BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Jepang merupakan Negara maju. Banyak hal menarik yang kita temui dalam mempelajari budaya jepang. Salah satunya adalah dunia fantasi yang ditampilkan
manga, anime, dan sebagainya. Akhir-akhir ini banyakremaja maupun orang dewasa menyukai cosplay atau tokoh-tokoh anime di Jepang. Di hotel maupun
tempat perbelanjaan juga sering mengadakan acara seperti cosplay, harajuku, maupun yang lainnya. Acara yang berkaitan dengan budaya jepang ini, pasti
dikunjungi oleh beribu-ribu orang yang menikmati eforianya dengan berpakaian ala Tokyo street style Harajuku. Jepang merupakansatu kiblat fashion dunia
khususnya kota Tokyo. Osaka juga terkenal akan street fashionnya yang begitu popular. Bahkan kepopulerannya yang fenomenal ini membuat banyak orang
langsung terhubung dengan kata Harajuku atau Harajuku style, begitu membahasatau mendengar tentang fashion Jepang. Sebenarnya Harajuku Style
bukanlah satu- satunya street fashionatau street style yang tumbuh dan berkembang di kawasan urban Jepang khususnya di kota Tokyo, masih ada
Shibuya Style dan Akiba Style. Ketertarikan penulisakan street fashionini, karena kaum muda Jepang sangat kreatif dan memiliki ide-idemenarik dalam
mengembangkan dunia mode busana mereka. Hal inilah yang membuat penulis tertarik dan ingin membahas mengenai mode-mode busana kaum muda di Tokyo.
Dengan melihat perkembangan mode busana di berbagai Negara di luarJepang, juga menunjukkan bahwa fashion street Jepang pun semakin merambah
keberbagai Negara dan menjadi trendsetter hingga saat ini. Fashion street memberikan pengaruh yang signifikan bagi setiap Negara yang ikut menganut
budaya tersebut. Untuk itu penulis mencoba untuk membahas tentang street fashion yang ada di Jepangkhususnya di Tokyo dan juga ingin mengetahui lebih
dalam tentang street fashion tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah: 1.Untuk lebih mengetahui tentang seluk-beluk budaya Jepang.
2.Untuk menambah wawasan tentang street fashion yang ada di Tokyo. 3.Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga pembaca.
1.3 Batasan Masalah
Dalam Kertas Karya ini penulis membahas mengenai gambaran umum tentang street fashion, kebudayaan dalam berpakaian, sejarah, dan jenis-jenis
street fashion yang ada di Tokyo.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam kertas karya ini adalah metode kepustakaan, yaitu metode mengumpulkan data atau informasi denagn membaca
buku, serta menjelajahi internet. Selanjutnya data dibahas dan dirangkum untuk kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM STREET FASHION DI TOKYO
2.1 Kebudayaan Dalam Berpakaian
Maraknya pop culture dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang sangat erat kaitannya dengan masuknya budaya Barat dan modernisasi di
kalanganmasyarakat, khususnya masyarakat kota di Tokyo. Salah satu jenis subkultur di antara banyaknya pop culture di Jepang adalah populernya gaya
berbusana anak-anak muda Jepang yang lebih dikenal dengan sebutan street fashion. Para penggunanya sebagian besar adalah remaja baik putra maupun putri
yangusianya berkisarantara16-2Oan tahun. Kegiatan mereka pada saat ber- Harajuku di sekitar kawasan Harajuku yang ditutup pada hari minggu adalah
mempertunjukkan pakaian, tariantarian, dan berlagak seperti tokoh-tokoh anime, manga, video game sungguhan ketika mereka sedang memakai kostum. Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya, gaya-gaya berpakaian tersebut merupakan hasil percampuran antara budaya lokal dan luar Negeri. Namun selaindikarenakan
masuknya budaya luar street fashion ini muncul juga dikarenakan perubahan- perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Jepang khususnya pada kaum
muda Jepang. Hal ini berkaitan dengan jenuhnya para kaum muda Jepang dengan segala peraturan yang terlalu mengikat baik di dalam rumah, sekolah, maupun
pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hisao Naka yang diterjemahkan oleh Emy Kuntjoro Jakti dalam buku yang berjudul Kaum MudaJepang Dalam Masa
Perubahan. Ia mengatakan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukannya,aspek- aspek kehidupan seperti rumah tangga, sekolah, tempat kerja, persahabatan dan
hubunganmasyarakat, pemuda Jepang mendapat angka yang sangat rendah dalam hal kepuasan jikadibandingkan dengan lain. Salah satu contoh
ketidakpuasan pemuda-pemuda tersebut dapat digambarkan melalui kehidupan mereka disekolah, dimana sikap para guru yangotomatis memberi keterangan, dan
berdasarkan keputusannya mengenai kemampuan setiap siswa hanya pada hasil- hasil ujian, dengan terlalu banyak menekankan hafalan. Kemudian, dalam bidang
pekerjaan, ketidakpuasan disebabkan oleh upah yang rendah, sikap perusahaan yang hanya mementingkan diri sendiri, berkurangnya masa libur, dan pekerjaan
yang sangat rutin. Dari penelitian yang dilakukannya, Ia menyimpulkan bahwa ciri yang menyolok dari pemuda Jepang adalah meskipun ketidakpuasan yang
ekstrem terasa, hampir semua segi kehidupan sosial dan nasional, dari ketidakpuasan ini bersifat abstrak. Dari pernyataan-pernyataan tersebutlah dapat
diketahui bahwa keabstrakan dari penolakanpara kaum muda Jepang terhadap ketidakpuasan dalam kehidupan mereka disalurkan. Salah satunya melalui cara
berpakaianmereka di Harajuku. Namun, dengan menjamurnya budaya-budaya asing di dalam kehidupan remaja Jepang, tidak menghilangkan identitas asli
mereka sebagai bangsa Jepang.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengertian street fashion