118
Aceng Kurniawan, 2014 Faktor D iterminan Mutu Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu 1 mendefinisi operasional variabel penelitian, 2 menyusun indikator penelitian,
3 menyusun kisi-kisi instrumen; 4 melakukan uji coba instrumen dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri S. 2003 : 46-47 memberikan pengertian tentang definisi
operasional adalah, “unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam
petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel.” 1.
Kinerja Kepala Madrasah X
1
Kinerja pimpinan adalah kinerja yang dimiliki oleh pimpinan madrasah aliyah kepala madrasah, wakil kepala, dan kepala tata usaha yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan madrasah aliyah Mulyono, 2010 : 146
. Kinerja tersebut meliputi:
a. integritas kepribadian,
b. peranserta,
c. kemampuan mengarahkan sumber daya, dan
d. kemampuan menjalankan fungsi manajemen.
Integritas kepribdian
seorang pemimpin madrasah aliyah meliputi memberi kepercayaan terhadap bawahan yang diberi wewenang dan tugas,
begitu pula ada respek yang tinggi dari bawahan, merespon setiap permasalahan yang timbul, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
119
Aceng Kurniawan, 2014 Faktor D iterminan Mutu Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
terhadap berbagai hal yang menyangkut kepada wewenang dan tugas yang diembannya.
Selain memiliki integritas kepribadian juga harus memiliki sikap proaktif. Sikap ini ditandai dengan adanya perlakuan memberi inspirasi kepada
bawahan, melakukan inovasi, menumbuhkan motivasi bawahan dalam bekerja, serta menumbuhkan kreativitas bawahan.
Kinerja lain yang diharapkan dari pimpinan adalah seorang pemimpin harus dapat mengerahkan sumber daya yang ada. Hal ini ditandai dengan
adanya kunjungan internal dan eksternal ke madrasah, dapat menggerakan siswa, dapat memaksimalkan kinerja bawahan, aktif sebagai narasumber dalam
berbagai kegiatan kesiswaan dan umum, memiliki jati diri, serta berani mengambil keputusan.
Kinerja pimpinan yang tidak kalah penting dalam mengelola madrasah aliyah adalah mampu dalam pengelolaan strategis yaitu selalu berpikir
strategis, strategi bekerja sama, dan mampu menyusun strategi dalam setiap pekerjaan di madrasah.
2. Kinerja Komite Madrasah X
2
Pengukuran kinerja komite madrasah didasarkan kepada kerjasama dengan orang tua murid umumnya. Didefinisikan sebagai usaha para orang tua
murid untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar di madrasah mencakup dimensi pemberi pertimbangan advisory agency, pendukung madrasah
supporting agency, pengontrol controling agency, dan sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat. Adapun indikator pengukuran keempat
120
Aceng Kurniawan, 2014 Faktor D iterminan Mutu Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dimensi tersebut adalah : a.
membantu memeriksa pekerjaan rumah, b.
mengajarkan beberapa hal yang belum dimengerti oleh anak-anak; c.
mengawasi anak-anak saat di luar sekolah bagaimana anak-anak menghabiskan waktunya di luar sekolah;
d. berkomunikasi mengenai kegiatan anak-anak saat di sekolah
e. menunjukkan perhatian tentang segala hal yang mereka pelajari di sekolah;
f. menghadiri kegiatan-kegiatan madrasah,
g. pertemuan orangtua dan guru,
h. menawarkan diri untuk terlibat dalam acara-acara di sekolah; serta
i. mengadakan kontak dengan stafguru-guru di sekolah.
3. Budaya Mutu X
3
Budaya mutu adalah sebuah sistem keyakinan kolektif yang dimiliki orang dalam organisasi tentang kemampuan mereka bersaing di pasar, dan
bagaimana mereka
bertindak dalam sistem keyakinan tersebut untuk
memberikan nilai tambah produk dan jasa di pasar sebagai imbalan atas penghargaan finansial. Sebagaimana Baron 2003:518; budaya yang
mempunyai nilai-nilai primer: a.
tujuan organisasi sekolahMA; b.
konsensus dan komitmen terhadap tugas; c.
keunggulan; d.
kesatuan kepentingan; e.
imbalan berdasarkan prestasi;
121
Aceng Kurniawan, 2014 Faktor D iterminan Mutu Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
f. empiris;
g. keakraban dan integritas.
Sedangkan budaya yang bernilai sekunder meliputi: a.
penerima layanan; b.
pengendalian yang disiplin; c.
kemandirian; d.
pengambilan keputusan yang cepat; e.
visioner; dan f.
Pengembangan. 4.
Kinerja Mengajar Guru X
4
Meskipun dimensi kinerja dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain bisa
berbeda-beda, dan tergantung dari uraian pekerjaannya job description masing-
masing akan tetapi masih dapat ditentukan dimensi-dimensi umumnya. Maka kinerja guru dapat dikembangkan menjadi 11 sebelas dimensi kinerja yang
biasa dinilai, yaitu : Kesetiaan, Prestasi kerja, Kejujuran, Kedisiplinan, Kreatifitas, Kerja sama, Kepemimpinan, Kepribadian, Prakarsa, Kecakapan, dan Tanggung
jawab. Dalam penelitian ini, kinerja guru diarahkan pada kinerja mengajarnya
sehingga ke sebelas dimensi kinerja tersebut diarahkan pada kegiatan mengajar saja. Sebagaimana Davis, K.Ivor, 2007:233, Sulistiyorini, 2001:231, dan
Danim 2006:43 dimensi mengajar bagi guru terdiri dari : a.
Membuat perencanaan; b.
Penguasaan materi ajar;
122
Aceng Kurniawan, 2014 Faktor D iterminan Mutu Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Penguasaan metode;
d. Penguasaan strategi pembelajaran;
e. Kemampuan memberikan tugas-tugas;
f. Kemampuan mengelola kelas;
g. Melakukan penilaian;
h. Melaksanakan remidial;
i. Melakukan pengayaan;
j. Mengembangkan potensi anak;
k. Bertindak adil kepada siswa.
5. Mutu Madrasah Y
Mutu madrasah aliyah harus memperhatikan tiga fungsi, yaitu fungsi MA administrasi; fungsi behavioral psikologis; dan fungsi ekonomi ekonomis
Thomas, J.A, 2010:12-23. MA yang produktif dan efektif mempunyai beberapa dimensi, yaitu: 1 kinerja kepala MA yang kuat; 2 manajemen MA
pengelolaan MA; 3 keefektifan budaya MA iklim MA yang kondusif; 4 kebermaknaan PBM; serta 5 ketersediaan sarana dan prasarana; 6 Kinerja
Komite Madrasah; 7 kompensasi. Sedangkan menurut Wayne K. Hoy 2008:130 mengatakan bahwa
dimensi sekolah dalam hal ini madrasah bermutu itu terdiri dari : a.
Fokus kepada pelanggan client focus; b.
Perbaikan yang berkesinambungan continous improvment; c.
Kerja sama team work.
123
Aceng Kurniawan, 2014 Faktor D iterminan Mutu Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian