Penentuan Fokus Rancangan ANALISIS DATA DAN PERANCANGAN

Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas internal, variabel pembinaan sumber daya manusia harus menjadi prioritas yang harus diperbaiki. Menurut Rahmayanty, 2010: 38, mutu sumber daya manusia menjadi kunci penentu atas kualitas pelayanan, lebih sebagai aset dan mitra menentukan tumbuh kembangnya institusi.

5.3 Penentuan Fokus Rancangan

Dalam menentukan fokus perancangan, dua hal penting yang perlu diperhatikan adalah nilai korelasi tertinggi antar variabel dependen dengan independen dan gap tertinggi dari variabel dependen. Berdasarkan analisis korelasi, variabel responsiveness memiliki korelasi tertinggi terhadap kepuasan pengunjung, yaitu sebesar 0,542. Sehingga variabel responsiveness dirasa dapat menjadi prioritas untuk diperbaiki, agar dapat memenuhi harapan pengunjung sehingga kepuasan pengunjung dapat meningkat. Berdasarkan hasil kuesioner, indikator paling lemah dalam variabel responsiveness adalah pengunjung merasa keluhannya dapat ditangani oleh petugas. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor kompetensi atau skill yang dimiliki petugas CSR masih kurang memadai untuk menangani keluhan pengunjung. Sementara dari analisis gap, variabel assurance memiliki gap tertinggi, dengan indikator terlemah kemampuan petugas dalam menjawab pertanyaan. Hal ini juga dapat disebabkan oleh faktor kompetensi petugas CSR, terutama mengenai product knowledge. Dari kedua analisis diatas, maka rancangan pelatihan untuk petugas CSR dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kepuasan pengunjung pusat pelayanan pelanggan PT. X dalam hal responsiveness dan assurance. Untuk kualitas pelayanan internal, variabel pembinaan SDM memiliki korelasi tertinggi terhadap kepuasan karyawan dan gap tertinggi. Artinya persepsi responden terhadap variabel ini masih dibawah harapan mereka, sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan pada variabel ini. Indikator terlemah pada variabel pembinaan SDM ini adalah mengenai pelatihan. Tabel 5.7 menunjukkan rangkuman hasil korelasi dan analisis gap terhadap variabel-variabel dalam kualitas layanan eksternal dan internal yang selanjutnya akan menjadi fokus perancangan dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan di pusat pelayanan pelanggan PT. X. Tabel 5. Penentuan Variabel yang akan Dirancang Teknik Analisis Variabel Indikator Terlemah Solusi Rancangan Untuk Perbaikan Kualitas Kualitas pelayanan eksternal a. Korelasi tertinggi Responsiveness Penanganan keluhan pelanggan dengan baik Pelatihan petugas CSR b. Gap tertinggi Assurance Kemampuan petugas menjawab pertanyaan Pelatihan petugas CSR Kualitas pelayanan internal a. Korelasi tertinggi Pembinaan SDM Pelatihan yang menunjang pekerjaan Pelatihan petugas CSR b. Gap tertinggi Pembinaan SDM Pelatihan yang menunjang pekerjaan Pelatihan petugas CSR Berikut adalah hal-hal yang menjadi perhatian dalam menentukan fokus rancangan: 1. Dari sisi kualitas pelayanan eksternal, lemahnya indikator penanganan keluhan pelanggan dengan baik dan kemampuan petugas dalam menjawab pertanyaan menunjukkan adanya gap dalam penyampaian jasa delivery gap. Sehingga strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan melatih para petugas CSR agar lebih meningkat kompetensi karyawan mengenai layananproduk perusahaan dan kemampuan melayani pelanggan. Hal ini sesuai dengan salah satu strategi rinci dalam mengatasi delivery gap, yang terdapat dalam Tjiptono 2011: 224 2. Dari sisi kualitas pelayanan internal, lemahnya indikator pelatihan yang mereka ikuti dalam menunjang pekerjaan, menunjukkan bahwa perbaikan terhadap pelatihan yang ada saat ini menjadi prioritas penting untuk memuaskan karyawan. Meningkatnya kompetensi karyawan akan meningkatkan kesiapan petugas CSR dalam melaksanakan tugasnya untuk melayani pelanggan eksternal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan eksternal. Pelatihan mampu meningkatkan kompetensi, sehingga karyawan dapat mencapai standar kinerja perusahaan. Pencapaian kinerja oleh karyawan dapat menjadi dasar bagi perusahaan dalam memberikan penghargaan kepada karyawan performance based reward, sehingga pada akhirnya karyawan dapat termotivasi untuk meningkatkan kualitas pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan model yang dikemukakan Heskett 1997 bahwa ada keterkaitan erat antara kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan serta hasil riset Hidayanti 2010 bahwa ada hubungan positif antar kualitas pelayanan internal terhadap kualitas pelayanan eksternal.

5.4 Rancangan Pelatihan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Dan Perancangan Perbaikan Kualitas Sistem Pelayanan Nasabah Pada Unit Customer Service PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Dengan Menggunakan Metode Servqual (Service Quality)

3 75 148

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN UNTUK MERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PELANGGAN SPEEDY DENGAN METODE SERVQUAL ( SERVICE QUALITY) (Studi Kasus Pada PT. Telkom Kandatel Malang)

0 6 2

PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASAMENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DI PT KALOG PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASA MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DI PT KALOG EXPRESS.

0 3 11

ANALISA KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENGETAHUI PERSEPSI DAN HARAPAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) (Studi Kasus : PT. Tri Kartika Megah, Salatiga).

1 1 7

Analisis Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Pelayanan Restoran Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual), Model Kano, FTA dan FMEA (Studi Kasus Di Bebek Salsa).

1 2 40

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Di Bank Danamon Kopo Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual), Model Kano, FT, dan FMEA.

0 4 46

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Di Hans Fitness Menggunakan Metode Service Quality (Servqual), Model Kano, FTA, dan FMEA.

4 6 72

RANCANGAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI PUSAT PELAYANAN PELANGGAN PT.X DENGAN PENDEKATAN MODEL SERVQUAL DAN INTQUAL

0 0 11

BAB 2 LANDASAN TEORI - Rancangan Perbaikan Kualitas Pelayanan Di Pusat Pelayanan Pelanggan Pt. X Dengan Pendekatan Model Servqual Dan Internal Service Quality

0 0 27

Rancangan Perbaikan Kualitas Pelayanan Di Pusat Pelayanan Pelanggan Pt. X Dengan Pendekatan Model Servqual Dan Internal Service Quality

0 0 11