Analisis Instrumen Tes Teknik Pengolahan Data

30 2. Aktivitas Guru Untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh guru, digunakan lembar observasi aktivitas guru. Lembar observasi diisi oleh beberapa observer yang mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

E. Teknik Pengolahan Data

Nana Sudjana dan Ibrahim Pandini, 2005: 35 mengemukakan bahwa “Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrumen akan dipakai untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis . oleh karena itu data perlu diolah dan dianalisis agar mempunyai makna untuk menyelesaiakan masalah”.

1. Analisis Instrumen Tes

a. Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan korelasi Pearson produk moment, dengan rumus Arikunto, 2008: 78 berikut: 31 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy ∑ − ∑ ∑ − ∑ − = ∑ ∑ ∑ Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa. Untuk menginterpretasi besarnya koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2 Arikunto, 2008: 75. Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r xy Kriteria 0,80 - 1,00 Sangat Tinggi 0,60 - 0,80 Tinggi 0,40 - 0,60 Cukup 0,20 - 0,40 Rendah 0,00 - 0,20 Sangat Rendah b. Reabilitas Tes Reliabilitas adalah tingkat keajegan konsistensi suatu tes, yakni sejauhmana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajegkonsisten tidak berubah-ubah walaupun di teskan pada situasi yang berbeda-beda Syambasri Munaf, 2001: 59. Nilai reliabilitas dapat ditentukan 3.1 32 dengan menentukan koefisien reliabilitas. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua split half. Reliabilitas tes dapat dihitung dengan rumus Arikunto, 2008: 93 berikut: r 11 = 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 r r + Keterangan : r 11 = reliabilitas instrumen r 2 1 2 1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas perangkat tes yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria reabilitas tes seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.3 Arikunto, 2009: 75. Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria 0,80 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 r ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r ≤ 0,60 Cukup 0,20 r ≤ 0,40 Rendah 0,00 r ≤ 0,20 Sangat Rendah 3.2 33 c. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut Syambasri Munaf, 2001: 62. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan. Tingkat kesukaran butir soal atau bisa disebut juga tingkat kemudahan butir soal pada penelitian ditentukan dengan rumus Arikunto, 2008: 208 berikut : B P JS = Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4 Arikunto, 2008: 210. Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria 0,00 - 0,30 Sukar 0,30 - 0,70 Sedang 3.3 34 0,70 - 1,00 Mudah d. Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah kemampuan kemampuan butir soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok tinggi upper group dengan siswa yang termasuk kelompok rendah lower group Syambasri Munaf, 2001 : 63. Besarnya indeks daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus Arikunto, 2008: 213 berikut: A B A B A B B B DP P P J J = − = − Keterangan : DP = Daya pembeda butir soal A J = Banyaknya peserta kelompok atas B J = Banyaknya peserta kelompok bawah A B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar A P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar B P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 3.4 35 Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 Arikunto: 2008: 218. Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai Daya Pembeda Kriteria Negatif Soal Dibuang 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

2. Pengolahan Data Penguasaan Konsep

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan penguasaan konsep reaksi reduksi-oksidasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe stad: student teams achievement division

1 17 82

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA.

0 0 6