mengukur pengetahuan responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu, dimana pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 207 responden 100 telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai tahap awal primary survey yaitu ABCDE. Pergerakan dinding dada yang adekuat merupakan salah satu cara memastikan bahwa jalan nafas sudah bebas dan sebanyak 177 responden 85,5 telah menjawab dengan benar. Disamping itu sebanyak responden 167 80,7 mengetahui bahwa head-tilt tidak dapat dilakukan pada pasien-pasien dengan maupun yang dicurigai adanya cedera tulang leher, dan sebanyak 206 95,5 responden mengetahui jaw thrust merupakan salah satu cara untuk membebaskan jalan nafas yg ditampilkan melalui gambar. Sebanyak 165 responden 79,7 mengetahui bahwa pada penderita yang tidak sadar dan tidak terdapat refleks muntah dapat dilakukan tindakan oro-pharyngeal airway, sementara itu menurut ATLS, 2004 pada penderita yang masih memberikan respon naso-pharyngeal airway lebih disukai karena lebih bisa diterima dan kecil kemungkinannya merangsang muntah. Cara terbaik memberikan oksigen adalah dengan menggunakan masker wajah yang melekat ketat dengan reservoir oksigen tight- fitting oxygen reservoir face mask dengan aliran 10-12 Lmenit dimana sebanyak 106 51,2 responden yang menjawab dengan baik. Bila dicurigai pasien mengalami open pneumotoraks, maka resusitasi yang dilakukan adalah menutup luka dengan kain kasa yang di plester pada tiga sisi flutter-type valveefect dimana sebanyak 163 78,7 reponden menjawab dengan baik. Perubahan oksigenasi dengan cepat dapat dideteksi dengan menggunakan pulse oxymeter dan sebanyak 189 91,3 responden mengetahuinya dengan baik. Pulse oxymeter merupakan metoda yang noninvasif untuk mengukur saturasi oksigen O2 sat darah arterial secara terus-menerus ATLS, 2004. Selanjutnya sebanyak 165 79,7 responden mengetahui dengan baik bahwa tingkat kesadaran, warna kulit, dan nadi merupakan penemuan klinis yang baik dapat memberikan informasi dengan cepat mengenai keadaan hemodinamik pasien, hal ini penting dilakukan oleh karena suatu keadaan hipotensi pada penderita trauma